07-Parasite Tentackle

Tubuhnya besar hampir memenuhi lebar lorong, mengkilat karena lendir dan punya empat lengan. Mirip gurita tapi bukan gurita. Tidak ada mata dan hanya ada satu mulut raksasa di wajahnya. Hijau seperti lumut dan busuk seperti kotoran. Parasite Tentackle namanya.

Kwak-kwak-kwak..

Makhluk besar itu akhirnya berhenti tepat lima meter dari Seoha. Mengeluarkan suara seperti katak dan membuka lebar mulutnya.

"Ah, ngomong-ngomong bisakah kau mengembalikan Trisula milikku. Aku tidak bisa memanggilnya berkat dirimu itu" Ujar Seoha dengan santainya.

Kwak..

"Ahaha, aku yang minta maaf. Kau pasti tidak tahu bahasa manusia. Yah, aku bisa mengerti, monster memang cukup bodoh untuk belajar" lanjut Seoha mencoba memprovokasi monster itu.

Monster mungkin terlihat bodoh tapi mereka mengerti sebagian bahasa manusia. Dari emosi yang dipancarkan manusia atau wajah manusia dengan segala ekspresinya. Parasite Tentackle mungkin tidak punya mata tapi bisa merasakan emosi Seoha dengan jelas.

kwak-kwak-kwak..

Berkat itu, monster tentakel itu mulai bergerak dengan agresif. Suaranya kembali membesar dan empat lengannya bergerak tidak jelas. Dalam waktu singkat, salah satu tentakelnya mulai memanjang dan melesat menyerang Seoha.

Seoha yang dipenuhi semangat, berpijak pada dinding lorong lalu bermanuver menghindari lengan tentakel milik monster itu. Setelah itu Seoha mendarat diatas lengannya dan mulai berlari ke arah monster itu dengan tangan apinya.

Seoha berlari dengan cepat sambil menghindari lengan tentakel lain yang berusaha menghentikan gerakannya. Melompat dan berpijak sana sini. Membakar lengan-lengan itu tentang apinya.

Sekarang Seoha sudah sangat dekat dengan tubuh utama monster tentakel. Sambil memperbesar kuantitas apinya, Seoha memberikan serangan yang kuat pada tubuh utamanya.

Tapi, tidak semudah itu. Satu tentakelnya mundur dan melindungi tubuh utamanya dari api Seoha. Sementara lengan tentakel lainnya memukul Seoha dengan kuat dan cepat, membuat Seoha terlempar jauh dan membentur dinding lorong.

"Ughh, dadaku. Ini menyakitkan. Kenapa tentakel-tentakel itu begitu merepotkan?" Seoha bersandar lemas.

Selagi Seoha duduk dan memulihkan dirinya, lengan tentakel itu kembali menyerangnya. Tidak tanggung-tanggung, keempat lengan itu melesat dengan cepat, mengisi setiap celah dan menggeliat mencoba memukul Seoha.

Seoha yang kaget, langsung bangkit dan mengaktifkan apinya kembali. Tidak ada jalan dan celah untuk kabur. Pertarungan di ruang sempit ini sungguh merugikan petarung bebas seperti dirinya.

Lengan-lengan tentakel itu memukulnya bergantian, selama itu pula Seoha menahan serangannya dengan tangan api yang dijadikannya sebagai tameng. Walaupun begitu, Seoha tetap terluka dan didorong mundur kebelakang.

"Aku butuh Trisula milikku. Lantai lorong yang berlendir ini menghalangi gerakanku. Skill api ini juga tidak terlalu memberikan dampak yang besar, itu hanya memperlambat gerakan mereka. Aish, apa yang bisa aku lakukan??" ujar Seoha dengan keringat menetes dari wajahnya.

Setelah Seoha didorong cukup jauh, lengan tentakel itu kembali ke tubuh utamanya.

"Oh, kalian kembali ya? Apa jaraknya sudah maksimal?" ujar Seoha sambil tersenyum tipis.

"Aku mengerti, kau juga punya batasan. Melihat kalian yang semakin lemah saya menjauh, membuatku terpikirkan suatu hal."

Seoha kembali bangkit sambil menyeka keringat di dahinya lalu menepuk-nepuk pakaiannya yang kotor.

"Jika aku tidak punya trisula, tangan pun jadi. Aku mengenal seseorang yang bertarung dengan tanpa senjata namun tajam seperti pedang. Jadi, biarkan aku mencobanya padamu" lanjut Seoha.

-Tubuh anda saat ini akan terbebani jika melakukan hal itu, Master. Saya tidak menyarankan anda untuk melakukan itu, Master-

"Itu cukup buruk. Tapi aku tidak punya pilihan lain. Apa kau tahu seberapa lama aku bisa bertahan??" tanya Seoha masih kokoh dengan tekadnya.

-Kondisi tubuh anda akan berubah setiap detiknya, jadi anda punya waktu tiga menit paling cepat, Master-

"Itu lebih dari cukup. Aku akan segera menyelesaikan" Ungkap Seoha penuh keyakinan.

Seoha menguatkan kuda-kuda, berusaha agar tidak terlempar nantinya jika skillnya malah diluar kendali. Itu normal bagi pemula, sekuat apapun skillnya, jika tubuh tidak kuat menahannya itu sama sama dengan bunuh diri.

