Rambut hitam, mata hijau seperti emerald, tubuhnya kekar dengan wajah yang memiliki satu belas luka besar memanjang dari bawah mata kiri ke dagu. Aura yang dipancarkannya kuat tapi tidak memberikan beban.
"Euhmm, bertaruh? Apa kita akan berjudi atau semacamnya?" Tanya Seoha santai, namun penuh kewaspadaan.
"Ohoho, itu ide bagus tapi bukan itu yang aku maksud. Ayo bertarung" Ungkapnya sambil menatap Seoha penuh keyakinan.
"Ahh, kalau begitu.Ok kurasa--"
Tepat setelah Seoha menjawabnya, Seoha langsung mengeluarkan Trisula-nya. Bersiap-siap mengambil langkahnya. Sementara itu, pria tanpa mahkota itu hanya diam dan tersenyum tipis melihat Seoha.
BRRRUKKK..WWUUUSHHHH
Lantai es yang dipijak Seoha hancur selagi dirinya melesat cepat ke arah pria tanpa mahkota. Matanya terus waspada selagi tangan Trisulanya teracung ke depan.
Seoha melompat sejenak sebelum menabrak pria itu, mengangkat Trisula-nya tinggi lalu menghantamnya kearah tubuh lawannya.
PRAAANNGGHH...
Suara benturan yang keras terdengar dari Trisula yang tidak bisa menembus Shield transparan yang tiba-tiba muncul tanpa Seoha sadari. Setelah tahu Trisula-nya tidak mempan, Seoha langsung mundur dan menjauh.
"Ohoho, kau membuatku terkejut, manusia. Serangan pertama yang menakjubkan hingga aku harus Langsung mengeluarkan Shield milikku untuk bertahan" tawanya puas.
"Ahaha, begitukah? Kau terlihat lebih kuat dariku, karena itu aku mencoba menyerang duluan" Ungkap Seoha.
"Tidak ada yang tahu apakah aku lebih kuat darimu atau bukan, manusia. Kau tidak boleh berpikir dengan naif seperti itu saat kau hanya memandangku sebentar. Ngomong-ngomong, siapa namamu? Aku perlu tahu nama orang yang telah membebaskan Yuu dari labirin itu" sahut pria tanpa mahkota.
"Yuu? Ah, jadi itu nama Teddy Boy. Aku? Panggil saja Seoha. Lalu anda sendiri?"
"Aquilon, panggil saja begitu."
Setelah itu, tidak perlu menunda-nunda lagi. Pertarungan kembali dimulai. Seoha juga tidak segan-segan dan kembali maju untuk menyerang.
"Aquilon, dia kuat karena itu aku tidak bisa membuang-buang skill dan staminaku" Seoha menggertakkan giginya, memegang erat Trisula miliknya dan kembali menyerang secara beruntun.
Namun, Aquilon hanya menanggapinya dengan tawaan kecil dengan tangannya yang sibuk menangani serangan Seoha yang terlihat tidak ada apa-apanya bagiannya.
Tidak patah semangat, kali ini Seoha mulai melakukan serangan tipuan. Menyerang dengan Trisula-nya lalu tiba-tiba menggantikan Trisula-nya dengan skill apinya.
"Ohoho, kau hebat sekali, Seoha. Yah, ini lebih menyenangkan dari dari yang aku bayangkan" Aquilon tertawa penuh semangat.
Seoha menyeringai kesal, kembali memunculkan Trisula-nya dan terus menyerang. Kali ini Seoha bergerak dengan langkah yang berbeda, tidak cepat dan membingungkan sama seperti sebelumnya. Tapi, menambahkan beberapa serangan dengan kakinya yang sudah diperkuat oleh skill apinya.
"Ini teknik Taekwondo yang aku pelajari, ternyata tidak terlalu mempan ya. Yah, ini akan menjadi pertarungan yang sulit" Seoha nyengir, masih kuat dengan semangatnya.
"Padahal kau hanya bertarung dengan tanganmu. Kenapa bisa sekuat itu?" tanya Seoha yang mulai kelelahan dan memutuskan untuk menjaga jarak dari Aquilon sementara.
"Itu tidaklah sekuat itu, apa mau aku ajarkan?" Ujar Aquilon tiba-tiba.
"Oh, tentu, kurasa aku akan diuntungkan berkat itu."
Kembali, Seoha terus menyerang bergantian antara Trisula dengan skill api-nya. Menyerangnya secara terus menerus, mencoba untuk menekannya agar dia dapat menemukan celah dalam pertahanan Aquilon.
"Kalau begitu, dengan senang hati akan aku ajarkan."
