17-Lord Mole

"Itu adalah tikus tanah, jadi berhati-hatilah. Jangan jauh-jauh denganku. Mereka biasanya penyendiri, tapi sepertinya ada beberapa yang tinggal disini. Karena rumputnya cukup tinggi, jadi teruslah waspada" Jelas Seoha pada Daejin, sudah siap dengan Trisula dan Skill Eagle Eye miliknya.

"Baiklah. Aku mengerti, Hyung" Sahut Daejin manut.

"Mereka akan sering mendekati kita, jadi kau fokuslah untuk bertahan dulu. Semesta itu, aku akan mempelajari gaya serangan mereka."

Pertarungan semacam ini adalah hal baru bagi Seoha. Selama ini dia bertarung sendirian tanpa perlu memperhatikan yang lainnya. Tapi sekarang dia malah bersama seseorang yang tubuhnya terluka. Tentu dia harus melindunginya.

"Datang!"

Sangat cepat, tikus mondok yang berukuran sebesar bola voli itu mulai keluar dan menampakkan diri mereka. Berlarian diatas tanah dengan cepat dengan arah dan asal yang tidak jelas.

"Wah Hyung, bukankah mereka sangat banyak?! Kupikir ada puluhan tikus tanah sekarang. Apa yang harus kita lakukan sekarang, Hyung?" Ujar Daejin yang berusaha menerka jumlah tikus tanah yang telah keluar dari lubangnya.

"Tidak, hanya ada 17 ekor. Aku sudah menghitungnya. Bersiaplah untuk bertahan, mereka datang" Ungkap Seoha menjawab dengan yakin. Dengan Eagle Eye ditambah dengan Indra atribut, Seoha bisa mengetahuinya dengan jelas.

"Kau bisa melihat semua pergerakan itu, Hyung? Yahh, benarkah kau seorang Hunter Rank-F??!!" Daejin, remaja itu malah sibuk dengan hal tidak penting. "Itu tidak masalah, aku akan ikut menyerang!"

"Benar, aku bisa melihatnya. Jika aku mau, aku bisa menyelesaikan semua ini sendirian. Tapi, Daejin, sebaik apapun kau pikir bisa berbohong padaku. Kau tidak akan bisa membantuku dengan kondisi seperti itu. Luka pada pinggang dan perut itu pasti cukup dalam, lalu kakimu, bukankah terluka juga?" Ujar Seoha pada Daejin.

Mendengar itu, Daejin hanya bisa terdiam dan menunduk dengan kedua tinjunya dikepalkan.

Setelah Daejin ditarik paksa ke lubang, Seoha sudah mengetahui jelas kondisi Daejin. Karena itu dia bersikeras untuk kabur daripada menyerang. Lalu sebab itu juga Daejin menjadi sedikit penurut pada Seoha.

"Aku bisa membantu. Luka itu bukanlah masalah" Seru Daejin menggertakkan giginya.

"Bocah nakal ini. Hey, turunkan sedikit harga diri dan rasa malumu. Masih banyak waktu bagimu untuk tumbuh. Biar orang dewasa yang mengurus ini" lanjut Seoha.

"Tidak, aku bisa melakukannya. Kau tahu kan aku ini kuat?!!" Daejin terus bersikeras.

PLAAKKK..

Dejavu, sosok bersisik hitam mengkilap itu muncul. Kembali memukul Daejin dengan ujung ekornya.

"Ahh, terserahlah. Yang penting jauhkan ular itu dariku. Lalu, apa yang bisa aku lakukan?!" Ujar Daejin bersungut-sungut.

"Panggil aku Hyung dasar tidak sopan. Kau hanya punya satu tugas untuk saat ini. Jadilah kambing hitam untukku" Ungkap Seoha sudah bersiap dengan Trisula-nya.

"Kambing hitam?? Apa yang harus aku lakukan, Hyung?"

Di tengah padang rumput, Daejin berdiri tegak sendirian didepan sebuah lubang tikus tanah. Bukan tanpa alasan, tapi karena Daejin punya misi penting dari Seoha.

