LMU

"Ra … kamu tumben kesini pagi?" tanya Viona, ia berbicara ketika melangkahkan kaki menuruni tangga di dalam kediaman miliknya.

"Karna ingin bertemu dengan Om," sahut wanita yang sedang menggendong tubuh gembul Kanaya.

"Belajar, Ra, bukan malah ingin menemui Abang," ucap Viona, ia menatap Kanaya yang terlihat tertawa karna Clara.

Ada senyuman terukir di wajah Viona, melihat Kanaya yang saat ini tertawa bahagia, perasaan kalut kini nampak jelas jika sahabatnyalah yang bisa menjaga keponakannya. Perasaan membaur jadi satu, karena keinginannya telah tergapai.

"Viona ...," panggil Vian, kakinya melangkah, untuk mendekati Viona.

"Iya, Bang?" jawab Viona sambil menoleh ke arah Vian yang berjalan kian mendekatinya.

"Abang ada meeting sebentar, Abang minta tolong jaga Kanaya ya!" ucapnya tanpa melihat ke arah Viona, karena ia sedang sibuk mengancingkan lengan kemejanya.

"Tanpa di minta pun akan tetap di jaga, Bang," ucap Viona yang kini mengambil toples dimeja, sembari memperhatikan Vian yang saat ini melangkahkan kakinya menjauh darinya.

Vian pun berjalan melangkahkan kakinya mendekat ke arah Clara yang saat ini sedang menggendong Kanaya. Sedangkan Viona, tangannya terulur menyomot biskuit di yang ada di dalam toples. Dan, dengan santainya biskuit itu ia masukkan kedalam mulutnya, sembari menatap Vian yang kini terlihat berpamitan pada Kanaya.

Berbeda dengan Viona yang saat ini menikmati biskuit, Clara pun terlihat jelas semburan merah di wajahnya, akibat Vian yang terlalu dekat dengan wajahnya.

"Sayang Papa kerja, ya. Kay di rumah baik-baik jangan menyusahkan Tante!" ucap Vian yang kini mencium pipi gembul Kanaya lalu melangkahkan kakinya menuju pintu.

"Om ...," panggil Clara yang kini menatap Vian.

"Aku ingin di cium juga!" ucapnya yang kini melihat ke arah Vian.

sedangkan Vian yang mendengarkan ucapan Clara pun melototkan matanya, menatap Clara yang saat ini tersenyum dengan menggaruk kepalanya.

Vian pun melangkahkan kakinya mendekat ke arah Clara yang saat ini tersenyum, karna melihat sang pujaan yang datang menghampirinya. Vian mendekatkan wajahnya, mendekat ke arah Clara yang saat ini terlihat jelas bahagia sekaligus grogi.

Pikiran dan juga bayangan angan-angan terlihat jelas di otaknya.

Mungkinkah Vian akan melakukan seperti yang ia minta atau malah sebaliknya?

Namun, pikiran itu tak sesuai dengan apa yang ada di bayangannya saat keningnya terasa nyeri.

Pletakk!

Vian menyentil kening Clara yang saat ini menatap dirinya dengan senyuman yang melengkung di bibirnya.

"Akh." teriak Clara yang merasakan nyeri di dahinya.

"Sakit om!"ucap Clara yang kini mengusap keningnya dengan tangannya.

"Om Hati-hati," teriak Clara yang kini melihat Vian yang melangkahkan kakinya menuju pintu.

"Ra ...." panggil Viona yang kini menatap sahabatnya.

"Hemmm, ada apa Vi?" tanya Clara yang kini telah duduk di samping Viona.

"Kamu yakin ingin mendekati Om mu, Ah ... Maksudku Abang Vian?" ucap Viona yang kini melihat ke arah Clara.

"Hem ...," ucap Clara yang hanya berdehem menanggapi pertanyaan Viona.

"Tapi Ra, aku rasa berhenti saja karna ...," ucap Viona tergantung karna melihat Kanaya yang saat ini menepuk pipi Clara.

Clara pun tersenyum melihat Kanaya yang saat ini terlihat dekat dengannya.

"Ada apa Vi?" tanya Clara yang kini terlihat menatap wajah Viona.

"Karna abang ingin menikahi kak Nilam Beberapa bulan lagi, Ra," ucap Viona yang kini menatap sahabatnya.

"Lalu?" tanya Clara yang saat ini menatap sahabatnya.

"Aku rasa kamu tidak akan bisa menyentuh hatinya Ra" jawab Viona yang kini melihat respon bagaimana Clara yang kini menatapnya.

"Dan mungkin beberapa hari lagi akan ada pertunangan antara Abang dan juga kak Nilam," sambungnya dengan menundukkan kepalanya enggan menatap wajah sahabatnya.

"Untuk pertunangannya mungkin aku akan membiarkan saja Vi, karna tak ada waktu sedangkan aku baru ingin mendekatinya tapi aku berhasil mendapatkan hati putri kecilnya ini ...."ucapnya dengan menjeda karna melihat Kanaya yang terlihat selalu mengusap pipinya, mungkin karna ikatan batin mereka yang dekat seakan Kanaya tau bagaimana perasaan Clara

"Tapi untuk pernikahan kan masih lama, jadi Do'a kan saja agar hati Abang mu bisa aku gapai," jawabnya yang kini tersenyum menatap wajah sahabatnya.

"Tapi Ra," ucap Viona yang kini melihat Clara yang tersenyum

"Aku tahu kamu sebenarnya, sedih tapi kesedihanmu di sembunyikan ...Ra aku adalah sahabat mu aku tahu bagaimana kamu yang sebenarnya," sambung Viona yang kini menatap wajah Clara yang tersenyum dengan tangan yang menyentuh wajah Kanaya

"Sedih tentu Vi, tapi aku juga ingat batasan seandainya hubungan mereka sampai tak bisa di pisahkan aku bisa apa?" ucap Clara

"Tapi aku yakin jika jodoh Abang mu adalah Diriku. Aku yang akan menjadi kakak ipar mu dan juga Mama dari keponakanmu ini," sambung Clara yang tersenyum menatap Kanaya yang juga menatap dirinya.

"Amin ... itulah harapan ku Ra" jawab Viona.

"Ra, ku harap jika kita tak menjadi ipar kamu masih bisa menjadi saudara ku,ya," sambung Viona yang kini melihat Clara.

"Kenapa tidak, Vi?" ucap Clara yang kini tersenyum melihat Viona

Begitu besar Viona berharap akan kehadiran Clara untuk Abang dan juga keponakannya, Kanaya. Hingga tekad untuk mempersatukan keduanya pun ia lakukan. Apa lagi mengingat bagaimana Clara yang menjaga Kanaya ia begitu bahagia melihat keponakan yang mendapatkan ibu sambung yang pengertian.

Prov Vian

Laki-laki yang berparas tampan yang memiliki nama lengkap Alviansyah adalah sosok yang selama ini terlihat ramai, namun karna beberapa kenangannya yang suram membuatnya menjadi dingin dan jarang bisa tersentuh oleh siapa pun. Ia menjadi dingin dengan seketika saat menghadapi kenyataan jika pernikahannya begitu singkat dengan mantan istrinya.

Ia menjadi gila kerja saat adanya sang putri yang hadir namun tak diinginkan oleh sang istri, ehhh mantan istri lebih tepatnya. Kehidupannya begitu mengenaskan saat melihat bayi kecil yang tak berdosa harus di rawat di dalam incubator selama 1 bulan lebih karna usia yang belum cukup dan juga berat tubuh yang tak memadai.

Saat sang putri membutuhkan kasih sayang dan juga Asi untuk pertumbuhan sang putri, namun saat itu juga sang istri meninggalkan dirinya dan juga sang putri di rumah sakit dengan meninggalkan surat gugatan cerai. Rasa kecewa sakit menyelimuti hatinya hingga beberapa bulan lamanya namun ia tersadar dengan adanya sang putri ia terlihat fokus mengurus membesarkan sang putri hingga ia pun melupakan sosok wanita yang seharusnya ada pada dirinya.

Saat sang istri meninggalkannya, dan tak lama kemudian peningkatan kesehatan sang putri begitu cepat ada rasa legah dan juga bahagia di dalam dirinya. Ia terlihat posesif terhadap sang putri, setiap hari ia membawa Kanaya pergi bersama dirinya di mana pun ia saat kerja di kantor ataupun di luar kota selalu bersama.

Sedangkan bersama dengan sang Adik, Vian masih bisa mempercayai Kanaya bersama dengannya namun beberapa menit Vian selalu melakukan panggilan Video bersama dengan Viona dan juga Kanaya, untuk memastikan bagaimana sang putri.

Terpopuler

Comments

𓆉︎ᵐᵈˡ🍾⃝ᴀͩiᷞsͧyᷠaͣh⒋ⷨ͢⚤👙

𓆉︎ᵐᵈˡ🍾⃝ᴀͩiᷞsͧyᷠaͣh⒋ⷨ͢⚤👙

gila emaknya si kanaya.yakk.mosok.amsih bayi udah di tinggal..mana bapak nya di ksih surat cerai 😕

2023-11-29

0

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌

ada ya seorang ibu meninggal kan anak nya, hati nya terbuat dari apa

2023-09-19

0

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌

bingung kan ngadepin gadis seperti itu🤣🤦‍♀️

2023-09-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!