Kehadiran bayi tampan Dio merubah suasana di rumah terasa hangat, setiap tingkahnya menjadi bahan obrolan orang-orang yang berada di sekelilingnya, ia menjadi pusat perhatian.
Kadang tingkahnya yang menggemaskan membuat aku dan Sella heboh membahasnya.
Apalagi saat mulut mungilnya bersuara, "Mam-mam-mmmm" kata pertama yang mampu ia ucapkan.
Tangan kecil itu sudah mampu menunjukan sikapnya dengan mengangkat kedua tangannya yang menandakan ia minta di gendong, atau kadang dia merangkak menghampiri orang- orang berada sekitarnya.
Tingkahnya membuat aku rindu dan penasaran, saat sedang bekerja kadang aku teringat padanya dan aku bertanya-tanya, "Apa saja yang sudah mampu ia lakukan hari ini?", untuk itu aku sengaja pulang secepatnya agar aku bisa lebih banyak berinteraksi dan bermain dengan Dio.
"Bi, Sella dimana?" tanyaku saat bi Inah menyambut kedatanganku
"Non Sella lagi keluar Tuan"
"Sejak kapan Bi" tanyaku sedikit heran.
"Dari tadi siang" jawab bi Inah yang sedikit kebingungan, sepengetahuannya Sella tak lupa mengabariku untuk minta izin untuk keluar dari rumah.
"Tumben Sella tidak memberitahuku" batinku
Lalu aku beranjak ke lantai atas, pintu kamar Dio sedikit terbuka, aku coba mengabaikan karena Sella tidak ada dirumah, ku urungkan niatku untuk bermain dengan Dio.
Aku selalu menghindar dari nanny-nya, entahlah aku merasa tidak begitu nyaman dengan sikapku sendiri, seolah olah aku seperti remaja ABG yang suka diam-diam meliriknya.
Ya itu salah. Karena itu, aku menjaga jarak, kadang aku menjadi emosi jika kami harus berdekatan.
Saat langkahku sudah mendekati pintu kamar, terdengar bunyi mainan Dio, tanpa kusadari langkahku sudah ke arah pintu kamar Dio.
Dari celah pintu yang terbuka, dapat kulihat bayi mungil itu sedang asyik menggigit mainan kerincingannya. Senyum ku merekah melihat tingkah bayi mungil itu. Menggerakan tanganku untuk mendorong pintu itu lebih lebar.
"Astaga!" gumanku tiba tiba saat melihat sosok disamping Dio yang terlelap dengan posisi miring, dua buah asetnya menggelantung dengan p*tingnya mencuat.
"Oh, apa apaan gadis ini" geramku sedikit gemetar.
Gadis, ya aku tidak tau bagaimana semestinya menyebutnya, yang aku tau statusnya lajang dan aku tidak mengerti mengapa seorang lajang bisa menyusui seorang bayi, sebenarnya banyak pertanyaan-pertanyaan dalam pikiranku mengenai sosok nanny Dio.
Tetapi semuanya aku tepis, sebaiknya aku tidak tau dan tidak usah peduli.
Sella pasti sudah memastikan semuanya sebelum dia membawa nani Dio masuk ke dalam rumah ini, aku selalu percaya setiap keputusan Sella.
Ada rasa panas , takut, dan marah melihat sosoknya, tapi aku tetap diam berdiri disitu memandanginya di iringi napasku yang terasa berat.
Aku terus mengumpat dalam hati, seharusnya aku tidak melihat ini.
"Oh, tidak"
Aku seperti remaja belia melihat sesuatu baru dari tubuh wanita, aku tertawa kaku, menggeleng.
Aku pria dewasa yang beristri, sudah terlalu sering melihat lebih dari ini, kenapa aku harus gemetar, takut, ini benar konyol.
Aku meremas rambutku, benar benar kacau. Dia mengobrak-abrik hasratku, ini tidak boleh, lawanku.
Sosoknya mulai bergerak, aku mulai panik.
"Apa yang harus kulakukan?" aku tidak bisa berpikir dengan benar, pandanganku masih tidak beralih darinya sampai matanya terbuka.
Matanya membola saat sadar kemana arah mataku, dengan cepat ia menutupi, wajahnya memerah dan menunduk.
"Apa apaan kamu!!" bentakku
Aku menghela napas dan mengalihkan pandanganku ke bayi Dio, aku langkahkan kaki untuk lebih dekat, lalu ku angkat Dio dalam gendonganku.
"Bagaimana bisa kamu tertidur saat menyusui? Apa kamu ga pernah berpikir jika Dio tiba tiba merangkak dan terjatuh dari ranjang ini, atau saat sedang menyusui dia tersedak atau terhimpit oleh badan besarmu itu!"
"Bukan badan besar tapi aset besarmu" batinku sambil membayangkan, bagaimana jika aku yang menjadi Dio.
"oh, shitt" umpatku sambil menggeleng, sekarang bukan hanya mataku yang ternoda, tapi pikiranku juga.
"Maaf Tuan" wajahnya ia tundukan dan bahunya terlihat begetar, mungkin ia mencoba menyembunyikan suara tangisnya.
**
POV Allin
Mataku perlahan-lahan mencoba untuk membuka, meski rasa kantuk masih berat menyelimutiku, saat aku sadar ada sosok lain dalam ruangan kamar Dio. Mataku membola, sejenak aku terpaku dan saat aku menyadari arah matanya pada bagian asetku, dengan cepat kututupi.
Entah sejak kapan dia ada di situ. Oh tidak, aku merasa malu, seharusnya dia tidak melihat tubuh pribadiku.
"Maaf Tuan" aku menunduk dan tak tahan air mataku mengalir, tubuhku gemetar menahan tangis.
Aku tau, inilah resiko yang aku dapati menjadi ibu susu buat bayi orang lain, kemungkinan- kemungkinan ini sudah kupikirakan saat aku mau menyetujui untuk bekerja di keluarga ini, menjadikan aku Ibu Susu buat bayi mereka.
Aku sedih, pasti. Aku wanita lajang yang belum menikah, meski aku bukan lagi seorang gadis.
Seharusnya aku lebih bisa menjaga diri, tidak membiarkan pria lain menikmati, aku sudah ternoda satu kali tetapi aku tidak ingin lagi itu terjadi walau hanya sekedar pandangan.
"Apa kamu sengaja ingin menggoda orang-orang dalam rumah ini" bentaknya
"Ti-tidak Tuan" jawabku sambil menggeleng-geleng menatapnya.
Air mataku makin deras melihat matanya yang tajam menghujam, apalagi raut wajahnya terlihat jijik melihatku.
"Sebaiknya kau buang jauh-jauh niat burukmu di dalam rumah ini, aku memperkejakanmu untuk menjadi ibu susu dan pengasuh di rumah ini. Jangan besar kepala dan jangan coba-coba merayu para pekerja di rumah ini. Jika kau tidak dapat mengendalikan hasratmu sebaiknya kau pergi dari rumah ini, dan jajakan dirimu di luar sana"
Kata-kata pedas terus ia lontarkan menghancurkan harga diriku, cukup sudah rasa hormatku untuk majikanku yang kurang ajar ini.
"Apa maksud Tuan, jajakan diri?"
"Tuan kira saya pel*c*r. Tuan boleh saja tidak suka dengan saya, tetapi semua yang terjadi bukan kesengajaan. Saya menyusui Dio selalu di kamar, seharusnya Tuan yang harus saya salahkan. Tuan masuk begitu saja. Apa Tuan tidak punya tatakrama masuk kamar orang lain tanpa mengetuk atau mengucapkan kata permisi. Anda membuat saya merasa terhina, mata dan pikiran Anda yang harus disalahkan melihat aset orang lain secara diam-diam"
"Cih, kamar orang lain?, melihat secara diam-diam?, kau pikir mataku dengan sukarela melihat semua itu, kau mengotori mata dan pikiranku" jawabnya, lalu dia beranjak pergi membawa Dio.
"Mengotori mata dan pikirannya, tidak salah itu, yang ada dari tadi dia terlihat menikmati, dia hanya diam dan tampak terkejut saat aku mendapati arah pandangan matanya, dasar pria munafik. Apalagi pikiran kotornya itu, seenaknya saja menduga ku merayu orang-orang dalam rumah ini, dia tidak sadar apa, siapa yang aku goda?. Di dalam rumah ini hanya ada Bi Inah dan pekerja wanita lainnya yang juga sama dengan diriku, mereka miliki aset sendiri, tidak mungkinkan mereka tergoda. Sedangkan pekerja pria lebih banyak berada di luar atau dibelakang, mereka hanya sesekali ada dalam rumah ini, itu juga karena mereka di panggil masuk, untuk ke dapur saja mereka selalu melalui pintu belakang rumah ini. Hanya Dio dan si pria mesum ini yang berkeliaran di dalam rumah ini, dan hanya dia pria yang masuk tanpa permisi ke dalam kamar ini" gumanku
"Pasang kancingmu dengan benar, untuk kali ini aku maafkan" lanjutnya tanpa menoleh dan tetap melangkahkan kakinya ke luar.
catatan : Buat para emak-emak yang sedang menyusui. Tolong! Lebih di perhatikan dan di jaga kedua asetnya, jangan dipertontonkan di sembarang tempat, ada mahluk lain yang akan terganggu dengan tindakan kalian!😅
Gejalanya mereka akan merasa pusing, begetar, tidak mau diam, lirikan mata yang tidak bisa dikontrol, dll.🤭😝
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
RifasadaGemoy²⁸🐆
Kaka Thor, awalnya q mo baca di jebak nikah ma ciwi genduut, buka propil eh dapet cerita ini, q baca ini dulu dah😂
2021-05-20
0
Djavu
haaaa gejala yang aneh
2021-03-18
0
sakura
Thor apa seorang wanita yg ga melahirkan bisa menyusui.
apa Gimana ya
2020-12-12
0