Lalu, tiba-tiba Aquilon yang dalam pertahanan mulai membalas satu persatu serangan Seoha. Dengan begitu, Seoha mulai terdesak dan berganti strategi menjadi bertahan.
"Kau akan mengerti saat merasakannya secara langsung" Ujar Aquilon sambil tersenyum tipis.
Aquilon mulai menyerang Seoha, persis seperti yang dilakukan Seoha sebelumnya. Menyerang secara cepat, beruntun dan tidak jelas arahnya. Dengan menggunakan tangannya tanpa senjata lain.
Sementara Aquilon terus menyerang, Seoha mencoba untuk bertahan sebaik mungkin namun masih saja ada serangan yang lolos dan mengenainya. Ditambah lagi, semakin lama serangan yang diberikan oleh Aquilon semakin kuat dan berat tekanannya.
"Kau tidak akan bisa menahannya jika melakukannya seperti itu. Jangan terbawa suasana, tetap tenang. Fokuskan semua indra-mu. Kulihat kau punya atribut api, kalau begitu alirkan semua kekuatannya dengan baik ke seluruh tubuhmu" Jelas Aquilon tiba-tiba memulai sesi pembelajaran.
"Atribut itu sangat sensitif, karena itu atribut juga bisa dijadikan sebagai Indra bantu dalam pertarungan. Saat kau menyelimuti tubuhmu dengan kekuatan dari atribut, serangan yang datang padamu akan menyentuh atribut dulu sebelum fisikmu. Dengan begitu kau akan bisa merasakan kedatangan serangan lawan."
"Ugh, itu akan sangat sukit..ugh" Ringis Seoha kewalahan menahan setiap serangan Aquilon.
Walaupun begitu, Seoha yang tidak punya pilihan lain akhirnya mulai melakukan apa yang Aquilon katakan. Di tengah pertarungan yang berat sebelah, Seoha yang tersudut menarik napas panjang lalu mengalirkan kekuatan atribut api-nya ke seluruh tubuhnya.
"Oho, kau mengalirkannya dengan baik."
-Peringatan! Tubuh anda terbebani. Penggunaan dua skill utama secara berlebihan bisa merusak jaringan tubuh anda-
"Ugh, sialan. Ini menyakitkan."
Detik demi detik, Seoha semakin dipojokkan. Terdorong mundur tanpa bisa melawan balik
Damage yang didapatkannya semakin besar, hingga menimbulkan banyak luka pada Seoha terutama tangan dan bagian perut sampingnya.
[New Skill Unlock : Eagle Eye]
-Peringatan! Batas tubuh anda terlewati, stamina anda turun secara drastis-
PRANGHHH..
"Oh, kau berhasil ternyata. Hahaha."
Bak beradu senjata dengan senjata, Seoha keluar dari bentengnya dan berhasil menyerang balik walaupun tidak melukai Aquilon.
Aquilon bertarung dengan tangan kosong tanpa senjata, tapi sebenarnya bukan begitu. Karena perwujudan senjatanya yang sebenarnya adalah tubuhnya sendiri. Cepat dan tajam, itu semua berkat atribut angin miliknya.
Aquilon, nama lain dari Boreas. Dewa angin utara dan pembawa musim dingin.
"Tubuhku dalam keadaan buruk saat ini. Bagaimana pun caranya, kali ini aku tidak akan mati lagi" Seru Seoha setelah berhasil keluar dari serangan Aquilon yang membabi buta.
BRUUKKK..
Lantai yang dipijak Seoha kembali hancur, segera setelah tubuhnya melesat cepat ke arah Aquilon. Disini lain, Aquilon juga tidak berdiam diri, melayang berkat atribut anginnya dan terbang seperti roket ke arah Seoha.
PRAAANHH..
Trisula dan tangan besi Aquilon kembali beradu, kali ini tidak ada yang namanya pertahanan. Yang ada hanyalah serangan cepat yang sulit untuk dilihat.
"Eagle Eye" bisik Seoha.
Skill baru Eagle Eye Seoha, muncul berkat penguatan Indra dan pemerataan kekuatan atribut api miliknya pada tubuh.
Sama seperti kata Aquilon, bukan hanya senjata, atribut juga bisa menjadi Indra. Tidak terbatas pada atribut angin dan api saja. Atribut lain seperti air dan tanah juga bisa melakukannya.
"Bagus, kau melakukan dengan baik, Seoha. Dengan begini, tidak ada yang namanya diuntungkan dalam pertarungan ini. Mari selesaikan pertaruhan ini, Seoha."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments