20. Pria yang sama

Brianna tak memiliki pilihan lain, dia pikir dia hanya akan melakukannya sekali lalu melupakannya. Berkali-kali dia mendoktrin diri sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Tenang, Brianna. Kau harus tenang. Ini bukan pekerjaan utamamu. Kau hanya melakukannya satu kali, lalu melupakan apa yang sudah terjadi." Brianna mencoba menenangkan dirinya sendiri.

Saat menyampaikan keputusannya pada Cecilia, Brianna sudah benar-benar yakin untuk hal ini. Tapi sekarang entah kenapa dia ragu lagi. Mungkin karena dia tau bahwa tak seharusnya ini menjadi pilihannya.

Suara dering ponselnya sendiri,bahkan membuat Brianna terjingkat kaget. Untungnya dia segera bisa menguasai keadaan.

"Bri, aku sudah mengatur semuanya. Tapi aku ingin memastikannya sekali lagi. Apa kau yakin mau melakukan hal ini?" tanya Cecilia dari sebrang panggilan.

"Y--ya, hanya sekali ini saja dan aku akan bisa menerima uangnya," jawab Brianna berusaha meyakinkan dirinya lagi dan lagi. Jujur, dia sangat gugup untuk hal ini.

"Baiklah, siapkan dirimu untuk malam ini."

Brianna tersentak. "Ma-malam ini?" tanyanya tak percaya.

"Ya. Bukankah kau mau uang itu secepatnya? Orang yang membutuhkan jasamu juga akan segera meninggalkan New York, untuk itu ... mungkin ini adalah malam terakhirnya di negara ini."

Brianna mengembuskan nafas gusar, namun sesaat kemudian dia merasa itu lega. Jika benar orang itu akan segera pergi dari New York, itu berarti tak akan ada pertemuan lainnya antara dia dengan pria yang akan membayar jasanya tersebut.

"Ba-baiklah," jawab Brianna gugup.

"Kau gugup?" tebak Cecilia dari seberang sana.

"Yah." Brianna harus jujur mengakuinya.

"Tenang saja. Ini bukan yang pertama bagimu, kan?"

"Kau tau ini yang pertama bagiku, Cecil," decak Brianna.

"Jangan menjadikan ini sebagai beban. Anggap saja ini adalah kencan pertamamu. Lagipula, dari yang ku dengar ... orang itu cukup muda dan tampan. Tapi ingat, jangan berharap lebih padanya," goda Cecil.

"Ya, ya, ya. Aku tau ini hanya hubungan semalam yang bahkan tidak bisa memuaskan ku," balas Brianna menohok.

Terdengar suara tawa Cecilia disana. Dia hanya berusaha mencairkan suasana agar Brianna tidak gugup lebih lama lagi.

"Oke, kau akan dijemput di tempat yang sudah ditentukan."

"Orang itu akan menjemputku?" Brianna akan keberatan dengan hal ini, jika bisa dia mau merahasiakan identitasnya, atau jika perlu wajahnya pun ingin dia sembunyikan agar orang yang membayar jasanya malam ini tidak bisa mengenalinya lagi jika suatu saat mereka harus bertemu di situasi yang tak disengaja.

"No, no, bukan dia yang akan menjemputmu. Mungkin orang suruhannya atau sopirnya. Entahlah, yang jelas bersiaplah, Bri."

Brianna tidak tau apakah semua ini akan merusak tatanan hidupnya yang sudah teratur atau tidak, tapi yang jelas dia membutuhkan uang itu. Sangat.

Setelah panggilan dari Cecilia berakhir, Brianna menelepon Flo untuk menanyakan keadaan Chico di Rumah Sakit.

"Ada apa, Bri?" respon Flo.

"Apa Chico sudah mendapatkan pengobatannya?"

"Ya, tapi kau tau itu hanya untuk sementara, Bri." Helaan nafas gusar terdengar dari Flo disana.

Kalau saja bisa, Brianna ingin mengeluh pada keadaan tapi walau bagaimanapun, dia tak mungkin membuang-buang waktu hanya untuk hal itu.

"Tolong jaga Chico hari ini, mungkin aku akan datang ke Rumah Sakit agak larut nanti."

"Kau jadi mau bekerja ditempat temanmu itu?" tanya Flo. Yang dia tau Cecilia bekerja disebuah club' malam, dia tak tau apa pekerjaan sebenarnya yang digeluti Cecil, Brianna juga tak mengatakan pada Flo mengenai job yang harus dia kerjakan malam ini karena Zach tidak mungkin menyetujui keputusannya. Tapi, apa pedulinya akan pendapat sang adik disaat keadaan seakan mendesaknya untuk segera mendapatkan uang secara instan?

"Yah."

"Menjadi pelayan di club'?" tanya Flo memastikan. Ya, itulah pekerjaan yang Brianna jadikan alasan didepan Flo. Dia bilang gajinya lumayan dan bisa diterima dimuka karena Cecilia termasuk orang yang kepercayaan di club' tersebut.

"Iya, Flo. Jadi, aku tidak tau kapan tepatnya aku bisa datang ke rumah sakit. Jadi tolong jaga Chico untukku sampai aku bisa kembali menemaninya disana."

"Iya, Bri. Bekerjalah dengan semangat," kata Flo menyemangati.

...***...

Pukul 8 malam, seorang pria menjemput Brianna di sebuah cafe yang menjadi tempat perjanjian. Tentu semua itu Cecil yang mengaturnya. Brianna bahkan tidak meminta nomor orang yang akan membayar jasanya, dengan begitu nomor pribadinya pun tak perlu disimpan oleh orang itu.

Untuk menyamarkan penampilannya, Brianna menggunakan kacamatanya. Ini dia lakukan agar orang itu tak mengenalinya di lain waktu.

Meski menggunakan kacamata tapi Brianna menggerai rambutnya. Dia mengenakan dress selutut dengan stoking hitam juga coat berwarna senada. Penampilannya bisa dibilang tertutup. Brianna juga memakai syal di lehernya, dia tau itu diperlukan untuk menutupi sebagian wajahnya.

"Mari, Nona ..." Pria yang menjemput Brianna mengarahkan wanita itu untuk memasuki mobil.

Jantung Brianna berdegup kencang, dia tidak tau harus bagaimana sekarang yang jelas dia harus menghadapi hal yang sudah dipilihnya.

"Silahkan, Nona."

Brianna tau ini saatnya dia harus turun dari mobil dan memasuki sebuah kamar yang nomornya dikirimkan oleh Cecilia beberapa saat lalu.

"Thank you," ucap Brianna pada pria yang menjemputnya.

Brianna merasa suara jantungnya terdengar lebih keras dari ketukan sepatunya sendiri yang beradu dengan lantai. Dia sangat gugup menjelang langkahnya yang semakin dekat menuju kamar yang akan dia datangi.

"Permisi," ujar Brianna sembari mengetuk pintu kamar nomor 246 itu.

Hanya menunggu sesaat, pintu itu langsung dibukakan dari arah dalam. Brianna langsung disuguhkan dengan penampakan kamar dengan lampu yang redup.

"Masuklah," titah sebuah suara yang belum Brianna lihat pemiliknya itu. Namun, suara itu terdengar familiar di indera pendengarannya.

Mata Brianna membola ketika menyadari siluet tubuh pria yang ada disana. Meski posisi pria itu membelakanginya, tapi Brianna mengenalnya. Brianna menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak percaya jika dia harus kembali berada dibawah kendali seorang Arthur Mattews.

Arthur membalik tubuhnya dan tampak biasa saja. Tidak ada raut terkejut diwajahnya saat melihat Brianna disana.

Apa dia tak mengenaliku? Begitulah batin Brianna. Tapi itu terasa tak mungkin, meski Brianna mengenakan kacamata seperti ini harusnya Arthur sudah bisa mengenalinya. Arthur bahkan tau penampilan culunnya saat menjadi mahasiswa, pikirnya.

"Bisakah langsung dimulai?" tanya Arthur dengan suara bariton khas-nya.

"Y-yah," jawab Brianna gugup. Dia mau lari dari sini, tapi jika dia melakukan itu sama saja dengan membuat Arthur curiga. Brianna menyimpulkan jika Arthur tidak mengenalinya sekarang, meski itu terdengar mustahil tapi sepertinya memang begitu.

Tapi, apakah Brianna yakin akan melakukan tugasnya dimana orang yang membayar jasanya adalah Arthur? Bisakah Brianna melakukannya dengan pria yang amat dibencinya itu?

Lagi-lagi pilihan sulit ada ditangan Brianna. Ini lebih baik karena ini hanya akan dia lakukan sekali. Toh, mereka juga takkan berhubungan lebih malam ini, pikirnya.

Arthur menyeringai, dia mendekat pada Brianna dan mengelus wajahnya sekilas membuat wanita itu ragu apakah Arthur benar-benar tidak mengenalinya?

"Kacamatamu terlihat bagus," kata Arthur dengan senyumnya. Tampaknya dia senang wanita yang ada didepannya ini menggunakan kacamata itu.

"Ah, ya ..." Brianna tak tau harus melakukan apa. Dia terlalu amatir dalam hal ini, jadi dia berusaha pasrah dengan apa yang akan Arthur lakukan meski itu bertentangan dengan hatinya yang amat membenci pria itu.

"Kau tidak mau membuka bajumu? Atau bajuku?" tanya Arthur kemudian.

Brianna meringiss, jika tadi dia yakin Arthur tidak mengenalinya. Sekarang dia ragu apakah sebenarnya pria itu mengetahui jika yang saat ini ada didepannya adalah Brianna?

...To be continue ......

TINGGALKAN KOMENTAR YA GUYS,🙏

Terpopuler

Comments

Henny Aprilaz

Henny Aprilaz

wkwkwkw...cing garong🤣🤣🤣🤣

2024-09-07

0

FUZEIN

FUZEIN

Hihi..nah...Arthur kenal tu

2024-07-14

0

Ririn Nursisminingsih

Ririn Nursisminingsih

briana2 ktanya cerdss akhirnya terperangkap juga dg athur kok kesel a yaa

2024-07-06

2

lihat semua
Episodes
1 1. Kau?
2 2. Masih sama
3 3. Masa Kelam
4 4. Chico
5 5. Sebuah Rahasia
6 6. Flashback
7 7. Bad Dream
8 8. Aturan
9 9. Dia ikut?
10 10. Takut
11 11. Undangan
12 12. Berdansa
13 13. Cemburu?
14 14. Dejavu
15 15. Pengunduran diri
16 16. Kalut
17 17. Meminta bantuan
18 18. Syarat
19 19. Pekerjaan sampingan
20 20. Pria yang sama
21 21. Lakukan denganku!
22 22. Tak bisa lepas darinya
23 23. Menjenguk
24 24. Mirip
25 25. Usul
26 26. Licik
27 27. Tak berhak memilih
28 28. Tiba
29 29. Sebuah foto
30 30. Satu Kosong
31 31. Informasi
32 32. Memberikan pilihan
33 33. Pengecualian
34 34. Dilema
35 35. Tak akan membiarkan
36 36. Mengiba
37 37. Status baru
38 38. Sebuah hadiah
39 39. Kembali dingin
40 40. Cobalah menerima
41 41. Membuka diri
42 42. Thank you, Wife
43 43. Peduli
44 44. Tertawa bersama
45 45. Beri aku kesempatan
46 46. I love her
47 47. Mengakui perasaan
48 48. Pisah Kamar
49 49. Status Ayah
50 50. Pias
51 51. Serius?
52 52. Bertemu langsung
53 53. Ingin Bicara
54 54. To the point
55 55. Mengakui
56 56. Pukulan
57 57. Menyukai
58 58. Daddy
59 59. Paket
60 60. Pria asing
61 61. Mengelabui
62 62. Kita Keluarga
63 63. Memamerkan
64 64. Meringankan beban
65 65. Menggunakan kekuasaan
66 66. Syarat untuk sebuah restu
67 67. Mengikhlaskan
68 68. Tak usah berterima kasih
69 69. Ayah yang sesungguhnya
70 70. Persiapan
71 71. Wedding
72 72.
Episodes

Updated 72 Episodes

1
1. Kau?
2
2. Masih sama
3
3. Masa Kelam
4
4. Chico
5
5. Sebuah Rahasia
6
6. Flashback
7
7. Bad Dream
8
8. Aturan
9
9. Dia ikut?
10
10. Takut
11
11. Undangan
12
12. Berdansa
13
13. Cemburu?
14
14. Dejavu
15
15. Pengunduran diri
16
16. Kalut
17
17. Meminta bantuan
18
18. Syarat
19
19. Pekerjaan sampingan
20
20. Pria yang sama
21
21. Lakukan denganku!
22
22. Tak bisa lepas darinya
23
23. Menjenguk
24
24. Mirip
25
25. Usul
26
26. Licik
27
27. Tak berhak memilih
28
28. Tiba
29
29. Sebuah foto
30
30. Satu Kosong
31
31. Informasi
32
32. Memberikan pilihan
33
33. Pengecualian
34
34. Dilema
35
35. Tak akan membiarkan
36
36. Mengiba
37
37. Status baru
38
38. Sebuah hadiah
39
39. Kembali dingin
40
40. Cobalah menerima
41
41. Membuka diri
42
42. Thank you, Wife
43
43. Peduli
44
44. Tertawa bersama
45
45. Beri aku kesempatan
46
46. I love her
47
47. Mengakui perasaan
48
48. Pisah Kamar
49
49. Status Ayah
50
50. Pias
51
51. Serius?
52
52. Bertemu langsung
53
53. Ingin Bicara
54
54. To the point
55
55. Mengakui
56
56. Pukulan
57
57. Menyukai
58
58. Daddy
59
59. Paket
60
60. Pria asing
61
61. Mengelabui
62
62. Kita Keluarga
63
63. Memamerkan
64
64. Meringankan beban
65
65. Menggunakan kekuasaan
66
66. Syarat untuk sebuah restu
67
67. Mengikhlaskan
68
68. Tak usah berterima kasih
69
69. Ayah yang sesungguhnya
70
70. Persiapan
71
71. Wedding
72
72.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!