10. Takut

Begitu tiba di London, kedatangan mereka sudah dijemput oleh orang kepercayaan Gerard Smith. Wanita berkulit eksotis yang sangat cantik, namanya Amanda.

"Gerard masih sama saja, pemain wanita," celetuk Arthur yang hanya dapat didengar oleh Jane dan Brianna. Sementara Amanda sudah berjalan lebih dulu didepan mereka untuk mengarahkan jalan yang harus dilalui untuk memasuki resort kepunyaan atasannya.

"Arthur ..." Jane menegur putranya dan Arthur hanya mengendikkan bahu cuek tanpa merasa ada yang salah dengan ucapannya tadi.

"Amanda itu pekerjanya, bukan berarti dia menjadi salah satu kekasih Mr. Smith," jawab Jane.

"Siapa yang tau, Mom." Arthur menyunggingkan senyum miringnya. "Wanita seperti itu tidak mungkin dilewatkan oleh Gerard," sambungnya mengendikkan dagu ke arah Amanda disana.

"Sudahlah, Arthur. Kita disini akan membahas bisnis, bukan mengenai kehidupan pribadi Gerard."

"Yah. Baiklah, kalau begitu jangan membahas mengenai privasiku juga didepannya nanti," kata Arthur pada Jane. Dia berkata begitu karena Jane selalu membicarakannya dengan Gerard. Tentu saja mengenai dirinya yang tak pernah terlihat memiliki kekasih.

"Bri, Mr. Gerard Smith itu masih keponakanku. Ayahnya adalah sepupuku dari pihak ibu. Jadi, jangan heran jika Arthur banyak mengoceh tentang beliau. Tetaplah fokus pada pekerjaan kita, oke?"

Brianna mengangguk. "Baik, Nyonya."

Sampai akhirnya mereka tiba disebuah area dimana disana hanya terdapat beberapa pintu kamar saja.

"Ini adalah area khusus VIP. 3 kamar khusus untuk anda, Nyonya," terang Amanda.

Ketiga kamar itu akan ditempati oleh Arthur, Brianna dan Jane, tentu saja.

"Thank you, Amanda."

Amanda mengangguk dan sesekali mencuri pandang pada Arthur yang terlihat cuek.

"Baiklah, saya permisi, Nyonya. Pertemuan dengan Mr. Smith akan berlangsung besok pagi. Selamat beristirahat."

Amanda tersenyum pada Jane, kemudian melakukan hal serupa pada Arthur, namun senyumnya terkesan menggoda pria itu. Arthur ikut tersenyum tipis, tapi seperginya Amanda---dia memutar bola matanya.

"Aku langsung istirahat, Mom." Arthur merangsek menuju kamar yang paling sudut.

Brianna menggeser tubuh setelah dia juga mendapat kartu akses masuk ke kamarnya sendiri. Tapi tentu dia takkan meninggalkan Jane begitu saja, dia akan masuk setelah Jane memasuki kamar lebih dulu.

"Baiklah, Bri. Kita akan meeting besok. Selamat beristirahat."

"Yes, Mrs."

Brianna menghempaskan badannya di ranjang king size begitu dia memasuki kamarnya disana. Rasanya lelah sekali tapi mau bagaimanapun ini resiko pekerjaan.

Sebenarnya Brianna senang karena dia dapat bepergian seperti ini, tapi karena ada Arthur perasaan senangnya lenyap tak berbekas.

Brianna mengambil ponselnya, dia mau menghubungi Flo dan Chico untuk mengabarkan bahwa dia telah sampai di London.

"Hai, Sayang. Apa kau sudah makan?" Brianna melakukan panggilan video ke nomor Flo namun panggilan itu langsung menampakkan wajah imut Chico.

"Sudah, Momma." Chico tampak bersemangat sekali. Kemarin dia memang sudah keluar dari Rumah Sakit. Dan itulah yang membuat Brianna lega saat meninggalkannya ke London.

"Good boy! Apa obatnya sudah kau minum?"

Chico menggelengkan kepala sembari menutup mulutnya dengan tangan, seolah itu adalah isyarat agar dia tidak mengonsumsi obat lagi.

"Kau harus meminum obatnya, Jagoan."

"Tidak, Mom. Itu tidak enak." Chico menyahut dengan suaranya yang cadel.

Brianna teratas sekilas. "Mom akan membelikanmu hadiah jika saat Momma pulang, obatnya sudah habis."

"Benarkah?"

"Yah. Kau mau apa? Pesawat mainan, Excavator tiruan atau ... tokoh Avengers?"

"Aku mau Kapten Amerika." Chico menyahut dengan lantang dan bersemangat

"Itu bagus. Momma akan membelikannya tapi kau harus meminum obatnya. Okey?"

"Okey, Mom."

"Sekarang, berikan ponselnya pada Ibu Flo. Mom ingin bicara dengannya."

Dalam seketika, ponsel itu mengarah pada wajah Flo hingga membuat Brianna dapat melihat pada adik iparnya tersebut dalam panggilan video itu.

"Ya, Bri?"

"Aku titip Chico, tolong jaga dia dan usahakan dia meminum obatnya, Flo."

"Yeah, kau sudah mengatakannya berulang kali, Bri."

"Maaf aku merepotkan mu."

"Astaga, dia juga putraku. Kami akan memiliki quality time yang baik saat bersama dan aku sangat menyukai hal ini. Jangan merasa merepotkan."

Brianna menarik nafas pelan. "Thank you, kau sangat baik padaku dan Chico."

"Aku menyayangi kalian," balas Flo.

Mereka diam sejenak, tampak sama-sama ragu mengutarakan pemikiran mereka masing-masing.

"Apa dia jadi ikut dengan kalian?" Akhirnya Flo yang lebih dulu buka suara. Dia yang dimaksud Flo disini adalah Arthur. Flo sudah mendengar dari Zach bahwa Brianna bekerja pada ibu Arthur.

"Yah." Brianna memijat pelipisnya.

"Berhati-hatilah, Bri. Aku takut dia mengerjaimu lagi, bagaimanapun kau adalah bawahannya sekarang meski kau tidak bekerja dengannya secara langsung."

"Aku tidak takut dia mengerjaiku lagi, Flo. Yang paling ku takutkan adalah ..." Brianna tak sanggup melanjutkan kalimatnya.

Namun, Flo seakan tau apa hal yang membuat Brianna takut.

"Yah, aku juga takut akan hal itu," kata Flo menjawab isi hati Brianna yang tidak dia utarakan. Tentu Flo tau Brianna takut Arthur mengetahui mengenai Chico.

"Bagaimana jika dia tau?" gumam Brianna lirih.

"Aku dan Zach akan berusaha semampu kami untuk melindungi Chico. Tapi, kau yang paling tau bahwa dia adalah Ayahnya. Jika tiba-tiba dia tau, lalu mau membawa Chico, aku dan Zach tidak bisa berbuat apapun, Bri. Terlebih, dia memiliki kekuasaan."

Brianna mengesah panjang. Kepalanya semakin terasa nyeri. Kehidupan membawanya kembali bertemu pada pria yang paling dia hindari. Jika bisa, Brianna akan keluar dari pekerjaan ini secepatnya. Tapi semua tidak semudah itu. Dia terikat kontrak yang jika dia memutus hubungan kerja sebelah pihak sebelum waktunya, maka dia akan terkena biaya pinalti yang amat besar.

"Tidak ..." Brianna menggeleng kuat. "Dia takkan tau mengenai Chico dan jikapun dia tau, dia takkan pernah peduli. Chico hadir diluar keinginannya."

Brianna memang sengaja mendoktrin dirinya sendiri dengan kalimat seperti itu agar hatinya tenang, padahal dia memang tidak bisa memprediksi apa yang akan Arthur lakukan jika ternyata pria itu tau bahwa ada seorang anak yang hidup setelah kesalahan satu malam yang terjadi diantara mereka, 4 tahun yang lalu.

"Kau pasti lelah, Bri. Istirahatlah. Kita semua pasti bisa melindungi Chico."

"Yah, kau benar." Brianna sendiri tidak yakin dengan ini, tapi dia hanya mau menghibur dirinya sendiri. Meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Ya sudah, aku tutup teleponnya ya. Chico sudah mau meminum obat sekarang."

Brianna tersenyum lembut. "Oke, bye." Lalu teleponnya pun terputus.

"Chico ..." Brianna bergumam menyebut nama putra yang dia lahirkan itu. Hidupnya tidak mudah setelah dia tau jika dia hamil akibat kejadian satu malam bersama Arthur.

Tentu Brianna tak mau menuntut tanggung jawab pada Arthur pada saat itu. Selain dia takut Arthur memaksanya menggugurkan kandungan, Brianna yang saat itu tak memiliki kendali apapun, juga tak ingin Caitlyn mengetahui bahwa dia dan Arthur pernah menghabiskan malam bersama. Bagaimanapun, Briana sangat tau jika pada saat itu Caitlyn sangat mengharapkan Arthur untuk membalas perasaannya. Dan Brianna amat sangat sadar dengan kegilaan Caitlyn.