"Nah dengarkan aku. Setelah kau tidak melihatku lagi , keluarkan sebagian kekuatanmu dan timbulkan banjir bandang ke dalam lubang, toh mereka saling terhubung. Dengan begitu para tikus tanah akan keluar dan mulai menyerangmu. Saat itu, jangan lakukan apa-apa selain bertahan dan diam di tempat itu" Jelas Seoha.

"Hah? Itu tidak cukup rinci. Yah lupakan. Bagaimana denganmu, Hyung?"

"Aku? Aku punya cara bermain sendiri" Seoha menyeringai. Si gila dalam dirinya telah muncul kembali.

...****************...

Dengan begitu, rencana Seoha pun di mulai. Daejin mulai mengaktifkan skill atribut airnya. Membuat gelombang air yang besar lalu menembakkannya ke dalam salah satu lubang di hadapannya.

Bersamaan dengan gelombang air yang ditembakkan Daejin. Tanah kembali bergetar, lebih kencang dari sebelumnya. Hingga beberapa saat kemudian, para tikus tanah berlompatan keluar dari lubang sementara lubang tempat mereka bersembunyi sudah penuh dengan air.

Tanah bergetar, 17 tikus tanah yang disebutkan oleh Seoha muncul berlarian diatas tanah dengan agresif. Mencicit marah mulai mencari pelakunya.

"Ow-woahh, cepat sekali!! Seru Daejin mulai mengeluarkan Shield pelindung baginya. "Tapi, dimana Seoha-hyung?"

Selagi gerombolan tikus tanah berlarian tidak tahu arah dan satu persatu mulai menyerang Daejin.

Sesosok bayangan yang bergerak sangat cepat melebihi para tikus muncul layaknya badai. Menyapu tikus-tikus yang dilewatinya, memotongnya menjadi dua bagian.

"Seoha-hyung?!"

Benar, itu Seoha. Berkat pertarungannya bersama Aquilon, kemampuannya meningkat begitu pesat apalagi setelah penggunaan atribut sebagai Indra pembantu.

Tidak jelas terlihat namun sudah pasti, wajah seorang Irregular gila dari Destroyer System, tersenyum dengan psycho sementara mata merahnya bersinar penuh dengan kepuasan.

Satu ekor, dua hingga akhirnya tertebas seluruh tikus tanah yang keluar dari lubangnya.

Sempurna.

Benar, harusnya seperti itu. Tapi, Daejin dengan mata berbinarnya, yang tengah di sapu habis oleh kekagumannya pada Seoha, dibentur dengan keras oleh sesosok hitam dan besar. Menghancurkan Shield yang melindungi Daejin.

Muncul dari balik tanah tiba-tiba tanpa tanda ataupun peringatan. Menghantam tubuh Daejin yang tengah terluka hingga terlempar jauh. Melayang dan akhirnya jatuh menghantam tanah.

"DAEEJINNN!!"

Segera setelah serangan tiba-tiba, Seoha bergegas pergi ke arah Daejin yang terbaring tidak sadarkan diri. Tapi, dengan kecepatan yang sama, sosok besar itu menghalangi Seoha. Menghambat jalurnya, menantangnya.

"Sialan. Chikin, bisakah kau melihat keadaan Daejin. Dia kuat tapi tetap saja bocah" Bisik Seoha pada Chikin yang bersembunyi di balik pakaian Seoha seharian ini.

"Baik, Master. Aku bisa menggunakan pelindung tipis. Jadi selesaikan dengan baik, Master" Ujar Chikin sang Guardian.

"Oke, terima kasih. Tolong ya."

...****************...

Lord Mole, begitu para Hunter menyebutnya. Tubuh besar dan tinggi yang melebihi manusia dan warna hitam pada bulunya yang begitu pekat. Sesuai panggilannya, dia adalah raja sebenarnya dari para tikus tanah.

"Oh kau ternyata, aku tidak tahu Lord Mole akan datang secepat ini. Apakah para Hunter yang lain tidak mengabarkan dunia dengan benar??"

-Master, Daejin baik-baik saja. Syukur dia masih muda, tubuhnya bertahan dengan baik. Tapi, seperti biasanya. Tolong selesaikan dengan cepat dan bersih, Master-

Bisik suara Chikin lewat telepati jarah jauh.

"Tentu, aku akan menyelesaikannya dengan cepat dan bersih."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!