Sirkuit

“Lo nemu gak?” tanya Kenart pada mereka semua satu per satu. Herannya, mereka semua hanya diam.

"Setiap gue ketik nama dia, dan setiap gue klik web, selalu eror. Kayaknya HP gue deh!” keluh Omero.

“Ah, yang nemu malah arti nama Sheryl Auristella! Yang lain—ini napa bisa error 404 sih nih padal udah pake browser deep web!”

“Lah lo mending. Di sini, malah kek gini nih!” Leon menunjukkan ponselnya yang bertuliskan ‘Penelusuran Anda tidak cocok dengan dokumen apa pun’. Leon masih berusaha mengetikkan nama milik Sheryl, dan kali ini berhasil. Namun, ujungnya sama saja. Error.

“Bentar,” ujar Alanzo mengerutkan dahi. “Lo bilang error 404?”

Mereka semua mengangguk. “Sama dong, di sini juga error 404, page not found,” ujar Kenart.

“Ada dua kemungkinan, yang pertama pencarian tentang cewek itu dinonaktifkan sama browser, yang kedua web yang kita cari udah dihapus dan dinonfungsikan.”

“Tapi kenapa? Siapa yang nonaktif-in, Njir? Buat apa?” tanya Kenart. Sebuah pertanyaan yang lebih mewakili pikiran mereka semua. Pertanyaan yang sedari tadi berputar-putar di otak.

“Gue heran, apa tuh cewek yang buat kek gini?”

“Gak mungkin, di sini ada banyak web soal ‘Sheryl Auristella’, kalo pun diblokir, itu bukan dari satu pihak aja! Lagian cewek itu siapa sampek punya akses sebegitu besarnya.” Benar kata Kenart.

Alanzo menendang botol plastik di lantai. Ia sangat kesal karena tidak bisa menemukan data cewek itu. “Aggh! Gak penting! Masa bodo sama web error itu! Sekarang kita cari cara lain!”

Semua orang mulai berpikir.

“Lo lihat data yang tadi dari sekolah, lihat alamat dia tinggal sekarang!” perintahnya.

“Data dia waktu masuk sekolah ini gak lengkap, gak ada alamatnya. Cuma ada yang gue sebutin itu aja."

Sial! Sesulit itu kah mencari tahu tentang cewek kurang ajar itu?

“Bentar, gue ada ide buat cari alamat rumah dia.” Jehab mulai mengotak-atik komputer yang tadi disentuh Kenart. Entah apa yang cowok itu lakukan hingga layar komputer menjadi berbagai macam tulisan kecil-kecil berwarna hijau dan kuning menyala. Lalu ia tersenyum miring. “Gue udah bobol sosmed anak IPS 3 yang isinya data yang cuma diketahui sama sekelas itu.”

Ia menuliskan sesuatu di kertas yang menunjukkan alamat rumah Sheryl saat ini dan menyerahkannya pada Alanzo.

“Lo yakin?”

“Lo bisa lihat sendiri, lo juga tahu ‘kan caranya,” kata Jehab. Kini Giliran Alanzo yang mengotak-atik komputer itu. Setelah menemukan sesuatu, mata elangnya menyipit, dan bibirnya tersenyum licik.

“Gue punya rencana bagus, rencana yang bakal bikin cewek itu nyesel seumur hidup,” ujarnya menggunggah semua orang yang ada di markas itu.

***

Sheryl mengaduk-aduk secangkir minuman berwarna coklat yang kemudian ia taruh di atas piring kecil. Ia melangkahkan kakinya dari dapur sederhana itu menuju ruangan tengah yang kecil, menaruhnya di atas meja yang terdapat seorang pria paruh baya dengan kaus oblong dan celana batik sedang mengipasi dirinya dengan topi.

“Double ekspresso,” ucap Sheryl sambil tersenyum membuat pria bernama Yanuar itu mengerutkan dahi.

“Waduh, apa toh ini? Kok repot-repot banget!”

“Aku lagi nyoba bikin minuman yang resepnya dari cafe Mars. Coba deh enak gak, Pak?” tanyanya yang kemudian duduk di kursi samping pria itu.

Pria itu kemudian menyruput kopi buatan Sheryl. Ia mengangguk-anggukkan kepala. “Anu, Non, kayak kopi yang biasanya di warung,” candanya membuat Sheryl berkerut dahi. “Bapak ini cuma penjual bakpao keliling, gak bisa bedain kopi biasa sama apa itu tadi? Presto-presto?”

“Ekspresso, Pak!” kata Sheryl tertawa.

“Tapi enak, Non!”

Sheryl menghela nafas. “Padahal aku udah bilang jangan panggil ‘Non’, panggil aja biasa.” Cewek itu menggelengkan kepala. Hingga suara gedoran pintu dari ruang tamu menginterupsi keduanya. “Biar aku aja, Pak!”

