Aku tak mudah mencintai
Tak mudah bilang cinta
Tapi mengapa kini denganmu
Aku jatuh cinta
Tuhan tolong dengarkanku
Beri aku dia
Tapi jika belum jodoh
Aku bisa apa?
...----------------...
"Suf. Lo baik-baik aja kan?" kata Faisal hati-hati.
"Hem." Yusuf pun hanya berdekhem saja. Ia malas menanggapi Faisal yang seperti basa-basi padanya. Saat ini mereka berada di taman, sedangkan Tiara izin pulang dulu ke penginapannya. Ia berencana akan menjaga Yusuf sampai pulih. Hal itu menjadi kesempatan bagi Yusuf untuk memanfaatkan Tiara.
"Kayaknya, si Tiara udah lama deh suka sama cowok itu." tebak Faisal ngasal.
"Tau dari mana lo?" kini Yusuf melemparkan tatapan tak suka pada Faisal.
"Haha, nebak doang." ucap Faisal datar, seketika Yusuf menggertak dan menoyor kepala Faisal.
"Calm, Bro!" cegah Faisal menjauhi Yusuf yang sepertinya sudah terlanjur marah padanya.
"Cara naklukin cewe, gimana si?" kata Yusuf tiba-tiba. Hal itu sontak membuat Faisal tertawa terbahak-bahak.
"Lo yang bener? Cemburu buta nih ceritanya?" ledek Faisal yang kala itu tak berhenti tertawa.
"Damn!" umpat Yusuf kesal.
"Sorry!" kini Faisal pun menjawab pertanyaan Yusuf dengan serius.
"Pertama, lu kayak gak pernah jatuh cinta aja. Ya pasti, cewek itu harus baper dulu sama lo, baru bisa naklukin hatinya. Kedua, cari tau tentang cewek itu. Bebas, mau itu hobbynya, makanan favoritnya, atau apapun yang disukai cewek yang lo taksir itu. Ketiga, cowok sejati itu pasti minta restu langsung ke orangtua ceweknya. Nah, pasti si cewek pun mau gak mau bakalan nurutin apa kata orangtuanya." jelas Faisal panjang lebar.
"Hem, bener juga lo. Yang pasti, point ketiga udah aku dapetin nih. Tinggal point pertama sama kedua aja yang harus aku perjuangin." gumam Yusuf pelan.
"Nah itu, lo harus semangat! Kalau lo beneran suka sama cewek itu, jangan mau kalah begitu saja. Buktikan, lo adalah cowok yang pantas bersanding sama dia. Btw, lo mending beresin dulu skripsi, baru lo fokus ke masalah percintaan lo." nasihat Faisal.
"Haha bener. Skripsi gua bener-bener terbengkalai. Belum karena bulak-balik Garut-Jakarta. Data skripsinya aja masih bingung, mana gak di acc mulu, kacau nih hidup." keluh Yusuf sambil tertawa, lebih tepatnya menertawakan dirinya.
"Gak enak tuh skripsi kalau gak diseriusin. Coba lu fokusin dulu aja ke sana. Mana cewek itu katanya baru masuk kan ke pesantren? Sekolah SMA ya? Wah, kalau mau nikah pun harus nunggu tiga taun lagi tuh,"
"Yups, benar. Apa memang guenya yang terlalu ngebet ya? Masa iya gue pengen cepet-cepet nikah?"
"Idih, ngeri-ngeri. Sejak kapan nafsu lo membeludak gini? Hati-hati, Suf. Ini adalah ujian. Nafsumu adalah godaan terbesarmu saat ini."
"Bisa aja lo. Enggak-lah. Gue bisa nahan kok. Lo pikir gue budak nafsu apa? Hih."
"Jangan gitu. Nanti ketulah baru nyaho!"
"Sialan!"
Mereka pun akhirnya memutuskan untuk kembali ke ruangan Yusuf. Berhubung Yusuf masih dalam proses pemulihan, maka ia harus benar-benar menjaga kondisi tubuhnya, karena sesekali ia ngedrop bukan karena lukanya terinfeksi. Melainkan pemikirannya-lah yang sesekali membuatnya drop, hingga akhirnya kondisinya pun memburuk kembali.
...----------------...
"Sayang. Kamu mau ke rumah sakit kapan?" tanya Sandra pada anak gadisnya itu.
"Gak tau, Ma. Males banget. Bisa gak sih Tiara gak ke sana lagi?" keluh Tiara sambil manyun.
"Lah, Yusuf begitu karena kamu. Kamu harus tanggung jawab-lah, Sayang. Nih, Mama udah siapin bekel buat Yusuf. Kamu kasih sana. Jangan sampai Yusuf kecewa sama kamu, karena kamu gak bisa membalas budi yang baik ke dia. Inget, nyawa Yusuf hampir melayang gara-gara kamu." ingati Sandra pada anaknya itu.
"Huh! Iya deh, Ma." Tiara pun akhirnya memaksakan diri untuk pergi ke rumah sakit. Walau hatinya menggerutu, tapi kali ini dia tidak bisa menolaknya, karena bagaimanapun ada nyawa seseorang yang rela hilang demi menyelamatkan dirinya.
"Kenapa si, Yusuf itu harus nolongin gue? Kan ribet jadinya gini." omel Tiara dalam hatinya.
"Inget, Ti. Kalau bukan karena Yusuf, kamu saat ini sudah ada di posisinya. Berbaiklah padanya, karena pahala kebaikan itu, gak ada yang sia-sia." nasihat malaikat baik dalam dirinya.
"Ngapain kamu berbuat baik, toh dia pun cuma sekali kan nolongin elu. Gimana kalau ke depannya, lo cuma dimanfaatin doang. Elu mau, Tiara?" gumam malaikat jahat dalam dirinya.
"Iya juga ya? Terus gue harus gimana?" gumam Tiara bingung.
"Berbuat baiklah, niscaya.."
"Jangan peduli, atau kamu.."
"Cukup!!! Stop!!!" teriak Tiara keras. Hal itu membuat pak sopir yang sedang mengendarai taksinya, tiba-tiba berhenti.
"Apa sudah sampai, Non?" tanya pak supir di balik kemudinya.
"Eh, pak. Maaf... tadi saya ngelamun. Kita sesuai alamat tujuan ya Pak. Ke rumah sakit X." kata Tiara kikuk. Saat ini dia sedang malu, karena tiba-tiba saja berteriak tak ada sebab.
"Baik, Non." Pak supir pun melajukan lagi kendaraanya.
Sementara saat ini, Tiara memejamkan matanya. Ia menetralisir keadaan hatinya yang terlihat gundah. Entah syetan apa yang merasukinya, intinya, hidupnya kini benar-benar tak sesuai ekspetasi. Ia lelah, ia juga ingin menyerah, namun keadaan memaksanya untuk tetap bertahan.
"Argh! Tuhan.. Apakah benar, engkau sedang tidak menyiksaku? Mengapa Engkau benar-benar tega padaku?" lirih Tiara dalam hatinya.
"Kau kurang bersyukur. Hatimu kurang luas menerima takdir. Harusnya, kau ikhlas dan menerimanya dengan lapang dada. Bagaimanapun, kejadian baik dan buruk yang menghampirimu, tidak lain adalah upayaku, agar kau semakin mengenalKu, agar kau semakin mencintaiKu. Bukannya malah menjauh dariKu."
Lagi-lagi Tiara mendengar kata-kata hati seperti itu dalam benaknya yang terdalam. Ia jengah, ia pun tak peduli. Entah itu benar bisikan syetan ataupun malaikat, saat ini Tiara diambang kegelisahan. Ia begitu sakit dengan takdir yang tengah ia hadapi, namun ia juga harus kuat, karena bagaimanapun, hidup ini harus berlanjut.
Mungkin benar, ia belum mengenal Tuhan-Nya. Sehingga saat ini, dirinya benar-benar diambang kehancuran. Tak ada pelita maupun cahaya yang mampu menenangkannya. Hanya rasak sesak dan gundah yang meliputi hatinya. Kini ia benar-benar membulatkan tekad untuk masuk ke pesantren. Ia pikir, ini adalah kesempatan baginya untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Ia ingin hatinya bisa lebih lapang dan tenang dalam menerima setiap takdir yang hinggap dan datang menghampirinya.
...----------------...
"Eh, Tiara. Makasih loh makanannya." Ungkap Yusuf hangat.
"Ya, sama-sama." Jawab Tiara datar.
"Kamu ke sini sama siapa?" kata Yusuf lagi berbasa-basi.
"Sendiri."
Suasana pun hening, seketika keadaan pun berubah menjadi canggung. Yusuf bingung ingin berbincang apa. Faisal pulang dulu ke rumahnya yang di Bogor. Ummi dan Aby-nya pulang ke Pesantren lagi setelah kemarin menginap sehari di rumah sakit.
"Suf." kata Tiara tiba-tiba.
"Iya?" ada rasa berbinar dalam wajahnya, tatkala wanita itu mengawali perbincangan semu ini.
"Gue gak mau dijodohin sama elu. Gue tau, lu udah ngobrol banyak kan sama nyokap gue?" skak Tiara. Wajah Yusuf pun, yang tadinya sumringah berubah menjadi muram.
"Kamu tau dari mana, Ti?" tanya Yusuf berusaha tenang.
"Gue gak sengaja denger nyokap tadi pagi ngobrol di taman. Gue kecewa, kenapa lo mau dijodohin sama berandalan kayak gue? Harusnya lo nyari cewek muslimah, yang anggun dan sholehah di luar sana. Banyak ko, kenapa lo mau ama gue?" ketus Tiara.
"Aku gak berharap banyak, Tiara. Kalau kamu mau, ya syukur alhamdulillah. Kalau enggak, ya itu terserah kamu juga. Aku gak maksa, cuma itu amanah dari nyokap kamu aja. Kalau kamu gak mau, coba bujuk orangtua kamu. Jangan ke aku." Jawab Yusuf di luar dugaan.
Seketika wajah Tiara pun pucat, "Ini cowok maunya apa si? Gue kan gak punya kelebihan apapun, kok ini cowok pasrah aja mau sama gue yang kayak gini? Udah sinting kali ya?!" umpat Tiara dalam hatinya.
Suasana pun berubah hening kembali. Kali ini, Yusuf yang berpikir keras. Ia harus mengawali obrolan apa? Setelah penolakan keduanya yang ditolak mentah-mentah oleh Tiara. Yusuf seketika down dan merasa dirinya tak pantas oleh cewek mana pun.
"Lo ganteng, baik, sholeh. Coba cari saja cewek yang bertipe kayak lo juga. Jangan mau ke cewek pemberontak kayak gue. Gak pantes! Nanti gue bantu deh, nyari cewek buat lo." ungkap Tiara di luar dugaan.
"Gak usah, Tiara. Gak usah nyari yang lain. Aku gak mau cewek mana pun. Aku cuma mau kamu!"
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments