Bab 5
"Aku akan berada di kota Baru selama satu Minggu. Kau tenang saja. Ada perjalanan dinas dari perusahaan," ucap Direktur Choi.
"Jadi, selama aku berada di sana, apakah kau ingin menemaniku berjalan-jalan bersama," lanjut Direktur Choi.
Lisa menghela napasnya pelan, keinginan Direktur Choi tak dapat ia penuhi sebenarnya. Banyak urusan yang belum selesai ia kerjakan. Untuk rumahnya yang baru pun masih memiliki tugas untuk membersihkan halaman belakang. Bagaimana ia lupa akan hal itu. Tidak, tidak. Ini tidak boleh dilewatkan.
"Bagaimana kalau Sabtu saja? Ku rasa aku dapat menemanimu di hari Sabtu," jawab Lisa.
"Hanya sehari? Kau tak ingin mengundangku melihat-lihat rumah baru mu?" tanyanya Direktur Choi.
"Oh, Direktur. Kau terlalu banyak permintaan. Sudah ku tutup dulu teleponnya. Aku sedang sibuk saat ini. Sampai jumpa."
Tut
Tut...
Dengan segera Lisa memutus sambungan telepon secara sepihak. Dia tidak bisa membiarkan lelaki itu semena-mena dengan dirinya yang meminta ini dan itu. Dia pikir dia siapa? Menyebalkan. Gumam Lisa.
Prank...
"Apa itu?" Lisa sejenak menoleh ke arah pintu. Sesuatu yang terdengar dari arah dapur. Sesuatu benda yang tidak mudah pecah tapi dapat menghasilkan dengungan di telinga. "Ada apa dengan rumah ini. Apakah ada yang tidak beres di sini?" gumam Lisa sendirian.
Dia berjalan pelan, membuka pintu kamarnya dan langsung turun ke bawah menuju dapur. "Tidak ada apa-apa," ucap Lisa.
Lisa mengambil air di dalam kulkas dan menenggaknya. Sedangkan bayangan itu mengitari area dapur, bersembunyi agar pemilik rumah tidak mengetahui keberadaannya. Lantas kejadian itu, Lisa kembali menaiki tangga menuju kamarnya dan pergi beristirahat.
...****************...
Keesokan paginya, Lisa menuruni anak tangga menuju dapur untuk melihat area halaman belakang rumahnya yang ingin dibersihkan dari rumput-rumput yang tumbuh agak tinggi di sekitaran sana. Ia melihat sosok pria yang melayang-layang di daerah mini barnya dari kejauhan sedang mengitari mini barnya.
"Kenapa pria itu mengitari mini bar? Ada apa di sana? Dia ingin makan atau hanya sekedar usil?" gumam Lisa bermonolog pada dirinya sendiri.
Iya, Lisa bisa melihat sosok yang tak bisa dilihat manusia biasa. Bahkan dia bisa berkomunikasi dengan sosok itu. Tetapi dia tidak mengindahkan mereka yang selalu memanggil Lisa. Dia hanya berpura-pura untuk tidak melihat. Lisa mendapatkan ini ketika kedua orang tuanya meninggal tujuh hari. Entah mungkin ini adalah salah satu bentuk komunikasi dirinya terhadap kedua orang tuanya yang berbeda alam. Ia melakukan komunikasi ini melalui kunjungan makam yang dilakukannya.
Sosok pria itu mendengar Lisa yang perlahan menghampiri dirinya. Bukan, tepatnya menuju ke arah dapur. Pria itu seakan menebak bahwa Lisa bisa melihat dirinya yang melayang-layang di area mini bar.
Lisa tak mempedulikan sosok itu, walaupun sedikit matanya melirik ke arah pria itu. Tak disangka pria itu memberikan senyuman termanisnya. Lisa hanya mencibir di dalam hati. "Ini hantu kenapa si? Sok cakep! Tapi emang cakep. Tapi enggak deh!"
Lisa membuat sesuatu untuk mengganjal perutnya sebelum ia mengecek tumbuhan liar yang ada di halaman rumahnya. Ia mengecek sesuatu yang ada di dalam kulkas, dan ide untuk sarapannya muncul begitu saja. Ia menggoreng telur mata sapi dan mengambil ramen. Terlalu berat untuk menu sarapan tapi apalah daya perutnya yang meraung-raung meminta ia segera menjejalkan makanan untuk cacing-cacing tercintanya.
Sosok itu pun memberanikan diri untuk mendekati Lisa, melihat apa yang dilakukan oleh gadis mandiri itu. Seketika ia pun berkata, "Aku juga suka sekali dengan ramen. Kau boleh menambahkan dengan rumput laut dan beberapa crab stick. Rasanya akan lebih lezat." Dia terus saya merecoki Lisa yang tampak cuek.
