Aurora firdaus POV
Aku membuka pintu balkon kamar dan melangkah keluar, aku menatap kagum dengan pemandangan belakang rumah bimasakti, yang terdapat kolam renang mewah dan hamparan taman belakang yang begitu luas. Terdapat rumah kaca yang berisi aneka bunga-bunga yang bermekaran.
To be honest, aku belum pernah melihat semua hal mewah seperti ini sebelum mengenal bimasakti. Aku selalu bertanya kepada sang pencipta. Mengapa tuhan mendekatkan aku dengan keluarganya, berbaur dengan mommynya yang berhati mulia, bimasakti yang baik hati dan para sepupunya yang memeriahkan suasana.
Aku seketika tersenyum manis jika ingat beberapa kenangan saat bersama bimasakti. Apalagi moment bima menjaga dan merawatku karena insiden penusukan salah sasaran tempo hari. Itu membuatku merona sekarang.
"Ughh.. kenapa aku blushing? Oh god hell no! Bimasakti itu kekasihnya Sherly cortez. Penyanyi pop terpopuler itu.." tuturku mengacak-acak rambut frustasi.
"Aku memintamu untuk mandi lalu berhias diri. Sebentar lagi mommy mengadakan jamuan sederhana, mommy ku juga sudah tiba dan ingin bertemu dengan mu.."
Aku balikkan badan menatap bimasakti, terkejut.
"Aku sudah siap, hanya sedang melihat-lihat.." tuturku lantas kembali menatap
pemandangan itu. Untung bimasakti tidak melihat ekspresi norak ku beberapa saat lalu.
Bimasakti melangkah kearahku. Berdiri di sebelahku dan mengedarkan pandangannya.
"Biasa saja.." tutur bima pelan
Mataku membulat mendengar penuturan lelaki di sebelahku. Rumah megah seperti istana ini. Dia bilang biasa saja? Seoriously??
"Aku bisa membuat yang lebih dari ini untukmu.." ucap bimasakti sambil tersenyum konyol kearahku.
"Stop it, bima.." ujarku memejamkan mata sejenak. Bima mengangkat satu alisnya. "Whatt??"
"Hentikan semua canda gurau mu itu.." tuturku mencubit pinggangnya.
"Kau selalu berkata seakan-akan aku akan menjadi istrimu kelak.." Tukasku lagi menghela nafas panjang. Lelah dengan sikap bimasakti yang selalu membual dihadapan ku.
"Kenapa?? kau tidak mau..??" Ujar bima sambil tertawa meledek.
"Berhentilah mengejekku, aduhh.." tuturku sambil memejamkan mataku yang kelilipan benda asing. Entah bulu mata yang jatuh atau buliran pasir kecil aku tak tahu.
Dengan sigap bimasakti mendekati wajahku, lalu menghembuskan udara ke mataku agar benda asing tersebut hilang dari mataku yang mulai berair dan memerah.
Aku tersenyum melihat tante Anastasia yang tengah duduk disana sembari menatapku dengan tersenyum manis. Itu membuatku melepaskan genggaman tangan bima lalu berlari kecil untuk memeluk tante Anastasia dengan erat.
"Oh sayang, bagaimana kabarmu??" Tutur Anastasia lembut. Aku tersenyum menatapnya. "Aku baik, tante. Tante sendiri?"
"Aku baik sayang. Ayo, duduk!"
Anastasia menarikku untuk duduk disebelahnya, begitu juga dengan bimasakti. Jamuan sore itu berjalan dengan lancar. Perbincangan ringan dan candaan memeriahkan suasana halaman belakang.
"Sherly mengapa tidak datang, bimasakti?" Pertanyaan yang keluar dari mulut marsha tentu saja membuatku bereaksi tidak karuan. Aku tersedak minuman yang tadi sedang ku nikmati.
"Kata siapa aku tidak datang?" Sherly tersenyum lalu berlari kearah kami dan memeluk Bimasakti yang tersenyum bahagia melihat kedatangan kekasihnya itu.
Sherly menyapa kami semua hangat. Terkecuali kepadaku, ia mengabaikanku bahkan menganggapku tak ada disini. Entah apa alasan yang membuatnya bersikap tidak adil padaku. Mungkin karena cemburu tentang keberadaan ku yang saat ini tinggal di rumah bimasakti.
Aku mencengkeram perutku yang masih diperban. Entah apa yang kuperbuat. Seperti salah tingkah diperlakukan tidak adil oleh sikap Sherly. Tak terasa darah dari perutku keluar dan tembus mengenai gaunku yang naasnya berwarna putih. Hingga membuat darahnya terlihat jelas.
"Lukamu sepertinya parah, aurora. Darah segar tembus mengenai gaunmu.." ujar yoga panik lalu membantuku
"Aku pamit ke kamar.." ucapku tenang lalu berdiri lantas melangkah meninggalkan mereka.
Bimasakti berdiri hendak membantuku, namun sherly menahannya. Aku dapat melihat ketidakberdayaan bima dihadapan sherly.
"Perlu tante antar dan obati lukamu, aurora??" tukas Anastasia khawatir.
