Bab 10
Sementara itu, Doja tak sengaja mendengar pembicaraan Lisa yang berarti dia tahu sesuatu kebenaran tentang Lisa. Dugaannya benar bahwa Lisa bukan wanita biasa. “Tak salah. Aku tak salah duga,” ucap Doja bergumam.
Lisa meletakkan ponselnya kembali di atas nakas. Dia melihat ke arah pintunya. Tidak ada apa-apa. Dia segera saja mematikan lampu kamar, lalu memejamkan matanya.
Doja yang seketika itu langsung menembus lantai bawah kendati ketahuan oleh Lisa. “Biar besok aku akan mengungkapkannya dihadapan Lisa. He he he..,” gumam Doja lagi. Ia pun menghilang entah di mana keberadaannya.
^^^
Mentari pagi menyapa dengan kicauan burung-burung gereja yang beramai-ramai bersiul di atas genteng sebelah. Lisa menggeliatkan badannya, mengucek sebelah matanya. Sayup-sayup matanya terbuka dengan perlahan melihat ke arah jendela yang tertutup horden dengan rapat. Ada celah untuk sinar mentari pagi menyapa wajahnya. Segera ia menolehkan kembali ke arah jam dinding yang tergantung di sana, menunjukkan pukul delapan pagi.
“Apa aku sudah terlambat untuk mengerjakan perkejaanku yang tertunda lantaran janji dengan klien pukul sembilan pagi?” gumamnya dalam kesendirian sembari duduk di tepi ranjangnya. “Belum terlambat. Aku akan mendiskusikannya terlebih dahulu dan membicarakan detailnya.” Ia langsung bangkit berdiri dan menuju kamar mandi.
Selesai bertata rias dan berdandan untuk penampilan dirinya, ia mematut diri di depan cermin rias. “Sudah ok.” Ia tersenyum melihat dirinya dan berlalu meninggalkan kamarnya menuju dapur untuk menyiapkan sarapan sekadarnya.
Dia tak melihat adanya Doja hari ini. Entah di mana hantu cowok tampan itu berada. Di area dapur pun tak menampakkan diri. ‘Sudahlah, kenapa aku jadi mencari keberadaannya? Dia kan hantu aneh. Berasal dari mana pun aku tak tahu. Apa peduliku.” Lisa tetap saja menyiapkan sarapannya di atas meja. Ia mengambil dua lembar roti yang sudah ia beri mentega sedikit dan selai stroberi. Tak lupa ia menyiapkan segelas jus orange di mejanya. Tak dapat menipu diri, Lisa tetap mencari keberadaan hantu cowok itu. Yah, mungkin rindu dengan ocehannya yang tak berguna. Daripada aku terus-terusan di sini, aku akan segera pergi saja menemui janji temu dengan klien. Pikirnya.
Lisa pun bergegas menghabiskan sisa sarapannya dan langsung beranjak pergi menemui kliennya.
Sementara Doja sendiri memang dirinya sedang tidak berada di dalam rumah itu. Ia mengitari halaman belakang rumah Lisa tanpa sepengetahuan Lisa, maka dari itu ia tidak berada di dalam rumah bahkan menampakkan dirinya. Doja mengalami dilema setelah ia tahu dan mendengar pembicaraan Lisa dengan seseorang yang entah dia pun tak tahu. Mungkin itu adalah pacarnya. “Padahal aku ingin bercerita tentang ku, asal usulku, atau bahkan hanya sekadar mengobrol hal biasa saja. Tapi kenapa aku merasakan kalau aku tidak suka saat ia berbicara dengan seseorang terutama lelaki. Aku ingin dia tidak mencuekkanku, tapi apa dayaku? Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus menanyakan tentang kebenaran bahwa Lisa dapat melihat dan berkomunikasi dengan ku? Dengan bangsa hantu? Hah... kenapa aku harus ditakdirkan menjadi hantu saat aku bertemu dengan Lisa? Tunggu apa aku mengenalnya sebelum ini?”
Doja mondar-mandir di ujung halaman belakang berkerumun dengan semua pemikirannya. Bagaimana tindakkannya nanti terhadap Lisa. Tak perlu berpikir terlalu lama, Doja langsung terbang menembus pintu dapur dan mencari keberadaan Lisa. Biasanya pukul sembilan Lisa sudah berada di dapur untuk berkutat dengan peralatan masaknya atau apapun itu yang berkaitan dengan dapur. Tetapi pada saat Doja muncul, tidak ada tampak batang hidung Lisa di sana. Ia pun berniat untuk mencari ke dalam kamarnya yang berada di lantai dua, sayangnya diurungkannya.
“Bagaimana kalau aku ke kamarnya dan dia hanya menggunakan sehelai handuk saja? Arrghhh...”
...****************...
Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments