...“Ciara mau nggak Daddy bikin Ciara tenang dan nyaman? Biar tidur Ciara malam ini nyenyak? Ini salah satu bentuk cinta dan sayang Daddy untuk Ciara.” – Abercio Sanchez...
“Daddy Cio,” panggil Ciara senang.
Gadis bermata bulat dengan bulu mata yang lentik itu menoleh ke kanan. Ke arah Abercio yang sedang fokus mengendarai mobil.
“Makasih ya pizzanya,” Ciara tersenyum sumringah.
Abercio menatap ke arah Ciara sekilas sambil tersenyum. Kemudian ia kembali fokus menatap ke depan. “Hmm. Sama-sama.”
“Nanti kalo mau sesuatu lagi, tinggal bilang aja ya,” sambungnya.
Ciara hanya mengangguk pelan sambil menatap lurus ke depan. Gadis itu menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi. Sesekali mata ambernya menatap ke luar.
Beberapa menit berlalu. Tak ada sepatah katapun yang terdengar dari gadis yang ada di sisi Abercio. Apa gadis itu kelelahan dan mengantuk? Pikir Abercio.
“Kalau kamu ngantuk …” Abercio menatap ke kiri. Namun ia tertawa kecil tanpa melanjutkan ucapannya.
Baru saja Abercio berniat menyuruh gadis itu tidur, setibanya di rumah ia akan membangunkannya. Tapi ternyata ia sudah terlelap dengan sangat pulas.
“Mungkin, menangis seharian itu melelahkan,” gumam Abercio pelan sambil tangan kirinya mengusap pelan paha gadis itu tanpa sadar.
Abercio terbelalak. Apa yang baru saja ia lakukan?! Mengusap pelan paha gadis itu?! Ia langsung menjauhkan tangannya dari paha Ciara yang sedang terlelap itu. Kemudian ia menatap fokus ke depan sambil menelan paksa air liurnya.
“No. No. No. Tadi itu hanya tindakan refleks! Ya! Itu hanya refleks karena aku menyayanginya sebagai seorang anak!” Abercio meyakinkan perasaannya sendiri.
Tapi, hati dan fikirannya tak sejalan. Pasalnya, saat Abercio meyakinkan dirinya bahwa sentuhan tangannya di paha mulus Ciara yang saat itu hanya mengenakan dress, di saat yang sama juga juniornya mendadak mengeras dan seketika membuat ia pusing karena ada sesuatu yang meledak ingin segera dituntaskan.
“Malam ini aku harus keluar!” ucap Abercio lirih.
Seperti biasa, jika naluri lelakinya sudah tak mampu ditahan, saat itu juga biasanya ia pergi ke club malam untuk mencari wanita yang dapat ia bayar untuk memuaskan nafsu sesaatnya. Meskipun begitu, ia tak sembarangan memakai wanita PSK. Ia pasti menggunakan pengaman.
Tak membutuhkan waktu yang lama, akhirnya mobil yang Abercio kendarai akhirnya tiba di depan pintu pagar rumah mewah miliknya. Seorang satpam keluar untuk membukakan pintu pagar tersebut, kemudian Abercio mengendarai mobilnya untuk masuk ke dalam pekarangan rumah.
Abercio bergegas turun dari mobil, kemudian ia menuju ke pintu mobil di mana Ciara duduk. Saat pintu terbuka, ia berniat membangunkan gadis itu. Tapi, wajah Ciara terlalu menggemaskan saat tertidur lelap. Abercio pun memutuskan untuk menggendong Ciara tanpa membangunkan gadis itu tidur.
“Pak,” panggil Bart yang merupakan orang kepercayaan Abercio dalam urusan keamanan.
“Pelankan suaramu,” perintah Abercio pelan sambil menatap tajam ke arah Bart. Ia bergegas membopong tubuh Ciara dan membawa gadis itu menuju pintu masuk rumah. Saat itu, pintu rumah sudah dibukakan oleh beberapa pengawal kepercayaan Abercio.
Abercio membopong tubuh Ciara menuju ke kamar gadis itu. Kemudian ia merebahkan tubuh Ciara ke atas ranjang.
Gluk!
Lagi-lagi Abercio terpaksa menelan ludahnya saat menatap tubuh Ciara yang begitu indah di atas ranjang. Lekukan yang sempurna dengan dua tonjolan yang ukurannya menggoda di depan dan di belakang membuat naluri lelaki Abercio semakin membuncah.
“Sial!” umpat Abercio dalam hati.
