Dia Berbeda

Kelas sebelas IPS tiga telah dihebohkan oleh kabar Sheryl, siswi dari kelas itu yang dengan beraninya membuat masalah dengan Alanzo. Mereka semua telah memastikan bahwa setelah Alanzo mengancam mengeluarkannya dari sekolah, maka cewek bernama Sheryl itu tidak akan pernah muncul lagi di sekolah ini.

Bukan hanya anak kelas sebelas IPS 3 tapi juga seantero sekolah. Terbukti, hari ini Sheryl tidak menampakkan batang hidung lagi di kelas itu. Hingga hari kedua, hari ketiga, Sheryl tidak pernah memberi kabar.

“Lo tahu kagak? Kata anak kelas sebelas IPS tiga, si Cewek kurang ajar yang berani sama Alanzo udah keluar dari sekolah ini!” Kenart menepuk lengan Leon yang sedang memainkan game di ponselnya. Leon tidak menunjukkan ekspresi kaget, tidak perlu dikabari pun ia juga tahu kalau cewek itu pasti sudah dikeluarkan dari sekolah saat Alanzo memberikan ancaman.

Ia tahu betul, perkataan Alanzo tidak pernah main-main.

“Gue heran napa ya tuh cewek berani buat masalah?” Kenart menaruh tangannya di dagu.

“Yah, biasa, cuma pengin cari sensasi dia,” jawab Leon seadanya. Sedang Jehab dan Omero diam sibuk dengan pikirannya masing-masing. Menurutnya itu sudah berlalu, dan tidak perlu dibahas.

Alanzo hanya tertawa saja menanggapi mereka. Ia menyembulkan rokoknya ke udara. Saat ini mereka memang sedang berada di sekolah, tapi geng Gebrastal memiliki markas tersendiri yang tidak mudah dijangkau siapa pun, kecuali anggota inti. Markas yang memang diletakkan khusus untuk geng Gebrastan berkumpul jika di sekolah.

“Kelas yuk!” ajak Omero pada keempat cowok yang masih bersantai saat bel telah berbunyi.

Mereka berdiri dari duduknya, segera mengikuti Alanzo yang berjalan keluar markas menuju kelas. Langkah kaki mereka berhasil membuat semua orang di koridor minggir dan mengheningkan suara. Mereka saling beradu tawa kala Jehab mengeluarkan jokes tidak masuk akalnya. Hingga kemudian dalam sekejap, tawa-tawa itu hilang kala mata mereka berpapasan dengan seorang cewek bermata almond dengan hidung mancungnya.

“Anjing!” umpat Leon terkaget-kaget. Bukan hanya Leon yang memasang komuk heran, tapi semua orang di koridor.

Iya, cewek itu berjalan santai berlawan arah, melirik mereka sekilas lalu melanjutkan berjalan lurus seolah tak pernah terjadi apa-apa saat Alanzo menatapnya mendelik. Sebelum cewek itu benar-benar melintas, dengan cepat Alanzo menahan lengannya, mencengkeramnya keras. “Ngapain lo masih di sini, Njing?!”

Sheryl langsung menatap cowok itu tepat di matanya dengan mata santai dan tidak ada kepanikan sama sekali di matanya. Ini adalah kali pertama ia melihat seseorang yang menatapnya tanpa rasa takut. “Lo pikir gue lagi ngapain?”

“Lo udah keluar dari sekolah ini!”

“Keluar? Haha!” kekehnya yang menerbitkan rasa heran di benak semua orang. “Kata lo, ‘kan?” Setelah itu ia ingin melepaskan tangan Alanzo dan beranjak pergi, tapi Alanzo semakin mencengkeramnya erat.

“Lo tahu ‘kan siapa gue?” Alanzo menekankan setiap kata yang ia lontarkan. “Gue pemilik sekolah ini, kalo lo macem-macem, gue gak segan-segan bikin hidup lo hancur!”

“Punya lo? Punya bokap lo maksudnya?” tanya Sheryl. Melihat Alanzo yang terdiam, Sheryl tersenyum.

“Gue bisa keluarin lo kapanpun yang gue mau dari sini.”

Sheryl terkekeh pelan. Ia memalingkan wajah ke arah lain sejenak sebelum menengok Alanzo kembali. “Buktinya gue masih di sini.”

“Lo! Harusnya pergi dari sekolah ini, cewek kurang ajar!” Alanzo menggertakkan giginya mengetahui ekspresi santai itu.

“Lebih kurang ajar mana sama cowok yang nyentuh cewek yang gak dia kenal dan nyakitin cewek dengan kasar?” Sheryl menunjuk tangan Alanzo dengan kedua alisnya, mengibaskan tangan Alanzo di lengannya dengan kedua jari, lalu menyembul-nyembul lengan yang telah tersentuh itu. “Kemarin gue biarin lo sentuh lengan gue, sekarang gak lagi.”

Tenang, santai, dan datar adalah intonasi nada bicaranya yang diikuti oleh ekspresinya.

Alanzo melirik gelagat itu. Sebuah ucapan yang membuat dirinya mengeraskan rahangnya. Namun, kali ini ia tidak menyentuh lengan itu lagi. “Sok suci lo! Denger ya! Lo emang gak akan keluar dari sekolah ini sekarang, tapi lo bakal berurusan sama gue, gue bakal bikin hidup lo gak tenang.”

Orang-orang yang mendengar itu bergidik ngeri. Jika mereka bisa memilih mungkin mereka lebih baik dikeluarkan daripada Alanzo menahannya di sekolah ini tapi Alanzo membuat hidup mereka seperti dieksekusi.

Kemudian Alanzo menarik senyum miringnya, senyum yang seharusnya tidak keluar atau tamatlah orang itu jika Alanzo mengeluarkan senyum itu. “Lo ... gue tandain sekarang.”

Sheryl hanya diam saja. Bukan diam karena takut, tapi diam yang Alanzo sendiri tidak bisa mengartikan wajah datarnya itu. Alanzo langsung saja menarik langkahnya meninggalkan Sheryl dengan perasaan murka. Ia tidak suka saat orang lain memandangnya rendah seolah dirinya orang bodoh, meski Sheryl tidak pernah melakukan itu. Dan selama ini tidak ada orang yang berani melakukan ini padanya.

Ketiga cowok di belakangnya itu kini mengekor, sedang Kenart mengepalkan tangannya kesal, menunjuk-nunjuk Sheryl. “Urusan lo sama kita semua belum selesai!”

Kalian tahu apa ekspresi yang Sheryl tunjukkan? Cewek itu hanya memasang wajah mengantuk hingga mereka semua pergi dari hadapannya, menggidikan bahu tidak peduli sebelum kembali berjalan.

Ekspresi yang tidak pernah orang lain pasang setelah berhadapan dengan Alanzo, dan hal yang menimbulkan pertanyaan besar siapa cewek itu sebenarnya dan berani-beraninya membuat masalah dengan Alanzo.

***

Ruang Kepala Sekolah. Setelah bel pulang berbunyi nyaring seakan mengusir siswa-siswi yang berbondong-bodong untuk keluar dari gerbang sekolah, berbeda dengan Alanzo yang melangkah ke ruangan itu tanpa diikuti seorang pun. Tanpa mengetuk pintu dan izin, cowok itu memasuki ruangan dengan ornamen berkelas milik kepala sekolah.

Bruk! Cepat saja, cowok itu menggebrak meja sang Kepala Sekolah dengan muka tak bersahabat. Pak Herman yang sedang menulis sesuatu langsung saja menengok pada Alanzo. Ia menghela nafas berat saat tahu maksud kedatangan cowok itu.

“Kenapa gak lo keluarin cewek itu?!”

“Alanzo, saya bisa saja mengeluarkan anak-anak yang bermasalah dengan kamu, siapa pun itu, tapi tidak dengan Sheryl.”

“Gue gak peduli, lo harus keluarin cewek kurang ajar itu dari sekolah!”

“Nak Alanzo, kalau semua kuasa dipegang saya, saya akan mudah mengeluarkan Sheryl dari sekolah ini, tapi saya tidak bisa mengeluarkan Sheryl sembarangan, Sheryl itu berbeda.”

Ini pertama kalinya kepala sekolah menolak permintaannya untuk mengeluarkan seorang siswa dari sekolah ini. Ia mengerutkan kening, sebuah pertanyaan melintasi pikirannya. “Kenapa gak bisa keluarin dia? Apa bedanya dia sama murid lain?” tanyanya menekan di setiap kata.

“Saya sudah mengajukan perizinan hingga permohonan ke papa kamu untuk mengeluarkan Sheryl, tapi papa kamu sendiri yang mengirim surat penolakan karena Sheryl berbeda. Kamu bisa tanyakan itu sendiri pada papa kamu.” Pak Herman terlihat pasrah dengan semua ini.

Alanzo memukul meja di depannya dengan kepalan tangannya keras. Sial. Kenapa harus dengan papanya? Jujur, ia paling malas jika harus berurusan dengan Jovan—papanya yang sekarang mungkin sedang ke luar negeri dan tidak mudah dihubungi. Alanzo selalu lebih memilih untuk memundurkan keinginannya, daripada harus bertemu papanya.

Dengan langkah kesal, ia segera meninggalkan ruangan kepala sekolah itu. Rasanya ia ingin meninju semua orang yang ada di sini.

***

Terpopuler

Comments

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

disini jelas kalo bapaknya alanzo sendiri yg nolak permohonan biar sheryl ga di keluarin krn sheryl berbeda berarti bapaknya tau siapa sheryl kan? kok di bab tengah bapaknya alanzo jd seolah gatau siapa sheryl sih 😌

2025-02-20

0

pipi gemoy

pipi gemoy

meteor garden versi SMA 😁

2025-01-20

1

alsava

alsava

bikin penasaran

2025-02-10

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 72 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!