2. Masih sama

"Bagaimana menurutmu, Bri?" tanya Jane pada Brianna yang sejak tadi tampak diam. Sebenarnya Brianna tidak menyimak sama sekali pembicaraan bisnis yang diperbincangkan oleh Jane, Fabio dan juga Arthur. Brianna merasa kosong sejak ia kembali bertemu dengan Arthur disini setelah empat tahun berlalu sejak pertemuan terakhir mereka di Universitas yang sama.

"Uhm ..." Brianna menganggukkan kepalanya, tampak keki. "Oke, semuanya oke," ujarnya kemudian. Ia berusaha menutupi rasa gugupnya.

Syukurnya Jane tersenyum dengan jawaban yang Brianna berikan. "Kalau begitu, kita sepakat dengan project ini, Fabio," katanya sembari mengulurkan tangan ke arah Fabio dan disambut oleh pria itu.

Setelah pertemuan itu selesai dan Fabio pun telah pergi, Brianna langsung mengutarakan keinginannya pada Jane bahwa ia ingin pulang lebih dulu. Meski itu terlihat tak sopan, tapi Brianna harus melakukannya karena ia tak nyaman dengan kehadiran Arthur diantaranya dan Jane.

Jane adalah atasan yang pengertian. Dia mengizinkan Brianna untuk pulang, lagipula ia masih harus berbicara dengan putranya, Arthur, yang baru saja kembali dari Canada.

"Hati-hati di jalan, Bri. See you tomorrow," kata Jane mematut senyum lembutnya.

Brianna mengangguk, tanpa memedulikan Arthur disana, ia segera berderap pergi.

"Aku ke toilet dulu, Mom," pamit Arthur tiba-tiba. Jane menatap heran pada sang putra yang tampak beranjak dengan terburu-buru.

Kenyataannya, Arthur bukan ke toilet seperti alasannya pada Jane, pria itu justru mengejar Brianna yang sudah keluar dari area Restoran.

Brianna yang masih berdiri didekat trotoar untuk menunggu taksinya, mau tak mau harus mendengar celetukan Arthur yang datang menghampirinya.

"Sebuah kejutan bisa bertemu denganmu di kota ini."

Tanpa menoleh untuk melihat pemilik suara itu, Brianna langsung mengetahui jika itu adalah Arthur. Dia memutar bola matanya jengah.

"Kau tampak berbeda," kata Arthur lagi, namun Brianna tetap tidak menggubris pria itu. Dia bersikap seolah-olah tidak ada siapapun disana.

Brianna sama sekali tidak menoleh, sampai taksi yang ditunggunya tiba, ia bergerak mendekati transportasi itu, namun pergerakannya terhenti kala Arthur mencekal pergelangannya.

"Lepaskan aku!" Brianna menepis tangan Arthur, seolah tidak sudi jika disentuh oleh pria itu.

Arthur malah terkekeh, ia mengangkat kedua tangannya dengan tampang menyerah yang terlihat sangat menjengkelkan dimata Brianna.

"Jangan pernah menggangguku!" tegas Brianna kemudian.

Arthur menyeringai, ia membiarkan Brianna memasuki taksinya, ia juga berlagak membantu untuk menutupkan pintu taksi untuk perempuan itu.

"Have a nice day, Brianna Walton," kata Arthur dengan tatapan yang seolah mengolok Brianna yang sudah duduk didalam taksinya.

Brianna mendengkus, kemudian meminta sang sopir agar segera melajukan kendaraan roda empat itu secepatnya.

"Aku bukan lagi gadis yang dulu bisa kau injak-injak. Aku sudah menjadi wanita yang independen dan mampu melawanmu. Apapun yang terjadi, aku akan tetap membencimu, Arthur! Selamanya!" batin Brianna yang merasa sangat jengkel dengan nasibnya, dimana ia harus dipertemukan lagi dengan si breng sek Arthur Mattews.

Sementara disana, Arthur masih memandangi kepergian Brianna. Dia tau jelas jika kepergian Brianna adalah demi menghindar darinya.

"Meski penampilanmu sudah berubah, tapi kau tetaplah Brianna yang dulu. Aku tidak sabar untuk kembali mengusik hidupmu karena kau adalah permainan yang selalu menyenangkan." Arthur mengeluarkan senyum miring khas-nya, kemudian berbalik kembali ke arah Restoran untuk menemui sang ibu yang masih berada disana.

...***...

Arthur melewati lobby kantor dengan pergerakannya yang mampu membuat banyak mata memandang takjub. Pria tampan itu bagai mengalihkan tatapan para pekerja--dari yang harusnya menghadap pekerjaan--justru jadi melihat kearahnya.

Bukan hanya para wanita yang kagum pada ketampanannya, tapi para lelaki juga seperti terhipnotis oleh kharisma-nya.

Ini adalah kali pertama Arthur menyambangi perusahaan yang dikelola ibunya, sebab selama ini ia lebih fokus mengurus bisnis lain di Canada dan itu adalah peninggalan almarhum Ayahnya.