Setelah Chico benar-benar lahir, bayi kecilnya itu tidak seperti kebanyakan bayi yang lain. Chico mempunyai penyakit bawaan yang membuat Brianna selalu mengkhawatirkan putranya secara berlebihan. Brianna selalu takut penyakit Chico kambuh karena Chico mengalami penyakit jantung bawaan lahir.

...To be Continue......

Terpopuler

Comments

Siti Aminah

Siti Aminah

sabar ya Bri...semangat

2024-11-27

0

Henny Aprilaz

Henny Aprilaz

semangat Bri🥰

2024-09-06

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kau?
2 2. Masih sama
3 3. Masa Kelam
4 4. Chico
5 5. Sebuah Rahasia
6 6. Flashback
7 7. Bad Dream
8 8. Aturan
9 9. Dia ikut?
10 10. Takut
11 11. Undangan
12 12. Berdansa
13 13. Cemburu?
14 14. Dejavu
15 15. Pengunduran diri
16 16. Kalut
17 17. Meminta bantuan
18 18. Syarat
19 19. Pekerjaan sampingan
20 20. Pria yang sama
21 21. Lakukan denganku!
22 22. Tak bisa lepas darinya
23 23. Menjenguk
24 24. Mirip
25 25. Usul
26 26. Licik
27 27. Tak berhak memilih
28 28. Tiba
29 29. Sebuah foto
30 30. Satu Kosong
31 31. Informasi
32 32. Memberikan pilihan
33 33. Pengecualian
34 34. Dilema
35 35. Tak akan membiarkan
36 36. Mengiba
37 37. Status baru
38 38. Sebuah hadiah
39 39. Kembali dingin
40 40. Cobalah menerima
41 41. Membuka diri
42 42. Thank you, Wife
43 43. Peduli
44 44. Tertawa bersama
45 45. Beri aku kesempatan
46 46. I love her
47 47. Mengakui perasaan
48 48. Pisah Kamar
49 49. Status Ayah
50 50. Pias
51 51. Serius?
52 52. Bertemu langsung
53 53. Ingin Bicara
54 54. To the point
55 55. Mengakui
56 56. Pukulan
57 57. Menyukai
58 58. Daddy
59 59. Paket
60 60. Pria asing
61 61. Mengelabui
62 62. Kita Keluarga
63 63. Memamerkan
64 64. Meringankan beban
65 65. Menggunakan kekuasaan
66 66. Syarat untuk sebuah restu
67 67. Mengikhlaskan
68 68. Tak usah berterima kasih
69 69. Ayah yang sesungguhnya
70 70. Persiapan
71 71. Wedding
72 72.
Episodes

Updated 72 Episodes

1
1. Kau?
2
2. Masih sama
3
3. Masa Kelam
4
4. Chico
5
5. Sebuah Rahasia
6
6. Flashback
7
7. Bad Dream
8
8. Aturan
9
9. Dia ikut?
10
10. Takut
11
11. Undangan
12
12. Berdansa
13
13. Cemburu?
14
14. Dejavu
15
15. Pengunduran diri
16
16. Kalut
17
17. Meminta bantuan
18
18. Syarat
19
19. Pekerjaan sampingan
20
20. Pria yang sama
21
21. Lakukan denganku!
22
22. Tak bisa lepas darinya
23
23. Menjenguk
24
24. Mirip
25
25. Usul
26
26. Licik
27
27. Tak berhak memilih
28
28. Tiba
29
29. Sebuah foto
30
30. Satu Kosong
31
31. Informasi
32
32. Memberikan pilihan
33
33. Pengecualian
34
34. Dilema
35
35. Tak akan membiarkan
36
36. Mengiba
37
37. Status baru
38
38. Sebuah hadiah
39
39. Kembali dingin
40
40. Cobalah menerima
41
41. Membuka diri
42
42. Thank you, Wife
43
43. Peduli
44
44. Tertawa bersama
45
45. Beri aku kesempatan
46
46. I love her
47
47. Mengakui perasaan
48
48. Pisah Kamar
49
49. Status Ayah
50
50. Pias
51
51. Serius?
52
52. Bertemu langsung
53
53. Ingin Bicara
54
54. To the point
55
55. Mengakui
56
56. Pukulan
57
57. Menyukai
58
58. Daddy
59
59. Paket
60
60. Pria asing
61
61. Mengelabui
62
62. Kita Keluarga
63
63. Memamerkan
64
64. Meringankan beban
65
65. Menggunakan kekuasaan
66
66. Syarat untuk sebuah restu
67
67. Mengikhlaskan
68
68. Tak usah berterima kasih
69
69. Ayah yang sesungguhnya
70
70. Persiapan
71
71. Wedding
72
72.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!