“Panas ....” Nafas cewek itu tersengal. Leon mengalungkan tangan mulus Sheryl ke lehernya, hendak mencium cewek itu kalau saja Kenart tidak mencegah.
“Di kamar,” bisik Kenart.
Leon lagi-lagi tersenyum ia kemudian menggendong tubuh Sheryl ke pelukannya. “Doain gue!”
Kenart hanya mengangguk dan menepuk-nepuk pundak Leon sebelum kemudian Leon berjalan membawa tubuh cewek itu.
“Turunin gue ...,” lemas Sheryl yang tidak ditanggapi. “Gue bisa jalan sendiri, Leon ....”
Mendengar namanya disebut, cowok itu tersenyum hangat. Ia menurunkan tubuh cewek itu.
Seseorang tiba-tiba menarik bahunya dari belakang. “Yon, lo jangan gila cuma gara-gara nafsu! Lo tahu ‘kan dia cewek yang gak pernah disentuh!”
“Justru itu, Bro! Gue mau jadi orang pertama yang nyentuh dia!”
Omero mengembuskan nafas. “Lo bisa ngebayangin gimana orang tuanya yang udah jaga dia baik-baik, lo malah bikin dia rusak! Gila lo!”
“Kalo dia mau baik-baik, harusnya dari awal dia gak dateng ke sini!” ucap Leon yang ingin berlalu dan masih ditahan oleh Omero.
“Dia ke sini gara-gara lo, Anjing!” Omero ingin memukul muka Leon yang dicegah Jehab.
“Udah, Mer! Leon udah kek gitu, gak bisa dinasihatin!” ucapnya. Leon mengambil kesempatan itu untuk segera membawa Sheryl pergi.
“Yon, gue tahu lo masih bisa mikir semabuk apa pun lo! Pikirin gimana hidup dia nanti! Pikirin gimana kalo mama atau kakak lo yang digituin!” teriaknya di tengah gemuruh musik saat Leon sudah berlalu.
***
Omero menendang meja di hadapannya. Ia tahu, Sheryl pasti adalah cewek yang baik-baik. Dari awal pertemuan cewek itu memang membuat masalah dengan gengnya, tapi bukan berarti mereka bisa merusak Sheryl.
“Udahlah! Lo kenapa sih! Leon tuh udah biasa gituin cewek!” ucap Kenart.
“Kalo sampek cewek itu hamil, wah gila sih lo semua!” katanya emosi. Sebenarnya ia sudah ingin mendobrak kamar yang berisi Leon dan Sheryl itu, tapi Kenart selalu mengalihkan perhatiannya dengan mengajaknya bertengkar.
“Udah! Gak mungkin! Leon mah aman! Hamil pun juga biar, biar nikah mereka!”
“Berengsek lo, Anjing!” katanya ingin meninju Kenart yang dicegah oleh Jehab.
Alanzo sedari tadi hanya diam. Ekspresinya datar. Lagaknya seperti tidak ingin ikut-ikutan. Namun, otaknya sedang memikirkan sesuatu. Ia mengambil kartu remi, bermain sendiri.
“Lo yang anjing! Gak usah sok lo!” ujar Kenart.
“Bisa gak usah bacot?” peringat Alanzo.
Mereka berdua diam pada akhirnya. Ikut bermain kartu dengan Alanzo, kecuali Omero yang tangannya ditahan oleh Jehab agar tidak mendatangi Leon.
Mata Alanzo kini menyipit kala menemukan sesuatu. Seorang cewek berwajah santai dengan jaket varsity dan rok mini skirt-nya yang tengah berjalan mengedap-endap, tapi saat mata mereka bertemu, cewek itu terdiam beberapa saat seolah tertangkap basah. Namun, hal selanjutnya yang ia lakukan malah memutar bola matanya sambil mengembuskan nafas. Dia Sheryl.
Wait! Bagaimana bisa Sheryl ada di sana? Bukannya dia ....
Sheryl memasang senyumnya yang selama ini sangat menyebalkan bagi Alanzo. Cewek itu kemudian berjalan santai ke arah mereka berempat.
Alanzo berdiri dari duduknya dengan tampang kaget. Bukan hanya Alanzo, tapi Kenart, Omero, dan Jehab.
Mendapati wajah-wajah itu, Sheryl masih saja tersenyum tenang lalu menyapa. “Buona notte, Gentiluomini!”
Alanzo melebarkan matanya mendengar bahasa Sheryl. Bahasa italia yang artinya ‘selamat malam, Tuan-Tuan’ dan di sini hanya Alanzo yang mengerti. Apa rencana cewek itu?
“LO?! LO BUKANNYA HARUSNYA SAMA LEON?!” tanya Kenart paling ngegas.
Sheryl hanya menggidikkan bahu. “Buktinya gue di sini.” Mendengar itu, Omero dan Jehab masih melongo.
“Trus tadi cewek yang sama Leon siapa?!” Kenart menjadi panik sendiri. Ia menatap tajam pada Sheryl. “LO PASTI RENCANAIN SESUATU YA?!”
“Eh? Bukannya lo sama Leon yang rencanain ya?” Sheryl memiringkan kepala. “Kok lo yang marah sih?”
“Lo ... lo ta-tahu rencananya?!” Kenart kali ini menatapnya tak percaya.
Sheryl menggelengkan kepala. “Emm ... awalnya enggak sih,” jedanya. “Tapi Leon terlalu bodoh buat kasih minuman itu ke gue.”
Flashback on:
“Kalo lo gak minum, permainan gak akan dimulai.” Leon tetap menyodorkan segelas cairan berwarna merah pada Sheryl. Sheryl yang sudah kesal, langsung saja menyahut minuman itu. Sayangnya Sheryl tidak sebodoh itu. Sheryl mencium aroma alkohol yang ada dalam gelas itu.
Dari situ ia tahu, minuman itu adalah perangsang gairah.
Sheryl memasukkan minuman itu ke mulutnya, tapi tidak ia telan. Ia menyipitkan mata untuk memberi tanda bahwa ia tidak terbiasa dengan alkohol dan berlari ke arah kamar mandi lalu melepehkannya.
“Oh, God!” katanya sambil mengelap mulutnya dengan tisu. “Cowok gila!”
Sheryl membuang cairan itu ke dalam wastafle dan meninggalkan gelasnya begitu saja. Ia mencari gelas yang sekiranya mirip dengan gelas yang tadi. Setelah dapat, dengan cepat mengisinya dengan air putih biasa karena minuman tadi berwarna putih.
Cewek itu melangkahkan kembali kakinya ke arah Leon.
“Minum sampek habis dong buat permulaan,” ucap Leon. Sheryl berbangga dalam hati. Ia meneguk air putih itu hingga habis, kemudian berpura-pura memegang kepalanya dengan mata terpejam.
Mari membuat tikus terjebak dengan rencananya sendiri!
“Lo gak papa?” tanya Leon.
“Panas ...,” ucapnya. Kemudian ia merasakan Leon menyentuh tangannya untuk ditaruh di leher, ia merasakan Leon yang akan menciumnya yang membuat Sheryl tidak tahan untuk meninjunya kalau saja Kenart tidak mencegah.
Leon kemudian menggendongnya. Hal yang membuat Sheryl kaget. “Turunin gue ... gue bisa jalan sendiri, Leon ....”
Leon kemudian menurunkannya. Belum juga berjalan, Leon terdengar seperti berbincang dengan seseorang yang ia ketahui Omero dan Jehab. Matanya masih pura-pura terpejam. Samar-samar, ia mendengar kata-kata bijak Omero sebelum Leon mengajaknya ke sebuah ruangan.
“Leoonnn!” Seorang cewek berbaju ketat berwarna coklat dan hitam menghampiri Leon. Cewek itu sepertinya sama mabuknya seperti Leon. “Leoonn! Ini siapaaa?” rajuknya memegang-megang Leon.
Leon merasakan pusing di kepalanya dan memejam-mejamkan matanya.
Sheryl sedikit kaget saat cewek itu menyingkirkan dirinya untuk tidak mendekati Leon. Sheryl mundur sambil mengangkat kedua alisnya saat Leon tiba-tiba membawa cewek itu ke kamar lalu menutup pintunya. Wow! Tanpa ia harus turun tangan, rencananya sudah berjalan hanya karena seorang cewek mabuk menghampiri mereka.
Tadinya padahal Sheryl hanya ingin memasukkan Leon sendiri ke dalam ruangan lalu mengunci pintunya, tapi entahlah!
Sheryl menggidikkan bahu. Hal selanjutnya yang harus ia lakukan hanya satu, mengambil ponselnya kembali. Ia berjalan hati-hati agar bisa kabur tanpa ketahuan anggota Gebrastal lainnya. Sayangnya, gerak-geriknya sedari tadi ternyata telah ditangkap oleh Alanzo.
Cewek itu mau tidak mau mendatangi Alanzo. Memasang tampang santai. Juga untuk mendapat ponselnya kembali.
Flashback off.
“Gila lo!” ucap Kenart setelah mendengar cerita Sheryl.
Sheryl yang terduduk di hadapan Alanzo tertawa pelan. Ia mengambil jus jeruk yang Barista berikan padanya. “Lo awalnya mau bikin gue rusak?” tanyanya tenang seolah itu adalah pertanyaan yang tidak mengundang emosi.
“Gue bukan cewek gampangan yang bisa disentuh-sentuh atau yang biasa nempelin lo. Dan gue gak sebodoh itu buat lo kelabuhin.” Sheryl meneguk jus jeruk yang ada di tangannya.
“Lo pikir gue bakal diem aja kayak cewek-cewek polos yang lo ajak ke sini, trus lo bodohin? No.” Sheryl masih biasa saja, berlagak tenang. Omero dan Jehab masih dibuat tak percaya dengan aksi cewek itu.
Kenart yang mendengar pernyataan yang seperti ditunjukkan padanya sepenuhnya, langsung menatap Sheryl. “Kita, gak pernah ngajak cewek polos mana pun ke sini!” tegasnya.
“Kita gak pernah lakuin ini sebelumnya, cuma ke lo karena kita ngerasa lo berani sama kita dan ngerasa lo harus kita kasih pelajaran.” Kenart mati-matian menahan emosinya untuk mengatakan itu.
Alanzo tidak bergeming, tidak berkata, tidak ikut campur karena sedari tadi ini bukan rencana miliknya. Ini hanya rencana Kenart dan Leon. Ia menyipitkan mata dengan wajah datar. Memajukkan badan, menatap Sheryl lekat. “Siapa lo sebenernya, Sheryl Auristella?”
***
Please baca pesan author gess!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
dede imel
smart girls
2025-02-12
0
alsava
keren Sheryl!!!
2025-02-10
0
zihana syera
nah karakter² kek sheryl gini nih yang gua suka
2023-07-15
2