Holocaust Hunter
“Ah, para Hunter itu membuatku begitu muak. Siapa yang mau menawarkan nyawa mereka demi beberapa lembar uang? Sungguh bodoh” sambil mengikat tali sepatunya, Seoha melihat beberapa Hunter yang dengan semangat pergi menuju dungeon, rumah para monster yang ada dibalik portal atau Gate.
“Tapi, aku juga bodoh sama seperti mereka. Menyerahkan hidup dan nyawaku begitu saja pada dungeon.”
Berkat Rank-F yang didapatkannya, hidup Seoha hancur dan jatuh dari titik terbaiknya. Berada dalam rank yang memiliki peringkat dan kekuatan yang terendah benar-benar tidak menguntungkannya. Dikeluarkan dari universitas impiannya, dibuang keluarganya dan tidak dapat bekerja dengan layak. Karena itulah Seoha menyerahkan hidupnya pada Dungeon.
...###...
Di depan Gate Dungeon, sekelompok orang menatap Seoha dengan arogan. Melipat tangannya di depan dada dan menaikkan dagunya.
“Astaga, bukankah itu memalukan? Astaga, mereka sungguh kekanak-kanakan” Seoha berseru ringan.
PLAAAKK
"Kamu hanyalah Rank-F sialan, beraninya kamu terlambat dan mengganggu misi kami." Seorang pria berbadan kekar memukul Seoha tepat di wajahnya.
“Ah, sungguh ini membuatku gila. Aku ingin tertawa. Dia yang Rank-E, apa bedanya denganku?” Ujar Seoha dengan suara pelan. Menundukkan kepalanya dan mulai tertawa.
Hihihi..
"Hah, si bangsat ini. Bukankah dia baru saja menertawakanku???!!"
"Ahahahaha, sungguh menggelikan" Seoha tertawa terbahak-bahak, tak kuasa menahan tawanya melihat sekelompok orang yang menjadi arogan karena Rank-E semata.
"Sudahlah, hentikan. Kalau kau mau membunuhnya, jangan bawa anggota lain," pria lainnya, dengan rambut pirang dan menggunakan armor, menahan si badan kekar sebelum pukulan keduanya melayang pada Seoha.
"Ck, kamu selamat kali ini, bocah."
Setelah melemparkan barang bawaan mereka pada Seoha, mereka mengabaikannya. Seoha adalah seorang porter. Bertugas membawakan barang-barang anggota party dan mengumpulkan kristal Monster yang berjatuhan setelah pertarungan. Sebuah Job yang dianggap memalukan dan cocok bagi Hunter Rank-F.
"Oy, Rank-F. Majulah, kamu jadi umpan."
"Hahh, lagi??!!"
"Kamu tidak mau?"
"Ahaha, apa maksudmu? A-akan aku lakukan."
Itu adalah tugas porter lainnya. Menjadi umpan. Di mulut Dungeon, biasanya ada beberapa monster seperti goblin tingkat rendah yang bersembunyi dan menanti para Hunter. Karena serangan dadakan mereka cukup merepotkan, para Hunter biasanya membuat umpan untuk menyerang duluan.
"Oi, majulah lebih jauh lagi."
Dengan langkah hati-hati, Seoha terus menjaga pandangannya ke segala arah secara bergantian. Seoha terus melangkah hingga akhirnya sudah cukup jauh dari anggota party-nya.
“Kenapa mereka belum muncul juga?? Seharusnya mereka sudah muncul sekarang. Tapi, sungguh, bukankah ini aneh? Heyy, aku baru saja merasakannya dan hawa Dungeon kali ini terasa berbeda. Ha-haruskah kita menyelesaikan perburuan hari ini??!!” Ujar Seoha berseru pada anggota party yang berada dibelakangnya.
Dingin dan sepi sekaligus. Seoha terus berjalan, kali ini semakin melebarkan langkahnya. Langkah demi langkah yang diambilnya, bahkan terdengar begitu jelas sekarang. Tapi masih belum ada tanda-tanda monster akan muncul.
Dungeon ini baru muncul di pagi ini, jadi belum banyak Hunter yang masuk dan berburu di dalamnya. Saat Seoha sibuk memikirkannya, dia baru saja menyadari bahwa sepertinya dirinya sudah berjalan dan masuk cukup jauh.
Napasnya bergetar, jantungnya berdebar begitu kencang, dan tubuhnya membeku seketika.
"Dungeon sialan.”
...###...
“Hey, firasatku buruk. Mari kita kembali” Ungkap seorang Healer wanita yang berada dalam Party yang sama dengan Seoha.
Mata semua orang terbelalak. Di depan sana, bahkan dibawah kaki mereka, lautan merah tersebar begitu luas. Bau anyir darah tercium sangat pekat, membuat mereka harus menutup hidung. Namun lebih aneh lagi, tidak ada satupun mayat bahkan potongan tubuh yang tergeletak diatas genangan darah itu.
"Untuk sekarang, mari kembali dan laporkan kejadian ini pada Asosiasi. Pembantaian ini, kupikir--” Belum selesai si rambut pirang mengucapkan kalimatnya. Sebuah suara raungan besar dan berat menggema di seluruh Dungeon.
Tak lama setelah itu, tanah Dungeon mulai bergetar hebat bak ribuan langkah sedang menuju ke arah mereka dari segala arah.
