...Bertemu denganmu adalah adalah anugrah terindah dalam hidupku....
...***...
“Hari ini gue yakin gue yang menang sih.” Alanzo tersenyum miring ke arah Jehab. Cowok di depannya yang sedang memegang satu kartu. Satu-satunya cowok yang pernah mengalahkan Alanzo saat bermain. Disaksikan oleh semua orang di club itu yang pernah dikalahkan oleh Alanzo maupun Jehab.
“Kita lihat aja nanti,” balasnya menyerahkan kartu ratu sekop. Kemudian Alanzo memberinya raja hati yang berarti Alanzo telah memenangkannya saat kartu di tangannya habis.
“Sh*t!” umpat Jehab.
Semua orang yang tadi tegang kini tertawa bersama di tengah alunan musik disko itu. Seorang pria berambut kriting datang membawa sebuah tumpukan uang merah ke arah Alanzo. Ia memberikannya secara gampang pada Alanzo.
“Asekk, Bos! Lo tuh emang gak akan pernah kalah!” tawa Leon yang sedang dikerumuni beberapa cewek di sampingnya. Memang di antara kelima anggota inti, Leon adalah yang paling playboy yang suka meniduri banyak gadis, tapi Leon juga yang paling garang.
Jehab, si cowok tampan nomor tiga di geng motor Gebrastal itu hanya menggidikkan bahu. Ia ikut senang atas kemenangan ketua gengnya meski ia harus kehilangan banyak uangnya.
Beberapa cewek cantik bermimik menggoda kini hadir di antara mereka. Leon semakin senang. Dengan raut yang tak bisa dideskripsikan, ia memilih satu di antara berbagai gadis untuk ia cumbu. Terang-terangan, ia menanyai cewek itu. “Lo udah pernah dipake belom? Kayaknya enak?”
“Apanya, Yon, yang enak?” goda Jehab tertawa, seperti menginterupsi cowok itu agar tak melakukan kegitannya di sini.
Leon yang merasa kemesumannya itu terekspos oleh cowok-cowok di depannya berhenti. “Parfumnya enak.” Kemudian ia membawa cewek itu pergi.
Kini giliran Alanzo yang didatangi oleh seorang cewek. Namun, cewek itu tidak jadi mendatanginya saat tahu ada seorang cewek yang lebih cantik, yang terkenal badas, mendatanginya. Glenca.
“Apaan lo?” sentak Glenca mengangkat dagu lalu mengusir cewek itu dan mendudukkan diri di atas paha Alanzo. “Sayang?” rengeknya. Melihat Glenca berada di depannya, Alanzo yang terpengaruh alkohol langsung saja mencium cewek itu tepat di bibirnya.
Omero hanya melihatnya. Cowok itu benar-benar tidak suka suasana seperti ini ketika cewek-cewek panggilan itu muncul dan menggodanya. Ia risih. Omero adalah salah satu cowok yang masih waras dibanding dengan anggota Gebrastal lainnya. Cowok itu selalu menjadi satu-satunya cowok yang tidak judi, tidak main cewek, maupun minum alkohol.
Menurutnya itu bukan sesuatu yang pantas yang dilakukan oleh pelajar.
“Zo, gue duluan!” ucapnya mengakhiri sebelum akhirnya pergi. Meninggalkan berbagai macam ocehan yang mengatakan dirinya cupu karena pulang duluan.
***
Alanzo, Kenart, Omero, Jehab, dan Leon. Siapa yang tidak mengenal mereka berlima? Anggota inti dari Gebrastal. Para cowok tampan keturunan dewa Yunani yang digilai oleh kaum hawa. Semua tahu, mereka tidak ada tandingannya. Ditakuti dan membuat orang lebih baik tidak bertemu mereka karena takut membuat masalah adalah ciri khasnya.
Alanzo yang ganas, Kenart sang Wakil yang bermulut pedas, Omero si Jago Berantem, Jehab sang Panglima Perang yang jenaka serta pandai IT, dan Leon penyuka wanita yang garang.
Kelimanya kini sedang berjalan di koridor, saling melempar tawa karena suasana hati mereka yang sedang gembira. Tak boleh ada yang mengacaukannya. Alanzo berjalan mundur sambil menanggapi anggota gengnya yang tertawa renyah. Posisinya memegang hanphone limited edition-nya.
Di saat yang bersamaan, seorang cewek yang membawa tumpukan kertas berjalan ke arahnya. Cewek itu berusaha minggir saat lima orang cowok akan berjalan berlawan arah. Namun, laju kaki Alanzo yang terlalu cepat serta cara berjalan cowok itu membuat hal tak terduga terjadi.
Bruk!
Semua terjadi begitu saja saat sebuah handphone terbanting ke lantai serta beberapa kertas yang melayang-layang di udara. Tubuhnya bertubrukan keras dengan Alanzo.
Alanzo langsung menjauhkan tubuhnya, melihat handphone-nya yang sudah tak terbentuk di lantai. Terbelah menjadi dua saking dahsyat tubrukan mereka. Keempat cowok di belakangnya melotot tak percaya.
Cewek itu mengambil kertas-kertas di lantai. Tidak menyadari rahang Alanzo yang sudah mengeras serta tangannya yang mengepal saat mengambil ponselnya yang retak. Ponsel mahal yang menyimpan bermacam memori serta file tentang Gebrastal.
Semua orang langsung melihat ke arah mereka. Menebak-nebak yang terjadi selanjutnya.
Secara kasar, Alanzo menarik lengan cewek itu yang lebih mementingkan kertasnya dari pada dirinya. Ini pertama kalinya ia dihiraukan oleh seorang cewek. Ia menghadapkan wajahnya tepat pada wajah Alanzo. Kini Alanzo dapat melihat mata almond coklat milik cewek itu. “Lo liat ini! Lo liat! Gara-gara lo! Nih barang hancur!”
Cewek itu hanya diam, melirik pada handphone Alanzo.
“Lo tahu?! Ini ponsel khusus geng Gebrastal! Lo rusakin, Anjing!”
“Kenapa gak jawab?! Takut lo?!”
Tanpa semua orang duga, cewek itu malah tersenyum meremehkan, sebelum menanggapi santai. “Yang salah siapa, yang ngomel siapa. Emang kebiasaan yang sering dilakuin orang bodoh.” Ia menggelengkan kepala, kembali memberesi kertas-kertas di lantai tak peduli Alanzo yang semakin mengepalkan tangannya.
Semua orang melongo melihat itu.
“Wah! Kurang ajar nih cewek!” ucap Leon ingin ikutan tapi ditahan oleh Omero.
“Lo katain gue bodoh?!” murka Alanzo. Cewek itu tidak menanggapi, terus saja memungut kertas di bawah. “Budek lo, huh?! Lo katain gua bodoh?!”
“Berani lo ngacuhin gue?”
“Oh, emang budek?!”
“Anjing lo!” Alanzo yang tidak tahan langsung menarik tangan cewek itu, mencengkram kedua tangannya erat. Herannya, cewek itu tidak mengeluarkan ekspresi apa pun yang menandakan bahwa ia kesakitan. Alanzo mendekatkan cewek berkulit terang dengan hidung mancung itu ke arahnya.
“Sheryl N, kelas sebelas IPS 3.” baca Alanzo pada name tag nama dan betnya. “Gue pastiin lo bakal dikeluarin besok juga dari sekolah ini ...,” desisnya tajam. Leon dan Kenart yang tadi membela Alanzo tertawa puas. Akhirnya Alanzo mengeluarkan jurusnya pada cewek kurang ajar itu.
Seluruh siswa mulai berbisik-bisik. Ada yang kasihan ada yang mengapokkan karena berani meremehkan Alanzo.
Namun, cewek bernama Sheryl itu malah terkekeh. “Berhubung gue masih punya akal, jadi gue ngalah. Oke, terserah lo mau mastiin gue keluar apa gak dari sekolah ini besok. Emang orang waras harusnya gak nanggepin orang yang agak-agak.” Sheryl berpura-pura tersenyum kecut.
“Wuoh! Gila nih cewek! Nantang banget dia!” ucap Leon kelewat kesal. “Heh, lo tuh siapa sih? Lo gak tahu Alanzo siapa?! Kurang ajar banget ya lo ngelawan dia!”
“Tau! Lo gak takut sama kita?! Cari masalah, mati lo!” lanjut Kenart.
Kini giliran Sheryl menatap pada Leon dan Kenart, lagi-lagi cewek itu terkekeh. “Bukan Tuhan, ‘kan? Cuma manusia, ‘kan?” Ia mengamati Alanzo dari atas hingga bawah sebelum kemudian pergi meninggalkan pertanyaan berupa pernyataannya yang menggantung.
Sebelum itu, Alanzo menariknya. “Umpung lo cewek, kalo cowok udah habis lo! Kita lihat aja, besok lo bakal keluar dari sekolah ini, dan gue pastiin hidup lo sama keluarga lo menderita! Dan gue gak main-main, cewek kurang ajar!”
Sheryl melepaskan tangannya dengan santai. Ia tersenyum tipis dan mengangguk santai. “Kita lihat aja, ya.”
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
alsava
paling suka sama cerita yg ceweknya tegas berani dan ngga mudah di tindas 👍
2025-02-10
0
Tiwi
jjk
2025-01-17
0
Nia Ami
suka bgt cerita" gini cewe g mudah ditindas
2024-12-03
2