Siapa Sheryl Sebenarnya?

“Gue cariin lo di kelas gak ada, ternyata di sini. Makasih ya seragamnya,” ucap Sheryl pada cewek bernama Natarimbi. Rimbi yang sedang membaca bukunya di bawah pohon menoleh padanya. Mengetahui wajah Sheryl, ia tersenyum.

“Sama-sama.” Rimbi, cewek yang meminjami Sheryl seragam putihnya karena segaram Sheryl hilang entah ke mana. Rimbi meminjaminya seragam dengan name tag yang sama pada Sheryl waktu itu. “Lain kali kalo pinjem gapapa punya gue aja, nama kita ‘kan samaan! Lagian gue punya dua seragam kok.”

Rimbi baik, dan Sheryl sangat merasa bersalah karena memakai seragam itu. Ia menyebabkan nama Rimbi terlibat dalam masalah dengan geng Gebrastal. Mereka mengira, nama dirinya adalah Sheryl Natarimbi. Lagi, Rimbi juga tidak tahu tentang hal itu.

“Sebenernya, gue mau minta maaf, gara-gara gue lo jadi—“

“Eh, Sheryl! Lo dicariin tuh!” Belum selesai berbicara, seorang cowok keluar dari kelas memanggilnya. Letak diri Sheryl yang tidak jauh dari kelas, membuat dirinya menoleh ke arah pintu kelas sebelas IPS 3—kelasnya. Mendapati beberapa cewek yang asing di ingatannya berdiri di sana. “Cepetan!”

Sheryl segera saja menghampiri mereka berempat yang sedang menatap dirinya sinis.

“Oh, jadi ini namanya Sheryl yang lagi cari sensasi ke Alanzo?” Salah seorang cewek melihat dirinya dari atas hingga bawah.

Salah satu dari mereka yang terlihat paling menonjol dengan paras cantiknya maju. Glenca melipat kedua tangannya di dada. “Cuma cewek miskin aja belagu! Lo tuh gak lebih cantik dari gue!”

“Iyuh, lihat-lihat! Sepatunya aja warrior yang udah tua! Pasti sisa punya kakaknya!” pekiknya mengundang perhatian semua orang yang lewat depan kelas. Seluruh siswa kelas sebelas IPS 3 hanya bisa diam.

Dihina seperti itu, Sheryl tidak mau menanggapi. Ia hanya menatap mereka datar, menunggu mereka menyelesaikan kalimat-kalimat tidak bermutu.

Salah seorang cewek menyentuh rambutnya seolah jijik. “Rambut lo pake sampo apa sih? Gimbal banget?” Padahal jika dilihat-lihat, rambut Sheryl dengan model butterfly cut kecoklatan itu terawat apik. Mereka saja yang manipulatif.

Di tengah-tengah itu, tanpa disadari Alanzo juga melintas. Awalnya ia tidak tertarik dengan orang yang beramai-ramai. Tetapi saat objeknya adalah Sheryl, cowok itu sedikit mendorong diri untuk menguping.

“Jijik! Ih!” Cewek yang tadi memegang Sheryl menyemprotkan hand sanitizer ke tangannya.

“Lihat, jam tangannya aja kayak jam tangan tua gitu!”

Setelah kalimat-kalimat menghina itu, Sheryl hanya berkata, “Udah selesai? Udah, ‘kan? Yaudah!” Setelahnya ia ingin berlalu memasuki kelas, namun ditahan oleh Glenca.

“Heh, kurang ajar lo ya! Lo gak tahu ya siapa gue?! Gue anak pemilik perusahaan ACE! Sedang lo? Lo tuh cuma cewek rendahan, anak tukang semir dan jahit sepatu!” kata Glenca seperti mengotot dan hendak mencak-mencak dan entah mengapa membuat dirinya terlihat seperti orang bodoh yang sedang mempromosikan diri.

Sheryl hanya terkekeh. “Lo sakit?”

“Anjing lo ya, B*tch!” Glenca ingin menampar Sheryl, namun dengan cekatan Sheryl menghindar dan membuat Glenca menampar udara seperti orang gila. Glenca hendak menamparnya lagi, tapi Sheryl melakukan hal yang sama. Semua orang yang melihat itu menahan cekikikannya agar tidak membludak.

Glenca urat malunya sudah di ujung, mengepalkan tangan erat. Dadanya naik turun. Ia segera pergi begitu saja menahan malu.

Niatnya ingin membuat Sheryl malu, tapi ujungnya dirinya sendiri yang kini malu.

Sheryl terkekeh tenang sebelum menggidikan bahu tak peduli. Padahal ia tidak melakukan apa pun.

***

“Sayang, aku punya pantun buat kamu!” ujar Leon yang sedang memeluk seorang cewek imut di sofa markas Gebrastal.

“Apa, sayang?” Cewek itu mencebik-cebikkan bibirnya. Sedang Omero dan Jehab masih sibuk mendengarkan dengan geli.

“Tahu gak, uduk uduk apa yang enak?”

“Uduk di samping kamu.” Hanya perkataan seperti itu, membuat cewek cantik di pelukan Leon meleyot. Jehab mengelengkan kepala.

“Goblok! Itu bukan pantun! Itu tebak-tebakan!” ujar Jehab menengahi.

“Nih, gue kasih contoh! Ikan hiu pengen berak!” Jehab sudah berwajah serius.

"Cakep!" balas Kenart dan Omero.

“Gue juga mau berak!” katanya langsung ngibrit ke kamar mandi sambil ketawa jahanam.

“Ternyata sama-sama bego, gak ada bedanya!” Kenart menggelengkan kepala malas.

“Iya. Iya. Gua paham. Nih, gue juga bisa. Ikan hiu makan ... sepedah,” kata Leon sedikit berpikir yang ditunggu Kenart dan Omero, “Gak doyan!”

“Goblok!” teriak Jehab yang masih dengar dari kamar mandi. “Kalo gak bisa pantun gak usah pantun, woy! Tai gua gak bisa dikeluarin denger pantun lo!”

Mereka semua tertawa mendengar teriakan Jehab yang terdengar membagongkan di telinga mereka. Bahkan Leon sampai guling-guling di sisi ceweknya.

Tawa mereka tiba-tiba senyap ketika mendapati Alanzo masuk ke dalam markas dengan muka seriusnya.

“Napa lo!” tanya Kenart saat Alanzo ikut mendudukkan diri di sofa yang Leon tempati.

“Gue mau lo cari tahu soal Sheryl Auristella!” pintanya menyipitkan mata membuat semua orang terkaget.

Leon bangun dari sandarannya saat mendengar nama cewek itu, tak kalah juga dengan Omero yang meninggalkan game-nya.

Kenart mengerutkan kening. “Maksud lo yang kemarin itu bukan Sheryl Natarimbi?”

Alanzo menggelengkan kepalanya. “Dia pinjem seragam Sheryl Natarimbi waktu pertama kali cari masalah sama kita.”

Cowok itu mengacak-acak rambutnya. Sial, ia baru tahu saat tanpa sengaja menguping pembicaraan Sheryl dengan cewek bernama Rimbi di kursi bawah pohon tadi.

“Jadi dia gak jadi anaknya penjahit sepatu?” tanya Jehab yang tiba-tiba muncul. Kenart hanya menggelengkan kepala menanggapi pertanyaan Jehab. Sial, urat malunya sudah di ubun-ubun saat ia menghina dan mengancam cewek itu habis-habisan kemarin sebagai anak tukang jahit sepatu.

“Itu sebabnya dia bilang kita gak tahu apa-apa soal dia.” Ucapan Omero membuat semua orang menatapnya, termasuk Alanzo. Ingatannya kembali pada saat Sheryl mengatakan, “Berarti lo gak tahu apa-apa soal gue.”

Bruk! Alanzo menggebrak meja di hadapannya bersama giginya yang menggertak. “Cepet lo cari tau soal cewek sialan itu.”

Mereka membuka ponsel mereka masing-masing, kecuali Kenart yang mencari data Sheryl lebih akurat lagi di komputer untuk ia cetak. “Sheryl Auristella. Lahir 4 April di Jakarta Pusat. Nama wali Yanuar Asmoro dan Dian Aminah. Pekerjaan tidak diketahui. Anak pindahan semester lalu di kelas sebelas. Berati dia udah enam bulan di sekolah kita.”

Saat Kenart membaca itu, Alanzo mendekat. “Bukan cuma data yang gitu-gitu doang! Gue mau yang lebih dari itu!”

“Gue mau tahu soal siapa dia sebenarnya, tentang latar belakang dia, dan orang tua aslinya.”

Omero mengangkat salah satu alisnya, ia tidak pernah mendapati Alanzo yang mencari data seseorang hingga spesifik.

Kenart kembali sibuk dengan komputernya bersama Alanzo. Sedangkan Leon mencari-cari nama Sheryl di instagramnya dengan bantuan intel cewek di sebelahnya yang biasa menjadi stalker dengan second account. “Yah, akunnya di-private.”

Leon menyerah, ia mengetikkan nama Sheryl Auristella di internet saat melihat Kenart yang tidak kunjung menemukan data diri Sheryl yang sebenarnya. Sedang Jehab sudah langsung menggunakan web searching khusus deep web.

“Lo nemu gak?” tanya Kenart pada mereka semua satu per satu. Herannya, mereka semua hanya diam.

***

A/N

Hi guys, jadi sebenernya yang dilakukan sheryl ke Glenca tadi itu teknik psikologi ya, ketika dia dihina, diremehkan, dia tetep tenang seolah gak roboh, dan dia cukup jawab ‘lo sakit’ yang buat lawan bicaranya itu malu-malu sendiri.

Bisa dipraktekin guys wkwk.

Then, janlup vote ya! Maap gantung😗

Terpopuler

Comments

jen

jen

kerennnn Thor.... bs dipraktekkan hahhaha

2024-10-27

2

zihana syera

zihana syera

wusshh

2023-07-15

0

saraswati ada di sini

saraswati ada di sini

authornya kayaknya anak psikolog

2023-07-14

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 72 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!