Wajah Palsu

Acara pernikahan yang begitu meriah dilaksanakan hari ini. Mempelai pria mengucap janji suci didepan semua orang untuk mempersunting kekasihnya itu.

Anjani duduk dengan berdebar, parasnya yang begitu cantik ikut pucat karena takut Marko salah mengucapkan nama atau lainnya. Tapi nyatanya semua berjalan dengan lancar sehingga membuat dia bisa bernafas dengan lega.

Dan merekapun sudah sah menjadi suami dan istri. Raut kebahagiaan pun tercetak jelas di wajah Anjani begitu juga di wajah Marko yang terus tersenyum dengan tangan yang terus menggenggam erat tangan Anjani.

Para tamu bergantian mengucapkan selamat kepada kedua mempelai sampai ketika acara pun telah selesai.

Marko menggendong Anjani layaknya seorang bayi, keduanya saling menatap penuh cinta menuju satu ruangan yang paling mereka tunggu-tunggu untuk memadu kasih disana, menyatukan diri dari keringat dan cairan kehangatan.

Marko meletakkan tubuh Anjani dengan sangat lembut. Mencium kening Anjani sebagai permulaan dan menurunkan resleting gaun pengantin yang melekat indah di tubuh istrinya itu.

Dan bibirnya kembali mendarat kekening Anjani lalu turun ke kedua pipinya dan tiba ke bagian tubuh paling ia sukai dari Anjani yaitu bibirnya.

Kecil sedikit tebal, membuat Marko tidak pernah puas melahap merasakan nikmat sapuan bibir dan indra pengecap Anjani. Keduanya beradu perang, sampai tidak terasa mereka sudah tidak ada lagi seutas benang pun yang melekat di tubuh keduanya.

''Aku mulai ya?'' ucap Marko meminta izin Anjani untuk menikmati yang sudah menjadi hak nya itu.

Anjani mengangguk dengan wajah yang memerah, karena dia juga sudah tidak bisa lagi menahannya.

Dan malam pengantin pun terjadi pada malam itu, mereka saling bertukar Saliva juga keringat. Pertahanan Anjani pun bobol dan Marko lah yang mendapatkan itu.

Bercakan darah pun sudah membuktikan kalau Anjani mampu menjaganya. Sampai ia serahkan pada pria yang sudah menjadi suaminya kini.

''Terima kasih, sayang,'' ucap Marko seraya mengecup kening Anjani sebagai tanda terima kasih sudah menjaga kehormatan untuk diberikan kepadanya.

Dan merekapun tertidur dengan saling berpelukan.

*

Hari ini, hari pertama untuk Anjani dan Marko menyandang status sebagai suami dan istri. Setelah membersihkan tubuhnya Anjani berniat untuk memasakkan makanan sebagai makanan pertama di hubungan baru mereka.

Sepagi ini Anjani sudah berkutat di dapur, dan menghasilkan beberapa makanan yang sangat terlihat menggugah selera. Anjani bukan hanya pandai berbisnis, ia juga pandai memasak dan merawat diri.

Entah apa yang kurang pada diri Anjani, karena semua pun bisa Anjani tangani. Anjani adalah wanita yang sempurna untuk pria yang sadar diri.

''Pagi…'' seru Anjani pada Marko yang baru saja keluar dari kamar masih dengan muka bantalnya.

''Pagi juga, sayang. Wah kamu yang masak semua ini?'' Marko langsung menarik kursi lalu duduk disana. Dengan sangat telaten Anjani melayani Marko, menyiapkan sarapan dan tidak lupa menuangkan air minum untuknya.

''Heum, makanlah.''

Marko pun segera menyantap masakan sang istri, dan benar saja, baru suapan pertama Marko dibuat takjub karena cita rasa dari hasil tangan Anjani membuat seribu kenikmatan menyatu pada satu suapan itu.

''Euuumm… ini sangat lezat. Kamu hebat sayang!''

Anjani tersenyum bahagia, ternyata apa yang dia lakukan tidaklah sia-sia, karena Marko menyukai masakannya.

Setelah selesai dengan sarapan pertama mereka di hubungan baru ini. Marko pun berpamitan untuk membersihkan dirinya. Dan Anjani yang juga akan bersiap untuk pergi ke kantor karena ada pekerjaan yang harus ia urus.

''Bi tolong bersihkan ini ya. Saya mau siap-siap dulu,'' ucap Anjani pada pembantu rumah tangganya.

''Baik Nyonya,'' sahutnya.