"KEMBALIII!!!!"
Tidak butuh waktu lama, tubuh mereka yang sempat membeku langsung sadar dan mulai berlari dengan cepat kembali ke arah Gate Dungeon. Namun situasinya semakin aneh, semakin jauh dan mendekati mulut Dungeon mereka berlari, semakin terasa getaran langkah kaki itu.
"Sialan.”
Semua anggota Party berhenti mengikuti si rambut pirang yang berada paling depan. Terkejut dengan apa yang mereka lihat. Para monster itu tidak datang dari dalam Dungeon. Mereka sudah berada di mulut Dungeon sejak awal.
Tubuh besar dan kekar, berbulu abu-abu pekat, gigi-giginya tajam dan mata hitam pekatnya menatap semua anggota party dengan tajam.
"Sialan. Mereka menutup jalan menuju gate. Apa yang bisa kita lakukan saat ini???!!" Healer wanita itu berseru setengah menangis. "A-aku tidak bisa mati disini." lanjutnya mulai panik, menangis dengan keras dan mulai berlari kearah sebaliknya.
Melihat Healer wanita itu berlari, anggota party lainnya juga mulai berlari sambil berteriak ketakutan.
Seoha menggertakkan giginya, melepas semua peralatan yang dibawanya dan mulai berlari secepat mungkin menyusul anggota yang lain. Mereka terus berlari, mencoba menghindari para serigala itu.
“Apa mereka mencoba untuk melahap kami setelah harapan kami hancur dan kami putus asa? Serigala sialan” Seoha berbisik pada dirinya, sadar tentang kelakuan para serigala yang seperti psikopat. Menikmati rasa takut dan putus asa mangsanya.
"Hey,..lihat itu. Gua, kita bisa berlindung disana. Bukankah mereka takut kegelapan??" teriak si rambut pirang sambil menunjuk ke sisi Utara.
"Ohhh..kau benar. Mari berlindung disana dan gunakan shield untuk menutup mulut gua nya."
Secercah harapan tiba-tiba muncul. Semua anggota Party sampai di mulut gua dan segera memasang Shield dengan skill salah seorang anggota party dengan job penyihir.
"Ahahahaha, bu-bukankah dengan begini kita akan selamat??!!" si pria kekar itu berlagak kuat tapi rasa takut juga terpampang jelas di wajahnya.
"Ti-tidak, Shield ini tidak begitu kuat. Aku tidak yakin berapa lama Shield ini bisa menghalangi serangan para serigala itu" ungkap si pengguna sihir. "Kita harus segera pergi, atau masuk lebih dalam."
"Sial. Ka-kalau begitu, ki-kita tidak punya pilihan lain. Mari pilih satu orang untuk menahan para serigala itu" Healer wanita itu, dia mulai gila.
"Apa maksudmu? Kau mau mengorbankan salah satu dari kita?" seru si pirang.
"Iya, mana yang lebih baik, semua orang mati atau satu orang yang mati?" Healer wanita itu terus menekan yang lain dengan kenyataan.
"Hey, apa kau pikir masuk lebih dalam dan mengorbankan satu orang akan menyelamatkan yang lainnya? Ini Dungeon, kita tidak tahu apa yang adalah di dalam sana. " Seoha unjuk suara.
"H-hey, aku tidak bisa menahannya lebih lama lagi.." ungkap penyihir yang terus berjuang mempertahankan shield-nya, sementara diluar sana para serigala itu terus menyerang shield dan mencoba menghancurkannya.
"Ti-tidak, ayo pikirkan kembali. Di dalam sana, bukankah juga ada kemungkinan jalan keluar lain. T-tempat ini, kita juga harus melaporkannya. Jadi, ayo, pilih satu orang untuk menahan mereka.." Healer wanita itu tetap tidak ingin menyerah hingga akhir.
"Sial, a-aku rasa dia ada benarnya” si kekar itu mulai terpengaruh.
"Hey, ayolah. Aku tidak bisa menahannya lagi, jadi pilih saja seseorang" ujar si penyihir setengah teriak.
Sementara itu, si pirang tetap diam tidak mengatakan apapun.
"Kalau begitu,..." lanjut Healer wanita itu sambil melirik kearah Seoha, seakan memberikan kode pada yang lain tentang Seoha adalah satu-satunya anggota yang tidak berguna.
Seoha meneguk ludahnya, keringat dingin mulai mengalir di sekujur tubuhnya sesaat setelah semua orang menatapnya tanpa belas kasihan dan rasa kemanusiaan.
"Sialan. Apa kalian benar-benar akan mencampakkanku seperti ini?"
Dalam suasana tegang dan dingin seperti itu, suara Shield yang perlahan-lahan retak mulai terdengar.
"Kita tidak punya pilihan lain."
Dalam waktu yang singkat itu, selama Seoha menoleh kearah shield, seseorang tiba-tiba mendorongnya ke arah luar Gua. Seoha terhempas dengan kuat hingga Shield yang sudah retak itu hancur.
"Sial. Setidaknya kalian harus minta maaf"
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Silver Puma
Seoha itu laki-laki atau perempuan?
2023-07-23
1
Lâm Tử
...
2023-07-23
1
Fakhma Mumtaz
semangat terusss thorrrr.....
2023-07-11
1