Di meja makan suasana tampak canggung karena anggota baru keluarga pak kades.
Arnette terus saja memandangi menu makanan yang tampak asing baginya.
Sebelumya dia hanya memakan hidangan siap saji yang diberikan Simon padanya. Jadi, untuk pertama kali dia melihat makanan rumahan dengan menu yang jauh berbeda dari dunianya.
"Ambilkan nasi untuk suamimu," ucap Megan yang membuyarkan lamunan Arnette.
"Bukankah dia punya tangan sendiri," balas Arnette seraya menatap Agam.
Agam langsung terkesiap dan mencoba mengambil nasi sendiri. "Tidak perlu, Bu."
"Tidak perlu apanya, biar istrimu tahu kalau menikah itu tidak hanya mengurung diri di kamar," timpal Theo.
"Tapi, tujuanku menikah memang untuk mengurung Mas Agam di kamar, rencananya dua hari kami akan mengurung diri jadi saya harap ayah dan ibu tidak mengganggu," ungkap Arnette.
Theo selalu memegang dadanya ketika berbicara pada menantu barunya itu, dia tidak bisa marah-marah seperti yang dia lakukan pada Zester.
"Agam harus sekolah jadi jangan seperti itu," ucap Theo berusaha mengingatkan.
"Libur saja, membuat anak jauh lebih penting," balas Arnette.
Megan berdehem dengan keras, dia harus bisa mencairkan suasana.
"Kami setuju menerima lamaranmu dan kau berjanji akan mengikuti aturan yang telah disepakati, jadi kau harus mengikuti aturan keluarga kami," ucap Megan seraya menggeser tempat nasi.
"Sekarang layani makan suamimu!"
Tidak ada pilihan, Arnette memang harus mengikuti aturan yang ada di keluarga Agam.
Perempuan itu pun mengambil nasi dan meletakkannya di piring Agam.
"Satu saja sudah cukup," ucap Agam karena Arnette akan memberinya banyak nasi.
"Makanlah yang banyak, kita akan bekerja keras malam ini," Arnette menambah satu centong lagi.
Kemudian Arnette mengambil untuk dirinya sendiri. Dia juga mengambil semua lauk ke piringnya.
Arnette sudah biasa kelaparan dan menahan udara dingin di medan perang, bahkan pernah berbulan-bulan hanya memakan kentang rebus saja.
"Makanan apa ini?" komentar Arnette ketika menyuap masakan mertuanya.
"Apa tidak enak?" tanya Megan.
"Ini terlalu enak," lanjut Arnette makan dengan lahap. Dia sudah lama tidak memakan sesuatu yang bergizi bagi tubuhnya.
Karena dia harus hamil, Arnette akan banyak makan.
"Pelan-pelan makannya," tegur Megan.
Arnette memelankan makannya, dari kecil tidak ada yang mengajarinya etiket sopan santun dan dia harus berkumpul dengan para kesatria. Akhirnya membentuk karakternya seperti sekarang.
"Terima kasih ibu, makanannya sungguh enak," ucap Arnette seraya mengecup telapak tangan Megan.
Lagi-lagi Megan dibuat speechless dengan perlakuan Arnette tapi anehnya dia tidak bisa marah justru ada perasaan kasihan. Karena sikapnya terlihat natural dan tidak dibuat-buat.
Sepertinya dia harus melakukan pendekatan walaupun hanya mempunyai waktu seminggu.
"Apa kau mau pencuci mulut?" tanya Megan. Dia berdiri menuju kulkas dan mengambil es krim.
Arnette mencoba makanan baru itu dan langsung suka, wajah perempuan galak itu jadi lucu ketika menikmati es krim.
"Aku suka ini," ucap Arnette. Ternyata ada yang lebih enak dari minuman gelembung.
Agam terus memandangi istrinya itu dan semakin merasa aneh. "Istriku, apa kau benar-benar baru merasakan es krim?"
"Jadi, namanya es krim? Ya, aku baru merasakan makanan dingin ini," balas Arnette.
"Untuk orang yang bisa memberiku 400 anak sapi, 900 kambing, 100 uang perak, 300 lembar kain sutra, dan 2 kotak harta karun? Bukankah itu aneh?" gumam Agam dalam hatinya. Mata batinnya seperti tertutup karena dia sama sekali tidak bisa melihat apapun pada perempuan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Cipika Cipiki
😂😂 kasihan pa kades punya mantu kedua-duanya bikin jantungan 😂
2024-09-06
5
Nacita
lama2 jantung pak theo lepas dr tempatnya 🤣
2024-07-04
0
Nacita
ngakak bgt sumpah 🤣🤣🤣
2024-07-04
0