...“Ck! Siapa suruh Lucy menitipkan anaknya yang cantik itu pada seorang Abercio?!” – Abercio Sanchez ...
Saat mengatakan ‘ini adalah bentuk cinta Daddy untuk Ciara’, saat itu juga lah Abercio mendaratkan bibirnya ke leher jenjang yang mulus milik gadis itu.
Abercio menciumi setiap inci dari leher gadis itu sembari tangannya tak henti-henti mengusap lembut punggung Ciara.
“Mhhh…” Ciara tak mampu menahan de.sahan di bibir sensualnya.
Seperti yang Abercio katakan, ia akan membuat Ciara tenang dan nyaman. Benar saja, saat itu Ciara merasakan ketenangan dan kenyamanan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.
Gadis yang sebentar lagi menginjak usia sembilan belas tahun, kini ia memejamkan matanya sembari menggigit bibir. Kedua tangannya entah sejak kapan berada di kepala Abercio dan menjambak rambut tebal milik pria itu.
“Nghh… Da-Daddy Cio,” rin.tih Ciara tak tahan.
Saat Ciara menyebutkan ‘Daddy Cio’, saat itu juga lah kesadaran Abercio kembali. Pria itu terbelalak dan menjauhkan bibirnya dari leher Ciara, anak tirinya. Sesaat, ia terdiam kaku sambil menatap Ciara yang nafasnya mulai berat. Ciara terlihat menikmati aksi-aksi panas yang Abercio berikan padanya.
“Ci-Ciara …” panggil Abercio gugup. Ia merasa khawatir jika gadis itu sadar bahwa tindakan yang baru saja ia lakukan itu termasuk pelecehan. Lalu, bagaimana jika gadis itu mengatakannya pada Lucy?!
“Daddy Cio?” Ciara menatap Abercio dengan matanya yang pasrah.
Lagi-lagi mata gadis itu memancing Abercio untuk melupakan kewarasannya!
“Sekarang Ciara udah enakan?” tanya Abercio pelan. Ia ingin menyudahi tindakan gilanya dan bergegas meninggalkan Ciara. Karena, jika ia masih berada di dekat gadis itu, bisa-bisa habis gadis itu menjadi santapan buasnya!
Ciara mengangguk pelan. Mimik wajahnya terlihat senang. “Makasih Daddy.”
“Sebelumnya, Daddy Ciara nggak pernah perhatiin Ciara kayak yang Daddy Cio lakukan tadi,” sambungnya tanpa sedikitpun rasa curiga.
Abercio menghela nafas panjang. Ia tak mampu berkata-kata saat mendengarkan apa yang gadis itu katakan. Wajar saja Daddy-nya tak melakukan hal tersebut. Karena apa yang Abercio lakukan tadi bukanlah bentuk perlakuan cinta dan sayang dari seorang ayah!
“Ciara … Ciara … aku salah memperlakukanmu. Seharusnya tak begini! Kenapa kamu terlalu menggoda?!” sesal Abercio dalam hati.
“Daddy Cio,” panggil Ciara. Lalu gadis itu mengecup lembut pipi Abercio sambil tersenyum. “Mimpi indah!”
“Biasanya Ciara melakukan hal itu sebelum Mommy tidur,” sambungnya.
Abercio mengusap wajahnya dengan kasar. Lagi-lagi ia menghela nafasnya akibat tingkah polos gadis itu.
“Ciara … sebelumnya kamu pernah cium dan meluk siapa aja selain Mommy, Daddy kamu, Darren dan aku, Daddy Cio?” tanya Abercio penasaran.
“Nggak ada. Ciara cuma sering peluk dan cium Mommy. Kak Darren nggak pernah mau kalo Ciara peluk dan cium. Dia selalu marah. Kalo Daddy … Ciara nggak berani. Soalnya Daddy jahat!” jelas Ciara panjang lebar.
Sesaat menjawab pertanyaan Abercio, Ciara mendadak terbelalak kaget. Kemudian ia menatap lekat ke arah mata Abercio. Dengan suara yang terbata-bata dan terdengar lirih, Ciara bertanya pada Abercio.
“Daddy Cio … nggak suka ya Ciara peluk dan cium?”
Wajah gadis itu mendadak sedih dan sendu. Matanya terkulai dengan alis yang menurun. “Maaf … Ciara pikir Ciara bisa ngelakuin semua hal yang biasa Ciara lakuin ke Mommy dengan Daddy Cio.”
“Bukan. Bukan. Bukan itu maksud aku,” Abercio langsung mengatakan hal tersebut dengan lugas. “Aku nggak mau Ciara peluk dan cium orang lain selain Mommy, Darren dan … Daddy Cio.”
Wajah yang semula sendu, kini berubah cerah dan riang. Gadis itu senang saat mendengarkan apa yang Abercio ucapkan barusan.
Berbeda dengan Abercio. Gairahnya mendadak menggebu-gebu saat berada di dekat gadis itu. Apalagi … gadis itu akan selalu memeluk dan menciumnya.
