Chapter 2

"Gais, ada kabar buruk dari aku untuk kalian. Maafin gue ya gais! Kalau selama ini, gue banyak salah ke kalian semua!" ucap Tiara dalam grup whats Apps-nya dengan para bestienya. Grup itu bernama "Anak Hedon".

"Apaan, lu ngomong apa sih ti?" ucap Rayn sedetik kemudian.

"Iya, kabar buruk apa? Jangan bikin kita syok!" Mega pun menyusul membalas pengumuman Tiara.

"Lu mau pindah ke luar negeri?" tanya Rere si bestie paling moody-an.

"Jangan-jangan, lu mau dinikahin?" tebak Rayn ngasal.

"Hah, beneran Ti? Yaampun, belum aja SMA ortu lu jadul banget sih, Ti!" umpat Mega kemudian.

"Hei kalian.... Gue belum beres ngomongnya tauuu," Tiara pun mulai meluruskan perbincangannya di grup anak hedon.

"Terus ada apa?? Ngomong yang jelas ah, Ti!" kata Rere tak sabaran.

"Gue mau dimasukin ke pesantren sama nyokap. Gak ada angin, gak ada hujan. Tiba-tiba gue mau dimasukin aja ke penjara bernama pesantren itu.." kata Tiara sambil mengirimkan emoticon menangis yang begitu banyak.

"Hah? Serius lo??" tanya Rayn cepat.

"Wah, auto jadi bu ustadzah nih, bestie kita!" goda Rere ngasal.

"Asikkk, punya bestie santri nih, gais! Nanti kabarin kalau banyak yang gantengg, yaa!! Gue pengen dong, santri lakik yang sholeh, satuu aja!" pinta Mega sambil menyelipkan emoticon sendu.

"Heh lu semua, bukannya bantu gue buat ngomong sama nyokap. Kok lu semua ngedukung sihh?!" ungkap Tiara dengan emoticon sebal dan marah.

"Tiaraku sayang.. Masuk ke pondok pesantren itu gak ada salahnya. Justru lu makin terjaga di sana. Kami hanya bisa mendukung keputusan nyokap lu, karena gak salah-salah amat kok, masukin lu ke pesantren. Btw, adik laki gue aja yang sekarang mau masuk SMP, bilangnya dia pengen masuk tuh ke pesantren. Lah gua kakaknya, ogah!!" kata Mega dengan menyisipkan emoticon ngakak di akhir kalimatnya.

"Kenapa lu gak mesantren juga, mega? Temenin tuh si Tiara. Siapa tau jodoh lu para akang-akang santri kalau di sunda, kalau di jawa, bisa tuh dapat gus-gus," goda Rayn.

"Iyah tuh, apa kita bareng-bareng aja mesantren sama Tiara?" usul Rere yang sedikit tertarik dengan kata pesantren.

"Nah, karena kalian bestie gue. Gimana kalau kita sepakat masuk pesantren? Ini masih waktunya liburan kok. Yuk kita refreshing dulu sebelum ke sana." Tiara pun menyetujui usulan Rere.

"Duh, gimana ya?! Gue gak yakin, bisa betah dan kuat di sana." keluh Mega.

"Lu gimana rayn? Mau kan?" tanya Tiara antusias.

"Hem, selama ini gue jarang ngurusin perkara akhirat sih. Kalau gue pribadi, siap-siap aja. Ntar deh, gue pikirin dulu!" kata Rayn meragu.

"Oke gais. Semoga kita bisa mesantren bareng, yah! Gue tunggu kabar baiknya.. Unch, sayang kalian," ungkap Tiara dengan emoticon love berwarna merah yang sangat banyak.

"Jangan dulu seneng Ti. Gue belum tentu diizinin nyokap, secara nyokap gue kan orang pemerintahan." curhat Rere serius.

"Iya, Ti! Gue juga ragu. Adik gue mau dimasukin pesantren. Masa gue juga? Nyokap gue bisa-bisa kesepian. Ntar deh, gue juga ngomong dulu" timpal Mega.

"Yaudah deh. Besok kita bisa ketemuan kan gais? Aku mau happy-happy an sama kalian. Kangenn!!" ungkap Tiara dengan emoticon sedih yang begitu banyak.

"Iya lah, gue juga kangen! Yaudah, besok kita liburan di Ancol, gimana? Sambil maen ke dupan" ajak Rere antusias.

"Wah, boleh tuh? Besok gue bawa mobil" usul rayn.

"Boleh, jadi besok kita ketemuan di mana?" tanya Tiara.

"Besok ketemuan di Bundaran HI. Gimana? Gak deket juga jauh dari rumah kita kan?" kata Rayn.

"Oke, boleh tuh. Selamat istirahat bestie, semoga mimpi Indah" kata Mega dengan emoticon tidur.

"Good night" percakapan grup pun berakhir.

...----------------...