Sheryl melangkahkan kakinya ke arah ruang tamu yang dipenuhi kursi-kursi jadul dan sebuah gerobak menjual bakpao. Ia membuka pintu itu, tapi tidak menemukan siapa pun di sana. Cewek itu melangkahkan kakinya keluar rumah, berusaha mencari siapa orang yang mungkin iseng mengetuk pintu.

Namun, tetap tidak ada siapa pun. Cewek itu memutuskan untuk masuk lagi ke dalam rumah hingga tiba-tiba sebuah tangan membekapnya dari belakang. Sheryl berusaha melakukan sesuatu, tapi semua tubuhnya telah ditahan. Tubuh cewek itu kini dimasukkan dalam sebuah mobil BMW dan si Pembekap mulut itu melepaskannya saat mobil telah berjalan.

Kini Sheryl bisa melihat wajah-wajah familiar cowok-cowok yang telah membawanya. Geng Gebrastal.

“Mau ngapain lo nyulik gue?” tanyanya pada mereka yang tak dijawab sekalipun. Sheryl menyenderkan bahu kesal. Apa pun yang bakal mereka lakukan pasti hal buruk.

“Jadi alamat rumah lo di Jalan Kamboja nomor lima ya!” celetuk Kenart yang duduk di jok mobil depan bersama Alanzo yang menyetir. “Tempat perkampungan miskin!” kata Kenart tertawa.

“Penjual bakpao ya?” tanyanya yang hanya ditanggapi dengan satu alis terangkat oleh Sheryl. Sebuah pertanyaan dan perkataan yang selalu menghina orang lain.

Sheryl kemudian tertawa. “Bukannya lo juga miskin ya?” Tiba-tiba Sheryl berkata pada Kenart dengan kepala miring membuat Alanzo melirik cewek itu tajam dari spion, dan Jehab yang di sisinya menoleh. Kenart berbalik badan hendak marah.

“Miskin akhlak sama otak maksudnya,” lanjutnya membuat Kenart berapi-api.

“Maksud lo apa, Njing?!”

Sheryl hanya menggidikan bahu sambil mengarahkan kepalanya ke jendela agar terkena semilir angin.

“Udah, gak usah lo tanggepin. Habis ini dia bakal terima akibatnya!” sahut Alanzo yang sedang menyetir sambil tersenyum misterius. Sheryl melirik itu sejenak sebelum akhirnya memalingkan wajah ke arah jendela lagi. Hingga pada satu titik mobil itu berhenti di sebuah tempat.

Alanzo menyuruhnya untuk keluar dari mobil yang diikuti Kenart dan Jehab. Sedangkan Leon dan Omero sepertinya sudah menunggu mereka di tempat ini. Mata Sheryl langsung disambut oleh pemandangannya jalanan yang dipasangi ban-ban bertumpuk, cowok-cowok bermotor sport serta wanita-wanita seksi yang membawa bendera.

‘Gebrastal Sirkuit’ Itu nama sebuah banner yang terdapat di sana. Ya, ini adalah sirkuit balapan.

Air muka Sheryl terlihat biasa saja saat cowok itu membawanya ke sini, tidak seperti orang biasa yang memperlihatkan ekspresi ketakutan dan tidak nyaman karena tidak terbiasa saat pertama kali melihat pemandangan sirkuit balapan, dan Alanzo terlihat kesal akan hal itu.

Cowok itu tiba-tiba saja menarik kasar tangan Sheryl ke arah arena pertandingan yang telah dipenuhi cowok-cowok berwajah garang dan sudah siap dengan motor mereka.

“Oh, jadi ini cewek belagu itu?” celetuk salah satu dari mereka. Alanzo mengangguk saja. “Tapi cantik sih!”

“Wuihh, cantik juga! Mulus, Cuy!” sahut cowok bermotor kawasaki ninja menatapnya seolah ingin menelanjangi.

Alanzo tersenyum gila. “Gue mau tantang kalian balapan, tapi kali ini taruhannya bukan motor.”

Mereka semua mulai merapat. Akhirnya ketua mereka mengumumkan tantangannya.

“Yang menang lawan gua, bisa dapetin dia dan bebas lo apain aja dia!” tunjuknya pada Sheryl sambil tersenyum evil yang membuat cewek itu menoleh ke arahnya.

Semua orang langsung melebarkan mata.

***

Terpopuler

Comments

camamutts_Sall29

camamutts_Sall29

alanzo Lo ga ada otak sumpah

2025-01-22

0

alsava

alsava

seri seru 👍

2025-02-10

0

zihana syera

zihana syera

ngerii

2023-07-15

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 72 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!