3. Masa Kelam

"Lihat! Dia ada disana!" Suara Caitlyn seakan memenuhi lorong sepi tersebut, bersamaan dengan teriakan itu, dua orang temannya yang lain langsung menuju ke arah yang Caitlyn tunjukkan.

Seorang gadis yang dimaksudkan oleh Caitlyn langsung berlari lagi karena tempat persembunyiannya sudah diketahui oleh mereka. Dia adalah Brianna, gadis yang selalu dirundung oleh Caitlyn dan teman-temannya.

"Haha, mau kemana kau, Jelek?" ujar Caitlyn pada Brianna yang sudah tidak dapat lari lagi sebab ia sudah dikepung oleh ketiga gadis tersebut.

Caitlyn selalu memanggil Brianna dengan sebutan 'Jelek' karena penampilan gadis itu yang tidak modis dan seperti kutu buku. Caitlyn ingin sekali mencaci Brianna dengan julukan bo doh, go b lok, to lol, ataupun idiot tapi dia tau jika gadis itu lebih pintar ketimbang dirinya. Harus Caitlyn akui jika Brianna itu jenius, sehingga dia bisa mendapatkan beasiswa di Universitas yang mereka duduki saat ini.

"Kau tidak bisa kemanapun lagi, jadi bersiaplah menerima hukuman dariku," ujar Caitlyn disertai senyuman miringnya.

Brianna tau, pintar saja tidak cukup untuk membuatnya mampu melawan Caitlyn and the genk, ia tidak memiliki kekuasaan untuk membalas mereka. Ia juga mengandalkan nama baiknya untuk terus melanjutkan kuliah dan menerima beasiswa. Jika dia melawan, maka bisa dipastikan dia akan segera ditendang dari Universitas yang cukup ternama tersebut--kampus tempatnya menimba ilmu.

"Se-sebenarnya aku salah apa pada kalian? Kenapa kalian selalu jahat padaku?" lirih Brianna yang menatap nanar pada Caitlyn dan teman-temannya.

"Hahaha ..." Caitlyn tertawa mencibir, kemudian menatap pada salah satu temannya yang ada disana. "Katakan apa kesalahannya, Reyna," ujarnya pada gadis bernama Reyna.

Reyna ikut-ikutan tertawa, yang terdengar sangat merendahkan Brianna.

"Salahmu adalah ... karena kau miskin."

Mereka bertiga lalu tertawa serempak yang membuat Brianna muak saat mendengarnya.

"Kau tau, uang yang digunakan untuk biaya kuliahmu itu dari orang-orang kaya seperti kami, untuk itulah kau harus menurut pada kami. Jika kami mengatakan kau harus dihukum maka kau harus bersedia, Brianna. Tidak ada yang mudah dan gratis di dunia ini!" kata Tetty menambahkan yang diangguki oleh Caitlyn dan Reyna disana.

"Sekarang, dengarkan hukumanmu baik-baik."

Dengan tubuh yang gemetar ketakutan, juga keadaan yang tidak bisa lagi kabur karena dikepung oleh ketiga orang itu, maka mau tak mau Brianna hanya bisa terdiam mendengar ucapan mereka.

"Pertama, kau harus mengerjakan tugas kami bertiga." Reyna yang lebih dulu bersuara.

"Ba-baiklah," tutur Brianna ketakutan. Ia tau jika ia menolak maka hukuman yang diterimanya akan lebih parah.

"Itu masih yang pertama, Jelek!" sela Tetty. "Masih ada hukuman yang lainnya," tambahnya.

"Kau harus mengantarkan paket ini untuk my crush, Arthur ..." ujar Caitlyn dengan senyum smirk khas-nya.

Brianna segera menggeleng keras-keras. Ia tak mau berurusan dengan Arthur yang juga suka merundung dan menghinanya. Bahkan Arthur, tidak pernah memakai hati jika mem-bully Brianna, dia dan Caitlyn sama-sama tidak punya hati.

Kadang, Brianna berpikir jika Caitlyn dan Arthur sangat cocok karena mereka memiliki sikap yang sama kejamnya.

"Kalau kau tidak mau, maka kau akan menerima konsekuensinya."

Caitlyn memberi kode pada kedua temannya dan saat itu juga Reyna mengeluarkan gunting dari dalam tasnya dan mereka bersiap untuk menggunting rambut kecoklatan Brianna.

"Pegangi dia!"

"NO!!!" pekik Brianna memohon untuk mereka tidak melakukan hal yang tidak ia inginkan.

*Grep ...

Brianna kehabisan waktu, mereka sudah lebih dulu bertindak*.

Satu sisi rambut panjang Brianna sudah terpotong cukup banyak. Itu membuat penampilannya timpang karena rambutnya menjadi tidak seimbang, kacau terlihat acak-acakan.

"Ayo! Kau masih mau menolak? Jika ya, maka aku tidak segan-segan untuk membuatmu botak!"

Brianna menjerit tertahan, ia menangis sekuat-kuatnya tapi tidak akan ada yang menolongnya sekarang.

"Pilihanmu hanya ada dua, berikan ini pada Arthur atau kau akan botak saat ini juga."

Brianna mencoba melawan tapi dia kalah tenaga dengan ketiga gadis yang memerangkapnya disebuah lorong kecil tersembunyi didekat kampus mereka yang juga sudah sunyi.

"Ba-baiklah, aku akan mengantarkannya pada Arthur."

Hari itu juga, Brianna mencari keberadaan Arthur di seantero kampus yang mulai sepi. Dengan penampilannya yang sudah berantakan, akhirnya Brianna melihat Arthur yang baru saja keluar dari ruang olahraga.

"Permisi, aku mau mengantarkan ini." Sebenarnya ini bukan kali pertama Brianna menghadapi Arthur, sudah kesekian kalinya dan itu karena suruhan Caitlyn juga. Dan Brianna sudah tau jika ia berani menyapa Arthur itu artinya ia siap menerima resiko untuk dirundung oleh pemuda itu.

Melihat Brianna yang menunduk dengan wajah takut-takut, justru membuat Arthur semakin tertarik mengerjainya. Ia sangat tau jika orang seperti Brianna tidak akan mampu melawannya, bahkan hanya untuk membalas sorot matanya saja tidak akan pernah berani.

"Apa?" respon Arthur. "Paket dari orang yang sama lagi?" lanjutnya tak tertarik.

Brianna mengangguk dengan posisi kedua tangan terulur dengan paketnya ke arah Arthur.

Arthur berlagak mau mengambil kotak itu tapi saat dia hampir menyentuhnya dan Brianna kira sudah dipegangnya, Arthur malah sengaja memundurkan posisi. Hingga akhirnya paket itu terjatuh di atas tanah.

Dengan gerakan santai, Arthur menginjak kotak paket tersebut dengan ujung sepatunya.

"Sorry, aku tidak bisa menerima paket itu darimu."

Brianna menatap kotak itu dengan mata berkaca-kaca, jika paketnya tidak sampai pada Arthur maka ia akan kembali di botaki oleh Caitlyn dan teman-temannya. Saat ini Brianna ingin sekali berlari dan bersembunyi agar tidak bertemu dengan orang-orang kejam seperti mereka.

"Kenapa kau menginjaknya?" lirih Brianna, ia nyaris menangis sekarang.

Arthur malah mengendikkan bahu acuh tak acuh. "Kau tidak suka? Kalau begitu, ayo pungut kotak yang sudah rusak itu," titahnya.

Brianna menggeleng, tentu ia tak mau melakukan itu karena itu sama saja merendahkan dirinya sendiri.

"Jadi, kau tidak mau ya?" Arthur terkekeh sumbang, kemudian menarik dagu Brianna dengan jari-jarinya yang besar.

Brianna tampak ketakutan, ia memang tau jika posisinya adalah yang lemah disini.

"Jangan menggangguku lagi atau kau akan menerima akibatnya."

"Aku---aku hanya berniat mengantarkan paket itu untukmu," akui Brianna dengan suara pelannya.

"Kau bukan kurir! Berhentilah menjadi bo doh!"

Brianna menundukkan kepalanya dalam-dalam, sampai akhirnya ia memutuskan untuk pergi namun seketika itu juga ia terjerembab karena Arthur mencekal kakinya dengan kaki jenjang pria itu.

"Jalan yang becus!" ucap Arthur sambil berlalu, ia membiarkan saja Brianna yang terjatuh disana tanpa ada rasa kasihan sama sekali. "Kau layak mendapatkan itu!" sambungnya yang ucapan itu masih terdengar ditelinga Brianna.

Brianna pikir penderitaannya akan berhenti disana pada hari itu, nyatanya saat ia berjalan menuju halte bis, bajunya harus basah karena cipratan air hujan yang disebabkan oleh mobil mewah yang melintas dengan kencang saat melihat keberadaannya. Itu pasti sengaja dilakukan untuk kembali merundung dirinya.

Saat Brianna menyadari, ternyata itu adalah mobil Arthur.

"Dia benar-benar breng sek!" batin Brianna sambil mengepalkan kedua tangannya erat-erat.

Brianna mengesah panjang saat mengingat masa-masa kelam tersebut, dimana saat itu ia merasa jika ia terlalu bo doh. Mungkin ia pintar dalam hal pelajaran, tapi menghadapi orang-orang yang mem-bully dan meremehkannya, Brianna selalu saja tidak bisa berbuat apa-apa.

"Itu adalah aku yang dulu. Dulu aku tidak memiliki power, tapi sekarang aku akan melawan apapun, termasuk Arthur, meski sekarang aku tau jika dia adalah putra dari Mrs. Jane," tekad Brianna didalam hatinya.

Brianna menatap benci pada pria yang baru saja memasuki ruangan atasannya diujung koridor sana. Ia selalu tak bisa memaafkan Arthur. Apalagi kejahatan Arthur padanya, tidak berhenti sampai akhirnya pria itu menjadi pria yang sama yang telah menghancurkan hidup Brianna.

"Sekarang aku tidak akan tinggal diam jika kau berniat mengusikku lagi, Si a lan!" gumam Brianna menekankan dalam dirinya sendiri.

...To be Continue .......

Tinggalkan KOMENTAR, VOTE, GIFT DAN TEKAN GAMBAR JEMPOL UNTUK MEMBERIKAN LIKE AGAR NOVEL INI TERUS BERLANJUT 🙏🙏🙏🙏❤️❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

Virgo Girl

Virgo Girl

Siap2, terima balasan dr Bryana, siao2 bucin sebucin2 nya😃😃

2024-12-20

0

Siti Aminah

Siti Aminah

sampai sini aku suka cerita nya...keren dan bagus

2024-11-27

0

Esther Nelwan

Esther Nelwan

Brianna emg kereeen siap2 arthur kamu klepek klpek

2023-06-19

3

lihat semua
Episodes
1 1. Kau?
2 2. Masih sama
3 3. Masa Kelam
4 4. Chico
5 5. Sebuah Rahasia
6 6. Flashback
7 7. Bad Dream
8 8. Aturan
9 9. Dia ikut?
10 10. Takut
11 11. Undangan
12 12. Berdansa
13 13. Cemburu?
14 14. Dejavu
15 15. Pengunduran diri
16 16. Kalut
17 17. Meminta bantuan
18 18. Syarat
19 19. Pekerjaan sampingan
20 20. Pria yang sama
21 21. Lakukan denganku!
22 22. Tak bisa lepas darinya
23 23. Menjenguk
24 24. Mirip
25 25. Usul
26 26. Licik
27 27. Tak berhak memilih
28 28. Tiba
29 29. Sebuah foto
30 30. Satu Kosong
31 31. Informasi
32 32. Memberikan pilihan
33 33. Pengecualian
34 34. Dilema
35 35. Tak akan membiarkan
36 36. Mengiba
37 37. Status baru
38 38. Sebuah hadiah
39 39. Kembali dingin
40 40. Cobalah menerima
41 41. Membuka diri
42 42. Thank you, Wife
43 43. Peduli
44 44. Tertawa bersama
45 45. Beri aku kesempatan
46 46. I love her
47 47. Mengakui perasaan
48 48. Pisah Kamar
49 49. Status Ayah
50 50. Pias
51 51. Serius?
52 52. Bertemu langsung
53 53. Ingin Bicara
54 54. To the point
55 55. Mengakui
56 56. Pukulan
57 57. Menyukai
58 58. Daddy
59 59. Paket
60 60. Pria asing
61 61. Mengelabui
62 62. Kita Keluarga
63 63. Memamerkan
64 64. Meringankan beban
65 65. Menggunakan kekuasaan
66 66. Syarat untuk sebuah restu
67 67. Mengikhlaskan
68 68. Tak usah berterima kasih
69 69. Ayah yang sesungguhnya
70 70. Persiapan
71 71. Wedding
72 72.
Episodes

Updated 72 Episodes

1
1. Kau?
2
2. Masih sama
3
3. Masa Kelam
4
4. Chico
5
5. Sebuah Rahasia
6
6. Flashback
7
7. Bad Dream
8
8. Aturan
9
9. Dia ikut?
10
10. Takut
11
11. Undangan
12
12. Berdansa
13
13. Cemburu?
14
14. Dejavu
15
15. Pengunduran diri
16
16. Kalut
17
17. Meminta bantuan
18
18. Syarat
19
19. Pekerjaan sampingan
20
20. Pria yang sama
21
21. Lakukan denganku!
22
22. Tak bisa lepas darinya
23
23. Menjenguk
24
24. Mirip
25
25. Usul
26
26. Licik
27
27. Tak berhak memilih
28
28. Tiba
29
29. Sebuah foto
30
30. Satu Kosong
31
31. Informasi
32
32. Memberikan pilihan
33
33. Pengecualian
34
34. Dilema
35
35. Tak akan membiarkan
36
36. Mengiba
37
37. Status baru
38
38. Sebuah hadiah
39
39. Kembali dingin
40
40. Cobalah menerima
41
41. Membuka diri
42
42. Thank you, Wife
43
43. Peduli
44
44. Tertawa bersama
45
45. Beri aku kesempatan
46
46. I love her
47
47. Mengakui perasaan
48
48. Pisah Kamar
49
49. Status Ayah
50
50. Pias
51
51. Serius?
52
52. Bertemu langsung
53
53. Ingin Bicara
54
54. To the point
55
55. Mengakui
56
56. Pukulan
57
57. Menyukai
58
58. Daddy
59
59. Paket
60
60. Pria asing
61
61. Mengelabui
62
62. Kita Keluarga
63
63. Memamerkan
64
64. Meringankan beban
65
65. Menggunakan kekuasaan
66
66. Syarat untuk sebuah restu
67
67. Mengikhlaskan
68
68. Tak usah berterima kasih
69
69. Ayah yang sesungguhnya
70
70. Persiapan
71
71. Wedding
72
72.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!