"Tidak ada kata maaf buat kalian bertiga." ucap Leon dengan nada dingin dan wajah datar.
"Lepaskan mereka berdua juga kemudian potong tangan ke tiga gadis itu!" Perintah Leon.
"Baik Tuan." Jawab ke dua anak buahnya bersamaan.
"Tuan, maafkan Aku." Mohon ke tiga gadis tersebut bersamaan.
Tubuh mereka menggigil mendengar ucapan kejam Leon karena Mereka tidak ingin tubuhnya ada yang cacat.
Hati Leon yang sudah dikuasai amarah tidak memperdulikan permohonan maaf ke empat karyawatinya hingga terdengar suara ...
Sreeetttt Sreettttt Sreeetttt
"Akhhhhhhhh ...." Teriak gadis ke dua, ke tiga dan ke empat saling bersahutan ketika tangan kanan ke tiga gadis tersebut terputus.
Jeritan kesakitan mereka berempat tidak diperdulikan oleh Leon ataupun anak buah Leon. Leon menatap satu persatu gadis tersebut dengan tatapan membunuh.
Tangan kanan Leon mencengkram rahang kanan gadis pertama dengan sangat kencang sedangkan tangan kirinya mencengkram rahang gadis ke dua juga sangat kencang.
"Bagaimana sakit?ini belum seberapa karena ada lagi penyiksaan yang kedua." ucap Leon sambil tersenyum menyeramkan membuat ke empat gadis itu bertambah ketakutan.
"Maafkan kami tuan hiks... hiks...hiks...kami sangat menyesal." ucap ke empat gadis itu bersamaan dengan wajah sangat ketakutan yang teramat sangat.
Leon melepaskan ke dua tangannya dan berjalan mendekati gadis ke tiga dan ke empat kemudian mencengkram rahang ke dua gadis itu dengan ke dua tangannya.
"Tidak ada kata ampunan buat kalian karena perbuatan kalian istriku tidak bisa mempunyai anak!!!!" bentak Leon kemudian melepaskan ke dua tangannya karena gadis ke tiga kehabisan oksigen.
Mereka berempat tidak menyangka bos yang terkenal dingin ternyata sangat kejam. Mereka sangat menyesali perbuatannya. Mereka berempat tidak menyangka sama sekali kalau mereka mendapatkan hukuman yang sangat mengerikan.
"Tuan hiks... hiks... hiks.. berikan kami kesempatan... hiks... hiks... hiks..." mohon ke empat gadis itu sambil terisak.
"Aku tahu kalian berempat sering membuly pegawai baru, selama ini aku diamkan tapi ketika kalian berempat menyiksa istriku aku tidak bisa untuk memaafkan kalian terlebih istriku tidak bisa mengandung karena perbuatan kalian berempat." ucap Leon tanpa sadar air matanya keluar.
"Aku sangat menginginkan anak tapi karena perbuatan kalian maka terimalah hukuman kalian berempat." ucap Leon sambil menatap tajam ke arah empat gadis itersebut yang tubuhnya bergetar dengan hebat karena mereka ingin hidup.
"Hans potong ke empat kaki gadis itu karena kaki mereka yang telah menendang perut istriku!" perintah Leon tanpa punya rasa empat sedikitpun.
"Tuan kami minta maaf." ucap ke empat gadis itu dengan wajah sangat ketakutan dan wajahnya berubah menjadi pucat pasi.
Ke empat gadis itu tidak menyangka ternyata perbuatannya yang sering membuly anak baru diketahui oleh bosnya. Mereka sangat menyesal terlebih mereka tidak menyangka akibat perbuatannya istri bosnya tidak bisa mempunyai anak.
Hans yang mendengar ucapan Leon langsung mengambil alat potong mesin untuk menebang pohon. Suara mesin yang berisik membuat ke empat gadis itu semakin ketakutan.
Sreeetttt Sreeetttt Sreeetttt Sreeetttt
Sreeetttt Sreeetttt Sreeetttt Sreeetttt
"Akhhhhhhhh ...." Teriak ke empat gadis tersebut saling bersahutan ketika tangan kanan ke empat gadis tersebut terputus.
Jeritan kesakitan ke empat gadis tersebut tidak diperdulikan oleh Leon ataupun anak buah Leon. Leon menatap satu persatu gadis tersebut dengan tatapan membunuh.
Ke empat gadis itu langsung ambruk dan pingsan di lantai karena tidak mempunyai dua kaki.
"Siram dengan air garam." perintah Leon tanpa punya perasaan sama sekali.
"Baik tuan." ucap Hans dengan patuh.
Hans dan ke dua bodyguard itu langsung menyiram dengan air yang sudah di tambah dengan garam yang sudah disiapkan.
Byur Byur Byur Byur
"Akhhhhhhhh ...." Teriak ke empat gadis tersebut saling bersahutan ketika tubuh mereka tersiram air garam.
Ke empat gadis tersebut membuka matanya dengan wajah sayu sambil masih berteriak kesakitan.
" Tuan bunuhlah aku." rintih gadis pertama yang tidak sanggup menerima siksaan.
"Ya tuan, bunuhlah Aku karena Aku tidak sanggup." rintih gadis ke dua.
"Tuan sakit, bunuhlah Aku." rintih gadis ke tiga dam ke empat bersamaan.
"Sebentar lagi kalian akan mati tapi sebelum itu aku ingin merobek mulut kalian beremlat karena mulut kalian telah menghina istriku." ucap Leon sambil tersenyum menyeringai.
Leon pun merobek ke empat gadis tersebut hingga mulut mereka menjadi robet dan darah segar keluar dari mulut mereka. Hal itu membuat mereka hanya bisa menahan rasa sakit karena mulutnya tidak bisa lagi berteriak.
"Tinggalkan mereka hingga mereka mati mengenaskan dengan kehabisan darah. Baru bakar ke empat gadis itu." ucap Leon dengan nada dingin.
"Baik tuan." ucap Hans.
Leon pun berjalan keluar menuju kamar pribadinya untuk membersihkan tubuhnya yang sudah terkena noda darah dan mengganti pakaian baru. Leon berjalan ke mansion yang berada di sebelahnya menuju ke meja kerja diikuti oleh Hans yang juga sudah membersihkan diri dan mengganti pakaiannya.
Leon duduk di kursi kebesarannya sedangkan Hans duduk dihadapannya dengan dibatasi oleh meja.
"Hans, cari dokter yang terbaik agar istriku bisa hamil." pinta Leon.
"Baik tuan." ucap Hans.
Hening
Hening
"Maaf tuan sebenarnya apa kata dokter?" tanya Hans.
"Dokter bilang istriku hanya sedikit kemungkinan bisa hamil. Aku salah Hans seandainya saja aku tidak egois untuk memintanya untuk datang ke kantor mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini." ucap Leon lirih sambil mengusap ke dua tangannya dengan kasar.
Penyesalan demi penyesalan hinggap di hati Leon. Tanpa sadar di ke dua sudut matanya menetes cairan bening. Tidak berapa lama ponselnya berdering. Tanpa melihat Leon langsung mengangkatnya. Setelah berbicara sebentar Leon langsung berdiri dan keluar dari ruangan kerja diikuti oleh Hans.
"Alessandra sudah sadar kita ke rumah sakit." ucap Leon ketika mereka sudah sampai di dalam mobil.
"Baik tuan." ucap Hans.
Hans mengendarai mobil dengan kecepatan sedang hingga lima belas menit kemudian mereka sudah sampai di lobby rumah sakit. Leon langsung keluar dan menuju ke ruang perawatan.
ceklek
Leon masuk ke dalam dan melihat istrinya menatapnya dengan sendu sedangkan dokter pribadinya menatapnya dengan senyum menggoda tapi tidak diperdulikan oleh Leon.
"Kau berdirilah." usir Leon.
Dokter Bela hanya mendengus kesal menerima sikap dingin sahabat lamanya sekaligus dokter pribadinya, tapi tidak diperdulikan oleh Leon. Leon duduk di samping istrinya dan menggenggam tangan istrinya.
cup
"Sayang, apakah ada yang sakit?" tanya Leon sambil mengecup kening istrinya.
"Perutku masih sakit sayang, sayangku habis dari mana?" tanya Alessandra sambil menatap wajah tampan suaminya.
"Ada urusan sayang." ucap Leon
Leon tidak mengatakan kalau dirinya telah memberikan pelajaran ke rmpat gadis itu sekaligus karyawatinya. Alessandra tahu kalau suaminya menyembunyikan sesuatu tapi Alessandra hanya bisa diam dan tidak berani mengatakan karena melihat raut wajah suaminya yang masih menyimpan amarah.
"Sayang apa kata dokter?" tanya Alessandra mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Baik - baik saja sayang." ucap Leon sambil memalingkan wajahnya menatap ke arah lain.
"Apakah ada sesuatu yang sayangku sembunyikan?" tanya Alessandra curiga karena suaminya tidak menatap dirinya.
Hening
Hening
"Sayang kumohon katakanlah ada apa?" pinta Alessandra
" Sayang, kesempatan kamu hamil sangat kecil." ucap Leon lirih.
"Kenapa bisa begitu sayang?" tanya Alessandra dan tidak terasa air matanya keluar karena dirinya ingin sekali bisa hamil.
"Akibat tendangan yang di lakukan ke empat karyawatiku membuat dirimu sulit hamil." ucap Leon lirih sambil menghapus air mata istrinya dengan ke dua ibu jarinya.
"Sayang, aku tahu kalau sayangku ingin sekali mempunyai anak karena itu menikahlah dengan gadis lain contohnya dokter Bela sahabat dan sekaligus dokter pribadimu. Aku tidak apa - apa dan aku akan pergi dari kehidupanmu untuk selama - lamanya." ucap Alessandra sambil tersenyum menahan luka di hatinya.
Alur Cerita Novel Yang Sebenarnya OFF
"Jika Kita mengikuti alur cerita maka Mereka berempat berakhir dengan kematian yang sangat menyakitkan sekaligus mengerikan." Ucap Alessandra sambil tersenyum devil.
"Karena itulah Nona mengubah jalan ceritanya."
"Tepat sekali, sekarang mereka sudah cacat dan tidak lagi semena-mena terhadap orang lain selain itu bisa dipastikan mereka tidak lagi bisa bekerja di perusahaan suami pemilik tubuh ini." Ucap Alessandra.
"Sungguh Nona sangat kejam."
"Mereka yang mulai duluan karena itulah jangan salahkan Aku untuk membalasnya dan rencana selanjutnya adalah memberikan pelajaran dokter itu yang memfitnah pemilik tubuh hingga pemilik tubuh nyaris meninggal dunia." Ucap Alessandra sambil menahan amarahnya terhadap dokter Bela.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Mohon dukungan dan Berikan : 😍😍😘😘🤩🤩😊😊😉😉
Komentar 😍
Like 😍
vote 😍
tip 😍
Agar Author tetap semangat dalam menulis novel ini. Terima kasih banyak buat pembaca yang masih setia membaca novelku.😁😚😚😍😍😘😘 juga yang telah memberikan komentar, like, vote dan tipnya.
Salam Author
Yayuk Triatmaja
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
nacho
😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘
2023-05-27
0