"Gate Dungeon yang muncul pada xx-xx-xx lalu, berhasil ditangani oleh Hunter. Tidak ada korban jiwa, namun--"
Suara komputer yang tengah memutar sebuah siaran berita terdengar dari rumah basement-nya Seoha.
-Apa yang sedang anda lihat, Master?-
"Bukan apa-apa. Hanya mencoba mencari tahu apakah aku ketahuan atau tidak. Terakhir kali, nama Si Hantu Hujan Hijau sempat terdengar, jadi aku pikir mereka akan mencari aku. Demi menghindari kematian, aku harus menghindari para Hunter hingga aku cukup kuat untuk bertahan sendirian" Ungkap Seoha, lalu menyeruput kuah Ramyun langsung dari mangkuknya.
-Anda tidak begitu terkenal hingga mereka harus mencari anda, Master-
"Ha-ha, aku hanya bersiap siaga, Guardian sialan. Ngomong-ngomong, aku cukup bingung tentang skill yang aku punya. Kenapa banyak sekali yang belum terbuka?" tanya Seoha sambil membersihkan mangkuk Ramyun yang sudah habis isinya.
-Anda masih belum cukup kuat untuk menguasai dan menggunakannya, Master. Semakin kuat anda, semakin bertambah skill dan stats anda juga informasi yang bisa anda ketahui juga semakin lebar-
"Ah, itu berarti aku harus segera berburu. Tapi, jika ingin berburu sendiri, aku butuh lisensi Hunter setidaknya Rank-C. Aku yang Rank-F tidak bisa untuk itu" Ungkap Seoha dengan raut wajah setengah pasrah.
-Anda tinggal membuat yang baru, Master. Dengan kekuatan anda saat ini anda sudah bisa mencapai Rank-C-
"Tidak semudah itu. Asosiasi Hunter itu cukup ketat tentang perubahan Rank. Yah, lisensi bukanlah masalah. Masih ada cara lain yang bisa aku gunakan walaupun cukup gila" Seoha yang tadinya sedikit murung tiba-tiba tersenyum menyembunyikan sesuatu.
-Selagi itu tidak melanggar Destroyer System. Saya hanya bisa mendukung anda, Master-
...###...
Hujan gerimis turun di seluruh bagian Kota Seoul, membawa hawa dingin dan sepi di pagi hari Minggu. Seoha dengan rencana gilanya, sudah berangkat menuju Dungeon tepat setelah matahari menyingsing.
"Owhhh, apakah aku datang terlalu pagi??" sambil berjalan ditempat, Seoha di pos Hunter Dungeon tingkat rendah di Seoul berusaha untuk menghangatkan dirinya.
Hunter, mereka biasanya sudah mulai bekerja dan memasuki Dungeon bahkan sebelum matahari muncul. Tapi, karena sekarang akhir Minggu dan hujan juga mengguyur, Dungeon hari ini akan cukup sepi.
"Ck, gara-gara kau, aku gagal ikut kencan buta? Kenapa kau malah memilih hari ini? Kita kan juga butuh istirahat" dari luar terdengar suara langkah kaki dan beberapa orang yang sedang berbincang.
"Kau kan bisa melakukan lain kali, hari ini Dungeon cukup sepi jadi aku yakin kita bisa mendapat banyak Kristal Monster" jawab seseorang yang tampak seperti pemimpinnya.
"Halo, apa anda Hunter Go Jeongwoo?" Seoha muncul dan menyapa sekelompok party itu.
"Oh, benar. Berarti anda Yoon Seoha?"
"Benar. Kalau begitu mohon kerja samanya~"
"Tentu. Tapi aku tidak menyangka kau akan datang secepat ini. Yah, yang jelas mari lakukan yang terbaik hari ini."
Setelah mengganti baju dengan seragam khusus Dungeon dan mengumpulkan semua peralatan dan potion. Party beranggotakan lima orang itu akhirnya berangkat.
Diantara mereka ada dua Warrior, Tanker, Healer, dan terakhir porter. Yep, entah apa yang dipikirkan Seoha, intinya, rencana hari ini akan dimulai sebagai seorang Porter.
...***...
"Hey, kami akan mengurus monsternya. Jadi, kamu kumpulkan saja kristal monster-nya" ujar Go Jeongwoo sebagai pemimpin party.
"Baiklah, serahkan padaku."
Itu yang harusnya dilakukannya. Tapi, saat monster pertama muncul. Dengan aktingnya yang luar biasa, Seoha melepaskan semua barang yang dibawanya dan mulai berteriak histeris sambil kabur entah kemana. Yep, itu adalah rencananya.
Pura-pura takut lalu kabur, masuk lebih dalam dan mencari monster untuk meningkatkan kemampuannya.
-Pria Gila-
AAAAAKKKHHHH....
"ITU MENAKUTKANNNN!!!"
Sambil terus berteriak tanpa rasa canggung dan malu, Seoha mengaktifkan skill Escape-nya beberapa saat setelah dia jauh dari party-nya. Saat dirinya merasa aman dan terlepas kekangan-nya, barulah dia berhenti.
"Lihat, hahahaha, rencanaku berhasil parah. Astaga, aktingku begitu baik hingga aku bisa mengelabui mereka. Ck, jika tahu akan begini, lebih baik aku debut sebagai aktor sebelumnya. Mwahahaha" Gila, Seoha tertawa dengan bangga dan puasnya. Bahkan untuk sesaat hidungnya terlihat lebih panjang dari sebelumnya.