Beberapa saat kemudian keduanya telah rapih dan bersiap kekantor. Pada umumnya pengantin baru akan mengambil cuti bekerja untuk menghabiskan waktu berdua, tapi tidak dengan mereka. Karena mereka orang nomor satu pada perusahaan, tentu tidak bisa berleha-leha dan mengabaikan pekerjaan yang bisa saja ditangani bawahannya. Tapi tidak, keduanya lebih memilih mengerjakan itu sendiri, ikut bekerja.

''Sayang, klien kita dari Taiwan akan datang. Boleh kamu yang menangani klien kita yang dari Singapura?'' ucap Marko sembari mengemudikan mobilnya.

''Dimana?''

''Di mall cabang, dia ingin survey langsung kelapangan, melihat bagaimana mall kita bekerja.''

Anjani melihat jam tangannya yang melingkar indah di pergelangan tangan, lalu mengangguk setuju.

''Baik, masih ada waktu. Tapi kalau misalkan aku terlambat, tidak apa-apa kamu makan siang sendiri?'' tanya balik Anjani yang khawatir akan Marko marah karena makan siangnya tidak disiapkaan.

Namu, reaksi Marko sebaliknya, dengan pengertian Marko pun tidak mempermasalahkan itu.

''Tidak apa sayang, aku akan makan di kantin kantor. Kamu juga harus makan, hm?'' Marko mengusap lembut kepala istrinya yang tentunya istri manapun akan meleleh mendapatkan perlakuan hangat itu.

''Turunkan aku disana saja, aku akan naik taksi dari halte itu. Kamu pergilah kekantor jangan biarkan klien kita menunggu,'' papar Anjani.

''Apa tidak apa-apa?'' Anjani menggeleng kepala. ''Terima kasih ya sayang, karena mempercayakan semuanya pada ku,'' lanjut Marko.

Marko pun menepikan mobilnya dihalte yang ditunjuk Anjani tadi, dan sebelum ia turun Anjani meraih tangan suaminya lalu mencium punggung tangannya layaknya seorang istri yang berbakti kepada suaminya.

''Hati-hati, hm? kalau perlu jika klien itu sudah pergi, kamu bisa hubungi aku untuk menjemput mu, mengerti?'' ucap Marko.

''Tidak perlu, Marko. Aku akan naik taksi atau meminta Johan menjemput ku, kamu urus klien kita saja.'' Dan Anjani pun keluar dari mobil, mobil yang sebenarnya pemiliknya adalah dirinya tapi Marko yang memakainya selama ini.

Setelah memastikan istrinya naik kedalam taksi, Marko pun ikut berlalu melajukan mobilnya menuju kantornya.

Sesampainya di kantor, semua karyawan merasa kagum karena ternyata bos mereka tidak memanfaatkan kedudukannya sebagai bos besar untuk tidak bekerja, bahkan di hari pertama mereka menyandang status baru mereka tetap bekerja.

''Siapkan berkas untuk di presentasikan pada Tuan Fredlik!'' ucap Marko pada Suci, sahabat Anjani yang memang dipekerjakan oleh Anjani sebagai sekertaris Marko di kantor.

Marko tipe bos yang tegas namun ramah, para karyawan sangat senang bekerja dibawah naungan Marko. Suci yang diminta menyerahkan berkas segera menyiapkannya.

Dan satu lagi, semua tahu kalau Marko tengah meeting dengan siapapun itu bahkan dengan sekertaris nya sekalipun tidak ada yang boleh mengganggunya.

Maka Suci pun segera masuk kedalam ruangan Marko dan tidak lupa mengunci pintu.

''Ini Tuan Marko, berkas yang ada pinta,'' ucap Suci menyerahkan berkas itu pada Marko yang duduk dikursinya.

Marko mengangkat pandangannya, lalu meriah berkas itu tapi...

Bukan hanya berkas yang ia raih tangan Suci pun ikut ia raih. ''Cctv sudah ku matikan, sekarang stop bersikap formal. Aku merindukan sentuhanmu!'' ucap Marko dan suci pun tersenyum manis menanggapinya.

''Aku juga merindukan mu, Marko.''

Terpopuler

Comments

Aditya HP/bunda lia

Aditya HP/bunda lia

Sudah kudugong si suci yang kelakuan dan akhlak nya kebalikan dari namanya

2023-07-01

0

Sukliang

Sukliang

anjingggg

2023-06-18

0

Mommy QieS

Mommy QieS

like, subscribe, gift 🌹 n vote untuk kakak

2023-05-22

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!