Sarapan

...~Happy Reading~...

“Pagi, Pi, pagi Mi, cup!”

Taka langsung menyapa kedua orang tua nya saat sudah berada di meja makan, tak lupa ia juga mengecup pipi ibu nya, agar wanita itu tidak mengeluarkan ceramah nya lagi.

Setelah semalaman, Taka di hukum untuk tidur di sofa dan baru subuh tadi, dirinya di bangunkan oleh sang ayah agar pindah ke kamar.

Taka memang lah tengil, suka melawan dan menyebalkan. Namun, dia begitu menyayangi ibu nya, seajaib- ajaib nya sang ibu, Taka tetap menghormati dan menuruti semua perkataan ibu nya.

Termasuk, dirinya di hukum untuk tidak boleh masuk kamar nya sendiri dan harus tidur di sofa ruang tamu. Taka lakukan asal bisa membuat amarah ibu nya redam.

“Pagi,” jawab papi Kiano sambil menyantap sarapan nya.

“Kamu mau sarapan apa?” tanya mom Claudia sambil menuangkan susu di gelas Taka.

“Roti aja,” jawab Taka sambil sedikit melirik ke arah mangkuk yang berisikan nasi goreng,

Terlihat enak, namun Taka sedikit waspada karena ia tidak mengetahui siapa yang memasak nya. Jika yang memasang bibi, mungkin Taka akan dengan lahap memakan nya.

Tapi, bagaimana jika ternyata yang memasak sang ibu? Bisa gaswat jika Taka mengambil namun tidak menghabiskan nya. Mungkin, ayah nya bisa berbohong dan tetap menyantap makanan apapun yang di masak oleh istri nya.

Mungkin itu karena begitu besar cinta sang ayah kepada istri nya. Namun, tidak dengan Taka, mulut nya terlalu jujur. Rasa apapun yang ia rasakan, akan langsung ia ungkapkan. Dan ia tidak bisa di paksa untuk berbohong.

“Taka berangkat dulu Pi, Mi. Anak anak udah di depan,” ucap Taka sambil menggigit roti nya dan segera berpamitan dengan kedua orang tua nya.

“Taka, susu nya di habisin dulu! Taka!” Dengan cepat, mom Claudia berlari mengejar putra nya sambil membawa segelas susu yang baru di minum sedikit oleh Taka tadi.

“Selamat pagi, Tante Claudia,” sapa Hardi dan Franky menyapa mom Claudia ketika melihat wanita muda itu keluar rumah.

“Pagi juga, kalian kenapa pagi pagi banget dateng nya sih. Taka belum selesai sarapan, bahkan susu nya baru di minum sedikit, apa kalian gak sarapan dulu di rumah?” ucap mom Claudia seperti biasa langsung mrepet seperti knalpot racing yang siap meluncur.

“Kami biasa sarapan di kantin, Tante,” jawab Hardi seraya menyengir kuda.

“Pantesan aja kalian datang kepagian. Lain kali, sebelum keluar rumah, biasakan sarapan dulu. Apalagi sekolah, kalian harus sarapan dulu, entah susu atau roti yang penting perut kalian gak kosong.” Hardi dan Franky hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala nya tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun.

Siapa yang tidak mau untuk sarapan di rumah. Andai mereka memiliki seorang ibu, mungkin mereka juga akan sarapan di rumah, terlebih Hardi yang memang tidak memiliki siapa siapa di rumah nya.

Ia hanya tinggal seorang diri, lantas siapa yang akan membuatkan nya sarapan? Jika Franky masih mending, meskipun tidak memiliki ibu, namun laki laki itu masih memiliki ayah. Selain itu, ia juga memiliki beberapa pembantu yang sebenarnya selalu membuatkan nya sarapan.

Hanya saja, ayah Franky tidak pernah sarapan atau makan di rumah. Itulah sebab nya, Franky menjadi males dan tidak pernah makan di rumah nya.

“Mami apaan sih nanya nya begitu. Nih udah Taka habisin, makasih Mami. Sekarang anak Mami yang ganteng ini mau sekolah dulu biar makin pinter, biar bisa kaya Papi,” ucap Taka memberikan gelas susu nya kepada mom Claudia lalu segera berpamitan lagi.

“Ya udah, kalian hati hati. Jangan ngebut ngebut! Inget, hari sial gak ada di jadwal apalagi kalender, jadi waspada kalian di jalan! Ngerti gak!”

“Siap Tante,” jawab Hardi dan Franky serentak bersamaan bahkan sampai membuat hormat kepada mom Claudia.

Berbeda dengan Taka yang justru malah memutar bola mata nya dengan jengah. Memnag nya siapa yang mau kecelakaan, sampai harus berada di kalender apalagi di jadwal nya.

“Assalamualaikum!” ucap ketiga anak muda itu sebelum menyalakan mesin motor nya.

“Walaikumsalam,” jawab mom Claudia menatap kepergian putra dan teman teman nya yang semakin menjauh meninggalkan halaman rumah nya.

‘Anakku cepet banget gede nya. Padahal kemarin masih bentuk tuyul, sekarang udah segede itu, udah bisa buat tuyul harus nya.’ Gumam mom Claudia dalam hati dengan wajah terharu nya.

Namun, hanya beberapa detik, seolah ia tersadar akan ucapan nya, dengan cepat ia menepuk mulut nya dengan tangan nya sendiri.

“Astaga, mulut apaan sih ngomong nya. Ckckck gara gara Taka ini, makin lama mulut ku ikutan lemes!” decak nya kesal dan malah menyalahkan putra nya.

Menolak sadar, bahwa sikap dan sifat putra nya adalah cerminan dari dirinya sendiri.

...~To be continue .......

Terpopuler

Comments

Erina Munir

Erina Munir

mamanya begitu yaa nurun lah k anaknya 😄😄😄

2025-01-29

0

Queen Sha

Queen Sha

Mamanya aja ajaib apalagi anaknya

2024-01-18

1

Halimah

Halimah

🤣🤣🤣🤣🤣

2023-12-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!