Tentu tidak mudah karena situasi kehidupan memaksa ia tinggal di asrama. Jadi kemungkinan besar akan kembali ke asrama hanya saja kali ini ingin melakukan perlawanan tetapi dengan cara yang tidak dicurigai tapi bagaimana? Masa iya bersandiwara sakit atau kabur saja?
Pikiran Zoya berkelana tak tentu arah, membuat remaja itu tenggelam dalam diam menikmati obrolan di dalam pikiran yang saling menyudutkan. Sementara di sisi lain, Sashi mengajak Lee berpindah ke ruang kerjanya. Seperti yang sudah di janjikan saat siang, waktu malam hanya untuk kebersamaan.
Sebuah kamar dengan penataan rapi menyambut kedatangan Lee. Gadis si pemilik kamar mempersilahkan duduk di sofa single yang ada di sebelah pintu rahasia. Lalu ia sendiri memilih menghampiri meja panjang yang menyediakan beberapa alat rumah tangga seperti microwave, mesin pembuat kopi, blender, serta alat makan.
Tak ketinggalan sebuah kulkas berukuran sedang tergeletak di sudut ruang. "Lee, mau minum apa?"
"Apa saja asal bisa meredakan sakit kepalaku." jawabnya santai tanpa memperhatikan apa yang dilakukan sang sahabat karena rasa pusing mendadak menyerang.
Satu masalah yang belum juga teratasi, kini sudah di tambah masalah lain. Firasatnya benar-benar menambah beban pikiran. Padahal belum tentu akan terjadi seperti yang dipikirkannya. Siapa yang tahu hari esok? Pasti tidak seorangpun karena memang itu tidak bisa diramal dengan mata manusia biasa.
Fokusnya tak lagi ada karena yang dibutuhkan hanyalah tenang melepaskan seluruh beban pikiran. Menghirup oksigen, lalu mengembuskan secara perlahan-lahan. Terus melakukan hal sama selama beberapa waktu hingga sensasi dingin menyapa menyentuh pipinya.
Lee membuka mata bersambut tatapan mendamba yang kini menatapnya manja, "Terima kasih, tumben kamu biarin aku minum wine?" tanyanya tanpa curiga membuat Sashi membantunya meneguk minuman alkohol yang ia genggam.
Sentuhan lain menyapa menyentuh dada. Dibiarkannya sang sahabat menjelajahi raga yang menikmati setiap aliran darah yang terasa menyengat. Seakan mendapatkan lampu hijau, Sashi duduk di pangkuan Lee. Tatapan mata terpatri semakin dalam menenggelamkan rasa.
Tangan terangkat merengkuh dagu sang pria yang menatap menanti peraduan cinta dalam kebersamaan tanpa kata. Meraup bibir nan menggoda bersambut tangan yang melingkar menguasai dirinya. Decak pagutan memenuhi ruangan mengusir kesunyian.
"Lee, can i do?" bisiknya sesaat setelah melepaskan kecupan pertama malam ini, bukannya menjawab. Pria itu kembali merengkuh bibirnya menyatu dalam keinginan.
Tak lagi mampu menahan diri, pagutan menuntut berlanjut membawa kedua insan itu melambungkan rasa yang kini menguasai diri masing-masing. Sensasi gelenyar aneh menambah tingkat adrenaline hingga ses4pan manja menjelajahi bukit kembarnya. Tangan kekar yang terasa pas mer3m4s membuatnya semakin tak karuan menahan jeritan kenikmatan.
"Leee ...," suara manja lolos begitu saja menambah semangat Lee meraih semua kenikmatan yang bisa dilakukannya tanpa syarat.
Entah siapa yang memulai tetapi kini tubuh keduanya polos. Lee menghentikan aktifitasnya, sesaat memperhatikan pahatan putih yang terawat di depan mata. Gadis yang selama ini hanya menjadi obat rindu sekedar ciuman, tapi malam ini semua terungkap.
Melihat bagaimana Lee memperhatikannya, Sashi menutup mata dengan pipi bersemu merah. "Lee, sampai kapan kamu melihatku seperti itu? Matikan saja lampunya."
"Aku harus melihat siapa yang menjadi tempat berlabuh adik kecilku. Apa kamu keberatan?" tanya Lee menggoda Sashi.
Pertanyaan absurd Lee mengalihkan dunia keduanya ke dalam rasa yang membelenggu asa. Sementara pasutri yang sah hanya saling pandang duduk berhadapan menikmati secangkir kopi hangat. Sudah tiga puluh menit berlalu tetapi masih saja duduk dengan posisi yang sama.
Kedua insan itu tidak bosan meski memandang selama berjam-jam sekalipun. Ketika kisah sepasang kekasih saling berbalas, maka yang ada hanya ketetapan rasa. Senyum manja bersambut tatapan hangat meneduhkan pandangan mata. Sudah lama tidak memiliki waktu menikmati momen kecil hanya untuk mencurahkan asa.
"Hubby, apakah kita akan selalu seperti ini?" tanyanya pelan, membuat sang suami mengangguk pasti tanpa keraguan. "Bagaimana dengan cintamu? Apakah nanti setelah memiliki anak darinya, cinta yang selalu menjadi milikku terbagi?"
"Jangan jawab." Laura mencegah Ryan yang siap memberikan jawaban atas pertanyaannya, tapi rasa ragu menyusup mulai menghantui pikiran merebut ketenangan. "Aku tahu, Ryan Mahendra akan selalu mencintai Laura Atmaja. Cinta yang sama meski waktu berubah, kupikir demikian tapi ...,"
Senyum lebar yang memudar, tatapan mata sendu menunduk seraya menghela napas panjang. "Bagaimana aku mengatasi rasa cemburuku? Aku takut, jangan sampai wanita itu merebut suamiku. Semakin memikirkan ini, hati terasa di cekik. Jujur bukan berniat meragukanmu hanya saja cinta kita adalah nyawa bagiku."
Pengakuan Laura tidak ada yang salah bahkan bisa dibenarkan. Jika kedua wanita itu bersanding, memang lebih cantik sang istri sah tetapi Ameera juga tak kalah cantik karena menjadi primadona di rumah bordir. Fisik bisa saja tersaingi tapi tidak dengan rasa cinta di hati. Baginya satu cinta sudah cukup.
"Laura, kamu tahu arti dari panggilan kesayanganku untukmu? Ratuku. Setiap harapan, impian dan tindakanku hanya karenamu. Setiap rasa, luka, dan perpisahan hanya untukmu. Percaya atau tidak, kamulah detakan jantung di dalam raga ini, napas yang menjadi kehidupanku.
"Jangan lagi mempertanyakan hal yang sudah pasti jawabannya. Ameera hanya batu loncat kita agar bisa memiliki momongan. Ingat itu agar kamu tidak meragukan hubungan kita. Aku akan selalu menjadi milikmu seorang dan jika kehadiran anak mengubah duniaku, sadarkanlah suamimu yang salah jalan."
Kekasih halal tetapi rasa selingkuhan. Dunia melihat wajah lain, sayangnya di mata Ryan hanya ada Laura dan bukan Ameera. Kisah segitiga dengan sudut pandang banyak sisi. Manakah yang membawa kebahagiaan? Cinta dari pasangan halal atau kasih sayang yang masih tak kunjung datang.
"Terima kasih sudah membantuku," Seulas senyum sumringah menyembul menghiasi wajah lelahnya. "Aku tutup dulu callnya, malam."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments