Menyentuh

Allin terbangun, saat kedua matanya terbuka sempurna, sosok Vano lah yang pertama yang ia lihat. Pria itu berbaring di tempat yang sama dengannya. Sontak Allin beranjak bangun, mengingat kembali apa yang terjadi semalam.

Ya semalam Vano masuk ke kamarnya begitu saja dengan baju basah kuyup, dengan tanpa rasa malu, Vano membuka begitu saja pakaiannya di hadapan Allin. Rasanya Allin ingin marah dengan majikannya itu, tapi di lain pihak ia tak tega. Dengan apa yang sudah terjadi semalam, permintaan Bu Sella kepada dirinya dan Tuannya, mungkin sekarang Tuannya tidak baik-baik saja. Allin memaklumin saja tindakan tidak senonoh majikannya itu.

***

Allin

"Kau sudah bangun" tanyanya serambi mengeliat, tangannya ia rentangkan ke atas, selimutnya ia sibakkan, sontak aku terkesiap melihat tubuhnya setengah polos itu dengan rambut berantakan, bagian perutnya yang berkotak-kotak, dan otot-otot tubuh lainnya tampak begitu kencang.

Sungguh aku tidak tergiur melihat bentuk tubuhnya yang tertata rapi seperti roti sobek.

"Jika dimakan itu pasti tidak enak. Dan mana da roti sobek sebesar itu, yang ada aku geli melihatnya. Lihatlah dia seperti bangga mempertontonkan tubuhnya padaku" gumanku.

Otot-otot itu pasti terbentuk dengan usaha yang disengaja agar membentuk dengan sempurna. Orang-orang semacam ini sengaja menampilkan tubuh mempesona untuk menarik perhatian wanita-wanita. Mereka pasti rutin olahraga dibimbing instruktur atau menggunakan simulator terapi dan suplemen-suplemen pendukung yang memacu terbentuknya ABS itu.

Bukan seperti tukang pikul di pasar atau pekerja berat lain yang tubuh mereka terbentuk alami karena kekuatan otot merekalah yang mereka gunakan setiap hari untuk berkerja.

Aku lebih menyukai pria bertubuh sedikit gempal dengan perut sedikit timbul, karena sejujurnya aku tidak ingin tubuh pasangan ku lebih sexy dari pada tubuhku. Hahaha, keinginan yang wajar, aku tau mau di saingi.

"Hei!! Apa yang kau lihat? Ternyata kau diam-diam ya menikmati tubuhku" tegurnya membuat aku kembali pada kesadaran pikiranku.

"Cih" Aku hanya berdecih mendengar pernyataan itu, yang ada aku malah jijik melihat tubuhnya.

"Aku tahu tubuhku terlalu mempesona untukmu, dibandingkan dengan oppa-oppa korea, yang kau pajang posternya di kamarmu" ucapnya serambi mengelus dadanya.

Sontak membuat aku tersadar sesuatu, yang sedari tadi mengganjal di pikiranku, untuk mencoba mengingatnya sedari tadi saja aku tak mampu. Mataku membola saat menyadari apa yang salah dari tadi. Secepat mungkin ku tundukan pandangan mengarah kebagian tubuh depan ku.

"Tetapi bagaimana semua ini tertutup dengan rapi" gumanku. Aku memegang benda bulat sudah terpasang tepat pada tempatnya yang tertata rapi lurus sampai ke bawah.

Aku milirik tersangka utama yang membuat aku keringat dingin. Malu dan marah sudah memenuhi bagian kepalaku terasa memanas ingin meledak.

Dia lansung memalingkan wajahnya dariku dan menggaruk-garuk kepalanya, tapi raut wajah itu terlihat jelas merasa bersalah dan sedikit malu.

"Kau menyentuhku Tuan?" tanyaku penuh selidik

"Tidak, aku tidak menyentuhmu" elaknya dengan antusias.

"Tidak mungkin. Bagaimana kau membenarkan posisinya." tunjukku pada bagian tubuh depanku. Tetapi bukan menunjukan kesalahanku, justru aku membuat kesalahan sendiri, menyodorkan tubuhku untuk di pandang olehnya. Dengan cepat aku rangkul bagian depanku. Dan dia nampak menahan senyumnya.

"Ya dengan tanganku lah, masa hanya dengan melihat, posisinya jadi benar pada tempatnya." jawabnya sambil menahan tawanya yang membuat otot-otot perutnya begetar.

Kurang ajar, apa dia pikir ini lucu?

"Tuaaaaaaan!! Kau menyentuh ku namanya." rengekku tidak terima.

"Kau mendengar tidak, aku tidak menyentuh nya," lalu dia seoalah-olah berpikir dan melanjutkan kalimatnya. "Ya mungkin tersentuh sedikit, tetapi aku tidak menyentuh nya." elaknya serambi mengangkat kedua tangannya.

"Tuaaan!!" sentakku serambi memukulnya dengan bantal. "Kau masih menyangkal kalo kau menyentuh ku"

"Itu tersentuh bukan menyentuh. Salahkan dirimu. Jangan memarahi diriku, aku tidak mungkin mengabaikan, mana bisa aku tidur melihat posisi mu begitu" sambil menangkis semua pukulan ku.

"Kenapa kau harus pindah ke ranjang ini. Semalam aku sudah memperingati mu jika aku akan menyusui Dio."

"Aku tidak bisa tidur di sofa, tempat itu terlalu kecil untukku."

"Siapa suruh badan mu besar. Dan kenapa juga kau tidak membangunkan ku, untuk pindah."

"Apa bedanya aku membangunkan apa tidak, tetap saja itu terlihat."

"Tuaaan!! Kau benar-benar pria tua mesum"

"Jangan bilang aku pria tua mesum, kau tidak takutkah denganku?" tanyanya serambi mendekati tubuhnya kearahku.

"Stop!! Aku tidak takut dengan mu. Walau kau majikanku, kau tidak bisa seenaknya menyentuh tubuhku."

"Kau ini" geramnya. "Sini mendekat, biar aku reka ulang lagi, biar kau percaya" ucapnya tanpa merasa berdosa. Sontak aku menutupi bagian tubuh atasku dengan bantal.

"Apa? Dasar kau pria tua mesum. Kau masih saja mencari kesempatan"

"Kesempatan apa? Aku tidak tertarik dengan..."

"Stop!! Kau sudah menodaiku Tuan" potong ku sambil mengerakkan kakiku tidak terima, bagai anak kecil yang sedang kecewa dengan orang tuanya.

"Menodai! Apa maksudmu? Aku belum melakuakan apa-apa kau mengatakan aku menodaimu"

"Belum melakukan apa-apa?" aku mengutip sebagian pernyataan-nya, " jadi memang kau berniatkan, ingin melakukan sesuatu padaku"

"Bukan begitu juga. Tunggu!" dia diam sejenak memperhatikan tingkah konyolku.

"Jangan-jangan kau berpikir sesuatu yang jorok lagi. Aku hanya membenarkan kancing bajumu, tidak lebih dari itu. Ya wajar saja kalau bagian lain tubuhmu tersentuh"

"Kau yakin" mulai ragu dengan praduga ku. "Kau tidak membenarkan i-itu?" tanya ku malu untuk memperjelaskan maksud ku.

"Itu apa?" tanyanya dengan menyelidik

"Dia seperti orang yang tidak mengeri maksudku, apa benar dia tidak menyentuhku" batinku

"Oh, jadi! Dari tadi kau begitu histeris, karena kau berpikir aku yang membenarkan posisi.." seringainya muncul. "Aku tidak berminat"

Sedikit membonginya tak apa, batin Vano.

"Baguslah kalau kau tidak menyetuhnya"

"Mulutmu dari tadi berulang-ulang mengatakan menyentuh, menyentuh. Jangan-jangan kau yang sebenarnya yang menginginkan aku menyentuh" godanya.

"Emangnya aku wanita apaan" pelotot ku.

"Emangnya aku juga lelaki apaan" Responnya tidak kusangka-sangka dan begitu cepatnya ia membalas kalimatku dengan gaya cowok jadi-jadian yang suka mangkal di tengah malam. Semenit kemudian terkekeh melihat reaksiku yang terkejut. Bagaimana aku tidak geli dengan tubuh kekarnya dia berbicara gemulai.

"Tidak lucu!!" menanggapi tingkah konyolnya yang garing.

"Cepat tutupin tubuhmu Tuan!" lanjutku sambil melempar selimut ke tubuhnya. "Aku akan mengambil pakaian Anda dikamar Bu Sella"

"Tidak usah! Biar aku sendiri, aku akan kembali ke kamarku"

"Bagus jika begitu, dengan begitu Anda tidak merepotkan saya" Tetapi dia hanya diam saja diranjang dan terlihat melamun sejenak, lalu Tuan Vano membenamkan lagi wajahnya ke bantal.

"Mengapa Anda masih berada disini Tuan"

"Kau mengusirku"

"Bukan begitu, tetapi Anda sendiri yang bilang ingin kembali ke kamar Anda"

"Tidak jadi"

"Tuan..! Sebaiknya Anda kembali, Anda jangan menghindar, selesaikan masalah Anda dengan Bu Sella. Dan tolong jangan melibatkan saya."

"Sella takkan semudah itu goyah dengan keputusan yang sudah diambilnya." jawabnya lemah, suaranya terdengar seperti orang yang sudah kalah tak mampu melawan.

Hai semua!!😊

Saya penulis baru, dan maaf jika banyak typo, apalagi kata-kata yang tidak sesuai.

Mohon masukannya dan dukungan nya, tulis dikomentar ya.

TERIMAKASIH BUAT KALIAN YANG SUDAH MEMBACA.

DILIHAT SAJA SUDAH SENANG, APALAGI DI LIKE🤭🤭🤩

Terpopuler

Comments

Mbok Wami

Mbok Wami

aku suka thor cerita,a

2021-01-07

0

Hafni Azhari

Hafni Azhari

aku suka ceritanya lain dari cerita yg lain,yg selalu hampir mirip alurnya.
toplah thor