“Yah … tak ada salahnya, ‘kan? Apapun yang aku lakukan ke depannya, tinggal katakan bahwa semua itu bentuk cinta dan sayang seorang ayah pada anaknya? Meskipun aku tak pernah menganggapnya seorang anak! Ck! Kau memang bajingan Abercio!” lirih Abercio dalam hatinya.
Setelah mengucapkan selamat malam dan mengecup lembut dahi Ciara, Abercio memutuskan untuk keluar dari kamar Ciara. Lagi pula, hujan telah reda dan petir pasti juga tidak akan ada.
Saat masuk ke dalam kamarnya, Abercio menutup pintu dan menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang. Ia merentangkan kedua tangannya ke atas ranjang dengan mata yang menatap lurus ke langit-langit kamar.
“Ciara …” gumam Abercio saat menyebutkan nama gadis itu.
“Polos. Tapi … menggoda.”
“Ck! Siapa suruh Lucy menitipkan anaknya yang cantik itu pada seorang Abercio?! Lagi pula, milik pria mana yang tak akan mengeras saat melihat dengan jelas kemolekan tubuh gadis itu?!”
Abercio tersenyum iblis. Ia menertawakan keadaan yang saat ini sedang ia hadapi. Gadis yang memanggilnya dengan sebutan ‘Daddy’ itu bukanlah anaknya. Dia juga menikah dengan Lucy hanya karena kontrak. Jadi … tak ada salahnya bukan jika ia menganggap Ciara itu sebagai seorang wanita? Bukan sebagai seorang ‘anak’?
“Ciara, Daddy Cio mu ini akan menunjukkan padamu apa itu cinta dan kasih sayang seorang ‘ayah’!”
...❣️❣️❣️...
Malam itu, di bawah guyuran air hangat, Abercio melakukan senam lima jari guna menuntaskan gairahnya yang meledak-ledak akibat kepalanya yang sakit karena tak mampu menyalurkan hasratnya. Meskipun ia harus ke club untuk mencari wanita, waktu sudah begitu larut. Ia juga terlalu lelah untuk keluar. Satu-satunya cara ya dengan senam lima jari!
“Oh … Ciara …” era.ng Abercio sambil memejamkan matanya membayangkan tubuh gadis itu. Tak hanya membayangkan tubuh Ciara, ia bahkan membayangkan saat di mana ia melakukan olahraga panas dengan gadis itu.
“Ciara … nghhh … Ciara … Arghhhh!”
Setelah Abercio menuntaskan senam lima jarinya, ia pun mandi dan membersihkan tubuhnya. Lalu, ia mengeringkan tubuh dan hanya membaluti badannya dengan handuk putih yang melingkar di pinggang. Saat ia membuka pintu kamar mandi, ia menyipitkan matanya ke arah sosok gadis yang sedang duduk di sisi ranjang miliknya.
“Ck! Abercio, sadarlah! Tadi sudah di tuntaskan, kenapa sekarang masih membayangkannya?!” umpat Abercio pada dirinya sendiri saat itu.
Abercio menghela nafas panjang sambil berjalan menuju ke arah lemari. Ia mengambil baju tidur berwarna biru tua untuk ia kenakan sambil membelakangi Ciara yang saat itu duduk di sisi ranjang sambil memeluk boneka kesayangannya.
“Daddy Cio … malam ini Ciara tidur di sini ya?”
Suara menggemaskan Ciara membuat Abercio terbelalak. Mata pria itu membulat dengan sempurna saat mendengarkan apa yang baru saja ia dengarkan. Abercio memutar tubuhnya menghadap ke belakang. Lalu ia mengucek-ngucek matanya.
Gadis itu benaran ada! Bukan bayangan atau khayalan Abercio semata!
“Sial!” umpat Abercio saat merasakan juniornya kembali bangun dan mengeras. Bagaimana juniornya tidak bangun?! Jelas-jelas gadis itu sekarang duduk di sisi ranjangnya dengan mengenakan dress tidur tanpa lengan! Bahkan, gadis itu mengatakan akan tidur di kamarnya malam ini!
Baju tidur yang ada di tangan Abercio mendadak terjatuh ke atas lantai. Kemudian ia mengusap kasar wajahnya menggunakan kedua tangan.
“Aku nggak yakin malam ini aku bisa tidur dengan tenang!”
...❣️❣️❣️...
...BERSAMBUNG…...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Kiki Tedjakusuma
huh lecet dah tuh ..itu mu kena senam lima jari teroos..emang enak/Grin//Grin/
2025-04-18
0
Mimik Pribadi
Hahaaa,,,,,Bener2 godaan,,, bisa tahan gak yaaa,,,,apalgi klo Ciara tidurnya nyambi meluk pinggang,ngusel,kaki numpang sebelah,,,bisa tmbh migren tuh pala atas pala bawah
2024-01-03
0
HNF G
mampos kau cio😄😄😄😄😄
2023-10-26
0