Part 16#Pasangan?

Tentu tidak mudah karena situasi kehidupan memaksa ia tinggal di asrama. Jadi kemungkinan besar akan kembali ke asrama hanya saja kali ini ingin melakukan perlawanan tetapi dengan cara yang tidak dicurigai tapi bagaimana? Masa iya bersandiwara sakit atau kabur saja?

Pikiran Zoya berkelana tak tentu arah, membuat remaja itu tenggelam dalam diam menikmati obrolan di dalam pikiran yang saling menyudutkan. Sementara di sisi lain, Sashi mengajak Lee berpindah ke ruang kerjanya. Seperti yang sudah di janjikan saat siang, waktu malam hanya untuk kebersamaan.

Sebuah kamar dengan penataan rapi menyambut kedatangan Lee. Gadis si pemilik kamar mempersilahkan duduk di sofa single yang ada di sebelah pintu rahasia. Lalu ia sendiri memilih menghampiri meja panjang yang menyediakan beberapa alat rumah tangga seperti microwave, mesin pembuat kopi, blender, serta alat makan.

Tak ketinggalan sebuah kulkas berukuran sedang tergeletak di sudut ruang. "Lee, mau minum apa?"

"Apa saja asal bisa meredakan sakit kepalaku." jawabnya santai tanpa memperhatikan apa yang dilakukan sang sahabat karena rasa pusing mendadak menyerang.

Satu masalah yang belum juga teratasi, kini sudah di tambah masalah lain. Firasatnya benar-benar menambah beban pikiran. Padahal belum tentu akan terjadi seperti yang dipikirkannya. Siapa yang tahu hari esok? Pasti tidak seorangpun karena memang itu tidak bisa diramal dengan mata manusia biasa.

Fokusnya tak lagi ada karena yang dibutuhkan hanyalah tenang melepaskan seluruh beban pikiran. Menghirup oksigen, lalu mengembuskan secara perlahan-lahan. Terus melakukan hal sama selama beberapa waktu hingga sensasi dingin menyapa menyentuh pipinya.

Lee membuka mata bersambut tatapan mendamba yang kini menatapnya manja, "Terima kasih, tumben kamu biarin aku minum wine?" tanyanya tanpa curiga membuat Sashi membantunya meneguk minuman alkohol yang ia genggam.

Sentuhan lain menyapa menyentuh dada. Dibiarkannya sang sahabat menjelajahi raga yang menikmati setiap aliran darah yang terasa menyengat. Seakan mendapatkan lampu hijau, Sashi duduk di pangkuan Lee. Tatapan mata terpatri semakin dalam menenggelamkan rasa.

Tangan terangkat merengkuh dagu sang pria yang menatap menanti peraduan cinta dalam kebersamaan tanpa kata. Meraup bibir nan menggoda bersambut tangan yang melingkar menguasai dirinya. Decak pagutan memenuhi ruangan mengusir kesunyian.

"Lee, can i do?" bisiknya sesaat setelah melepaskan kecupan pertama malam ini, bukannya menjawab. Pria itu kembali merengkuh bibirnya menyatu dalam keinginan.

Tak lagi mampu menahan diri, pagutan menuntut berlanjut membawa kedua insan itu melambungkan rasa yang kini menguasai diri masing-masing. Sensasi gelenyar aneh menambah tingkat adrenaline hingga ses4pan manja menjelajahi bukit kembarnya. Tangan kekar yang terasa pas mer3m4s membuatnya semakin tak karuan menahan jeritan kenikmatan.

"Leee ...," suara manja lolos begitu saja menambah semangat Lee meraih semua kenikmatan yang bisa dilakukannya tanpa syarat.

Entah siapa yang memulai tetapi kini tubuh keduanya polos. Lee menghentikan aktifitasnya, sesaat memperhatikan pahatan putih yang terawat di depan mata. Gadis yang selama ini hanya menjadi obat rindu sekedar ciuman, tapi malam ini semua terungkap.

Melihat bagaimana Lee memperhatikannya, Sashi menutup mata dengan pipi bersemu merah. "Lee, sampai kapan kamu melihatku seperti itu? Matikan saja lampunya."

"Aku harus melihat siapa yang menjadi tempat berlabuh adik kecilku. Apa kamu keberatan?" tanya Lee menggoda Sashi.

Pertanyaan absurd Lee mengalihkan dunia keduanya ke dalam rasa yang membelenggu asa. Sementara pasutri yang sah hanya saling pandang duduk berhadapan menikmati secangkir kopi hangat. Sudah tiga puluh menit berlalu tetapi masih saja duduk dengan posisi yang sama.

Kedua insan itu tidak bosan meski memandang selama berjam-jam sekalipun. Ketika kisah sepasang kekasih saling berbalas, maka yang ada hanya ketetapan rasa. Senyum manja bersambut tatapan hangat meneduhkan pandangan mata. Sudah lama tidak memiliki waktu menikmati momen kecil hanya untuk mencurahkan asa.

"Hubby, apakah kita akan selalu seperti ini?" tanyanya pelan, membuat sang suami mengangguk pasti tanpa keraguan. "Bagaimana dengan cintamu? Apakah nanti setelah memiliki anak darinya, cinta yang selalu menjadi milikku terbagi?"

"Jangan jawab." Laura mencegah Ryan yang siap memberikan jawaban atas pertanyaannya, tapi rasa ragu menyusup mulai menghantui pikiran merebut ketenangan. "Aku tahu, Ryan Mahendra akan selalu mencintai Laura Atmaja. Cinta yang sama meski waktu berubah, kupikir demikian tapi ...,"

Senyum lebar yang memudar, tatapan mata sendu menunduk seraya menghela napas panjang. "Bagaimana aku mengatasi rasa cemburuku? Aku takut, jangan sampai wanita itu merebut suamiku. Semakin memikirkan ini, hati terasa di cekik. Jujur bukan berniat meragukanmu hanya saja cinta kita adalah nyawa bagiku."

Pengakuan Laura tidak ada yang salah bahkan bisa dibenarkan. Jika kedua wanita itu bersanding, memang lebih cantik sang istri sah tetapi Ameera juga tak kalah cantik karena menjadi primadona di rumah bordir. Fisik bisa saja tersaingi tapi tidak dengan rasa cinta di hati. Baginya satu cinta sudah cukup.

"Laura, kamu tahu arti dari panggilan kesayanganku untukmu? Ratuku. Setiap harapan, impian dan tindakanku hanya karenamu. Setiap rasa, luka, dan perpisahan hanya untukmu. Percaya atau tidak, kamulah detakan jantung di dalam raga ini, napas yang menjadi kehidupanku.

"Jangan lagi mempertanyakan hal yang sudah pasti jawabannya. Ameera hanya batu loncat kita agar bisa memiliki momongan. Ingat itu agar kamu tidak meragukan hubungan kita. Aku akan selalu menjadi milikmu seorang dan jika kehadiran anak mengubah duniaku, sadarkanlah suamimu yang salah jalan."

Kekasih halal tetapi rasa selingkuhan. Dunia melihat wajah lain, sayangnya di mata Ryan hanya ada Laura dan bukan Ameera. Kisah segitiga dengan sudut pandang banyak sisi. Manakah yang membawa kebahagiaan? Cinta dari pasangan halal atau kasih sayang yang masih tak kunjung datang.

"Terima kasih sudah membantuku," Seulas senyum sumringah menyembul menghiasi wajah lelahnya. "Aku tutup dulu callnya, malam."

Episodes
1 Part 1#Cinta?
2 Part 2#Kembali Pulang
3 Part 3#Sisi lain Ryan
4 Part 4#Wanita Blossom
5 Part 5#Tak Berburuk Sangka
6 Part 6#Lee, Tuan Muda
7 Part 7#Keluarga Mahendra
8 Part 8#Pengawasan
9 Part 9#Lee, Zoya Claudia
10 Part 10#Liburan, Perubahan
11 Part 11#Dua Sisi
12 Part 12#Lamunan, Endometritis
13 Part 13#Antara Lee dan Sashi
14 Part 14#Kisah?
15 Part 15#Zoya VS Lee
16 Part 16#Pasangan?
17 Part 17#Iblis berwajah Manusia
18 Part 18#Kemarahan Zoya, Permintaan Ameera
19 Part 19#Ryan Diam, Kesepakatan
20 Part 20#Obrolan Dua Rasa
21 Bab 21#Menjadi Kenyataan
22 Part 22#Hukuman, Madu
23 Part 23#Program Hamil
24 Part 24#Ryan, Laura, Ameera
25 Part 25#Antara Dua Hati
26 Part 26#Kegilaan Hasrat
27 Part 27#Kegilaan Hasrat-Kembalinya Yoshi
28 Part 28#Penolakan Arvind, Tindakan Yoshi
29 Part 29#Pertemuan Tak Terduga
30 Part 30#Adik dan Kakak Ipar
31 Part 31#Keberadaan Lee
32 Part 32#Antara Lee dan Yoshi
33 Part 33#Makan Malam karena Ikan Bakar
34 Part 34#Pengaruh Wine, Kesendirian Zoya
35 Part 35#Cinta dan Keraguan
36 Part 36#Kegelisahan milik Ameera
37 Part 37#Rumah Sakit
38 Part 38#Obrolan di Mobil
39 Part 39#Jerat Karma, Hasil Pemeriksaan
40 Part 40#Zoya vs Yoshi
41 Part 41#Obsesi dibatas Kesadaran
42 Part 42#Pengakuan Ayesha
43 Part 43#Malam Penyatuan
44 Part 44#Hari Bersama
45 Part 45#Di antara Hati dan Rencana
46 Part 46#Kamar Mandi
47 Part 47#Tindakan Semua Orang
48 Part 48#Terwujud, Pilihan
49 Part 49#Status atau Rasa?
50 Part 50#Rumit
51 Part 51#Rasa Milik Ameera, Kembali ke Indonesia
52 Part 52#Ending
53 Part 53#Last Ending
54 PROMOSI NOVEL
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Part 1#Cinta?
2
Part 2#Kembali Pulang
3
Part 3#Sisi lain Ryan
4
Part 4#Wanita Blossom
5
Part 5#Tak Berburuk Sangka
6
Part 6#Lee, Tuan Muda
7
Part 7#Keluarga Mahendra
8
Part 8#Pengawasan
9
Part 9#Lee, Zoya Claudia
10
Part 10#Liburan, Perubahan
11
Part 11#Dua Sisi
12
Part 12#Lamunan, Endometritis
13
Part 13#Antara Lee dan Sashi
14
Part 14#Kisah?
15
Part 15#Zoya VS Lee
16
Part 16#Pasangan?
17
Part 17#Iblis berwajah Manusia
18
Part 18#Kemarahan Zoya, Permintaan Ameera
19
Part 19#Ryan Diam, Kesepakatan
20
Part 20#Obrolan Dua Rasa
21
Bab 21#Menjadi Kenyataan
22
Part 22#Hukuman, Madu
23
Part 23#Program Hamil
24
Part 24#Ryan, Laura, Ameera
25
Part 25#Antara Dua Hati
26
Part 26#Kegilaan Hasrat
27
Part 27#Kegilaan Hasrat-Kembalinya Yoshi
28
Part 28#Penolakan Arvind, Tindakan Yoshi
29
Part 29#Pertemuan Tak Terduga
30
Part 30#Adik dan Kakak Ipar
31
Part 31#Keberadaan Lee
32
Part 32#Antara Lee dan Yoshi
33
Part 33#Makan Malam karena Ikan Bakar
34
Part 34#Pengaruh Wine, Kesendirian Zoya
35
Part 35#Cinta dan Keraguan
36
Part 36#Kegelisahan milik Ameera
37
Part 37#Rumah Sakit
38
Part 38#Obrolan di Mobil
39
Part 39#Jerat Karma, Hasil Pemeriksaan
40
Part 40#Zoya vs Yoshi
41
Part 41#Obsesi dibatas Kesadaran
42
Part 42#Pengakuan Ayesha
43
Part 43#Malam Penyatuan
44
Part 44#Hari Bersama
45
Part 45#Di antara Hati dan Rencana
46
Part 46#Kamar Mandi
47
Part 47#Tindakan Semua Orang
48
Part 48#Terwujud, Pilihan
49
Part 49#Status atau Rasa?
50
Part 50#Rumit
51
Part 51#Rasa Milik Ameera, Kembali ke Indonesia
52
Part 52#Ending
53
Part 53#Last Ending
54
PROMOSI NOVEL

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!