Bab 2

Bab 2

"Silakan masuk, Pak Han. Maaf telah lama menunggu di depan pintu," ucap Lisa dengan sumringah.

"Tidak terlalu lama, Bu Lisa. Terima kasih," sahut Pak Han.

Mereka pun bersalaman dan Lisa mempersilahkan mereka masuk. Ada beberapa pembicaraan terkait penyerahan berkas dan sedikit membutuhkan tanda tangan sebagai pengesahan.

"Terima kasih, Bu Lisa. Saya sangat beruntung bisa memiliki properti di wilayah ini. Dan menurut saya ini harga yang sangat terjangkau." Sambil tersenyum Pak Han memandangi Lisa.

"Saya yang justru berterima kasih terhadap Pak Han. Berkat Pak Han, rumah saya terjual dengan cepat. Tak disangka Pak Han memang handal dalam jual beli properti," sahut Lisa menarik bibirnya sedikit.

"Baiklah, saya kira cukup. Semua berkas dan yang lain-lain sudah saya serahkan, maka dari itu saya akan pamit terlebih dahulu," pamit Lisa beranjak dari duduknya.

Pak Han dan rekan ikut beranjak, melangkah mengiringi Lisa untuk mengantar kepergian mantan pemilik rumah yang asli.

Lisa membungkukkan setengah badannya menunduk, lalu melangkah pergi dengan koper, lengkap tas tangannya. Ia pergi menaiki taxi menuju bandara.

...ΩΩΩ...

Kota Baru.

Sampailah ia di kota Baru beberapa menit yang lalu. Lisa segera melakukan cek in hotel untuk mengistirahatkan tubuhnya kembali. Pukul sembilan tiga puluh menit, ia sudah berada di kamar hotel. Membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Lelah melanda dirinya. Tapi ia teringat satu hal untuk menghubungi orang yang sudah berjanji dengannya untuk pergi melihat rumah yang akan dia beli langsung.

"Halo... Ini dengan Pak Gan? Maaf, Pak Gan. Apakah besok kita bisa langsung melihat rumah yang dimaksudkan oleh Pak Gan?"

"Halo, iya, Bu Lisa.., Bisa. Kita bisa melihat langsung rumah yang ingin Ibu survei. Kira-kira pukul tiga sore, ya Bu. Saya akan jemput ibu agar kita sama-sama melihatnya," usul Pak Gan.

"Baik. Saya di hotel xx, Pak Gan. .... Terima kasih banyak, Pak Gan," tutup Lisa mengakhiri dialnya.

Urusan besok akan dipikirkan besok. Ia akan segera membeli rumah baru di kota Baru. Sesuai dengan namanya. Semoga kehidupannya tidak seperti di kota lama. Kenangan yang tercipta memang tidak dapat dihapus begitu saja, tapi akan mengurangi apabila ia pindah ke kota Baru untuk menciptakan kenangan yang bahagia untuk kehidupannya di masa depan.

Lisa bergegas membersihkan diri, lepas itu dia memutuskan untuk terlelap di atas kasur yang empuk di kamar hotel itu.

Hening, tanpa suara.

Lisa terbangun dari tidurnya. Mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar itu. Dia terkejut dengan jam dinding yang menunjukkan pukul sepuluh pagi. Dan pastinya sarapan bersama sudah terlewatkan di hotel itu. Baiklah, ini adalah kesalahannya kenapa tidak mengatur alarm di ponselnya. Salahnya, kamar di hotel ini memiliki gorden yang anti matahari delapan lima puluh persen dari bahannya. Maka dari itu, dia tidak melihat cahaya dari luar masuk menembus jendela kaca.

Lisa bergegas membangunkan dirinya dan segera pergi ke kamar mandi ingin bebersih. Setelah itu, dia berdandan sedikit untuk keluar berjalan-jalan di kota Baru sambil melihat-lihat suasana di sana.

...ΩΩΩΩ...

Marbel City Mall

Lisa menikmati suasana mall hari itu. Dia berkeliling mengitari seluruh store-store yang ada di sana. Baik yang branded maupun yang tidak berkumpul menjadi satu. Saat ia ingin memasuki salah satu store branded, Lisa melihat seseorang yang mirip dengan yang sempat bersamanya dulu. Tidak salah lihat, seseorang itu masuk ke store yang tak kalah branded dari store yang ingin dihampirinya. Lisa langsung merubah niatnya. Ia berpikir lebih baik ke urban kitchen untuk menikmati makanan yang ada di sana.

Lisa berpaling dan menuju lantai empat mall ini. Dia masuk dan menelusuri apa yang menarik baginya. Dia melihat ada makanan jepang yang cukup menarik dirinya.

"Kak, aku pesan udonnya satu, sama tempura udang satu porsi, pakai saus teriyaki. Minumnya Jus Alpukat susu saja, terima kasih."

Setelah berkata seperti itu, Lisa membayarnya di antrian kasir sebelah kanan dan mengambil nomor meja yang sudah tersedia.

"Silakan... Pesanannya udon satu, tempura udang satu, dan alpukat jus satu. Total semua menjadi dua puluh won," ucap seorang kasir wanita yang melayani Lisa.

