Naif

Keadaan ruangan begitu berantakan, baju berserakan dilantai dan ada juga yang tersangkut di meja kerja.

Pemilik baju-baju itu sedang bertukar keringat di bawah meja kerja. Dengan panas suara peperangan lid-dah dan kecapan kedua bibir itu terdengar memenuhi ruangan tapi tentunya tidak sampai terdengar keluar.

Posisi si wanita yang berada di atas tubuh pria membuat kepalanya menyembul melebihi meja kerja, bergoyang seirama dengan deru nafasnya.

''Enak nggak, Marko?'' bisik binal wanita itu ya g tak lain adalah Suci.

Marko mengangguk cepat, wajahnya penuh dengan gairah. Mendapatkan servisan begitu hot membuat ia sulit bicara karena rasa nikmat surga dunia yang ia dapatkan itu.

''Is–teri ku memang perawan, tapi kau lebih menggairahkan!''

Suci tertawa bangga karena ternyata ia lebih unggul dari pada Anjani, yang dimana sejak mereka bersahabat, Anjani selalu unggul dari dua. Dari nilai hingga kekasih yang ia kira Marko lah pemilik Mall Rube itu.

''Sedari dulu, Anjani terlalu naif, aku selalu mengajak dia bersenang-senang dan sekedar mencari pengalaman. Tapi dia selalu menolak dengan alasan hanya ingin memberikannya kepada suaminya nanti. Hahahah! tapi suaminya malah bergoyang bersama ku disini!'' racau Suci tanpa merasa bersalah sedikitpun dihatinya karena telah mengkhianati sahabatnya sendiri.

Marko tidak sama sekali menjawabnya, karena yang ia rasakan hanyalah kenikmatan surga dunia yang ia dapatkan dari Suci saat ini. Deru nafasnya semakin memburu, kepalanya semakin mendongak kebelakang. Ia meras ada sesuatu yang sesak memaksa ingin keluar.

''Sayang, aku akan sampai!'' ucapnya dengan tersengal-sengal. Dan Suci pun segera mencabut bo-kongnya dari tongkat sakti Marko lalu meraih nya dan diarahkan ke mulutnya.

''Keluarkan disini!'' pinta Suci dan dengan senang hati, Marko segera beranjak dan bertumpu pada kedua lututnya menuruti kemauan Suci.

Bergerak dengan cepat, membiarkan 'adik kecilnya' tertanam di dalam mulut hangat Suci, dan beberapa saat kemudian ia pun mengerang hebat bersamaan keluarnya ****** ***** yang dilahap habis oleh Suci.

Raut puas tercetak pada wajah Marko, ia meriah kotak tisu lalu menyeka bibir seksi Suci dari sisa-sisa cairan dosanya itu.

Tanpa sehelai benang pun, Suci memunguti pakaian-pakaian nya lalu pergi kekamar mandi untuk membersihkan dirinya. Tidak dengan Marko, ia memakai satu persatu pakaiannya tanpa membersihkan dirinya dengan air dan hanya mengandalkan tisu yang ada di mejanya.

Setelah memakai semua pakaian, ia berdecak kesal baru menyadari kalau ruangannya sangatlah berantakan. Dan jika ia meminta bagian kebersihan untuk merapikannya, ia takut akan membuat tanda tanya kepadanya.

Dengan terpaksa ia pun merapikan semuanya seperti sedia kala. Suci keluar dari kamar mandi dengan sedikit lebih segar, bahkan rambut pun basah.

''Aku pinjam hairdryer,'' ucap Suci.

''Ada di laci lemari itu, letakan kembali seperti semula, karena itu milik Anjani.''

''He'um aku tahu!''

Entah setan apa yang merasuki hati Suci. Anjani adalah sahabatnya, sahabat yang sangat baik kepadanya, tidak pernah Anjani menyakiti dia tapi kenapa dengan sangat tega Suci malah mengkhianatinya, dengan bermain api bersama suami Anjani.

Setelah memastikan rambutnya kering iapun meletakkan kembali hairdryer itu seperti semula. Berjalan berlenggak lenggok menghampiri Marko yang sudah duduk dikursinya.

''Marko, aku ingin tanya,'' ucap Suci yang berdiri di belakang kursi dan tangannya ya g bergerilya di kedua sisi dada Marko.

''Apa?''

''Apa kau mencintai Anjani?''

Marko memutar kepalanya, menatap langsung wajah Suci. Matanya memicing seraya berkata, ''Pertanyaan macam apa itu? tentu aku mencintainya!''

Mendengar jawaban Marko yang tidak sesuai ekspektasi nya, Suci mendengus kesal.

''Lalu kenapa kalau kamu mencintai dia, kamu mau berhubungan dengan ku?!'' tanya Suci kesal.

''Aku mencintainya, tapi kau menawarkan dirimu, tentu aku tidak bisa menolaknya. Ayolah sayang, jangan seperti ini. Kau cantik dan legit maka dari itu aku tidak sanggup membuang pandangan ku dari mu.''

''Benarkah, aku cantik? apa aku lebih cantik dari Anjani?''

''Ya ya! sudah-sudah, jangan bahas ini lagi, aku tdiak suka! Karena bagaimanapun Anjani adalah istri ku, mengkhianatinya begini saja sebenarnya salah, tapi karena ini nikmat, itu tidak apa-apa.''

''Emmm, baiklah.'' Suci membelai rahang tegas Marko, menciuminya seakan kegiatan panas mereka tadi tidak cukup.

''Jangan lagi, kau keluarlah! aku tidak mau membuat rasa curiga mereka pada kita,'' usir Marko yang sebenarnya Suci merasa sakit dihatinya, tapi melihat Marko yang mengeluarkan uang segepok untuknya ia pun tidak merasa keberatan untuk pergi.

''Ambilah! belanjakan sesuka hatimu!''

''Baik! terima kasih beby!'' Cup!

Suci berlalu pergi setelah mendaratkan sedikit ciuman dipipi Marko.

Di lantai bawah, Anjani sedang menunggu pintu lift terbuka. Setelah menemani klien berkeliling Mall cabang, iapun berniat menghampiri Marko untuk makan siang bersama tanpa tahu suaminya sudah makan daging Wagyu mentah milik Suci.

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

mampus kau marko. si miskin yg gak tahu diri

2025-02-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!