-Sungguh memalukan. Lalu bagaimana sekarang, Master?-
"Oh, aku akan berburu lalu kembali saat mereka akan kembali juga. Ah, apa kau bisa mengetahui saat mereka mendekati pintu masuk?"
-Anda menyebalkan, tapi baiklah. Akan saya peringatkan nanti-
Lupakan semua hal memalukan yang dilakukan pria itu. Semenjak dirinya dibangkitkan, sepertinya sistem tidak sengaja menghapus Sifat tenang dan rasionalnya.
"Aku sudah mencari tahu sebelumnya. Jika lebih dalam masuk ke Dungeon ini, aku harusnya bisa menemui rawa. Nah, monster selanjutnya pasti ada disana."
-Monster tingkat menengah terdeteksi-
"Eh, tiba-tiba. Dimana???"
Seoha menghentikan langkahnya dan mulai mencari tahu dimana monster yang disebutkan oleh Guardian sebelumnya. Kanan-kiri, depan-belakang, atas lalu--
GGGWWAAAAHHH...
Tanpa getaran tanah yang terasa, tepat dibawah kakinya. Sebuah lubang tiba-tiba muncul diikuti dengan keluarnya seekor cacing raksasa dengan mulut penuh gigi tajam yang terbuka lebar.
Seoha melompat menjauh ke belakang, sementara cacing raksasa itu terus keluar dari lubang.
"Sebenarnya, sepanjang apa tubuhnya???"
Seoha langsung mengaktifkan skill-nya, sebuah Trisula panjang muncul ditangannya. Sambil terus waspada, Seoha mengarahkan Trisulanya pada Cacing raksasa itu.
Tubuhnya panjang dan lebar. Kulitnya mulus persis seperti cacing tanah biasanya. Tanpa mata dan hanya memiliki mulut.
"Aku akan menyerang sebelum makhluk itu keluar sepenuhnya" Ujar Seoha sambil mengambil langkah panjang setelah itu melesat mendekati cacing raksasa itu.
Tak butuh waktu lama, saat jaraknya tinggal beberapa meter dari cacing itu, Seoha melompat tinggi ke atas cacing itu dan mengayunkan Trisulanya ke salah satu ujung cacing, berharap Trisulanya bisa memotongnya.
"Sial, ternyata memang tidak semudah itu" Ujar Seoha kembali menjaga jaraknya.
Serangan yang diberikan Seoha sebelumnya itu bisa memenggal leher Orc yang terkenal karena tebal. Tapi, serangan itu sama sekali tidak menggores cacing itu.
Akhirnya, seluruh tubuh cacing itu keluar dari lubangnya. Bewarna merah muda pucat, besar dan sangat panjang.
"Aku akan menyerang lagi. Aku belum pernah melihat atau mendengar tentang cacing ini sebelumnya, jadi aku akan mencari titik lemahnya dulu" Lanjut Seoha tidak kehilangan harapan.
Seoha kembali berlari menuju cacing itu, menyerangnya berkali-kali dari segala sisi. Menyayat, menusuk, segala jenis serangan dengan trisula sudah dicobanya, tapi tidak ada satupun serangan yang mengenai tubuhnya.
"Akh, ini rumit sekaligus aneh. Cacing itu tidak punya indera melihat atau mendengar, bagaimana bisa dia terus menghindari serangan. Toh, tubuhnya juga besar begitu, kenapa bisa menggeliat begitu lincah??" Ujar Seoha frustasi.
Tidak putus asa, Seoha kembali bangkit dan terus menyerang cacing itu, kali ini dirinya menggunakan dua skill sekaligus. Dengan mengombinasikan Hades Bident dan Escape miliknya, Seoha berhasil membuat serangan trisula mengenai kulit cacing itu.
Tapi, sama seperti sebelumnya kulit cacing itu tidak tergores sedikit pun walau Seoha sudah menyerangnya sekuat tenaganya. Punggungnya, perutnya tebal dan keras.
"Ini sungguh membuatku frustasi. Cacing ini hanya bisa menghindar dan membuka lebar mulutnya--, eh mulutny?" ditengah pertarungan yang sia-sia. Seoha terdiam berdiri diatas punggung cacing itu.
"Hahahaha, aku mengerti sekarang" Lanjutnya sambil tertawa dengan wajah penuh kegilaan.
-Apa yang anda mengerti, Master-
"Oh, kau tunggu saja. Saat tidak ada jawaban yang didapat dari luar, maka kita juga harus memeriksa isi dalamnya. Bukankah itu sederhana? kenapa aku tidak memikirkannya sejak tadi???"
Beberapa detik kemudian, cacing itu mulai menggeliat dengan gila. Merasakan adanya Seoha yang berjalan-jalan diatas punggung. Sambil terus menghindari semua gigitan cacing itu, Seoha terlihat seperti sedang menunggu sesuatu.
Matanya yang dipenuhi rasa percaya diri terus menunggu. Lalu, saat kesempatan itu datang, Seoha tersenyum lebar dengan puasnya.
Tepat saat cacing itu mencoba menangkap Seoha yang melompat tinggi diatasnya, cacing itu mulai membuka lebar mulutnya. Lalu, dalam sepersekian detik, Seoha yang tadinya berada beberapa meter diatas si cacing, jatuh dengan kecepatan tinggi masuk ke dalam mulutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments