14. Dejavu

Setelah cukup lama berkeliling kota London dengan mobil yang dikemudikan oleh Gerard, Brianna diantarkan pria itu sampai ke depan Resort. Begitu dia tiba didepan pintu kamar dan siap untuk meletakkan kartu akses masuknya, tiba-tiba ada seseorang yang membekap mulutnya dan menarik paksa tubuhnya.

Brianna tentu mencoba berontak, namun itu hanyalah sia-sia.

Tubuh Brianna segera dibawa masuk ke sebuah kamar dan saat itu juga Brianna langsung menyadari jika kali ini dia masih tetap berurusan dengan pria yang sama.

"Apa maumu, breng sek?" Brianna menjerit begitu Arthur berhasil membawanya masuk ke dalam kamar yang ditempati pria itu, Arthur juga mengunci pintunya.

Arthur tersenyum miring, dia membuka 3 kancing kemeja teratas yang masih dikenakannya. Berjalan mendekat pada Brianna yang perlahan mundur sampai punggungnya mengenai daun pintu.

Brianna kalut, apa yang hendak Arthur lakukan sekarang? Pria ini sulit untuk diprediksi, pikirnya. Tapi, melihat seringai dari sudut bibir Arthur, membuat Brianna merinding.

"Kemana Gerard membawamu? Apa dia berhasil membawamu ke ranjangnya?" sinis Arthur sambil terus berjalan menuju Brianna. Gerakannya tampak mengintimidasi sekali, tapi Brianna jelas tak senang dengan pertanyaan yang Arthur berikan.

"Itu bukan urusanmu!" jawab Brianna membuang muka ketika Arthur sampai didepan wajahnya sementara dia tak bisa memundurkan langkah lagi.

Arthur mengelus pipi Brianna seduktif, memajukan wajah tepat di telinga Brianna yang menyampingkan wajah.

"Kalau begitu, aku juga akan membawamu ke ranjangku!" bisik pria itu membuat sekujur tubuh Brianna gemetar.

Arthur membelai leher Brianna, tapi wanita itu mendorong tubuh Arthur menjauh.

"Dasar breng sek! Aku bukan ja lang!" tekan Brianna dengan tatapan yang sengit pada Arthur.

Arthur tertawa sumbang. "Tapi barusan kau pergi bersama Gerard," katanya santai.

"Sekali lagi ku katakan, itu bukan urusanmu!" Brianna mengepalkan kedua tangannya yang berada disisi tubuhnya sendiri.

"Kalau begitu, jangan salahkan aku bila berprasangka buruk tentangmu." Suara Arthur terdengar sangat marah. Brianna tak tau apa pemicu utama pria ini menjadi seperti ini. Bahkan Brianna selalu mengacuhkannya, tapi kenapa Arthur selalu mencari-cari kesalahannya?

"Buka pintunya dan biarkan aku pergi," kata Brianna sembari memijat pangkal hidungnya.

"Tidak!"

"Lalu apa maumu? Kenapa kau harus menahanku disini?"

"Aku mau kau! Ingatkan aku bagaimana liarnya dirimu malam itu!"

Mata Brianna terbelalak. Dia benci Arthur kembali membahas malam yang paling disesalinya seumur hidup. Dia sangat tidak menyukai Arthur mengingatkannya mengenai malam yang ingin dilupakannya itu--dimana Leon salah memberinya obat--Bukan obat tidur seperti yang dikira, melainkan obat perangsanggg yang membuatnya jadi gila. Arthur benar, saat itu dia sangat liar, mereka bahkan melakukannya lebih dari sekali dalam keadaan Arthur yang setengah mabuk dan Brianna yang tengah kehilangan akal sehatnya.

Arthur kembali mendekat, mengungkung tubuh Brianna diantara kedua tangannya. Brianna mendadak merasa sesak nafas, dia membuang tatapan ke sembarang arah, menatap apa saja yang terpenting tidak menatap mata Arthur yang tampak diselimuti kabut gai rah.

"Aku sengaja menunggumu pulang. Kau pergi bersama Gerard, dan itu membuatku hampir gila," ujar Arthur dan menatap Brianna dalam-dalam meski wanita itu tak mau membalas tatapannya.

Dalam jarak sedekat itu, Brianna menyadari ada yang aneh dari ucapan dan intonasi suara Arthur. Namun dia menggeleng samar, mencoba menguasai keadaan dan tidak mau memasukkan kata-kata Arthur didalam hati dan pikirannya.

"Kau mabuk dan kau gi la! Lepaskan aku breng sek!" umpat Brianna lagi.

Arthur tersenyum miring, merasai tangan Brianna yang terus mencoba mendorong tubuhnya, tapi tidak pernah berhasil.

"Biarkan aku pergi!" Kali ini Brianna memohon. Dia tidak bisa didekat Arthur. Dia amat membenci pria itu dan melihat Arthur dalam keadaan seperti ini justru membuatnya Dejavu akan kejadian yang pernah terjadi diantara mereka 4 tahun yang lalu.

Arthur memegang kedua tangan Brianna, mencoba mengendalikannya. Dia memaksa agar tubuh wanita itu tidak memberontaknya. Suara ringisan Brianna terdengar, pertanda Arthur terlalu kuat menahan pergelangannya, tapi Arthur tak peduli. Begitu merasa ada kesempatan, Arthur melahap habis bibir Brianna dan menciuminya dengan kasar.

Brianna menangis dalam keadaan dia tak bisa lepas dari cengkraman Arthur, namun dia tidak pasrah, dia menggigitt bibir pria itu cukup keras hingga menyebabkan Arthur terpaksa melepaskan ciumannya.

"Sh i t!" Arthur mengumpat, dia memegang bibirnya yang berdarah karena ulah Brianna, namun detik berikutnya dia menyeringai kembali dan itu membuat Brianna sontak ingin berlari.

Sayangnya, Arthur seolah bisa membaca pergerakan Brianna, hingga saat itu juga dia langsung menggendong tubuh Brianna seperti sekarung beras, lalu mencampakkannya ke atas ranjang besar yang berada ditengah-tengah ruangan tersebut.

Tentu saja Brianna menjerit histeris. Apakah kejadian 4 tahun lalu akan terulang kembali? Dimana saat ini Arthur jelas-jelas bertindak terlalu jauh seperti hendak mem-per-ko-sanya?

Arthur tampak kalap, dia menarik mantel bludru Brianna begitu saja, membukanya, lalu ...

Srek ...

Pria itu mengoyak gaun yang Brianna kenakan.

Brianna menggeleng keras. Melihat wajah Arthur didepannya sungguh membuatnya ketakutan.

Tanpa pikir panjang, Brianna menendang pusaka Arthur, saat pria itu hendak bergerak lebih jauh dengan melepaskan ikat pinggangnya sendiri.

Tentu saja Arthur merasa kesakitan dan refleks memegang miliknya yang terkena tendangan wanita itu.

"Arkhhs ..." Arthur meringis. Refleks memejam karena merasa kesakitan.

"Dasar breng sek! Kau tidak berubah. Kau tetap seorang Arthur yang selalu kurang ajar! Aku akan selalu membencimu, Arthur! Selamanya!" umpat Brianna dan dia merangsek pergi setelah memungut mantel bludru-nya yang terserak di lantai.

Brianna menghapus airmatanya dengan kasar. Dia bersumpah akan menghindari Arthur setelah malam ini. Brianna tau, memang ini tujuan Arthur melakukan ini padanya. Ini yang Arthur inginkan. Semua ini pasti Arthur lakukan agar Brianna segera mengundurkan diri dari pekerjaannya.

Brianna memasuki kamarnya sendiri dengan tergesa, dia menangis meski sebenarnya dia tidak mau memperlihatkan kelemahannya lagi didepan Arthur. Tapi sayang, dia kelepasan melakukan itu hanya karena tindakan Arthur sangat keterlaluan.

"Baiklah, aku akan mengundurkan diri, jika itu bisa membuatmu puas. Sejak awal, kau memang tidak menyukaiku bekerja bersama ibumu," batin Brianna.

Mengenai biaya pinalti itu, Brianna akan memikirkan lagi bagaimana caranya dia bisa melunasinya. Brianna akan meminta keringanan pada Jane, mungkin wanita itu bisa membantunya.

"Apakah aku harus mengadukan tindakan Arthur pada Mrs. Jane?" Brianna memikirkan hal itu sembari mengguyur diri dengan air hangat di kamar mandi.

Entahlah, Brianna tidak tau apa yang harus dia katakan sebagai alasan pengunduran dirinya pada Jane. Tapi dilain sisi, Brianna juga tak ingin terlihat tak profesional dengan berhenti bekerja secara tiba-tiba.

"Apa kau pikir aku masih selemah dulu? Sampai kau mau melakukan pelecehann padaku? Apa yang terjadi 4 tahun yang lalu, tidak cukup bagimu? Kau sudah menghancurkan hidupku dan kini kau mau mengulangnya lagi hanya agar aku tidak lagi bekerja pada ibumu?"

Brianna meringkuk dibawah shower yang terus membasahi tubuhnya. Dia merasa benci pada dirinya sendiri karena tidak dapat menutupi kelemahannya didepan Arthur lagi.

