Pletak!
"Akh ...,"
"Apa-apaan ini?" ucap Viona yang kini mengelus keningnya yang terasa sakit karna sentilan di keningnya.
Viona menatap depan melihat siapa yang saat ini menyentil keningnya.
"Oh astaga, lihat lah bang"ucap Viona yang kini meletakkan ponselnya dimeja.
"Ponsel ku retak karna rubah itu dan sekarang kening ku sakit karna ulah Abang!"sambung Viona yang kini menatap ponselnya dengan tatapan sedih.
"Padahal ponsel ini hadiah dari Abang tahun lalu dan sekarang rusak karna pacar Abang" omel Viona yang mengusap layar ponselnya.
"Coba hidupkan ponselnya!" ucap Vian dengan menatap ponsel yang ada ditangan Viona.
"Tu bisa, tapi tidak jelas untuk membaca layarnya Bang" ucap Viona.
"Besok Abang belikan yang baru kan?" sambung Viona yang kini tersenyum menatap Vian.
"Tidak!"
"Dibawa saja ke konter bisa kembali seperti semula, kenapa harus mengeluarkan uang lebih" sambungnya yang kini telah duduk di depan Viona.
"Ya ampun Bang, Vio kira lembir gitu"ucap Viona yang kini melihat kearah Vian.
"Lembir?" tanya Vian yang kini melihat aneh.
"Hmm ...,lembir" ucap Viona .
"Lembir apaan Vio?" tanya Vian yang kini menatap wajah Viona.
"Lem biru Bang, belikan yang baru!" ucap Viona yang kini tersenyum melihat Vian.
"Beli sendiri" ucap Vian yang kini mengacak rambut Viona.
"Jika harus membeli sendiri, beri uang bang., Lalu aku bisa mencarinya sendiri ...."jawab Viona.
"Bangunkan Clara, hari sudah mulai petang" ucap Vian dengan tangan yang meraih gelas.
"Biarkan saja Clara tidur disini bang, bukannya Kanaya sedang tidur juga dipelukkan Clara?" jawab Viona yang kini melihat Vian.
"Tak enak dengan keluarganya Vi ....," Ucap Vian.
"Nanti keluarganya khawatir" sambungnya.
"Bangunkan saja sendiri"jawab Viona yang kini melangkahkan kakinya meninggalkan Vian.
"Jika abang yang membangunkan maka tak ada ponsel baru Vi!" ucap Vian yang kini melangkahkan kakinya kearah kamar Kanaya.
"Bodoh ah!" ucap Viona yang kini terlihat kesal, berjalan meninggalkan Vian yang saat ini menatapnya.
Beberapa saat yang lalu ....
Vian terbangun saat ada suara Viona yang berteriak karna ponselnya terjatuh, ia hanya mendengarkan apa yang di katakan oleh sang Adik. Sedangkan suara Nilam hanya sekilas yang terdengar membuat Vian merasakan lega dalam hatinya, setidaknya saat ini ia bisa tenang mengingat tak akan ada yang ganggu dirinya walaupun Nilam yang akan marah padanya.
Vian menatap wajah polos putri kecilnya yang kini nampak memeluk pinggangnya begitu juga gadis remaja yang kini tertidur dengan pulasnya dengan tangan yang memeluk sang putri. Ada rasa haru saat melihat keduanya wajah yang kebulean serta hidung yang sama-sama mencung membuat Vian tersenyum, Clara dan juga Kanaya seakan copyan, mereka mempunyai banyak kesamaan dan Vian baru menyadari semuanya beberapa minggu yang lalu. Dari kesukaan dan juga sekarang terlihat jelas mereka yang tidur sama-sama membuat bibir Vian sedikit tersenyum.
Tapi ..., lagi-lagi ia harus terbangun saat mengingat bagaimana keluarga Clara yang ternyata orang yang ia kenal sebelumnya, membuat ia mengurungkan untuk menyatakan jika ia kini mulai mengagumi pada gadis remaja yang saat ini ada dihadapannya.
Sifat gadis remaja yang ada di hadapannya membuatnya nyaman dan juga yakin jika sang putri bersama dengan Clara akan baik-baik saja, karna sikap Clara yang bisa menjadi keibuan dan dewasa jika bersama Kanaya.
Clara yang menjaga dengan wajah yang benar-benar tulus hingga membuat seorang Vian yang sangat posesif yakin jika Clara akan menjaga sang putri dengan baik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌
coba aja dulu vian, di lamar dulu ke orang tua nya
2023-09-20
0
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌
sudah kuduga mau mu seperti itu viona🤭 lembir
2023-09-20
0
𝐈𝐅𝐈𝐅𝐀𝐘 📴
kalau tau Clara tulus napa masih milih nenek lampir😏
2023-08-24
0