"Hantu ini aneh. Apakah dia tahu kalau aku dapat berkomunikasi dengan bangsanya tapi aku berpura-pura?"
...****************...
Lisa tidak menghiraukan hantu lelaki yang ada di sekitarnya. Ia lalu membuka kulkas dan mengambil sebotol jus orange, lalu menuangkannya ke dalam gelas jus. Lisa mendudukkan dirinya ke kursi dan pandangannya terarah ke arah hantu lelaki itu. Ia merasa aneh kenapa di rumahnya ini tiba-tiba saja muncul hantu yang tidak diundang? Bukankah dirinya sudah mengecek terdahulu sebelum membelinya? Mungkin saja dia nyasar, dalam pikiran Lisa berucap.
Lisa segera meminum jus orange yang ada di hadapannya, dan segera beranjak membawa gelas itu untuk dicuci. Hantu lelaki itu masih menatap gerak-gerik Lisa dari kejauhan. Ya, tepatnya dari meja mini bar. Terdengar suara hantu itu berbicara.
"Aku yakin pemilik rumah baru ini dapat melihat diriku. Mustahil dia tidak dapat melihatku. Minimal dia mendengar celotehan ku ini. Aku akan mencoba menggodanya. Ha ha sedikit menakutinya mungkin? ha ha...,"
Lalu Hantu lelaki ini pergi mengitari meja mini bar menuju keberadaan Lisa. Tepat dibelakang Lisa ia melayang, menampilkan wajah culunnya, dan ... "Baaaaa..."
Lisa mendengar hal itu, namun merasa aneh. Atensinya tidak terganggu sama sekali. Dibalik tubuhnya, Lisa sedang bertanya dalam hati, apa yang sedang dilakukan hantu gila ini? Ingin menakut-nakuti ku? Apa dia tidak tahu aku bukan manusia yang takut akan makhluk seperti dirinya?! Menyebalkan.
Lisa berbalik ke belakang, lalu berjalan langsung menabrak tubuh hantu itu. Iya, dia menerobos menembus tubuh hantu itu dan berjalan langsung menuju pintu belakang halaman yang dilihatnya rumput ilalang di sana diharuskan di babat habis.
"Hei... kau tidak lihat aku sedang melucu? Kenapa dia berlaga cuek? Oh.. ayolah...," Hantu lelaki itu lemas ketika melihat reaksi tuan rumah barunya ini tidak mengetahui dirinya.
"Aku salah menganggapnya telah bisa mendengar bahkan melihat diriku! hiks hiks...," Hantu lelaki pergi ke pojokan, menekukkan tubuhnya sambil menunduk.
Hantu itu tak menyadari bahwa Lisa melihat tingkahnya dan tersenyum kecil sekilas. Lisa langsung mengambil ponselnya dan mendial seseorang untuk membantunya membersihkan halaman belakang itu.
"Halo.... Bisakah membantuku untuk membersihkan halaman belakang rumahku?"
"......"
"Iya, anda bisa langsung ke alamat xx, aku akan menunggu,"
"....."
"Baik. Terima kasih," ucap Lisa yang mengakhiri percakapannya di dalam saluran ponsel itu dengan seseorang.
Lisa menutup kembali pintu belakang halaman, dan langsung menuju ke arah ruang tamu. Ia duduk di sofa yang empuk, mengambil remote televisi untuk melihat ada acara apa yang menarik di hari itu. Namun ia melupakan sesuatu bahwa hantu lelaki itu masih berada di sana untuk meratapi kesedihannya.
Lisa memang mencoba tidak menggubris keberadaan hantu lelaki itu selama ia tidak mengganggu.
"Sudahlah. Aku tidak boleh bersedih! Aku akan mencoba mengajaknya bicara lagi...," ucap hantu lelaki ini.
Ia pun melayang menuju ke arah ruang tamu untuk menemani majikannya menikmati acara televisi hari ini. Ia mengambil jarak tak jauh dari Lisa duduk. Ya, di sebelah sofa single Lisa.
"Acara ini bagus, aku suka sekali menonton ini di masa aku masa aku masih hidup. Ha Ha Ha..," ucapnya sambil menunjuk ke arah televisi. "Lihat saja gaya James Carden, sangat lucu... Ha ha ha ...," lanjutnya lagi.
Lisa hanya melirik ke arah yang berceloteh itu, "ish anak ini aneh. Apa dia rindu dengan kehidupan di masa hidupnya dulu? Terlihat sangat bahagia sekali dia," ucapnya dalam hati.
"Ha ha ha... kau harus terus menonton episode besok," ucap hantu itu.
Ting Tong ..
...****************...
tbc
info ; Cerita ini tidak mengandung horor. Lebih ke komedi sih. mungkin karena ada hantu malah dibilang horor. selamat membaca.
thanks.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments