"Baik Mom." Jawab Leon sambil mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Alessandra.
'Untung waktu itu Aku masukkan nomer ponsel ku di nomer Alessandra agar Aku bisa tahu nomer teleponnya.' Sambung Leon dalam hati.
Tidak menunggu lama Alessandra mengangkat ponselnya.
("Halo Sayang." Panggil Alessandra dengan suara lembut).
("Ada di mana?" Tanya Leon dengan nada dingin).
("Ada di pantry, bikin kopi dan teh buat suamiku tercinta dan ke dua orang tua ku." Jawab Alessandra).
("Orang tuamu?" Tanya Leon mengulangi perkataan Alessandra dengan wajah bingung pasalnya orang tua Alessandra sudah meninggal dunia).
("Maksudku orang tua Kak Leon sudah Aku anggap orang tuaku. Bolehkan Aku menganggap orang tua suamiku sebagai orang tuaku?" Tanya Alessandra dengan nada manja).
("Tentu saja boleh dan Aku sangat suka." Jawab Leon sambil tersenyum bahagia).
("Syukurlah, minumannya sudah selesai dan sekarang tinggal Aku antar ke ruangan suamiku yang paling tampan." Ucap Alessandra).
'Perutku mendadak menjadi mules.' Ucap Alessandra dalam hati.
("Sejak kapan Kamu jadi wanita penggoda?" Tanya Leon).
("Sejak Aku menikah dengan suamiku yang paling tampan, bukankah suamiku memang sangat tampan? Mengenai menjadi wanita penggoda memang benar Aku jadi wanita penggoda khusus untuk suamiku seorang." Jawab Alessandra dengan nada manja).
'Huek ... Perutku langsung mules.' Sambung Alessandra dalam hati.
("Ehem ... (ke dua pipinya mendadak bersemu merah) ... Aku lihat di cctv kamu tidak masuk ke pantry dan pergi lagi ke arah lift. Kenapa istriku tidak masuk ke pantry khusus petinggi CEO?" Tanya Leon dengan nada bingung dan mendadak suaranya berubah tidak segalak tadi).
("Ketika Aku keluar dari lift ada empat karyawati melarang ku masuk ke pantry dan menyuruhku untuk pindah. Karena itulah Aku balik lagi ke lift menuju ke pantry yang bukan petinggi." Jawab Alessandra sedikit berbohong).
"Kenapa Nona berbohong?"
"Kalau kita mengikuti alur cerita novelnya seharusnya seperti ini." Ucap Alessandra.
xxxxxx
Alur Cerita Novel Yang Sebenarnya Adalah:
Setelah Alessandra selesai di siksa oleh ke empat gadis tersebut, Leon sangat kesal membuat Leon mengutak-atik laptopnya untuk melihat cctv yang berada di pantry sambil menahan amarahnya.
Hatinya yang tadi kesal dan ingin menghukum Alessandra hilang seketika. Matanya membulat sempurna melihat Alessandra tergeletak tidak berdaya terlebih mulut, hidung dan kening mengeluarkan darah segar.
Leon langsung keluar dari ruangan diikuti oleh orang tua Leon. Mereka bertiga berjalan dengan langkah cepat menuju ke pintu lift bersamaan datangnya Hans keluar dari pintu lift.
"Ikut aku Hans!" perintah Leon sambil menahan amarahnya.
"Baik tuan." Jawab Hans patuh.
Leon masuk ke dalam lift sedangkan Hans yang masih berada di dalam lift tidak jadi keluar lift. Leon menekan tombol tiga puluh sembilan, sampai ke lantai tiga puluh sembilan Leon langsung berlari menuju pantry diikuti oleh ke dua orang tua Leon dan Hans yang masih bingung.
Orang tuanya tidak bertanya karena mereka tahu pasti ada sesuatu yang terjadi sedangkan Hans tidak berani bertanya karena dirinya tahu kalau wajah Leon tidak bersahabat dalam arti menahan amarah karena jika dirinya bertanya maka dirinya bisa terkena imbasnya.
Hans pernah mengalaminya ketika Leon sedang menahan amarah, Hans menanyakan apa yang terjadi tapi malah mendapatkan tatapan tajam dan Hans hampir saja di beri bogem mentah tapi Leon berusaha menahan untuk tidak melakukannya. Sejak saat itu Hans tidak berani menanyakan jika Leon sedang menahan amarahnya.
Leon, ke dua orang tuanya serta Hans membulatkan matanya melihat Alessandra tergeletak pingsan, seluruh tubuhnya lebam lebam dan ke dua sudut bibirnya, hidung dan keningnya masih mengeluarkan darah segar.
"Leon biar Mommy yang mengantarmu ke rumah sakit sedangkan Daddy dan Hans meretas cctv kantor agar Kita tahu siapa pelakunya." Ucap Ibunya Leon sambil menahan amarahnya.
"Baik Mom." Jawab Ayahnya Leon dan Leon bersamaan sambil ikut menahan amarahnya.
Leon langsung menggendong tubuh Alessandra dan di bawa ke luar menuju pintu lift lantai dasar tempat mobilnya diparkir diikuti oleh Ibunya Leon.
Bodyguard yang merangkap sebagai sopir sudah duduk di kursi pengemudi dan di samping pengemudi Ibunya Leon sedangkan Leon duduk di kursi belakang.
Leon memeluk tubuh Alessandra dan tanpa sadar cairan bening keluar dari sudut matanya. Rasa takut kehilangan Alessandra membuat dadanya terasa nyeri. Leon yang menggunakan kemeja putih langsung terkena noda darah dari Alessandra.
Amarah dan sedih bercampur menjadi satu, dirinya sangat marah karena ingin memberikan pelajaran ke orang yang telah berani menyentuh miliknya terlebih sampai terluka. Sedih karena melihat orang yang dicintai masih dengan setia memejamkan matanya.
"Akan aku siksa orang itu sampai orang itu meminta ampun dan memilih untuk mati." ucap Leon penuh amarah.
"Mommy setuju, orang seperti itu pantas di siksa secara sadis karena tega melukai menantu kesayanganku." ucap Ibunya Leon sambil menahan rasa amarahnya.
Orang tua Leon merestui pernikahan putranya dengan Alessandra karena Alessandra berbeda dengan wanita lainnya.
Bodyguard yang merangkap sebagai sopir mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi hingga hanya membutuhkan waktu delapan menit mereka sudah sampai di rumah sakit.
Leon menggendong tubuh Alessandra menuju ke ruangan ugd sedangkan Ibunya Leon mengirim pesan ke suaminya untuk mengetahui apakah pelakunya sudah di tangkap atau belum.
Kini Ibunya Leon dan Leon duduk di ruang tunggu ugd dan berharap agar tidak terjadi sesuatu yang membahayakan Alessandra.
Setengah jam kemudian ponsel milik Ibunya Leon berbunyi sekali tanda ada pesan masuk. Ibunya Leon membuka ponselnya dan menerima kiriman rekaman video cctv.
"Leon." Panggil Ibunya Leon sambil masih menahan amarahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
nacho
😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘
2023-05-26
0