2020-09-28

2

💞 vinela 💞

💞 vinela 💞

kayak tom & jery wkwkwk

2020-09-13

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Jumpa
2 Panti Asuhan
3 Terulang Lagi!
4 Perjalanan
5 Bandara
6 Ruang Menyusui
7 Pesawat
8 Kamar Hotel
9 Liburan
10 Liburan part 2
11 Sella
12 Kekalahan Sella
13 Alat Kontrasepsi
14 Permainan Hati
15 Tidur Bersama
16 Menyentuh
17 Melamar
18 Kamar Mandi
19 Keputusan
20 Merayu
21 Persiapan Pernikahan
22 Persiapan Pernikahan 2
23 Serangan Panik
24 Pernikahan
25 Kamar Pengantin
26 Malam Pertama
27 Kejujuran
28 Menunggumu
29 Mencuri
30 Pulang
31 Berharap
32 Tertangkap
33 Bian
34 Luluh
35 Mengerikan
36 Trauma
37 Ketakutan
38 Simpanan
39 Ke kompakan
40 Lingerie
41 Cemburu
42 Allin Menggoda
43 Berdamai denga masa lalu
44 Jurusan apa?
45 Jangan sentuh dia!
46 Siapa perempuan itu?
47 Mila
48 Terungkap
49 Allin cemburu.
50 Penyakit Hati
51 Ayah Sella
52 Akhiri
53 Mendorong
54 Maafkan aku!
55 Vano kembali
56 Cerai
57 Sandiwara
58 Allin Pingsan
59 Pesan
60 Siapa Tegar?
61 Hamil
62 Menolak
63 Berbisik
64 Bencilah aku!
65 Kegilaan
66 Kau butuh keduanya
67 Aku takkan sepertimu!
68 Bolehkah aku menyentuhmu!
69 Terimakasih
70 Perempuan licik
71 KUMAN
72 ISU
73 Rencana licik
74 Dia kakakku
75 Jangan panggil
76 Konferensi Pers
77 Gambar
78 Test DNA
79 Nasihat Bi Inah
80 Mie instan
81 Bertemu
82 Istri yang rukun
83 Allin VS Sella
84 Tawaran Mila
85 Bertanggung Jawab
86 Pantat Ayam
87 Menghantui
88 Tau Diri
89 Merasa Beruntung.
90 Aku tak apa
91 Penjelasan
92 Penjelasan 2
93 Cara pikir
94 Kabar Bahagia
95 Tegar bukan anakmu!
96 Akhirnya
97 UCAPAN TERIMA KASIH
98 Extra part 1
99 Extra part 2
100 Extra part 3
101 Extra part 4
102 Extra part 5
103 Extra part 6
104 Extra Part 7
105 Extra Part 8
106 Extra Part 9
107 Extra Part 10
108 Extra Part 11
109 Extra Part 12
110 Hallo
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Awal Jumpa
2
Panti Asuhan
3
Terulang Lagi!
4
Perjalanan
5
Bandara
6
Ruang Menyusui
7
Pesawat
8
Kamar Hotel
9
Liburan
10
Liburan part 2
11
Sella
12
Kekalahan Sella
13
Alat Kontrasepsi
14
Permainan Hati
15
Tidur Bersama
16
Menyentuh
17
Melamar
18
Kamar Mandi
19
Keputusan
20
Merayu
21
Persiapan Pernikahan
22
Persiapan Pernikahan 2
23
Serangan Panik
24
Pernikahan
25
Kamar Pengantin
26
Malam Pertama
27
Kejujuran
28
Menunggumu
29
Mencuri
30
Pulang
31
Berharap
32
Tertangkap
33
Bian
34
Luluh
35
Mengerikan
36
Trauma
37
Ketakutan
38
Simpanan
39
Ke kompakan
40
Lingerie
41
Cemburu
42
Allin Menggoda
43
Berdamai denga masa lalu
44
Jurusan apa?
45
Jangan sentuh dia!
46
Siapa perempuan itu?
47
Mila
48
Terungkap
49
Allin cemburu.
50
Penyakit Hati
51
Ayah Sella
52
Akhiri
53
Mendorong
54
Maafkan aku!
55
Vano kembali
56
Cerai
57
Sandiwara
58
Allin Pingsan
59
Pesan
60
Siapa Tegar?
61
Hamil
62
Menolak
63
Berbisik
64
Bencilah aku!
65
Kegilaan
66
Kau butuh keduanya
67
Aku takkan sepertimu!
68
Bolehkah aku menyentuhmu!
69
Terimakasih
70
Perempuan licik
71
KUMAN
72
ISU
73
Rencana licik
74
Dia kakakku
75
Jangan panggil
76
Konferensi Pers
77
Gambar
78
Test DNA
79
Nasihat Bi Inah
80
Mie instan
81
Bertemu
82
Istri yang rukun
83
Allin VS Sella
84
Tawaran Mila
85
Bertanggung Jawab
86
Pantat Ayam
87
Menghantui
88
Tau Diri
89
Merasa Beruntung.
90
Aku tak apa
91
Penjelasan
92
Penjelasan 2
93
Cara pikir
94
Kabar Bahagia
95
Tegar bukan anakmu!
96
Akhirnya
97
UCAPAN TERIMA KASIH
98
Extra part 1
99
Extra part 2
100
Extra part 3
101
Extra part 4
102
Extra part 5
103
Extra part 6
104
Extra Part 7
105
Extra Part 8
106
Extra Part 9
107
Extra Part 10
108
Extra Part 11
109
Extra Part 12
110
Hallo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!