11. Undangan

Brianna sudah siap dengan penampilan yang rapi untuk meeting kali ini. Dia menunggu Jane dan Arthur di lobby resort agar mereka dapat pergi bersama menemui Gerard Smith.

"Selamat pagi, Nyonya." Brianna menyapa Jane yang baru tiba.

Wanita paruh baya yang tampak anggun diusia yang tak muda lagi itu tersenyum pada Sekretarisnya tersebut. Dia senang karena Brianna selalu sigap dan pandai menyesuaikan penampilan. Brianna juga selalu tampak cantik dan bersemangat di setiap harinya. Jane seperti melihat dirinya saat muda jika melihat Brianna.

"Kita tunggu Arthur ya," kata Jane kemudian.

"Yes, Mrs."

Hanya beberapa menit kemudian, Arthur pun datang ditengah-tengah Brianna dan Jane. Dia melirik Brianna sekilas, lalu menunjukkan raut yang sulit diartikan. Tidak ada senyum diwajahnya yang justru Brianna nilai jika Arthur tidak senang dengan keikutsertaannya dalam perjalanan bisnis kali ini.

Tidak, bukan kali ini saja, tapi Arthur memang selalu bersikap menyebalkan didepan dirinya. Bukankah itu menunjukkan jika Arthur selalu tak senang jika ada Brianna?

Brianna mencoba abai dengan raut wajah yang diusung pria itu. Dengan kepercayaan diri yang sekarang dia miliki, dia tidak perlu menganggap Arthur ada disana.

"Selamat pagi, Mrs. Mattews, silahkan ikuti saya disebelah sini," kata Amanda yang juga hadir beberapa saat kemudian. Wanita itu lantas menunjukkan arah dimana meeting akan berlangsung.

Brianna berjalan bersisian dengan Jane, sementara Arthur didepan bersama Amanda.

"Silahkan, Nyonya." Amanda membukakan pintu ruang meeting dan diikuti oleh tubuh Arthur, Jane dan Brianna yang memasuki ruangan tersebut.

"Apa Mr. Smith sudah tiba?"

"Dia akan segera menyusul kesini. Beliau sudah tiba di Resort setengah jam yang lalu."

"Baiklah." Jane mematut senyum dan duduk di kursi yang tersedia disana.

Ruangan itu cukup nyaman, bernuansa modern tropis. Ada sebuah layar proyektor besar khas ruang meeting, meja panjang dengan kursi yang empuk. Juga jendela yang menampilkan pemandangan kota London yang padat.

Gerard Smith sengaja mengadakan meeting di area Resort miliknya daripada di kantor karena ini adalah rapat bersama Jane yang masihlah kerabatnya. Dia mau semuanya berjalan tidak terlalu formal.

"Good morning." Seorang pria memasuki ruang meeting tersebut. Tentu saja itu adalah Gerard Smith.

"Hallo, Mr. Smith. Selamat pagi," jawab Jane.

"Hai, Aunty. Jangan terlalu formal. Itulah sebabnya aku mengajak meeting disini, karena aku mau semuanya dibahas secara kekeluargaan," ujar Gerard, dia berbicara pada Jane namun tatapan matanya jatuh pada Brianna disana.

Arthur berdeham kencang, seketika itu juga Gerard langsung menatap pada pria itu.

"Aku mendengar kedatanganmu, Arthur. Apa kabarmu?"

"I'm great," jawab Arthur datar.

Gerard terkekeh pelan. "Kau masih sama ternyata," katanya menyadari sikap Arthur yang acuh tak acuh.

"Kau juga masih sama," jawab Arthur penuh arti. Tentu saja yang dia maksudkan disini adalah mata Gerard yang selalu tertuju pada seorang wanita. Gerard tidak bisa mengabaikan wanita yang menurutnya menarik.

"Baiklah, bagaimana kalau kita langsung memulai projects kerja sama kita itu, Arthur?"

"Yah, tentu saja."

"Aku mau sekretaris mu yang menjabarkan point-point nya," kata Gerard kembali menatap Brianna disana.

"Maaf, aku bukan sekretaris Mr. Mattews, aku sekretaris Mrs. Jane," jawab Brianna yang merasa bahwa Gerard salah sangka mengenai posisinya.

"Oh ya? Kau sekretaris Aunty Jane? Ku pikir aku hanya mengenal Cleo," ujarnya. Bagaimanapun, Gerard adalah pemilik perusahaan yang dikembangkan oleh Jane, tapi dia tidak pernah tau bahwa seorang wanita bernama Brianna termasuk salah seorang yang bekerja dibawah naungan perusahaannya yang ada di New York.

"Ya, Brianna sekretaris ku, Gerard." Jane menyahut nonformal sesuai keinginan Gerard sebelumnya.

"Ok, sekarang kuat mulai saja meeting-nya," ujar Gerard dengan senyum paling menawan khasnya.

...****...

"Ms. Brianna?"

Brianna menoleh saat mendengar namanya dipanggil oleh pria itu. Iya, Gerard. Saat ini mereka sudah selesai meeting. Jane pamit lebih dulu sebab ingin ke toilet. Menyisakan Brianna, Arthur dan Gerard didalam ruangan meeting tersebut.

"Ada apa, Mr. Smith?" Brianna yang sedang menyusun berkas-berkas ke dalam sebuah map, tentu tidak tau kenapa Gerard memanggilnya.

"Nanti malam ada jamuan makan malam di Restoran. Aku mengundangmu kesana. Bisakah kau hadir atas undangan ku?"

Brianna cukup speechless dengan hal ini, dia bingung harus menjawab apa. Jika mengikuti hati, sebenarnya Brianna tidak mau mengiyakan ajakan Gerard tapi posisinya juga tak mungkin menolak disaat pria itu adalah atasan tertinggi tempatnya bekerja. Entah kenapa, Brianna justru melirik Arthur yang diam disana tanpa reaksi.

"Baiklah, aku akan datang," jawab Brianna.

Hal itu sontak membuat Arthur terkejut, dia menjatuhkan tatapan pada mata Brianna yang lagi-lagi entah kenapa justru menatapnya.

Senyum dibibir Gerard terkembang. Dia senang karena Brianna tak menolak. Lagipula, memang seharusnya Brianna tidak mengabaikan undangannya, kan?

"Baiklah, apa kau mau ku jemput?" tawar Gerard.

Brianna hendak menjawab tidak. Tapi belum sempat dia menjawab, Arthur sudah berdecak lidah dengan cukup keras disana. Sepersekian detik berikutnya, pria itu bangkit berdiri dari duduknya.

"Apa kau tidak mengundangku juga, Gerard?" Arthur menatap Gerard tajam.

Gerard terkekeh, menyadari suatu hal yang aneh dengan sikap Arthur.

"Yah, kau juga ku undang. Apa kau mau ku jemput juga?" kelakar Gerard akhirnya.

Arthur tersenyum miring, detik berikutnya dia berlalu, melewati tubuh Brianna yang terdiam, lalu meninggalkan ruang meeting begitu saja.

"Baiklah, jam 8 di Restoran C. Sopirku akan menjemputmu nanti," ujar Gerard pada Brianna yang dibalas wanita itu dengan anggukan sopan.

...****...

Brianna pikir, Jane juga diundang Gerard atas jamuan makan malam ini, tapi Jane mengatakan dia takkan menghadiri acara anak-anak muda. Dia meminta Brianna menikmati acaranya karena dia akan tetap menempati kamarnya dan tidak kemanapun malam ini.

Brianna cukup terkejut karena dengan begini, itu berarti dia akan pergi kesana tanpa siapapun orang yang dia kenal. Mengenai Arthur, Brianna akan mengabaikan pria itu jikapun Arthur ikut berada di sana nanti.

Brianna mematut diri didepan cermin dan memindai penampilannya. Pakaiannya adalah sebuah gaun hitam panjang dengan belahan yang menampilkan kaki jenjangnya. Gaun itu tak terlalu terbuka di bagian depan tapi mengekspos punggungnya di bagian belakang.

Sebuah high heels 10 cm menjadi pelengkap penampilan Brianna. Dia tampak sangat elegan malam ini. Brianna berpenampilan begitu bukan untuk menarik perhatian, tapi dia hanya tak mau mempermalukan Jane sebagai atasannya, jika dia terlihat kampungan.

Sebelum pergi, Brianna mengenakan mantel berbahan bludru untuk menghalau angin dingin yang akan menerpa kulitnya. Setelah itu, barulah Brianna keluar dari kamarnya, namun bersamaan dengannya, Arthur juga tampak baru saja menutup pintu disana. Kamar mereka di Resort memang berdekatan, itu sebabnya hal ini dapat terjadi.

Arthur melihat Brianna disana, tatapannya tampak meremehkan seperti biasa. Senyuman yang dikulummnya juga terlihat mengolok Brianna.

Brianna menggeleng samar, mencoba mengikuti kesepakatan awal yang dia buat dengan dirinya sendiri yaitu harus mengabaikan Arthur dimanapun dan kapanpun.

"Kau mau menghadiri jamuan makan malam dari Gerard?"

Tidak disangka, Arthur malah menyapanya.

Brianna pikir dia tak perlu menjawab jika Arthur sudah mengetahui jawabannya.

"Baiklah. Sampai bertemu disana." Arthur berderap meninggalkan Brianna yang berjalan perlahan karena heels yang dia kenakan.

Arthur sama sekali tak menawari Brianna untuk menumpang, dia juga tak menanyakan dengan apa Brianna akan menuju tempat tersebut. Tapi bukan berarti Brianna mengharapkan itu darinya. Brianna justru bersyukur karena Arthur juga bersikap masa bodoh dengannya.

Brianna tiba di lobby dan seorang pria menghampirinya.

"Dengan Ms. Brianna Walton?"

"Yah." Brianna pikir ini adalah sopir yang diutus Gerard untuk menjemputnya.

"Saya ditugaskan untuk mengantar anda ke jamuan makan malam Mr. Smith, tetapi mohon maaf, Nona ... mobil saya mengalami masalah."

