5. Sebuah Rahasia

Saat sedang mengemudikan mobilnya, Arthur justru mendapat kabar dari Fabio bahwa pria itu mengalami kecelakaan saat menuju tempat pertemuan mereka. Alhasil, pertemuan itu dibatalkan karena Fabio harus segera dilarikan ke Rumah Sakit.

Arthur menghubungi Jane untuk memberitahu sang ibu mengenai apa yang menimpa Fabio, mereka pun memutuskan untuk melihat keadaan Fabio di Rumah Sakit.

"Aunty sangat terkejut saat mendengar kabar kau kecelakaan ketika ingin menuju ke tempat pertemuan kita," ujar Jane setibanya di ruang perawatan Fabio.

Fabio tampak tergeletak dengan luka-luka ringan ditubuhnya. "Aku tidak apa-apa, Aunty. Maaf meeting kita jadi tertunda," katanya.

"Kau tidak usah memikirkan soal meeting dulu, semoga kau lekas pulih dan bisa kembali bekerja."

"Thank, Aunty."

Arthur yang juga berada disana, akhirnya mengeluarkan suara. "Bagaimana bisa kau mengalami kecelakaan? Apa ini murni kecerobohan mu atau karena ada yang merencanakannya?" tanyanya pada Fabio.

"Ini karena kecerobohan ku, aku tidak melihat ada mobil lain yang masuk dari arah belakang secara tiba-tiba. Aku hampir saja menabraknya, tapi akhirnya aku membanting stir dan beginilah jadinya," kata Fabio menjelaskan.

Setelah mengunjungi Fabio, Jane dan Arthur pamit untuk undur diri. Mereka menjanjikan pertemuan dilain waktu terkait projects pekerjaan mereka.

"Mampirlah ke rumah Mommy, Arthur."

"Tidak, Mom. Aku masih ada urusan dan akan kembali ke hotel setelah semuanya selesai."

"Dasar payah! Kau memiliki rumah disini, tapi kau menginap di hotel sejak kau datang dari Canada," omel Jane.

Jane akan bersikap selayaknya ibu yang semestinya jika diluar pekerjaan, padahal jika di kantor, Jane terlihat serius, elegan dan workaholic. Tetapi, dirinya yang sesungguhnya adalah wanita yang memiliki jiwa keibuan yang tinggi. Tidak akan ada yang menyangka jika mengomel juga merupakan salah satu keahliannya, sama seperti para ibu lainnya.

"Itu rumah Mommy, bukan rumahku, Mom," kata Arthur menjawab.

"Sama saja. Rumah Mom adalah rumahmu juga!"

Mereka berdebat yang sesekali ditanggapi Arthur dengan senyuman. Pria itu cukup merindukan omelan sang ibu yang sudah lama tak dia dengarkan.

"Apa Mom harus mengundangmu secara formal hanya untuk makan malam bersama?" sarkas Jane kemudian.

Arthur tergelak. Kemudian dia memutuskan untuk mengalah. "Baiklah, Mom. Aku akan datang jika Mom mengundangku," kelakarnya.

"Ah, kau ... Mommy kehabisan kalimat karenamu!" gerutu Jane.

Saat tanpa sengaja, Jane justru melihat sesosok yang tampak familiar di salah satu sisi Rumah Sakit.

"Brianna?"

Mendengar nama tersebut, Arthur sontak mengikuti arah pandangan sang ibu.

"Dia disini?" gumam Arthur dengan senyum miringnya.

"Bri? Apa keluargamu yang sakit dirawat di Rumah Sakit ini?" Jane menyapa sang sekretaris yang tak sengaja dia temui tersebut.

Melihat itu, tentu saja Brianna terkejut. Apalagi disana bukan hanya ada Jane, melainkan ada Arthur juga. Mungkin Brianna bisa mengatakan pada Jane terkait apa yang sebenarnya terjadi, jika saja wanita itu bukanlah Ibu dari Arthur. Akan tetapi, mengingat kenyataan yang ada, juga karena Arthur pun berada disana, Brianna memilih untuk tidak terlalu terbuka.

"Uhm, ya, Nyonya. keponakanku yang sedang sakit dan di rawat disini." Brianna mengulas senyum yang tampak kaku.

"Ah, semoga keponakanmu segera sembuh, Bri."

"Thanks, Mrs. Jane."

Arthur mengulas senyum yang sengaja memancing kemarahan Brianna, senyum yang tampak menjengkelkan, namun Brianna tidak mau membalasnya, dia berlagak tidak melihat Arthur disana. Mengabaikan begitu saja.

"Apakah aku boleh menjenguk keponakanmu? Mumpung aku berada disini," ujar Jane ramah.

"Tidak!!" jawab Brianna spontan.

Saat menyadari kepanikannya sendiri, Brianna segera menutup mulutnya dengan tangan.

"Maaf, maksudku bukan tidak boleh ... tapi keponakanku sedang beristirahat, Nyonya." Brianna melipat bibirnya menjadi sebuah garis lurus. Mendadak dia merasa serba salah.

Jane mengangguk, tampaknya dia memahami situasinya.

"Yah, aku mengerti. Keponakanmu masih kecil ya?"