Selagi monster memulihkan luka bakar pada lengannya. Seoha mulai mengembangkan skillnya. Seoha menarik napas panjang, menutup matanya lalu fokus untuk menyalurkan kekuatannya pada kedua tangan.

Sambil mengatur pernafasannya, Seoha terus mencoba untuk mengendalikan kekuatannya. Dari lengannya, jelas terlihat urat nadi dengan warna Oren pekat dengan cabang membentuk kobaran api dikulitnya.

"Astaga, ini sedikit menyakitkan" Ungkap Seoha dengan keringat menetes dari dahinya.

Api yang tadinya membara dengan tidak teratur sekarang mulai terlihat memadat, membentuk bilah panjang sebuah pedang di kedua tangannya. Padat dan tajam, tepiannya cukup rapi dan punya warna api putih yang sangat panas.

-Anda berhasil, Master. Sebaiknya anda selesaikan dalam 2 menit, tubuh anda ternyata lebih lemah setelah mengaktifkannya, Master-

"Aku mengerti."

Tidak perlu menunggu lebih lama lagi, setelah berhasil membuat dua bilah pedang api pada tangannya. Seoha langsung berlari menuju monster tentakel. Walaupun gerakannya sedikit terhambat, tapi Seoha terus berlari dengan hati-hati.

Dari arah depan, lengan-lengan tentakel itu kembali datang dan mencoba menyerangnya. Padahal sudah terkena luka bakar yang cukup parah sebelumnya, tapi lengan-lengan itu masih bisa bergerak dengan cepat.

Whushhh....

Saking cepatnya, angin dalam lorong perut cacing raksasa ditebas oleh lengan-lengan itu. Tapi, Seoha tidak takut dan tidak menunjukkan wajah putus asanya.

Saat lengan-lengan monster dan Seoha berpapasan. Seoha memutar tubuhnya di udara dan memotong lengan tentakel yang melewatinya.

"Hahahahah, Irregular memang berbeda" Tawanya dengan wajah puas terpampang. Si gila Seoha telah kembali.

Lengan-lengan itu menggeliat kesakitan, darah menyembur keluar seperti hujan dari daerah yang terkena pedang api Seoha. Tapi, monster itu tidak kalah sampai disitu.

Seoha mulai berpindah jalur, naik ke atas lengan yang ditarik kembali ke tubuh utamanya. Cepat, monster itu sungguh cepat untuk mengembalikannya lengannya ke tubuh utama.

"Owhhh, hahahahah, ini gilaaaa!!!!"

Sambil menarik lengannya kembali. Pertarungan terus terjadi, walau putus ujungnya, tentakel-tentakel itu terus mencoba untuk memukul mundur Seoha.

"Strategimu sudah basi. Kenapa melakukan hal yang sama terus menerus??" Seoha nyengir, tersenyum gila. Lalu menghindari semua seragam yang datang padanya.

kwak-kwak-kwak..

Suara marah sang monster tentakel kembali terdengar. Gerakan lengan dan tubuhnya yang berlebihan mulai menghantam setiap sudut perut Cacing. Gempa.

"Astaga, apa kau tidak bisa lebih tenang sedikit?!"

Seoha turun dari lengannya, memutuskan untuk bergerak di dasar terowongan karena monster tentakelnya menggila. Memukul dan mencambuk sana-sini. Sambil terus mendekat ke tubuh utamanya, akhirnya Seoha bisa melihatnya dengan jelas.

-Anda tidak punya banyak waktu, Master-

"Iya, aku sudah hampir selesai"

Seoha menguatkan pijakannya, bermanuver diantara lengan-lengan gila dan memotong mereka menjadi potongan yang lebih kecil. Selagi monster tentakel marah dan sibuk mengamuk. Seoha sudah berada di depannya.

Seoha yang tenang dan meredakan kegilaannya mungkin terlepas dari jangkauannya. Monster itu tidak menyadari kedatangan Seoha.

SLAASSHHH...

Dengan satu potongan panjang dan tajam, tubuh jelly penuh lendir itu terbelah menjadi empat bagian. Darah segar menyembur, selagi tentakel-tentakel itu mengamuk dan akhirnya kehilangan kekuatannya.

"Ahh, ini melelahkan. Tanganku panas dan mati rasa" ujar Seoha sehabis membantai monster tentakel. "Tubuhku bau kotoran, rambutku penuh lendir, kakiku kehilangan kekuatannya, dadaku sesak. Hey, guardian. Ayo pulang, aku mengantuk."

-Saya tidak bisa membantu anda, Master-

"Ck, aku ingin tidur sebentar. Bangunkan aku saat anggota party itu akan keluar"

-Mereka sudah keluar, Master-

"Hah? Yang benar saja??!! Sialan, ingin tidur pun aku tidak bisa. Mereka bisa saja melaporkan kematianku diluar sana. Ck, ini merepotkan. Aku akan keluar sekarang" Seru Seoha dengan wajah kesal. Bangkit dari tidurnya lalu memaksakan tubuhnya untuk bergerak keluar.

...###...

Seperti namanya, Parasite Tentackle adalah parasit yang hidup dalam tubuh cacing raksasa. Cacing itu adalah monster tapi tidak berbahaya, tapi beda cerita jika didalam tubuhnya terdapat Parasite Tentackle. Semenjak parasit sudah mati, maka cacing itu juga akan mati.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!