Pria itu menggigit bibirnya saat melihat lipatan dada Ciara yang terekspos karena kerah baju yang gadis itu kenakan terlalu rendah. Apalagi paha mulus Ciara. Bagian bawah dress yang gadis itu kenakana sedikit tersingkap ke atas akibat Abercio menggendongnya tadi.
“Baru sehari aku sudah dibuat gila!” geram Abercio. Ia pun memutuskan untuk menyelimuti tubuh Ciara, setelah itu ia harus pergi keluar untuk memanjakan juniornya yang sejak tadi sudah meronta-ronta di balik jeans yang ia kenakan.
Blarrr!!!
Suara petir mendadak berdentum dan menggema di kamar yang gadis itu tempati. Seketika, hujan turun dengan sangat deras di luar sana.
Di saat yang sama juga, Ciara terbangun dari tidurnya dengan mata yang terbelalak kaget. Ia langsung meraih tengkuk Abercio sehingga tubuh pria itu jatuh menindih tubuhnya.
“Daddy Cio,” panggil Ciara dengan suaranya yang serak dan pelan. “Ci-Ciara … takut.”
Abercio benar-benar mengutuki dirinya saat itu juga. Keadaan yang membuat kepalanya ingin pecah dan meledak seketika. “Kenapa sih harus hujan dan petir di saat seperti ini?!”
“Daddy… hiks… hiks… Ciara takut,” isak Ciara yang perlahan mulai menangis.
“Ada Daddy di samping Ciara,” bujuk Abercio sambil memeluk tubuh gadis itu dari samping dengan rasa terpaksa. Pasalnya, dengan cara apa lagi ia harus menenangkan gadis itu kalau bukan dengan pelukan? Yah … setidaknya ia tak menenangkan gadis itu dengan cara bercinta.
“Daddy … punggung …” Ciara mendadak panik, “punggung Ciara … sakit Daddy.”
Abercio yang saat itu sedang gila karena dadanya yang bersentuhan dengan benda lembut dan kenyal milik Ciara, ia juga menjadi kehilangan akal saat gadis itu terserang panik karena merasakan sensasi perih akibat bekas luka di punggungnya.
“Bodo amat! Ini satu-satunya cara! Nggak ada cara lain lagi untuk menenangkannya!” geram Austin dalam hati.
Di saat Ciara menangis ketakutan dan terserang panik dalam pelukan Abercio, di saat yang sama juga Abercio menurunkan resleting dress yang gadis itu kenakan. Kemudian, tangan kekar pria itu mulai menyusup masuk menyentuh punggung Ciara.
“It’s okay, Sayang. Daddy with you,” bisik Abercio pelan ke telinga Ciara sambil tangan kanannya mengusap pelan punggung gadis itu.
Perlahan, Ciara mulai tenang. Tangis gadis itu tak lagi terdengar. Tapi … tangan Abercio tak bisa berhenti di sana. Pasalnya, ia terlanjur nyaman menyentuh punggung gadis itu.
“Ciara …” panggil Abercio dengan suara yang lembut dan terdengar sedikit berbisik.
“Iya, Daddy,” Ciara mendongakkan kepalanya ke atas menghadap ke arah Abercio. Matanya yang sembab benar-benar meluluhkan hati Abercio.
“Daddy sayang, Ciara,” bisik Abercio pelan. Saat itu, nafas Abercio mulai memburu dan terdengar berat.
“Ciara juga sayang, Daddy,” sahut gadis itu tanpa sedikitpun rasa khawatir.
“Ciara mau nggak Daddy bikin Ciara tenang dan nyaman? Biar tidur Ciara malam ini nyenyak?” Abercio mulai menggila. Nafsu binatang yang menguasai dirinya saat ini sudah membuat akal sehatnya hilang seketika.
“Mau!” sahut Ciara senang namun dengan suara yang sedikit lemah.
Abercio mendekatkan bibirnya ke telinga Ciara. Kemudian ia berbisik dengan suara baritonnya yang seksi. “Ini salah satu bentuk cinta dan sayang Daddy untuk Ciara.”
...❣️❣️❣️...
...BERSAMBUNG…...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Fitrianinaim_queen03
tegang Thor /Hammer//Hammer/
2025-02-18
0
Mimik Pribadi
Waduhh!! Daddy Cio mau ngapain nich 🤔🤔🤔
2024-01-03
0
HNF G
haiisshh... dasar kamu cio, ngambil kesempatan dlm kesempitan. 🤦♀️🤦♀️🤦♀️
2023-10-26
0