"Ada apa Mom?" Tanya Leon dengan wajah bingung karena baru kali ini dirinya melihat Mommy nya menahan amarahnya.
"Leon, Daddy mengirimkan rekaman video cctv nya katanya Kamu harus melihatnya." ucap Ibunya Leon memberikan ponsel miliknya.
Leon menerima ponsel milik Ibunya Leon dan menonton video rekaman cctv bersama Ibunya Leon. Mata Leon dan Ibunya Leon membulat sempurna melihat rekaman video cctv yang menyiksa Alessandra membuat rahang Leon dan Ibunya Leon mengeras.
"Daddy, tolong bawa Mereka ke markas." Ucap Leon sambil mengetik pesan tersebut ke Ayahnya Leon.
"Mommy setuju mereka pantas mendapatkannya." ucap Ibunya Leon.
Leon hanya menganggukkan kepalanya kemudian Leon memberikan ponselnya ke Ibunya setelah dirinya selesai mengirim pesan ke Ayahnya.
Kini Leon dan Ibunya menunggu Alessandra yang masih di rawat di ruangan operasi sambil berharap Alessandra baik-baik saja.
ceklek
Pintu terbuka, tampak dokter datang dengan wajah lesu. Ibunya Leon dan Leon mendekati dokter tersebut untuk menanyakan keadaan istrinya Leon.
"Dokter bagaimana keadaan istriku?" tanya Leon dengan wajah kuatir.
"Bisa bicara di ruangan ku tuan? " Tanya dokter tersebut tanpa menjawab pertanyaan Leon.
"Bisa." Jawab Leon singkat hatinya dipenuhi tanda tanya.
"Mommy ikut." Ucap Ibunya Leon.
Leon hanya menganggukkan kepalanya kemudian Dokter itu pun berjalan melewati tubuh Leon menuju ke ruangan pribadinya diikuti oleh Leon dan ibunya Leon.
Sampai di dalam ruangan dokter itu pun masuk ke dalam ruangan bersama Leon dan Ibunya Leon.
"Silahkan duduk Nyonya Besar dan Tuan Muda." pinta dokter tersebut.
Ibunya Leon dan Leon pun duduk dan menatap ke arah dokter tersebut dengan wajah kuatir.
"Apa yang sebenarnya yang terjadi dok?" tanya Leon dengan wajah masih kuatir.
Dokter itu menghembuskan nafas dengan kasar kemudian menatap wajah Leon.
"Maaf tuan, pukulan yang di terima istri tuan mengakibatkan berpengaruh pada janinnya. Kemungkinan memiliki mempunyai anak sangat sedikit." Jawab dokter tersebut.
"Apa???" tanya Leon dengan wajah terkejut.
"Benar Tuan, ini akibat benturan yang sangat keras di perut istri Tuan dan di tambah tendangan di perutnya sepertinya dilakukan secara berulang - ulang karena itulah isteri Tuan sangat sulit mempunyai anak dan kalau pun bisa hamil hanya kemungkinan 10 persen." Jawab dokter tersebut.
Leon hanya bisa menghembuskan nafasnya secara kasar hatinya sangat terluka karena Leon ingin sekali mempunyai anak.
"Istri Tuan sebentar lagi akan dipindahkan ke ruang perawatan." ucap dokter tersebut ketika melihat Leon terdiam.
" Baik dok." ucap Leon dengan nada lemah.
Impian memiliki anak hanya sekedar mimpi membuat Leon dendam dan ingin membalasnya ke empat gadis tersebut. Ibunya Leon dan Leon berjalan ke luar menuju ke ruang perawatan di mana Alessandra di rawat.
"Leon, Mommy ingin menemui Daddy karena Mommy ingin memberikan pelajaran ke empat gadis yang sudah membuat menantu kesayanganku tidak bisa punya anak." Ucap Ibunya Leon sambil menahan amarahnya.
Ibunya Leon ingin sekali menggendong cucu namun kini harapannya sangat tipis membuat Ibunya Leon ingin melampiaskan amarahnya ke empat gadis tersebut.
Leon hanya menganggukkan kepalanya kemudian Ibunya Leon pergi meninggalkan rumah sakit menuju ke markas yang dulu milik suaminya karena sekarang markasnya kini digunakan oleh putranya yang bernama Leon.
Kini Leon berada di ruang perawatan dan duduk di samping ranjang istrinya. Hatinya terasa sakit melihat luka - luka lebam di seluruh tubuh istrinya. Leon kemudian menghubungi seseorang untuk menjaga istrinya.
ceklek
Seorang dokter cantik masuk ke dalam ruangan dimana Alessandra Di rawat.
"Ada apa tuan?" tanya dokter cantik tersebut.
"Dokter Bela, kamu adalah dokter pribadiku tolong jaga istriku." pinta Leon.
"Tuan Leon sudah menikah sejak kapan? Kenapa tidak mengundangku?" tanya dokter Bela dengan nada kesal.
"Ceritanya panjang, sekarang jaga istriku jika terjadi sesuatu maka kamu harus bertanggung jawab." ucap Leon dengan nada setengah mengancam.
"Baiklah tuan." ucap dokter Bela sambil menahan amarahnya terhadap Alessandra yang tidak bersalah sedikitpun.
Leon pergi meninggalkan Alessandra bersama dokter Bela menuju ke markas untuk menemui ke empat gadis tersebut. Leon lebih mempercayai sahabatnya untuk menjaga istri tercintanya.
xxxxx
Leon kini sudah sampai di markas dan berada di ruang penyiksaan di mana dirinya melihat orang tuanya dan Hans sedang menyiksa ke empat gadis tersebut.
"Mommy dan Daddy, tolong tinggalkan Leon bersama Hans di ruangan ini." Pinta Leon.
"Oke." Jawab ke dua orang tuanya bersamaan sambil meninggalkan ruangan tersebut.
Leon menatap ke arah ke empat gadis yang tidak lain karyawatinya yang sudah lama bekerja di mana sekarang ini masing - masing duduk terpisah dengan kondisi ke dua tangannya dan kakinya terikat.
Ke empat gadis itu melihat bosnya datang langsung tersenyum dan berusaha mencari simpati.
"Tuan tolong kami, kami tidak tahu kenapa kami diikat." ucap gadis pertama dengan nada manja
"Benar tuan, tangkap mereka yang telah menculik kami." pinta gadis ke dua sambil mengedipkan matanya dan mengarahkan dagunya ke 3 orang bodyguard milik Leon serta Hans yang menatap mereka dengan tatapan datar dan dingin.
"Tuan tolonglah bebaskan kami." ucap gadis ke tiga dan ke empat dengan nada menggoda.
Leon hanya diam dan kakinya melangkah menuju sebuah kotak dan mengambil sebuah pisau kecil tapi sangat tajam. Leon berjalan mendekati gadis pertama.
"Hans." panggil Leon tanpa menjawab ucapan para karyawatinya.
Hans tidak menjawab hanya melepaskan ikatan gadis pertama membuat gadis pertama tersenyum bahagia menatap wajah Hans kemudian menatap wajah Leon tapi senyuman itu berubah pucat karena melihat senyuman Hans dan Leon berubah menjadi senyuman yang sangat menakutkan.
" Hans tangan mana yang tadi menampar istriku?" tanya Leon dengan nada dingin.
Hans yang mengerti hukuman yang di terima gadis itu langsung memegang tangan kanan gadis itu.
"Istri, apakah tuan Leon sudah menikah? saya tidak menampar istri tuan?" tanya gadis pertama dengan penuh ketakutan.
"Apakah kalian berempat di kantor tidak ingat telah menyiksa nyonya Leon di pantri?" tanya Hans dengan nada dingin.
"Maksud Tuan, wanita ****** itu adalah istri Tuan Leon?" tanya ke empat gadis tersebut dengan wajah terkejut dengan wajah polos tanpa menyadari kalau perkataannya membahayakan nyawanya.
Plak
Plak
Plak
Plak
Hans menampar ke empat gadis tersebut dengan sangat kencang membuat sudut bibir ke empat gadis tersebut mengeluarkan darah segar.
"Jangan sekali - kali bilang Nyonya Leon seorang ****** tapi kalianlah yang ******!!" Teriak Leon dengan suara menggelegar.
deg
deg
deg
deg
Ke empat gadis jantungnya berdetak sangat kencang mendengar ucapan Leon yang membentak mereka. Mereka tidak mengira perbuatannya membuat amarah Leon sangat menakutkan.
"Maafkan kami Tuan, kami tidak tahu." ucap ke empat gadis tersebut bersamaan sambil kakinya gemetaran menahan rasa takut.
"Hans." panggil Leon dengan nada dingin.
Hans memegang tangan kanan gadis itu dan di arahkan ke meja. Tangan gadis itu gemetar dan sekaligus bingung apa yang akan dilakukan oleh asisten tersebut.
srettt
"Akhhhhhhhh.." Teriak gadis pertama.
"Akhhhhhhhh.." Teriak ke tiga temannya bersamaan.
Tangan kanan gadis pertama terpotong hingga putus membuat gadis tersebut berteriak kesakitan sedangkan ke tiga temannya berteriak karena ketakutan.
"Hans" panggil Leon ulang
Hans melepaskan ikatan tali gadis yang ke dua membuat gadis ke dua, ke tiga dan ke empat sangat ketakutan sedangkan gadis pertama masih berteriak kesakitan karena tangan kanannya putus.
"Tuan, kami mohon maafkan kami. Kami bersedia melakukan apa saja asalkan kami bebas." pinta gadis ke dua sambil menangis meminta pengampunan.
"Benar tuan, kami juga bersedia berlutut meminta maaf sama nyonya Leon." pinta gadis ke tiga dan keempat sambil menangis dengan perasaan menyesal yang teramat sangat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
nacho
bila sambung
2023-05-27
0
nacho
😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘mantap
2023-05-26
1