LMU

Berbeda dengan Viona yang sedang membaca dan juga menikmati makanan yang ada di meja, kini terlihat Vian yang melangkahkan kakinya menuju ranjang di mana Kanaya dan juga Clara yang saat ini tidur dengan berpelukkan, Vian melihat mereka secara bersamaan ada rasa bahagia saat menatap putri kecilnya yang terlihat nyenyak di dalam pelukkan Clara,sedangkan Clara gadis remaja yang selalu membuatnya pusing dengan pertanyaan yang dilontarkan membuatnya melupakan semua beban fikiran saat di kantor akan tetapi ia berat untuk menjawab semuanya karna sifat sikap gengsi yang begitu besar dan takut jika gadis remaja yang ada di depannya besar kepala. Ia merasa nyaman saat meninggalkan Kanaya bersama dengan Clara, karna melihat Kanaya yang begitu bahagia akan tetapi ia pun tak bisa membuat Clara untuk selalu bersama dengan Kanaya, Clara ada adalah gadis remaja yang akan melewati kehidupan dan masa depan yang harus ia lewati agar bisa menjadi apa yang diinginkan oleh keluarganya, mengingat jika Clara adalah anak dari orang yang cukup berada sedangkan dirinya hanya pengusaha yang belum apa-apa dibandingkan kedua orang tua Clara, dan jelas saat Viona memberitahu semuanya tentang Clara.

Kedatangan orang setiap saat membuat kita terbiasa dan tanpa disadari perasaan nyaman pun terbentuk dengan sendirinya, ada rasa yakin jika sang putri baik-baik saja jika bersama dengan Clara akan tetapi untuk rasanya dengan Clara belum bisa dipahami karna ia takut jika akan membuat Clara hilang masa depannya.

Memikirkan semuanya membuat Vian menutup matanya dengan perlahan,dengan hati-hati ia merebahkan tubuhnya di samping Kanaya yang saat ini sedang tidur bersama dengan Clara.

Sedangkan Viona terlihat kesal saat harus beradu kata dengan Nilam yang saat ini datang ke rumahnya karna mencari Abangnya.

"Ya ampun kak ...untuk apa aku berbohong? Jika abang ada di rumah jelas ada dong putrinya, " ucap Viona yang kini menatap Nilam yang terlihat kesal.

"Kamu tau Vian pergi kemana?" tanya Nilam yang kini melihat sekitar ruangan.

"Jika aku tau mana mau aku beri tau" gumam Viona dengan pelan.

"Mana ku tau,Abang hanya bilang akan pergi jalan-jalan bersama dengan Kanaya dan juga Clara" ucap Viona yang kini memegang ponselnya.

"Apa ....!" teriak Nilam yang kini menatap Viona.

Viona yang mendengarkan teriakan Nilam pun seketika ponselnya terjatuh di lantai. Ia menatap Nilam dengan tatapan kesal.

"Astaga ... lihat lah ponsel ku jatuh dan karna teriakan kakak aku jadi lupa kan bagaimana isi novel yang kubaca" ucap Viona yang kini menatap Nilam lalu mengambil ponselnya yang terjatuh di lantai.

Sedangkan Nilam melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Viona yang terlihat kesal dengannya.

"Dasar rubah," ucap Viona yang kini menutup pintu.

"Entah apa yang akan terjadi jika Abang akan terus melanjutkan hubungannya dengan Nilam, semoga saja Clara cepat membuat Abang belok menatapnya dari pada si Tante-Tante rubah itu ...." gumamnya sembari menatap ponselnya dengan tatapan kesal jika mengingat bagaimana Nilam yang membuatnya terkejut.

Viona meletakkan ponselnya dimeja dengan layar yang telah retak.

"Jika seperti ini membuat ku serba salah, tanggung untuk tau lanjutannya," ucapnya dengan berjalan menuju kamar Kanaya.

Langkahnya terhenti saat mengingat jika Abang belum juga terlihat setelah berpesan, jika ada Nilam yang datang jangan memberitahu jika dirinya ada dirumah belum juga menampakkan diri didepannya.

"Apa abang ada di dalam ikut tidur ya, atau dia juga seperti didalam novel yang baru ku baca?"gumamnya dengan memikirkan apa yang telah ia baca.

Pletak!

"Akh ..."

"Apa-apaan ini?" ucap Viona yang kini mengelus keningnya yang terasa sakit karna sentilan di keningnya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***