Seoul, Seperti biasa. Sibuk dan ramai, karena ini jam istirahat makan siang, banyak pekerja yang berlalu lalang di seluruh kota, tidak terkecuali distrik pinggiran tempat Seoha tinggal. Seluruh kedai makan dan restoran penuh oleh kerumunan manusia yang kelaparan.
Namun, ditengah hiruk pikuk kota, gempa besar tiba-tiba terjadi. Bangunan bergetar dengan kuat seiring dengan lautan masyarakat yang berlarian ke tempat kosong.
-Peringatan. Gate tingkat menengah telah dibuka-
Di depan sana, tepat ditengah kompleks tempat tinggal warga. Sebuah Gate mulai muncul dan menambah kekacauan. Gate baru yang tidak stabil itu, mulai memuntahkan monster kecil ke kota.
GGRRRAAAARRRRRHHHH....!!!!
Sekelompok Orc tingkat rendah meraung dan mulai membuat onar. Mengejar warga dan menghancurkan sekitarnya. Para warga berteriak histeris dan ketakutan, mulai berlarian tidak tentu arah, bertabrakan satu sama lainnya.
“Sialan” Seoha mengutuk Guardian. Menggertakkan dirinya, mematung dan tidak tahu harus berbuat apa.
Dari belakang, Seoha merasakan sebuah bahaya akan datang dan mencoba untuk menghantamnya. Namun, berkat instusinya yang kuat, Seoha langsung menghindar. Benar saja, ada Orc yang datang dan menyerangnya tiba-tiba dari belakang dengan sebuah tongkat kayu serupa tongkat baseball.
“Ck, sekarang tidak ada lagi tempat untuk kabur. Tenang, aku harus tenang. Pikirkan semua hal buruk yang telah aku lalui untuk hidup kali ini. Benar, ini bukanlah apa-apa” Ujar Seoha meyakinkan dirinya.
"Ha-hades Bident" Seoha berseru canggung sambil membayangkan sebuah trisula muncul.
Tidak perlu menunggu lama, sebuah Trisula, senjata legenda yang digunakan Hades muncul di tangannya. Hitam legam, memancarkan aura yang berat dan gelap.
"Untuk sekarang, aku hanya perlu bertahan."
Tanpa kemampuan apapun, Seoha mulai menahan serangan Orc itu dengan Trisula miliknya.
"Wo-woahh!! Apakah ini kekuatan yang aku dapatkan??!! Aku bisa melihat semuanya serangannya, aku bisa mengatasi ini" Serunya kegirangan.
Berkat instusi dan pengelihatan supernya, Seoha mendapatkan pencerahan dan semangatnya kembali.
Setelah itu, Seoha melepaskan posisi bertahannya dan mulai menyerang balik. Orc itu serangannya jarak dekat dan mudah tersulut emosi, karena itu Seoha terus memprovokasinya.
Selagi dia marah, Seoha terus menjaga jaraknya dari amukan Orc dan menunggu waktu yang tepat untuk menyerang balik. Berkat pengetahuan nya tentang monster dungeon, Seoha mengetahui beberapa kebiasaan para Orc itu.
"Kanan, lalu bawah. Hahaha, bukankah itu menyebalkan saat kau tidak bisa mengenaiku sama sekali??? Hahahaha, Ini sungguh menyenangkan, sejak kapan pertarungan menjadi menyenangkan ini?”
AAAARRRRRHHHH..
Tersulut emosi dengan mudahnya. Serangan dari Orc itu mulai ceroboh dan tidak terarah. Orc itu hanya fokus untuk melukai Seoha dan terus-terusan mengamuk.
"Aku menemukannya" Seoha tersenyum begitu lebar. Jantungnya berdebar dengan kencang dan tubuhnya benar-benar dalam kondisi yang baik.
Sambil meletakkan seluruh tekanan tubuh di kedua kakinya, Seoha mulai mengambil langkah dan melaju dengan cepat dengan Trisula yang mengacung tepat ke jantung Orc itu.
Dalam waktu singkat, saat Orc itu mengangkat tongkat kayunya keatas dan bersiap untuk memukul dengan sekuat tenaganya,Trisula Hades milik Seoha sudah menusuk jantungnya duluan.
"Aku pikir, aku bisa mengatasinya sekarang. Haruskah kita mencobanya lagi??!!"
...***...
"Hey, kau lihat pria disana itu? Dia sungguh menggila. Apa kita punya Hunter baru dengan rank tinggi baru-baru ini??" sekelompok pria bersembunyi di rooftop sebuah cafe menghindari serangan Orc yang mengamuk di jalanan.
"Hahh? Di bawah sana terlalu kacau. Aku tidak bisa melihatnya" sahut temannya.
"Sejelas itu dan kau tidak melihatnya? Lihat itu, pria dengan rambut putih norak itu? Dia sungguh gila" lanjut pria itu sambil menunjuk ke arah jalanan.
"Wo-woahh, kau benar, dia menggila? Siapa yang menikmati pertarungan seperti itu?! Tanpa kacamata pun aku tahu dia sedang tersenyum seperti psikopat sekarang" timpal temannya. "Hey, haruskah aku merekamnya?"
Sementara itu, jalanan masih saja ribut. Beberapa orang berhasil melarikan diri namun masih ada yang terjebak di jalanan. Ada yang bersembunyi didalam mobil, di bawah mobil, di atap rumah atau sejenisnya.
Seoha sangat sibuk, menghancurkan Orc yang ada satu persatu. Dia terus mengayunkan Trisulanya dan sesekali bertahan, mulai menebas satu persatu leher Orc yang ada.
Seoha, melompat dan melesat kesana kemari, dalam keadaan dan kekacauan itu, tidak pernah dia menampakkan wajah takutnya, yang ada senyuman dengan kegilaan terus terpasang diwajahnya.
Darah hijau dari Orc tak henti-hentinya menyembur seperti hujan. Membasahi wajah dan pakaiannya.
"KYAAAA...TOLONG AKUUU"
Tak lama, dari arah lain, seorang wanita berteriak histeris sambil memeluk putranya dari dalam sebuah mobil yang terbalik karena dihantam oleh sekelompok Orc. Mereka mencoba dengan keras untuk menghancurkan mobil itu. Mereka terus memukul, menghantam dan melompat diatasnya.
Namun, Seoha, entah darimana datangnya, mengebut seakan datang dengan jet. Menghantam para Orc itu dengan Trisula-nya, lengkap dengan wajah puas di wajahnya.
"Jangan mengganggu orang lain, aku masih belum selesai mempraktekkan semua skill dan stats milikku" ujar Seoha langsung mundur setelah menghantam kawanan Orc itu, mencoba memancing mereka menjauhi ibu dan anak itu.
Dengan marahnya, para Orc itu langsung bangkit, meninggalkan mangsa awalnya dan mengejar Seoha yang lari ke tengah jalanan yang sudah cukup kosong daripada sebelumnya.
Dengan Trisulanya, Seoha menahan serangan bertubi-tubi para Orc itu.
"Astaga, kalian merepotkan. Aku kan baru bangkit hari ini, jadi mari bermain sedikit lebih lembut pada newbie ini" dia menggertakkan giginya, terus didorong mundur oleh serangan sekolompok Orc itu.
Tetap saja, ini adalah hari pertamanya dalam pertarungan langsung, walaupun didorong mundur, Seoha sudah bertarung dan menahannya dengan sangat baik.
Sementara itu, sudah beberapa saat semenjak Gate baru terbuka dan masih tidak ada satupun Hunter yang datang untuk membantu.
"Ini menyebalkan, kalian benar-benar menyudutkanku."
Seoha tidak bisa balik menyerang ataupun mundur kearah lain, satu persatu Orc mulai mengalihkan perhatiannya dari masyarakat dan memilih untuk berkerumun dan menahan Seoha.
Tubuhnya telah bertahan cukup lama karena staminanya yang banyak, tapi itu tidak akan bertahan lama.
Satu persatu serangan juga mulai melukainya, lalu sebelum situasi semakin sulit sekelompok Hunter muncul dengan tidak tahu malu. Mengambil alih situasi dengan arogannya. Mereka mulai mengevakuasi warga dan berteriak ini dan itu.
"Sialan, setelah semua itu. Kalian baru datang?? Hahh, dunia ini tetap tidak berubah."
Seoha berhasil bertahan walau dengan luka di sekujur tubuhnya, para Orc yang mengerubunginya tadi mulai menjauh dan menyerang Hunter-hunter yang baru datang.
Berkat bantuan seorang Hunter dengan atribut sihir api membantunya, Seoha selamat.
"Apa anda baik-baik saja, tuan?" tanya Hunter itu tepat setelah Seoha menutup rambutnya dengan tudung jaketnya.
"Ah aku baik-baik saja, terima kasih" sahut Seoha sambil tersenyum tipis. "Baik-baik dari mananya sialan?" lanjutnya merajuk setelah Hunter tadi pergi.
"Guardian, aku akan mundur, aku harus menghindari penalti peraturan itu."
Menggunakan skill Escape miliknya, Seoha kabur dan menghilang layaknya hantu.
Semenjak peristiwa itu, tidak ada yang tidak mengenal nama 'Si Hantu Hujan Hijau.'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Abbie Jard
pe'a MC nya.paling malas baca kalau MC nya keras kepala.di tambah bodoh dan tolol pula
2024-11-15
0
Khafa
lanjutkan upnya tor
2023-05-29
3