Karena kehidupan pribadi sang ibu yang sengaja ditutup, tidak banyak yang mengetahui jika Arthur adalah putra kandung Jane. Hal itu lantas membuat para pekerja disana bertanya-tanya siapa pria tampan yang hari ini datang ke kantor mereka.

"Excuse me, Sir. Ada yang bisa saya bantu?" Seorang Resepsionis menghampiri Arthur, menyambutnya dengan senyum terbaik.

"Aku ingin bertemu dengan Mrs. Jane."

"Apakah anda sudah membuat janji sebelumnya?"

Arthur merasa tak perlu melakukan itu untuk menemui ibunya sendiri namun ia tau bahwa tak satupun dari mereka mengenalinya sebagai putra dari Direktur perusahaan tersebut.

"Aku belum memiliki janji, tapi bisakah kabari saja padanya ... jika aku datang kesini dan ingin menemuinya."

Resepsionis itu mengulas senyum ramah yang tampak menggoda. Mendengar suara milik Arthur saja sudah membuatnya terpikat.

"Baiklah, aku akan menghubungi sekretarisnya. Bisakah anda mengisi buku tamunya?" ujarnya sembari mengulurkan sebuah buku kehadapan Arthur.

Arthur meladeni saja, ia mengisi data pribadinya di buku tamu dan duduk menunggu di kursi tunggu yang terdapat disana.

"Ms. Walton, ada yang ingin menemui Mrs. Jane saat ini. Apakah beliau berkenan?" Resepsionis itu menelepon menggunakan tablephone sembari mencuri-curi pandang pada Arthur yang juga tengah memperhatikannya.

Bukan tanpa sebab Arthur melakukan hal itu, ia melirik pada sang resepsionis karena wanita itu menyebutkan nama belakang Brianna yang dapat Arthur simpulkan jika yang tengah menerima panggilan diseberang sana adalah Brianna.

Mengetahui hal itu, Arthur jadi bersemangat.

"Ya. Namanya Mr. Arthur Mattews," ucap sang resepsionis lagi, memberitahukan nama tamu yang ingin menemui Jane.

Arthur menarik satu sudut bibirnya, dapat ia pastikan jika disana Brianna terkejut karena mendengar kedatangannya ke perusahaan ini.

"Baiklah, aku akan mengatakannya." Resepsionis itu tampak menutup teleponnya, lalu memanggil Arthur.

"Anda bisa menemui Mrs. Jane saat ini juga, di lantai 16, Sir."

Arthur mengulas senyum pamungkasnya, "Thank you," katanya.

Ucapannya memang singkat, tapi itu mampu membuat resepsionis wanita tersebut merasa melting karena daya pikat yang dimiliki seorang Arthur Mattews.

Arthur segera beranjak, seorang security gedung mendampinginya untuk tiba di lantai 16.

Arthur masih menikmati euphoria mengenai sosok diri yang begitu dikagumi. Hal itu seperti menambah kepercayaan dirinya sendiri. Siapa yang mau menolak pesonanya, pikir Arthur.

Akan tetapi, begitu Arthur tiba di lantai 16, kesenangannya tadi mendadak hilang. Sisa-sisa kepercayaan dirinya musnah seketika kala melihat sorot tajam yang diberikan seorang perempuan muda dihadapannya, Brianna.

Jika ada golongan perempuan yang tidak tertarik padanya, mungkin Brianna termasuk dalam golongan tersebut.

Sulit dipercaya. Dikala banyak wanita dan para gadis memujanya, Brianna tidak demikian. Hal itu yang selalu memicu kegeraman Arthur pada Brianna.

"Kenapa kau menatapku begitu? Apa pantas kau memandangiku seperti itu dikala kau tau jika aku adalah putra dari atasanmu?" tanya Arthur pada Brianna dengan nada pongah.

"Sorry, aku hanya tidak bisa untuk berpura-pura," jawab Brianna datar. Sangat datar malah.

"Maksudmu?" Arthur mengernyitkan dahi menatap Brianna.

"Aku tidak bisa menunjukkan sikap manis didepan orang yang ku benci," tuturnya terus terang.

Luar biasa. Mulut pedas Brianna masih saja sama, pikir Arthur. Bahkan meski keadaan sekarang tetap Arthur yang berada diposisi teratas, Brianna masih saja berusaha melawannya.

Arthur menggeleng samar, berusaha mengabaikan ucapan Brianna yang seakan sengaja memprovokasi kemarahannya.

"Tunjukkan ruangan ibuku."

"Disebelah sini," kata Brianna merujuk pada satu arah yang berbelok ke arah kanan.

Arthur mengendikkan bahu acuh tak acuh, hendak berjalan melewati tubuh semampai Brianna, namun sebelum melakukan itu ia sengaja menghentikan langkahnya terlebih dahulu.

Arthur menoleh pada Brianna dan mematut wajah penuh intimidasi.

"Penampilanmu boleh berubah, tapi perkataanmu menunjukkan jika kau masih sama seperti dulu. Mari kita bersenang-senang, Brianna. Karena aku juga masih akan bersikap sama terhadapmu," tukasnya.

...Bersambung ......

Dukung karya ini biar bisa dilanjutkan🙏 terima kasih 💚

Terpopuler

Comments

🪴🍓🌟💫sangdewi💫🌠💐🏵️

🪴🍓🌟💫sangdewi💫🌠💐🏵️

kelihatan seruuuu

2025-03-23

0

Virgo Girl

Virgo Girl

Aku baru nemu karya ini. Awal yg cukup menjanjikan 😃😃

2024-12-20

1

Siti Aminah

Siti Aminah

sepertiny seru ceritanya

2024-11-27

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kau?
2 2. Masih sama
3 3. Masa Kelam
4 4. Chico
5 5. Sebuah Rahasia
6 6. Flashback
7 7. Bad Dream
8 8. Aturan
9 9. Dia ikut?
10 10. Takut
11 11. Undangan
12 12. Berdansa
13 13. Cemburu?
14 14. Dejavu
15 15. Pengunduran diri
16 16. Kalut
17 17. Meminta bantuan
18 18. Syarat
19 19. Pekerjaan sampingan
20 20. Pria yang sama
21 21. Lakukan denganku!
22 22. Tak bisa lepas darinya
23 23. Menjenguk
24 24. Mirip
25 25. Usul
26 26. Licik
27 27. Tak berhak memilih
28 28. Tiba
29 29. Sebuah foto
30 30. Satu Kosong
31 31. Informasi
32 32. Memberikan pilihan
33 33. Pengecualian
34 34. Dilema
35 35. Tak akan membiarkan
36 36. Mengiba
37 37. Status baru
38 38. Sebuah hadiah
39 39. Kembali dingin
40 40. Cobalah menerima
41 41. Membuka diri
42 42. Thank you, Wife
43 43. Peduli
44 44. Tertawa bersama
45 45. Beri aku kesempatan
46 46. I love her
47 47. Mengakui perasaan
48 48. Pisah Kamar
49 49. Status Ayah
50 50. Pias
51 51. Serius?
52 52. Bertemu langsung
53 53. Ingin Bicara
54 54. To the point
55 55. Mengakui
56 56. Pukulan
57 57. Menyukai
58 58. Daddy
59 59. Paket
60 60. Pria asing
61 61. Mengelabui
62 62. Kita Keluarga
63 63. Memamerkan
64 64. Meringankan beban
65 65. Menggunakan kekuasaan
66 66. Syarat untuk sebuah restu
67 67. Mengikhlaskan
68 68. Tak usah berterima kasih
69 69. Ayah yang sesungguhnya
70 70. Persiapan
71 71. Wedding
72 72.
Episodes

Updated 72 Episodes

1
1. Kau?
2
2. Masih sama
3
3. Masa Kelam
4
4. Chico
5
5. Sebuah Rahasia
6
6. Flashback
7
7. Bad Dream
8
8. Aturan
9
9. Dia ikut?
10
10. Takut
11
11. Undangan
12
12. Berdansa
13
13. Cemburu?
14
14. Dejavu
15
15. Pengunduran diri
16
16. Kalut
17
17. Meminta bantuan
18
18. Syarat
19
19. Pekerjaan sampingan
20
20. Pria yang sama
21
21. Lakukan denganku!
22
22. Tak bisa lepas darinya
23
23. Menjenguk
24
24. Mirip
25
25. Usul
26
26. Licik
27
27. Tak berhak memilih
28
28. Tiba
29
29. Sebuah foto
30
30. Satu Kosong
31
31. Informasi
32
32. Memberikan pilihan
33
33. Pengecualian
34
34. Dilema
35
35. Tak akan membiarkan
36
36. Mengiba
37
37. Status baru
38
38. Sebuah hadiah
39
39. Kembali dingin
40
40. Cobalah menerima
41
41. Membuka diri
42
42. Thank you, Wife
43
43. Peduli
44
44. Tertawa bersama
45
45. Beri aku kesempatan
46
46. I love her
47
47. Mengakui perasaan
48
48. Pisah Kamar
49
49. Status Ayah
50
50. Pias
51
51. Serius?
52
52. Bertemu langsung
53
53. Ingin Bicara
54
54. To the point
55
55. Mengakui
56
56. Pukulan
57
57. Menyukai
58
58. Daddy
59
59. Paket
60
60. Pria asing
61
61. Mengelabui
62
62. Kita Keluarga
63
63. Memamerkan
64
64. Meringankan beban
65
65. Menggunakan kekuasaan
66
66. Syarat untuk sebuah restu
67
67. Mengikhlaskan
68
68. Tak usah berterima kasih
69
69. Ayah yang sesungguhnya
70
70. Persiapan
71
71. Wedding
72
72.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!