BAB 15
Lisa kembali ke kamarnya yang berada di lantai dua. Dia sangat letih dengan pekerjaannya walaupun tadi ada sedikit drama dengan klientnya. Di pertengahan klientnya sempat tidak setuju dengan design yang telah di ajukan oleh Lisa. Tapi dilihat dari mana pun itu adalah permintaan klien itu sendiri. Entah apa yang terjadi ingin membatalkan proposal yang ditangani tapi untung saja dengan diskusi yang cukup alot akhirnya kliennya menandatangi propasal itu. Sekarang urusannya sudah beres.
Ada beberapa klien baru yang meminta bertemu dengannya di kantor salah satu di tengah kota yang lumayan jauh dari jarak rumahnya. Dan meminta bertemu lusa di jam delapan pagi. Lisa pun tak keberatan.
Ponsel Lisa kembali berdering. Dirogohnya ke dalam tas dan mengobrak-abrikkan isi tasnya, ia takut itu adalah klien yang baru. Tapi setelah dilihatnya layar ponsel tersebut ternyata itu adalah Direktur Choi. Ia pun mau tak mau mengangkat telpon itu.
“Halo.,”sapa Lisa.
“Halo, Lisa. Apa kabarmu?” tanya suara yang ada diseberang.
“Aku baik. Bagaimana dengan direktur sendiri?” tanya Lisa.
“Aku juga baik saja. Anyway, Lisa, apa kau berada di rumah malam ini?” tanyanya lagi.
“Tentu saja. Ap akau mau berkunjung ke rumahku?”
“Kalau kau mengundangku dengan senang hati aku akan datang malam ini,” jawabnya.
“Silakan, Direktur. Aku akan menyambutmu sebagai mantan atasanku yang ingin berkunjung ke rumah barunya,” sambil tertawa renyah Lisa mengatakannya.
“Baiklah dengan senang hati. Aku akan datang jam delapan malam.”
“Baik. Sekalian kita dinner saja di rumahku.,” usul Lisa.
“Baiklah. Aku setuju dengan usulanmu. Ok, aku hanya menghubungimu untuk menanyakan kabarmu dan yah, dengan adanya undangan darimu, aku akan sekalian berkunjung ke tempatmu.”
“Apa kau tahu alamat rumahku yang baru?” tanya Lisa kemudian. Seingat dirinya, ia tak pernah memberitahukan alamat yang baru kepada siapa pun kecuali Pak Gun.
“Aku belum mengetahuinya. Bisakah kau memberitahukannya kepadaku?” pinta Direktur Choi.
“Akan ku kirimkan message ke arahmu, Direktur.”
“Terima kasih, lisa. Baiklah, aku akan mengakhiri pembicaraan kita,” izin Direktur Choi dan menutup telepon itu setelah ucapan “sampai bertemu” dari Lisa.
Betapa bahagianya Direktur Choi. Entah dirinya sudah berapa lama ingin mengatakan perasannya terhadap Lisa. Mungkin saja sejak Lisa menjadi karyawati di perusahaan miliknya di Meongdong.
Direktur Choi meletakkan ponselnya ke dasbor mobilnya dan ia kembali melanjutkan pertemuan bersama klien besarmya sebelum kembali ke hotel dan datang memenuhi undangan Lisa.
Sementara Doja masih bermain-main di lantai bawah. Dia terlalu senang di hari pertamanya dirinya dapat menyentuh benda padat demi melancarkan tugasnya.
“huft, masih sembilan belas hari lagi. Apakah bisa cepat? Ayah,Ibu, aku rindu kalian. Tunggu aku di sana, ya..,” gumamnya sambil memeluk remote televisi. Ia pun berinisiatif untuk menyetel televisi dan bersantai sejenak. Menyiapkan energi untuk hari esok.
Setelah berakhirnya sambungan telepon dari Direktur Choi, Lisa menunda istirahatnya. Ia langsung turun ke lantai bawah dan bergegas untuk ke dapur. Dibukanya kulkas dan melihat isinya apa saja yang ada di dalamnya. Kemudian dirinya mengecek lemari untuk menyimpan samyang dan ramyeon. Masih ada beberapa bungkus dan di dalam kulkas ada beberapa sayuran dan daging. Ia pun berinisiatif untuk memasak masakan Japchae, Gaji namul, dan terakhir ia akan membuat rameyon tteokbokki.
Sibuk dengan apa yang dilakukan oleh Lisa, membuat Doja yang tadinya menonton televisi teralihkan dengan suara-suara yang ada di dapur. Segera saja ia bergegas ke arah dapur melihat apa yang terjadi tanpa mematikan televisi.
...****************...
Tbc
Masakannya masakan khas Korea, ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments