Bab 7
Lisa meletakkan nampan berisi dua buah cangkir dan satu teko besar berisikan jus orange dingin. Dua orang pekerja itu masih asyik memangkas semak belukar yang sudah meninggi di halaman.
"Ternyata di sini sangat luas, ya... Aku pikir halaman ini dikerjakan satu jam saja selesai," ucap yang satunya.
"Ha ha ha..., kau terlalu meremehkan. Di pandangan mata memanglah tidak luas, tetapi pada kenyataannya itu sangat luas. Apa kau merasa haus?" tanya salah satunya.
"Iya. Aku melihat Nona Lisa mengantarkan kita seteko jus orange. Aku ingin segera mencicipinya," ungkapnya lagi.
"Kau duluan saja, sebentar lagi aku akan menyusul. Bagian sini sebentar lagi akan selesai," ucap salah satunya.
Salah pekerja itu pun meletakkan alat pemangkas rumput dalam keadaan yang sudah mati, dan ia langsung saja menuju di mana seteko air jus itu diletakkan.
Tak sengaja pula, dia menoleh ke arah di mana Lisa berada yang masih berkutat dengan barang-barang di dapurnya. Memasukkan sayur-sayuran ke dalam kulkas. Dan anehnya..., Dia melihat sosok yang duduk di bangku mini bar dengan berpangku tangan menghadap ke arah Lisa. Iya, hantu cowok itu. Entah ada pandangan aneh yang ditangkap oleh pekerja satu ini.
"Hei.., melamun saja kau! Kau lagi melihat ke arah mana? Jangan kau bilang kau naksir sama Nona Lisa, ya..," ledeknya sambil menuangkan teko berisi jus orange ke dalam gelasnya.
"Sembarangan kalau ngomong! Aku melihat kalau Nona Lisa ketempelan," ujarnya.
"Ah, ngarang kamu..! Gak ada zaman sekarang orang yang tanpa dasar bisa ketempelan," sahut yang satunya.
"Kau tak tahu dan tak melihat kenyataannya. Aku akui sih, Nona Lisa itu cantik, baik hati, dan sempurna sebagai seorang wanita. Dan kau tahu, yang selalu berada dengannya itu hantu tampan! Aku saja terkesima melihat senyumannya. Apalagi Nona Lisa kalau melihat. Aku yakin dia juga terkesima!" jelasnya.
"Ha ha ha, jadi ceritanya kau naksir sama hantu lelaki itu? Kau ini sebenarnya waras atau tidak?" Wawan menanyakan penjelasan temannya itu sambil menggelengkan kepalanya.
"Kau ini, aku lagi serius. Kalau saja dia ditakdirkan sebagai wanita dan masih hidup, aku akan mengejarnya! Hehe," jawabnya dengan tawa kecil.
"Suka-suka kau lah yang punya imajinasi. Aku tak ikut campur soal itu. Gak habis pikir aku." Wawan mengakhiri percakapannya mengenai yang tidak ingin dibahasnya.
"Sudah, ayo kerja lagi, sebentar lagi ini akan selesai. Besok kita kerja yang lain lagi," ajak Wawan beranjak dari duduknya.
Seketika itu juga, temannya. langsung bangkit berdiri dan Doja menatapnya dengan tajam. Teman Wawan yang terpaku diam dan ketakutan. Rupanya hantu lelaki itu bisa marah juga, Iish serem.., ! Pikir temannya Wawan.
Dia langsung cepat-cepat beranjak dan menyusup Wawan yang lebih dulu berjalan di hadapannya. Seketika itu juga dia merinding bulu Roma. Mereka pun bersama-sama menyalakan mesin pemotong rumput dan kembali bekerja.
Ngreeeeeengggggg...
Ngreeeeeenggggg... sringgg....
"Ada apa dengan orang itu? Menatapku sampai seperti itu? Apa dia mengidolakanku? Haha sudah jadi hantu masih ada aja yang mau menjadi fansku, ha ha ha...," ucap Doja.
"Hantu lelaki ini sungguh narsis. Apa dulunya dia seorang public figur atau sejenisnya? Aku baru pertama kali ini menemui hantu seperti dirinya. Yah, aku akui dia memang tampan. Hihi," dalam hati Lisa.
Lisa pun sudah selesai melakukan kegiatannya di dapur. Saatnya dirinya menghampiri dua pekerja yang ada di halaman belakang.
...****************...
tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments