at TPU Jakarta Selatan.
Entah sudah berapa lama, Randy berdiri dengan kedua tangannya yang di masukkan ke saku celananya dan menatap datar pusara yang tertera nama LISA MOHEDE kekasihnya yang telah meninggal dunia. Randy datang berziarah ke kuburan lisa setelah berusaha menyingkirkan egonya yang tinggi.
Randy berziarah ke makam berdasarkan rasa bersalah nya yang amat besar. Rasanya pahit mengingat masa-masa lampau itu. Masa terburuk yang membuat dirinya terus mengutuk diri sendiri karena pada kenyataannya, randylah alasan utama lisa mohede wafat.
Lisa mohede merupakan cinta pertamanya. Wanita yang pernah menjadi salah satu alasannya untuk tersenyum sekaligus menjadi alasan senyuman itu hilang.
Randy memejamkan matanya ketika beberapa kenangan manis saat bersama lisa teringat olehnya.
"Maaf, lisa mohede.." tukas randy di atas pusara lisa.
Peristiwa beberapa tahun silam amat memilukan. Dikelilingi banyak musuh yang menginginkan kehancuran randy bastian. Membuat randy berpura-pura hilang ingatan. Agar terhindar dari komplotan black snipers yang terus mengintai kehidupannya.
Entah sampai kapan randy berusaha menutupi jati diri yang sebenarnya. Hal itulah yang membuatnya jengah. Ia sadar tidak akan bisa lari dari kenyataan, setidaknya dengan berpura-pura hilang ingatan di hadapan publik, membuat randy tenang untuk sementara. Walaupun cepat atau lambat black snipers pasti akan mengincarnya kembali.
🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟
Aurora firdaus POV
Setelah mengambil tasnya dan pamit pada manager coffe shop. Aku keluar dan menunggu taxi.
Ketika tengah menunggu ada mobil yang menarik perhatianku. Aku amat kenal mobil yang bumper belakang nya penyok itu. Itu mobil yang aku tabrak tadi pagi.
Aku terkejut begitu mobil itu melewatiku dan saat itu juga tatapan si driver menatapku sinis. Kami saling bertatapan seakan berkomunikasi melalui tatapan itu.
Aku masih ingat betul tentang kesepakatan konyol yang si driver itu buat terhadap ku untuk ganti rugi bumpernya yang penyok karena kesalahan ku. Aku terus menatap mobil itu sampai benar-benar menghilang dari penglihatanku.
🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟
Aku keluar dari CLICKBAIT cafe dan berjalan kaki menuju sebuah taman yang terletak tidak jauh dari CLICKBAIT cafe. Taman itu selalu aku datangi setelah pulang kerja akhir-akhir ini. Taman Suropati. Sudah sore menjelang malam. Aku diizinkan pulang oleh bimasakti dengan alasan kurang enak badan.
Begitu sampai disana aku tersenyum kepada beberapa anak yang tengah riang bermain. Aku duduk di bangku panjang dan mengeluarkan smartphone dari tasku.
Ketika sedang berselancar di dunia maya melalui ponselku. Tiba-tiba terdengar suara anak kecil menangis tak jauh dari tempatku duduk. Aku menghampiri anak kecil itu.
"Hey, kau kenapa cantik??" Tanyaku sembari mengelus kepala anak kecil itu berusaha menenangkannya.
"I lost my mother.." jawab anak kecil itu lalu kembali menangis.
"Dia pasti akan kembali, kita duduk disana untuk menunggunya.." ajakku sembari menghapus air mata anak itu.
Dalam tasku aku selalu membawa coklat. Aku suka menikmatinya saat tengah kalut. Ku sodorkan coklat tersebut agar anak kecil itu tenang.
"Terimakasih.."ucap anak itu seraya meraih coklat yang aku berikan.
"Namamu siapa, gadis kecil?"
"Laura hussein.."
"Okay, laura. How can you lose your mommy?"
"Aku tadi sedang berdiri sembari melihat mereka bermain. Tiba-tiba saja ibuku sudah menghilang.." jawab laura dengan puppy eyes nya yang membuatku semakin gemas.
"Mommy mu pasti akan kembali, kita tunggu disini saja ya?? Mungkin dia sedang membeli sesuatu.." ucapku menenangkan laura.
"Namamu siapa, aunty??" Tanya laura tiba-tiba.
Aku tersenyum, "Aurora firdaus.."
"Aku suka nama itu.." laura menatapku dengan binar indahnya. "Aku akan menamai salah satu barbie ku dengan nama aurora, itu terdengar bagus,cantik sepertimu!!"
Aku terkekeh sembari mengusap kepala laura yang mulai mengoceh mengenai Barbie nya.
"Really??"
"Sungguh. Dia memiliki mata coklat kehitam-hitaman dan rambut panjang hitam berkilau sepertimu, aunty. Dia selalu menemaniku tidur, dan aku tadi baru saja membelikannya beberapa gaun baru.."
Kata laura antusias. Mereka berdua larut dalam pembicaraan mengenai barbie dan boneka koleksi milik laura.
"Laura!!" Wanita yang memanggil laura itu langsung memeluk laura erat. Aku berdiri
"Kau baik-baik saja??"
Laura mengangguk. "Tadi aku mencari mommy. Lalu aunty aurora datang menemaniku.." jawab laura sembari melirikku dengan lucu. Begitu juga dengan mommynya yang langsung beralih menatap ku.
"Thank you so much.."
Aku tersenyum ramah. "It's okay, laura anak yang manis.."
"She is. I am Andara . And you are?"
"Aurora firdaus.." jawab laura Hussein membuat mereka berdua terkekeh.
"Yes, aurora.." ucapku membenarkan dan menerima uluran tangan mrs. andara
"Kau mungkin mau makan malam bersama kami?" Ajak mrs andara. Aku tersenyum. "Maaf, aku tidak bisa.."
Jawabanku membuat laura terlihat cemberut. "Apa kita bisa bertemu lagi, aunty aurora??"
Aku berjongkok, menyamakan tinggiku dengan laura. "Iya, tentu saja. Kapanpun kau mau, cantik.." ucapku lalu mengelus gemas puncak kepala laura.
"Baiklah.." balas laura dengan senyum manisnya. Aku bangkit dan mengetik nomerku di ponsel mrs andara, kemudian mrs andara dan laura pergi meninggalkan ku.
🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟
Aurora firdaus POV
Randy berada di rooftop. Membanting kruk/alat bantu berjalan dan kaleng sodanya sampai isi soda itu muncrat keluar. Melampiaskan emosi yang sedari pagi tertahan dalam dirinya.
Dia berdiri di tepian, menatap kebawah yang dipenuhi kendaraan bermotor berlalu lalang.
"Hey, apa yang kau lakukan? Turun!! Tolong jangan bunuh diri!!"
Randy merasakan lengannya ditarik bersamaan dengan suara pekikan seorang gadis.
"Lepaskan, apa-apaan kau ini??" Tutur randy memberontak menarik kasar lengan nya ,hingga terlepas dari lenganku.
Aku menggeleng kuat tanpa mengindahkan bentakan randy dengan terus memeluk kuat lengan randy dengan kedua tanganku.
"Aku tidak bisa melihat seseorang bunuh diri di hadapanku.."
Randy mengangkat satu alisnya. "Bunuh diri? Imanku tidak selemah itu, bodoh!!" Ucap randy tegas. Mendengar celotehannya membuatku malu, nyatanya aku sudah salah pengertian.
"Kau, mengapa kau disini? Kau mengikutiku.." randy menuding kearahku.
Aku melotot lalu melepaskan tanganku dari lengannya, "Untuk apa aku mengikuti mu. Kurang kerjaan.."
Randy menahan geramannya, "Maksudku kau tidak bisa sembarang memasuki rooftop ini.." ucapnya.
"Kenapa? Memang rooftop ini milik nenek moyangmu.." ujarku ketus.
Randy menatap, berusaha mengintimidasiku dari bawah hingga atas
"Berhubung kau disini, aku ingin menagih ganti rugi bemper mobilku yang penyok karena perbuatan mu.."
"Aku baru saja bekerja sebagai barista. Belum punya cukup dana untuk ganti rugi bemper mobilmu yang penyok itu.."
"Kau seorang barista.."ujar randy.
Aku terdiam, lalu mengangguk membenarkan ucapan randy.
"Iya, memangnya kenapa? Kau ingin merendahkan ku karena aku seorang barista? Tak apa, setidaknya aku tahu sedikit kepribadianmu yang ternyata angkuh.." ucapku sambil menekankan kata angkuh dengan jelas.
Kening randy mengerut tidak suka mendengar ucapan berani yang keluar dari mulutku.
"Tak ada gunanya berdebat dengan gadis menyebalkan sepertimu. Kau selalu salah pengertian.." ucap randy berjalan pincang mengambil kruk/ alat bantu berjalan.
Patricia devina as Aurora firdaus
Kevin julio as Randy bastian cortez
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
R_armylove ❤❤❤❤
mampir lagi ya
2021-04-17
0
VaLe~
like semangat kak
2021-01-19
0
Sekapuk Berduri
💕💕
2021-01-15
0