...To be continue......

Terpopuler

Comments

Siti Aminah

Siti Aminah

aku suka cerita mu thooor....keren.

2024-11-27

0

🪴🍓🌟💫sangdewi💫🌠💐🏵️

🪴🍓🌟💫sangdewi💫🌠💐🏵️

seruuuuu

2025-03-24

1

FUZEIN

FUZEIN

Ku harap watal dlm ni win win situation

2024-07-14

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kau?
2 2. Masih sama
3 3. Masa Kelam
4 4. Chico
5 5. Sebuah Rahasia
6 6. Flashback
7 7. Bad Dream
8 8. Aturan
9 9. Dia ikut?
10 10. Takut
11 11. Undangan
12 12. Berdansa
13 13. Cemburu?
14 14. Dejavu
15 15. Pengunduran diri
16 16. Kalut
17 17. Meminta bantuan
18 18. Syarat
19 19. Pekerjaan sampingan
20 20. Pria yang sama
21 21. Lakukan denganku!
22 22. Tak bisa lepas darinya
23 23. Menjenguk
24 24. Mirip
25 25. Usul
26 26. Licik
27 27. Tak berhak memilih
28 28. Tiba
29 29. Sebuah foto
30 30. Satu Kosong
31 31. Informasi
32 32. Memberikan pilihan
33 33. Pengecualian
34 34. Dilema
35 35. Tak akan membiarkan
36 36. Mengiba
37 37. Status baru
38 38. Sebuah hadiah
39 39. Kembali dingin
40 40. Cobalah menerima
41 41. Membuka diri
42 42. Thank you, Wife
43 43. Peduli
44 44. Tertawa bersama
45 45. Beri aku kesempatan
46 46. I love her
47 47. Mengakui perasaan
48 48. Pisah Kamar
49 49. Status Ayah
50 50. Pias
51 51. Serius?
52 52. Bertemu langsung
53 53. Ingin Bicara
54 54. To the point
55 55. Mengakui
56 56. Pukulan
57 57. Menyukai
58 58. Daddy
59 59. Paket
60 60. Pria asing
61 61. Mengelabui
62 62. Kita Keluarga
63 63. Memamerkan
64 64. Meringankan beban
65 65. Menggunakan kekuasaan
66 66. Syarat untuk sebuah restu
67 67. Mengikhlaskan
68 68. Tak usah berterima kasih
69 69. Ayah yang sesungguhnya
70 70. Persiapan
71 71. Wedding
72 72.
Episodes

Updated 72 Episodes

1
1. Kau?
2
2. Masih sama
3
3. Masa Kelam
4
4. Chico
5
5. Sebuah Rahasia
6
6. Flashback
7
7. Bad Dream
8
8. Aturan
9
9. Dia ikut?
10
10. Takut
11
11. Undangan
12
12. Berdansa
13
13. Cemburu?
14
14. Dejavu
15
15. Pengunduran diri
16
16. Kalut
17
17. Meminta bantuan
18
18. Syarat
19
19. Pekerjaan sampingan
20
20. Pria yang sama
21
21. Lakukan denganku!
22
22. Tak bisa lepas darinya
23
23. Menjenguk
24
24. Mirip
25
25. Usul
26
26. Licik
27
27. Tak berhak memilih
28
28. Tiba
29
29. Sebuah foto
30
30. Satu Kosong
31
31. Informasi
32
32. Memberikan pilihan
33
33. Pengecualian
34
34. Dilema
35
35. Tak akan membiarkan
36
36. Mengiba
37
37. Status baru
38
38. Sebuah hadiah
39
39. Kembali dingin
40
40. Cobalah menerima
41
41. Membuka diri
42
42. Thank you, Wife
43
43. Peduli
44
44. Tertawa bersama
45
45. Beri aku kesempatan
46
46. I love her
47
47. Mengakui perasaan
48
48. Pisah Kamar
49
49. Status Ayah
50
50. Pias
51
51. Serius?
52
52. Bertemu langsung
53
53. Ingin Bicara
54
54. To the point
55
55. Mengakui
56
56. Pukulan
57
57. Menyukai
58
58. Daddy
59
59. Paket
60
60. Pria asing
61
61. Mengelabui
62
62. Kita Keluarga
63
63. Memamerkan
64
64. Meringankan beban
65
65. Menggunakan kekuasaan
66
66. Syarat untuk sebuah restu
67
67. Mengikhlaskan
68
68. Tak usah berterima kasih
69
69. Ayah yang sesungguhnya
70
70. Persiapan
71
71. Wedding
72
72.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!