Lisa mengangguk dan menyerahkan sejumlah uang pas untuk kasir tersebut. "Baik, terima kasih. Silakan ambil nomor antriannya di sini, ya...," lanjut kasir itu.

"Silakan...," teriak kasir wanita setelah Lisa beranjak dari sana.

Lisa mendapati kursi kosong yang ada di sana, tepat di sebelah kiri pojok. Lisa memikirkan apa yang baru saja dilihatnya beberapa menit yang lalu. Alex. Iya, itu Alex.

Mengapa Alex berada di kota ini? Tak ada yang berarti hubungan Lisa dengan Alex yang terjalin dahulu. Kenangan pun tidak terlalu buruk dan tak terlalu bagus. Biasa saja. Hubungan yang hambar, tak ada rasa saling suka ataupun membutuhkan satu sama lain. Entahlah, dirinya pun bingung kenapa bisa menerima Alex waktu itu. Apakah dirinya hanya merasa kesepian karena kematian kedua orang tuanya yang secara mendadak?

Lisa enggan memikirkannya. Sungguh dia merasa tidak terima akan kepergian kedua orang tuanya yang mendadak itu. Sebuah bencana yang tidak pernah terlupakan oleh dirinya. Apa ini yang menyebabkan dirinya menjual rumahnya dan pindah ke kota Baru ini?

Bunyi mangkuk yang diletakkan di depannya membuat Lisa terperanjat kaget dari lamunannya. Dia mendongakkan kepalanya melihat pelayan itu melayaninya dengan cepat. Tak disangka, pelayan itu tersenyum manis terhadap dirinya. Bentuk servis seorang pelayan yang sering dilupakan terhadap pelanggannya. Lisa pun membalas senyuman itu, lalu mengucapkan terima kasih.

Tanpa menunggu, ia lalu menikmati makanan itu dengan perasaan yang sungguh nikmat tak terkira. Sudah lama ia tidak merasakan makanan ini. Dia teringat akan masakan sang ibu yang lebih lezat dari ini. Tapi apa boleh buat, ibu sudah tenang di sana. Selamat makan, Ibu, Ayah. Bisiknya dalam hati.

...ΩΩΩΩ...

Setelah puas berkeliling di mall itu, Lisa mendapatkan panggilan dari Pak Gan mengenai pertemuannya untuk mensurvei rumah itu. Dia pun mengangkat bunyi ponsel yang berdering.

"Iya, Pak Gan... Oh, baiklah, Pak Gan. Bisakah Pak Gan menjemput saya di Marbel City Mall? Kebetulan saya berada di sini... Oh, baiklah. Terima kasih banyak, Pak Gan."

Percakapan di telepon itu pun berakhir, Pak Gan akan menjemput Lisa di Marbel City Mall untuk sama-sama mereka mensurvei lokasi dan melihat rumah yang sudah membuatnya penasaran.

Lisa menunggu Pak Gan di Lobby utama mall tersebut. Tak berapa lama, mobil Pak Gan memasuki Lobby mall dan nampak Lisa sudah berdiri untuk bersiap.

Mobil berhenti, Lisa memasuki mobil dan duduk di samping Pak Gan.

"Selamat sore, Bu Lisa," sapa Pak Gan ramah menundukkan kepalanya tanda hormat.

"Selamat sore, Pak Gan. Terima kasih telah bersedia menjemputku di sini. Apakah kita langsung saja ke lokasinya?" tanya Lisa setelah acara sapa-menyapa.

"Tidak perlu sungkan dengan saya, Bu. Kita sudah biasa untuk berbisnis. Betul, Bu. Kita akan langsung ke lokasi," jelas Pak Gan.

Mobil Pak Gan meluncur keluar dari mall itu, lalu menuju ke lokasi rumah itu berada.

...ΩΩΩ...

tbc

Terpopuler

Comments

Koni The

Koni The

aws

2023-12-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 77
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 81. Di Negara Lain
82 82. Mencoba Kuat
83 83. Map Merah
84 84. Keputusan Lisa
85 85. Tak Terduga
86 86. Menelaah
87 87. Home Sweet Home
88 88. Kim Shiraa
89 89. Meninggalkan Rumah Sakit
90 90. Terjatuh
91 91. Jahil
92 92. Tersesat
93 93. Keadaan Membaik
94 94. -
95 95. Hasil
96 96. -
97 97. Ruangan Tak Berpintu
98 98. Mencerna
99 99. Tidak Menolak
100 100. Sebuah Pesan
101 101. Kepulangan Anton
102 102. Penyekapan
103 103. Tak Ingin Mengakui
104 104. Jadi. . .
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 77
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
81. Di Negara Lain
82
82. Mencoba Kuat
83
83. Map Merah
84
84. Keputusan Lisa
85
85. Tak Terduga
86
86. Menelaah
87
87. Home Sweet Home
88
88. Kim Shiraa
89
89. Meninggalkan Rumah Sakit
90
90. Terjatuh
91
91. Jahil
92
92. Tersesat
93
93. Keadaan Membaik
94
94. -
95
95. Hasil
96
96. -
97
97. Ruangan Tak Berpintu
98
98. Mencerna
99
99. Tidak Menolak
100
100. Sebuah Pesan
101
101. Kepulangan Anton
102
102. Penyekapan
103
103. Tak Ingin Mengakui
104
104. Jadi. . .

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!