"Ada apa?" Tanya Alessandra sambil menatap Leon dan ke dua orang tua Leon yang diam membatu karena waktu mendadak berhenti.
"Sebentar lagi ponsel milik Tuan Leon akan berdering untuk memberitahukan kalau ke empat karyawati nya tidak sadarkan diri karena Nona membuat mereka babak belur."
"Lambat atau cepatnya informasi ini pasti diketahui oleh Kak Leon. Jadi biarkan saja Kak Leon menerima informasinya." Ucap Alessandra.
"Jika Nona di tanya bagaimana? Karena hanya Nona yang berdiri di depan pintu dan Nona juga bilang ke Tuan Leon kalau ada karyawati yang melarang Nona untuk masuk ke dalam ruang pantry sedangkan tidak ada satupun orang yang masuk ke ruangan itu."
Alessandra terdiam beberapa saat hingga akhirnya dirinya mendapatkan ide cemerlang.
"Terima kasih sudah mengingatkan dan Aku tahu jawabannya." Ucap Alessandra.
"Apa itu Nona?"
"Nanti juga akan tahu." Jawab Alessandra.
Waktu kembali seperti sediakala
"Tentu saja tidak." Jawab Leon.
Alessandra hanya menganggukkan kepalanya dan tidak berapa lama ponsel milik Leon berdering membuat Leon mengambil ponselnya dari saku jasnya untuk melihat siapa yang menghubungi dirinya.
"Tumben Hans telepon." Ucap Leon.
"Angkat saja siapa tahu penting." Ucap Ibunya Leon.
Leon hanya menganggukkan kepalanya kemudian menggeser tombol berwarna hijau. Ponsel milik Leon ditempelkan ke telinganya untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.
"Apa?" Tanya Leon dengan nada terkejut sambil berdiri.
"....."
"Baik, bawalah mereka berempat ke rumah sakit!" Perintah Leon.
"....."
Tut Tut Tut Tut
Sambungan komunikasi langsung terputus secara sepihak kemudian Leon menyimpan ponselnya dari saku jasnya sambil duduk di sebelah Alessandra lalu menatap ke arah Alessandra.
"Ada apa Leon?" Tanya Ayahnya Leon.
"Ke empat karyawati ku babak belur di pukul dan ada tiga pecahan cangkir. Apakah ini ada hubungannya denganmu Alessandra?" Tanya Leon.
"Jujur iya." Jawab Alessandra.
"Kenapa Kamu berbohong?" Tanya Leon.
"Maksudnya?" Tanya Alessandra pura-pura tidak mengerti.
"Tadi Aku melihat dari cctv kalau Kamu tidak jadi masuk ke pantry dengan alasan karena ada empat karyawati melarang mu masuk ke pantry dan menyuruhmu untuk pindah. Karena itulah Kamu balik lagi ke lift menuju ke pantry yang bukan petinggi. Ceritakan apa yang sebenarnya terjadi." Pinta Leon penasaran begitu pula dengan ke dua orang tuanya.
Alessandra pura-pura menghembuskan nafasnya dengan perlahan sambil memejamkan matanya setelah beberapa saat Alessandra membuka matanya dan menatap wajah tampan Leon.
"Sebenarnya Aku sudah masuk ke dalam pantry dan sudah membuat dua cangkir kopi dan satu cangkir teh. Waktu Aku mau jalan ke arah pintu sambil membawa nampan tiba-tiba ada kecoa bersamaan kedatangan dua karyawati." Ucap Alessandra berbohong sedikit.
"Lalu, apa yang terjadi selanjutnya?" Tanya Leon penasaran.
"Karena Aku sangat takut kecoa tanpa sadar Aku melempar nampan tersebut ke arah mereka dan otomatis mereka sangat marah lalu mengatakan kalau Aku..." Ucap Alessandra menggantungkan kalimatnya.
"Mengatakan kalau Kamu apa?" tanya Leon penasaran begitu pula dengan ke dua orang tuanya.
"Sebentar." Ucap Alessandra sambil mengambil ponsel nya dan diberikan ke Leon namun sebelumnya mencari aplikasi perekam suara.
Leon menerima pemberian ponsel milik Alessandra dengan wajah bingung.
"Aku sempat merekam percakapan Kami jadi Kak Leon bisa mendengarnya dengan jelas." Ucap Alessandra yang mengerti kenapa Leon bingung.
"Maaf, Aku tidak sengaja karena tadi ada kecoa di sana." terdengar suara Alessandra.
"Kamu pasti sengajakan?" terdengar suara seorang gadis.
"Kamu itu seharusnya di lantai lima khusus untuk pegawai rendahan!" sambung suara gadis lainnya dengan nada tinggi.
"Maaf, saya tadi di suruh tuan Leon untuk membuat dua kopi dan satu teh di lantai tiga puluh sembilan." terdengar suara Alessandra.
"Cih ... Apa kamu simpanan tuan Leon? Jangan mimpi ya bisa mendapatkan tuan Leon." terdengar suara seorang gadis.
"Hei, lihat lehernya ada tanda merah, kamu di bayar berapa sama tuan Leon!" terdengar suara gadis lainnya dengan nada menghina.
"Dasar wanita murahan!!!" terdengar suara bentakan gadis lainnya.
"Dasar ja x lang!!!" terdengar suara bentakan gadis lainnya lagi.
Prang
Leon yang mendengar suara makian membuat Leon tanpa sadar membanting ponsel milik Alessandra hingga berkeping-keping.
Grep
"Maaf, seharusnya acara pernikahan Kita dirayakan secara mewah agar orang lain tidak menghina istriku." Ucap Leon sambil memeluk tubuh mungil Alessandra membuat Alessandra membalas pelukan suaminya.
"Karena itu Mommy ingin kalian menikah secara mewah agar menantu Mommy dan Daddy tidak di rendahkan sama orang lain." Ucap Ibunya Leon.
"Iya Mom, Secepatnya kita mengadakan resepsi pernikahan secara mewah agar kejadian ini tidak terulang lagi." Ucap Leon.
"Bagus Daddy setuju sekali pernikahan Kalian diadakan secara mewah. Bagaimana kalau acara resepsi pernikahannya diadakan besok?" Tanya Ayahnya Leon memberikan usulan.
"Leon setuju Dad." Jawab Leon.
"Mommy juga setuju dan mengenai acara resepsi pernikahan, Kalian jangan kuatir karena Mommy dan Daddy yang mengatur semuanya." Ucap Ibunya Leon.
"Jadi ngerepotin Mommy dan Daddy." Ucap Alessandra sambil melepaskan pelukannya begitu pula dengan Leon.
"Kami tidak merasa di repotkan jadi Kamu tenang saja jangan merasa tidak enak hati." Ucap Ibunya Leon.
"Oh ya lebih baik hari ini Kalian pergi ke butik langganan Mommy untuk mencari pakaian pengantin Kalian." Sambung Ibunya Leon.
"Tapi pekerjaan Leon Mom?" Tanya Leon yang melihat masih menumpuk di meja kerjanya.
"Biar Daddy yang mengerjakannya, Kalian pergilah." Ucap Ayahnya Leon.
"Baik Dad." Ucap Leon patuh.
Alessandra mencium punggung tangan orang tuanya Leon secara bergantian begitu pula dengan Leon kemudian pergi meninggalkan ruang kerja milik Leon.
"Menantu Kita memang sangat berbeda terlebih sangat menghormati orang yang lebih tua." Ucap Ibunya Leon.
"Benar kata Mommy dan semoga saja putra Kita bisa menghilangkan jiwa psychophatnya." Ucap Ayahnya Leon.
"Semoga saja Dad." Jawab Ibunya Leon.
Ayahnya Leon hanya menganggukan kepalanya kemudian berjalan ke arah kursi kebesarannya yang dulu pernah diduduki karena sekarang perusahaannya sudah diserahkan Ke Leon.
Ayahnya Leon melanjutkan pekerjaan Leon dengan di bantu oleh istrinya. Sedangkan Leon dan Alessandra berjalan ke arah pintu lift khusus petinggi CEO.
Leon mengambil ponselnya dari saku jasnya kemudian mengetik sesuatu setelah selesai Leon mengirim pesan tersebut.
"Kak Leon kirim pesan ke siapa?" Tanya Alessandra pura-pura tidak tahu ketika melihat Leon menyimpan kembali ponselnya.
"Ke Hans." Jawab Leon sambil menekan tombol lift.
"Isinya?" tanya Alessandra.
Ting
Ketika Leon ingin mengatakan sesuatu bersamaan pintu lift terbuka membuat mereka masuk ke dalam kotak persegi empat tersebut. Leon menekan tombol lantai satu sedangkan Alessandra menunggu jawaban Leon.
"Masalah pekerjaan." Jawab Leon yang tahu kalau Alessandra menunggu jawaban darinya.
"Benarkah masalah pekerjaan?" Tanya Alessandra sambil menatap wajah tampan Leon.
"Apakah Kamu tidak percaya padaku?" Tanya Leon.
"Percaya banget." Jawab Alessandra sambil tersenyum manis.
'Dalam mimpi.' Sambung Alessandra dalam hati.
'Apa isi pesan yang di ketik oleh Kak Leon?' Tanya Alessandra dalam hati.
"Tuan Leon mengetik pesan ke Hans yang isinya : Buat mobilnya masuk ke dalam jurang agar ke empat karyawatinya masuk ke dalam jurang tanpa ada jejak sedikitpun."
"Aku sudah menebak nya kalau Kak Leon akan melakukan hal itu." Ucap Alessandra sambil memijat keningnya yang tidak pusing.
"Tuan Leon benar-benar sangat kejam."
"Benar sekali." Jawab Alessandra.
Waktu Kembali Berjalan
Ting
Pintu lift terbuka dan mereka ke luar dari kotak persegi empat menuju ke arah keluar lobby perusahaan.
Leon dengan sengaja memeluk pinggang Alessandra agar kelak kejadian barusan tidak terulang kembali.
'Kak Leon, banyak orang yang memandangi Kita.' Ucap Alessandra dengan suara berbisik agar mereka tidak mendengar ucapan Alessandra.
'Biarkan saja.' Jawab Leon yang juga ikut berbisik.
Alessandra hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan perlahan hingga mereka ke luar dari lobby dan sebuah mobil mewah berhenti tepat di depan mereka.
Tanpa sepengetahuan Leon dan Alessandra kalau ada dua pasang mata memperhatikan Leon dan Alessandra kemudian menghubungi seseorang.
"Peringatan sistem ... Peringatan sistem ..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
nacho
bila sambungnya
2023-06-01
0
Yayuk Triatmaja
Iya bikin tidak semangat
2023-05-30
2
Yayuk Triatmaja
Terima kasih banyak, maaf novelnya di minta revisi biar lulus kontrk
2023-05-30
2