"Tidak usah tante. Aku bisa sendiri. Maaf semua aku pamit ke kamar dulu.." ujarku sambil melangkah menjauhi mereka.
📆📆📆📆📆📆
Aurora firdaus POV
Marsha membuka pintu kamar ku yang tidak dikunci, masuk lalu menutupnya kembali. Marsha menatap jengah pada ku yang tengah berdiri menatap keluar, tepat ke sebuah taman yang terdapat sherly tengah berbincang dan sesekali tertawa, tapi tidak dengan bimasakti dan Mrs Anastasia yang hanya tersenyum tipis disana.
"Aurora.." Marsha melangkah mendekatiku yang tidak menjawabnya. Marsha berdehem. "Kau baik-baik saja??"
"Aa..Aku baik-baik saja.." tukasku salah tingkah menyadari keberadaan marsha di kamarku tiba-tiba.
"Biar ku bantu obati lukamu dan mengganti perbannya.." tuturnya lembut.
"Terimakasih telah menghawatirkan ku, marsha. Tapi maaf aku bisa mengobati lukaku sendiri.." ujarku berusaha tegar.
"Mungkin kau bisa mengobati luka bagian luar tubuhmu. Bagaimana dengan luka bagian dalam tubuhmu??" Tutur marsha seolah-olah menyindirku yang terlihat tidak enak hati melihat kebersamaan Bimasakti dan sherly cortez.
"Maksudmu??" Tuturku berusaha meminta penjelasan.
"Apa kau menaruh rasa pada sepupuku, bimasakti??" Tanya marsha tiba-tiba membuatku salah tingkah. Aku menggaruk pelipisku yang tidak gatal.
"Kau ini bicara apa? Bimasakti bukan tipeku.." tuturku berbohong. Marsha lalu tertawa terbahak-bahak.
"Kau benar aurora, mana mungkin kau menyukai sepupuku yang menyebalkan itu. Benar, bima memang tak cocok untukmu.." tukas marsha berusaha mencairkan suasana.
🆙🆙🆙🆙🆙
Aurora firdaus POV
Setelah aku obati lukaku dan mengganti dengan perban baru. Aku kembali ke halaman belakang berkumpul kembali bersama mereka. Belum sempat aku duduk. Tante Anastasia mengajakku berkeliling rumah kaca.
Aku dan tante Anastasia tengah berjalan-jalan melihat bunga bunga yang bermekaran disana.
"Kau tahu, Aurora. Bimasakti tidak pernah mencemaskan seseorang sebelumnya. Tante bisa melihat bima amat panik saat kau terluka tadi.."
Aku tertawa kecil mendengar ucapan tante Anastasia.
"Bimasakti memang berjiwa penolong tanpa pandang bulu, tante. Itulah mengapa ia merasa panik jika melihat seseorang tengah sakit. Rasa kemanusiaan nya terhadap sesama memang begitu besar.." pikirku positif
"Itu tidak benar. Dia melakukannya untukmu. Tante bisa melihat perbedaan sikap anak tante terhadapmu dan terhadap sherly, amat berbeda.."
Balas Anastasia tetap teguh pada pendiriannya. Sedangkan aku membalasnya dengan kekehan kecil. Aku tak tahu harus berkata apa.
"Bagaimana kabar om john Abraham, suami tante. Mengapa beliau tidak ikut kesini bersama tante??" Tukasku mengalihkan pembicaraan.
Mrs. Anastasia tersenyum ramah.
"Om begitu sibuk dengan pekerjaan nya. Besok tante kembali ke Australia. Tante harap kau kerasan tinggal disini. Tanpa tante.." tutur Anastasia lembut.
Aku merekatkan lenganku di lengan tante Anastasia dan menyandarkan kepalaku di bahu beliau tanpa ragu.
"Terimakasih tante, atas kebaikan hati tante mengizinkan aku tinggal di sini.."
"Orangtuamu dulu amat berjasa dalam kehidupan tante. Ibumu dengan lapang dada mendonorkan ginjalnya untuk tante. Rasanya kebaikan yang tante curahkan terhadapmu. Tidak ada artinya dibandingkan kebaikan hati orang tuamu terhadap tante.." terangnya balas mengelus lenganku sembari tersenyum.
"Bagaimana dengan dirimu? Apa kau sudah mempunyai kekasih??" Tanya Anastasia membuatku gugup.
Aku sedikit berlari mencapai bangku taman yang diikuti tante Anastasia dengan berjalan santai di belakang ku.
"Aku bahkan belum memikirkannya.." jawabku begitu tante Anastasia duduk disebelah ku.
Perkenalan cast.
Rizky nazar as yoga yurendra, sepupu bimasakti
Salsabilla adriani as Marsha milan, sepupu bimasakti
Arbani yazis as rizqi firansyah milan, sepupu bimasakti
John abraham dan Anastasia Laksani. Orang tua bimasakti
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
coco
semangat kk
2021-04-30
0
Wiselovehope🌻 IG@wiselovehope
😁🔥❤️👍🙏🤗
2021-03-18
1
👑Meylani Putri Putti
k
like lah
2021-03-05
0