"Uhm, 3 tahun," jawab Brianna pelan, nyaris berbisik.

Arthur diam saja karena Brianna juga tak menganggapnya ada disana, tapi tentu dia memperhatikan interaksi antara Ibu dan wanita yang paling senang dibully-nya itu.

"Bri?" Tiba-tiba seseorang hadir diantara mereka. Dia adalah Zach, adik lelaki Brianna.

Brianna menoleh dan mengatakan pada Zach bahwa Jane adalah atasannya di kantor.

"Senang bertemu denganmu, Nyonya," ujar Zach ramah.

"Yah, nice to meet you too," kata Jane menyambut jabatan tangan Zach.

Zach menoleh pada Arthur, tatapannya pun kembali pada Brianna seolah ingin tau dari bibir sang kakak mengenai siapa pria tersebut.

"Dia Mr. Mattews, putra Mrs. Jane," lirih Brianna dengan ragu-ragu. Ia takut adiknya ini menyadari siapa Arthur sebenarnya. Tentu saja Zach tau jika dulu Brianna dibully saat kuliah--oleh pria bernama Arthur--Zach takkan melupakan nama itu.

Zach yang belum mengetahui siapa sebenarnya pria dihadapannya ini, langsung mengulurkan tangannya pada Arthur disana. Yang Zach anggap sebagai putra dari atasan Brianna.

Arthur turut membalas uluran tangan Zach hingga mereka saling berjabatan dan saling menatap jelas.

"Zach Walton."

"Arthur Mattews."

Mereka pun saling menyebutkan nama satu sama lain.

Mendengar nama belakang Zach, Arthur langsung menyadari jika pria dihadapannya pastilah saudara dari Brianna.

Namun, berbeda dengan Zach yang terkesiap saat mendengar nama asli Arthur.

"Arthur ..." gumam Zach menyebut ulang nama pria didepannya. Meski pelan tapi ucapannya itu masih dapat terdengar oleh mereka yang ada disana.

"Apa ada yang salah dengan namaku?" tanggap Arthur.

"No. No. Ada cukup banyak orang yang menggunakan nama itu," kata Zach yang langsung melirik Brianna penuh arti.

"Yes, you right!" Arthur terkekeh singkat. Entah kenapa dia merasa jika Zach telah mengenal dirinya sebelum hari ini. Apa Brianna pernah menceritakan tentangnya pada saudara lelakinya tersebut?

Zach juga langsung menatap lekat pada Arthur. Entah kenapa dia mulai mengenali sosok itu tanpa perlu dijelaskan.

"Apa anakmu yang sedang sakit, Mr. Walton?" Jane kembali bertanya pada Zach, membuat pria itu kembali menoleh pada atasan Brianna tersebut.

"Yah, putraku yang sakit." Zach menguasai keadaan yang pasti akan kacau jika dia mengatakan yang sebenarnya.

"Sakit apa?" tanya Jane yang entah kenapa begitu peduli. Padahal, Arthur ingin segera pergi dari sana, namun tidak mungkin dia meninggalkan Jane begitu saja.

"Dokter bilang ada peradangan di telinganya," ujar Zach menjelaskan.

"Semoga putramu lekas sembuh, Zach," kata Jane dengan akrab.

"Terima kasih, Nyonya."

Jane dan Arthur segera beranjak setelah perkenalan dengan Zach yang singkat.

Seperginya Jane dan Arthur. Zach langsung menyindir Brianna.

"Kenapa kau harus bekerja pada ibunya? Kau masih bisa mencari pekerjaan lain dan terlepas dari mereka."

Brianna menghela nafas panjang, karena tanpa perlu dijelaskan olehnya--Zach langsung mengetahui segalanya.

"Aku tidak pernah tau jika Mrs. Jane adalah ibunya. Jika sejak awal aku tau, maka aku tidak akan pernah mencoba melamar pekerjaan di kantor itu 2 tahun yang lalu."

"Berhentilah bekerja, Bri!" tukas Zach yang sulit dipercaya oleh Brianna.

"Aku tidak bisa."

"Aku masih mampu membiayai mu dan Chico."

"No, Zach! Kau punya Flo ... dia istrimu dan yang paling berhak mendapat tanggung jawabmu. Bukan aku dan ... Chico."

"Kau kakakku dan Chico putraku, kalian berdua juga tanggung jawabku, Bri!" kata Zach menekankan.

Brianna menghela nafas sepenuh dada, meredam rasa dihatinya yang juga terasa ingin meledak karena kenyataan yang seperti mengejeknya sekarang.

"Aku tetap akan bekerja." Brianna berkata lirih.

"Oke, carilah pekerjaan lain."

"Aku tidak bisa. Aku terikat kontrak dan biaya pinalti nya tidak main-main, Zach!"

"Lalu? Kau akan tetap bertahan di perusahaan itu? Bertemu dengan pria itu setiap hari dan lambat laun dia akan tau segala yang selama ini kau sembunyikan?"

Brianna menggeleng keras-keras.

"Arthur hanya akan berada disini sementara waktu karena dia menetap di Canada."

"Sementara? Berapa lama? Waktunya akan cukup membongkar rahasiamu jika kalian berada dalam satu lingkup yang sama."

"Tenanglah, Zach. Dia tidak akan menyelidiki tentangku. Dia tidak peduli mengenai aku, jadi rahasiaku tidak akan pernah dia ketahui."

Zach berdecak lidah. "Aku hanya memperingatkanmu, karena kita tidak pernah tau langkah seperti apa yang akan dia lakukan jika dia mengetahui mengenai Chico."

Mata Brianna menatap sengit pada Zach. "Bisa kau kecilkan suaramu? Aku tidak akan mengizinkannya menyentuh Chico. Tidak akan pernah!"

...To be continue ......

Terpopuler

Comments

Siti Aminah

Siti Aminah

aku suka cerita mu thor...

2024-11-27

0

Virgo Girl

Virgo Girl

Kerennn banget cerita nya. Narasinya jg rapi Telat baru ketemu novel ini😔

2024-12-20

1

vina maria

vina maria

pasti sedih

2024-07-21

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kau?
2 2. Masih sama
3 3. Masa Kelam
4 4. Chico
5 5. Sebuah Rahasia
6 6. Flashback
7 7. Bad Dream
8 8. Aturan
9 9. Dia ikut?
10 10. Takut
11 11. Undangan
12 12. Berdansa
13 13. Cemburu?
14 14. Dejavu
15 15. Pengunduran diri
16 16. Kalut
17 17. Meminta bantuan
18 18. Syarat
19 19. Pekerjaan sampingan
20 20. Pria yang sama
21 21. Lakukan denganku!
22 22. Tak bisa lepas darinya
23 23. Menjenguk
24 24. Mirip
25 25. Usul
26 26. Licik
27 27. Tak berhak memilih
28 28. Tiba
29 29. Sebuah foto
30 30. Satu Kosong
31 31. Informasi
32 32. Memberikan pilihan
33 33. Pengecualian
34 34. Dilema
35 35. Tak akan membiarkan
36 36. Mengiba
37 37. Status baru
38 38. Sebuah hadiah
39 39. Kembali dingin
40 40. Cobalah menerima
41 41. Membuka diri
42 42. Thank you, Wife
43 43. Peduli
44 44. Tertawa bersama
45 45. Beri aku kesempatan
46 46. I love her
47 47. Mengakui perasaan
48 48. Pisah Kamar
49 49. Status Ayah
50 50. Pias
51 51. Serius?
52 52. Bertemu langsung
53 53. Ingin Bicara
54 54. To the point
55 55. Mengakui
56 56. Pukulan
57 57. Menyukai
58 58. Daddy
59 59. Paket
60 60. Pria asing
61 61. Mengelabui
62 62. Kita Keluarga
63 63. Memamerkan
64 64. Meringankan beban
65 65. Menggunakan kekuasaan
66 66. Syarat untuk sebuah restu
67 67. Mengikhlaskan
68 68. Tak usah berterima kasih
69 69. Ayah yang sesungguhnya
70 70. Persiapan
71 71. Wedding
72 72.
Episodes

Updated 72 Episodes

1
1. Kau?
2
2. Masih sama
3
3. Masa Kelam
4
4. Chico
5
5. Sebuah Rahasia
6
6. Flashback
7
7. Bad Dream
8
8. Aturan
9
9. Dia ikut?
10
10. Takut
11
11. Undangan
12
12. Berdansa
13
13. Cemburu?
14
14. Dejavu
15
15. Pengunduran diri
16
16. Kalut
17
17. Meminta bantuan
18
18. Syarat
19
19. Pekerjaan sampingan
20
20. Pria yang sama
21
21. Lakukan denganku!
22
22. Tak bisa lepas darinya
23
23. Menjenguk
24
24. Mirip
25
25. Usul
26
26. Licik
27
27. Tak berhak memilih
28
28. Tiba
29
29. Sebuah foto
30
30. Satu Kosong
31
31. Informasi
32
32. Memberikan pilihan
33
33. Pengecualian
34
34. Dilema
35
35. Tak akan membiarkan
36
36. Mengiba
37
37. Status baru
38
38. Sebuah hadiah
39
39. Kembali dingin
40
40. Cobalah menerima
41
41. Membuka diri
42
42. Thank you, Wife
43
43. Peduli
44
44. Tertawa bersama
45
45. Beri aku kesempatan
46
46. I love her
47
47. Mengakui perasaan
48
48. Pisah Kamar
49
49. Status Ayah
50
50. Pias
51
51. Serius?
52
52. Bertemu langsung
53
53. Ingin Bicara
54
54. To the point
55
55. Mengakui
56
56. Pukulan
57
57. Menyukai
58
58. Daddy
59
59. Paket
60
60. Pria asing
61
61. Mengelabui
62
62. Kita Keluarga
63
63. Memamerkan
64
64. Meringankan beban
65
65. Menggunakan kekuasaan
66
66. Syarat untuk sebuah restu
67
67. Mengikhlaskan
68
68. Tak usah berterima kasih
69
69. Ayah yang sesungguhnya
70
70. Persiapan
71
71. Wedding
72
72.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!