Keesokan harinya...

"Ma.. Tiara pergi dulu ya! Mau main ama temen-temen ke Dufan." izin Tiara pada mamanya Sandra.

"Main ke mana, sayang? Nginep gak?" tanya Sandra yang memperhatikan style anaknya.

"Mau ke Dufan, udah gitu ke Ancol. Boleh ya?" tawar Tiara sambil tersenyum manis.

"Iya sayang, boleh. Tapi kalau mau nginep atau apapun itu, chat Mama atau Papa ya! Bekal kamu masih ada?"

"Ada kok, mah! Yaudah, tiara berangkat dulu yaaa!"

"Assalamualaikum kek," sindir Sandra yang nampak geleng-geleng kepala dengan tingkah anak muda saat ini.

"Eh, iya. Assalamualaikum Mama..." ungkap Tiara cengengesan.

"Iya, waalaikumussalam. Gitu dong. Itu baru calon santri yang baik namanya." puji Sandra pada anaknya.

"Ih mamah, itu mulu yang dibahas. Udah ah, bye!" ucap Tiara sebal sambil menutup pintu.

"Haduh, semoga engkau lunakkan hati anakku, Rabb..." harap Sandra sambil tersenyum memandang anaknya yang sudah masuk taxi dari kaca rumah megahnya.

- Di bundaran HI -

"Rayn, lu masih di mana? Gue udah stand by nih dari tadi di sini," gerutu Rere yang sedari tadi menunggu para bestienya.

"Emangnya di sana belum ada siapa-siapa?" tanya Rayn yang nampak masih di rumahnya.

"Astaga, kamu lagi apa Rayn?" tanya Rere kesal. Ia sudah bisa menebak, pasti kawan-kawannya itu bakal ngaret lagi kayak biasanya.

"Masih make-up, hehe. Wait, gue sekarang otw!" ungkap Rayn sambil memutuskan panggilan teleponnya.

"Huh, dasar ngarettt!" umpat Rere sambil terduduk di kursi yang ada di sekitaran bundaran HI.

"Hei, Rere!" sapa Tiara dari kejauhan.

"Hih, kalian lama bangett sih. Dasar tukang ngaret!" keluh Rere sambil mencebik.

"Ya maaf, habisnya macet. Lo tau sendiri kan? Jakarta kayak gimana," ungkap Tiara tanpa merasa bersalah.

"Liat jam gak lu? Kalian ngaret udah hampir satu jam. Gue kesel nunggu di sini, kampret!" ucap Rere saking kesalnya.

"Telepon tuh si Mega, biasanya dia ratu ngaret dari kita berempat. Lagi ngapain dia sekarang?" perintah Tiara sambil ikut duduk di samping Rere.

"Males gue, coba nih sama lu aja!" suruh Rere balik sambil memberikan handphonenya pada Tiara.

Telepon tersambung, "Halo Ga, lu lagi ngapain sekarang? Udah siap kan?" tanya Tiara disebrang telepon.

"Bentar, Ti. Gue masih makan, kesiangan nih bangunnya," kata mega santai, sedangkan Rere yang mendengar di samping Tiara nampak semakin emosional.

"Lu gimana sih, Ga? Dari tadi gue nunggu kalian, kalian nyantai gini! Ah, nyesel deh gue berangkat sesuai waktu yang telah disepakati. Lain kali, nanti gue yang bakal telat!" amuk Rere pada Mega, sedangkan Mega yang mendengarnya hanya bisa cekikikan saja.

"Yaampun, Nyonya. Maafin abdimu ini. Bentar lagi beres kok! Yaudah nih, gue udah beres tinggal berangkat. Daahhh, sampai ketemu disana bestiekuh." kata Mega yang langsung memutuskan panggilan teleponnya.

"Sabar, Rereku! Mending kita baca novel online dulu yuk! Itung-itung sambil nunggu Rayn dan Mega datang." ajak Tiiara yang berusaha menenangkan bestie nya itu.

"Gak mood! Gue kesel!" ketus Rere.

"Eh, itu kok kayak artis ya? Siapa gituh," gumam Tiara sambil menunjuk ke arah depan di sebrang jalan.

"Mana?" Rere pun menanggapinya karena penasaran.

"Hish, tadi kek penyanyi Ziva. Tau kan? Penyanyi yang lagi hitz ituuh." kata Tiara yang berusaha mengalihkan mood-nya Rere.

"Lu boong kan, Ti?" selidik Rere dengan tatapan tajamnya.

"Beneran! Sueerr. Lu suka kan sama Ziva itu? Ah, keknya langsung masuk mobil deh tadi. Padahal jelas-jelas baru keluar dari hotel, ditemani para bodyguardnya," ucap Tiara meyakinkan.

"Masa?" Rere masih tidak percaya pada ucapan Tiara.

"Eh, itu si Rayn. Akhirnya anak itu datang juga.." Tiara merasa beruntung, karena Rayn saat ini menghampiri ke arahnya.

"Hei, Re. Ti. Ehh, kok kamu cemberut sih, Re?" tanya Rayn yang sudah duduk dipinggir Rere.

"Kalau gak jadi, bilang! Gue kesel. Kenapa sih kalian seneng banget, N-G-A-R-E-T !!" ungkap Rere yang mengeja kata ngaret saking kesalnya.

"Yaelah, keknya dia harus kita traktir es-krim. Yaudah yukkk.. kita masuk mobil. Si Mega katanya udah nunggu kita di depan." ajak Rayn. Tiara pun menggandeng tangan Rere yang terus saja menolak tangannya untuk digandeng.

"Re, nanti gue traktir bakso kesukaan lu yang di pinggir pantai. Udah, jangan cemberut lagi. Nanti cantiknya ilang," goda Rayn sambil menyetir.

"Awas kalian, kalau boong!" ancam Rere tanpa melirik ke arah Rayn di sampingnya.

"Iya. Nanti gue juga traktir lu seafood deh." tawar Tiara juga.

"Hem," jawab Rere meng-iyakan, padahal ia senang karena kawannya sudah mau membujuknya.

"Hadeuh, si Mega lagi ngapain ngobrol ama cowok berpeci segala sih." gumam Rayn yang tampak menunggu Mega tengah berbincang dengan seorang pria di depan sebuah hotel.

"Biasa. Pasti lagi nyari mangsa tu anak," celetuk Rere sekenanya.

"Tapi kok sama cowoknya berpeci ya?" tanya Rayn heran, sementara Tiara yang duduk di belakangnya tak terlalu memperhatikan perbincangan kedua sobatnya.

"Huh, lu ngomong sama siapa sih, Ga? Mana pake peci segala tuh cowoknya, emangnya kamu gak malu ngobrol dengan pakaian seksi begini?" omel Rere kesal. Akhirnya Mega pun bergabung bersama mereka dan masuk ke mobil Rayn.

"Dompet gue tadi ngilang. Eh, ditemuin sama tu cowok. Baik banget kan?" puji Mega sambil tersenyum.

"Baik sih. Tapi lu jangan kegeeran, akhi-akhi kek dia mana mau sama modelan kayak lu." sindir Rere yang tampak menyadarkan Mega karena mulai menghalu.

"Mulut lu pedes banget sih, kayak merecon. Maaf, gue telat. Kayaknya gue harus neraktir lo, deh," kata Mega yang sudah tahu kelemahan Rere, namun Mega terus saja mengalihkan pandangannya ke arah cowok yang tadi menolongnya.

"Udah, jangan diliatin mulu. Stop menghalu, liatlah yang real life aja." tukas Rayn. Ia pun kemudian melajukan mobilnya dengan cepat menuju ke arah Ancol.

***

Kini keempat sekawan itu telah tiba di Dufan (Dunia Fantasi) yang sangat ramai dan banyak didatangi oleh kalangan anak muda dari penjuru kota, bahkan banyak juga turis asing yang berkunjung ke sana. Apalagi dufan sangat dekat dengan pantai ancol, siapapun pasti akan makin betah aja kalau udah main ke sana.

Mereka sepakat, akan ditraktir tiket masuknya oleh Mega, karena ia adalah orang yang paling telat datang. Mega pun menyanggupinya, karena ia sendiri adalah orang yang paling kaya di antara mereka. Maka ia pun tak keberatan. Maklum, mereka berasal dari kalangan atas. Menurut mereka, uang bukanlah perkara yang sulit, karena mereka sadar apapun bisa dibeli asalkan punya uang.

"Eh, kamu?" sapa Mega kembali pada sosok laki-laki berpeci di hadapannya. Pria itu yang sempat berbincangnya tadi di depan hotel.

"Iya, mbak," jawab lelaki itu yang nampak menunduk dan seketika tatapannya beralih pada Tiara yang pakaiannya nampak paling tertutup di antara mereka, walau iapun tidak memakai jilbab.

"Lagi main juga toh di sini, Mas?" tanya Mega basa-basi.

"Iya, kebetulan pondok pesantren kami sedang melakukan liburan ke sini." jawab lelaki itu apa adanya.

"Yaudah, saya permisi dulu ya, mbak" lelaki itupun berpamitan pada mereka berempat. Sementara Tiara tak menyadari, bahwa dia di lirik sebegitu dalamnya oleh lelaki itu.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Coretan Penaku

Coretan Penaku

jangan lupa mampir di karyaku juga ya, dan beri dukungan. sekalian boleh minta folback nya agar bisa berteman/Smile//Heart/

2023-10-10

1

ayu nuraini maulina

ayu nuraini maulina

br ini mgl Tiara dg ti biasa nya Ra/ ara

2023-09-08

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!