"Oh, baiklah. Aku akan pergi dengan taksi saja."

"Maaf, Nona."

"Tidak masalah," kata Brianna dan melemparkan senyum tipis.

Brianna keluar dari Lobby resort, hendak mencari taksi namun sebuah mobil hitam mengkilap tiba-tiba berhenti menghampiri posisinya.

"Naiklah, ku pikir tujuan kita sama, tidak ada salahnya kau ikut di mobilku."

Brianna melihat Arthur disana, dia membuka jendela mobilnya dan berseru pada Brianna yang mematung dipinggir jalan.

"Jangan banyak berpikir, aku tidak akan menawarimu dua kali," tutur Arthur kemudian saat melihat Brianna hanya diam.

...To be continue ......

Terpopuler

Comments

Siti Aminah

Siti Aminah

keren thor cerita ny

2024-11-27

0

Ludya Elgha

Ludya Elgha

saya suka n ceritanya bagus

2024-07-09

1

lihat semua
Episodes
1 1. Kau?
2 2. Masih sama
3 3. Masa Kelam
4 4. Chico
5 5. Sebuah Rahasia
6 6. Flashback
7 7. Bad Dream
8 8. Aturan
9 9. Dia ikut?
10 10. Takut
11 11. Undangan
12 12. Berdansa
13 13. Cemburu?
14 14. Dejavu
15 15. Pengunduran diri
16 16. Kalut
17 17. Meminta bantuan
18 18. Syarat
19 19. Pekerjaan sampingan
20 20. Pria yang sama
21 21. Lakukan denganku!
22 22. Tak bisa lepas darinya
23 23. Menjenguk
24 24. Mirip
25 25. Usul
26 26. Licik
27 27. Tak berhak memilih
28 28. Tiba
29 29. Sebuah foto
30 30. Satu Kosong
31 31. Informasi
32 32. Memberikan pilihan
33 33. Pengecualian
34 34. Dilema
35 35. Tak akan membiarkan
36 36. Mengiba
37 37. Status baru
38 38. Sebuah hadiah
39 39. Kembali dingin
40 40. Cobalah menerima
41 41. Membuka diri
42 42. Thank you, Wife
43 43. Peduli
44 44. Tertawa bersama
45 45. Beri aku kesempatan
46 46. I love her
47 47. Mengakui perasaan
48 48. Pisah Kamar
49 49. Status Ayah
50 50. Pias
51 51. Serius?
52 52. Bertemu langsung
53 53. Ingin Bicara
54 54. To the point
55 55. Mengakui
56 56. Pukulan
57 57. Menyukai
58 58. Daddy
59 59. Paket
60 60. Pria asing
61 61. Mengelabui
62 62. Kita Keluarga
63 63. Memamerkan
64 64. Meringankan beban
65 65. Menggunakan kekuasaan
66 66. Syarat untuk sebuah restu
67 67. Mengikhlaskan
68 68. Tak usah berterima kasih
69 69. Ayah yang sesungguhnya
70 70. Persiapan
71 71. Wedding
72 72.
Episodes

Updated 72 Episodes

1
1. Kau?
2
2. Masih sama
3
3. Masa Kelam
4
4. Chico
5
5. Sebuah Rahasia
6
6. Flashback
7
7. Bad Dream
8
8. Aturan
9
9. Dia ikut?
10
10. Takut
11
11. Undangan
12
12. Berdansa
13
13. Cemburu?
14
14. Dejavu
15
15. Pengunduran diri
16
16. Kalut
17
17. Meminta bantuan
18
18. Syarat
19
19. Pekerjaan sampingan
20
20. Pria yang sama
21
21. Lakukan denganku!
22
22. Tak bisa lepas darinya
23
23. Menjenguk
24
24. Mirip
25
25. Usul
26
26. Licik
27
27. Tak berhak memilih
28
28. Tiba
29
29. Sebuah foto
30
30. Satu Kosong
31
31. Informasi
32
32. Memberikan pilihan
33
33. Pengecualian
34
34. Dilema
35
35. Tak akan membiarkan
36
36. Mengiba
37
37. Status baru
38
38. Sebuah hadiah
39
39. Kembali dingin
40
40. Cobalah menerima
41
41. Membuka diri
42
42. Thank you, Wife
43
43. Peduli
44
44. Tertawa bersama
45
45. Beri aku kesempatan
46
46. I love her
47
47. Mengakui perasaan
48
48. Pisah Kamar
49
49. Status Ayah
50
50. Pias
51
51. Serius?
52
52. Bertemu langsung
53
53. Ingin Bicara
54
54. To the point
55
55. Mengakui
56
56. Pukulan
57
57. Menyukai
58
58. Daddy
59
59. Paket
60
60. Pria asing
61
61. Mengelabui
62
62. Kita Keluarga
63
63. Memamerkan
64
64. Meringankan beban
65
65. Menggunakan kekuasaan
66
66. Syarat untuk sebuah restu
67
67. Mengikhlaskan
68
68. Tak usah berterima kasih
69
69. Ayah yang sesungguhnya
70
70. Persiapan
71
71. Wedding
72
72.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!