Rumah adalah tempat pulang terakhir yang selalu diharapkan oleh semua orang. Akan tetapi bagaimana jadinya, jika rumah itu bukanlah milik kita seutuhnya. Seperti yang dirasakan Ameera karena perubahan sikap Ryan begitu drastis. Awalnya tidak ingin mengeluh tetapi semakin dirasa justru sangat nyata.
Jangankan waktu untuk saling berbagi kehangatan di ranjang. Sekedar duduk berdua sembari menikmati secangkir kopi pun sudah tidak dilakukan. Ryan lebih sering keluar rumah dengan alasan pekerjaan dan itu benar-benar menyita waktu yang tidak lagi bisa ditentukan.
Wajah murung Ameera terlihat begitu jelas membuat Lee diam tak ingin mengganggu hanya saja sudah hampir sepuluh menit perjalanan dan nonanya tidak mengatakan akan pergi kemana. Alhasil ia memilih hanya berputar di satu kawasan.
"Lee, aku ingin ke asrama Visalia. Antar kesana saja," ucap Ameera menyudahi puasa bicaranya, tatapan mata terpejam dengan tubuh bersandar ke belakang. "Apa keluarga suamiku tinggal di Indonesia?"
"Mereka ada di negara yang sama tapi percuma saja. Tuan tidak akan kesana selama belum memberikan cicit." jawab Lee yang sengaja memancing Ameera untuk mau berbincang dengannya.
Seperti yang sudah diduga. Nona muda menoleh mengerjapkan mata menatap ke arahnya dengan tatapan tanda tanya. "Sebagai cucu pertama dari keluarga Mahendra, maka Tuah muda memiliki kewajiban memberikan seorang pewaris untuk bisnis keluarganya"
"Apa Tuan tidak mengatakan janji yang sudah dibuat tiga tahun lalu?" tanya Lee tanpa mengalihkan fokus dari jalanan karena kedua tangan masih sigap menyetir.
Pewaris tahta, artinya ia harus hamil melahirkan seorang anak dari Ryan agar bisa bertemu keluarga suaminya sendiri. Jika benar, kenapa Ryan tidak mengatakan apapun? Selama di pulau sang suami selalu menghabiskan waktu bersamanya berbagi peluh tak kenal waktu.
"Aku saja yang lupa, ngomong-ngomong apa kamu punya kenalan dokter kandungan? Sebaiknya antar aku ke rumah sakit saja." Ameera tak ingin Lee tau bahwa pernikahannya lebih banyak adegan panas dibandingkan obrolan yang berusaha saling mendekatkan diri.
Lee tersenyum samar seraya menganggukkan kepala menyetujui keinginan nona mudanya. Mobil berganti haluan menuju sebuah rumah sakit kota yang terkenal dengan biayanya yang mahal. Ameera yang tidak tahu banyak hal bersikap santai tanpa mengeluh apapun.
Sementara di sisi lain, Ryan kembali pulang ke mansion dan langsung menemui sang pemilik hati yang sudah menunggu kedatangannya. Mansion memang selalu sepi ketika para pelayan sudah selesai bekerja sehingga tak menyulitkan si tuan rumah untuk memasuki ruang rahasia.
"Ratuku, kamu dimana?" Ryan menatap ke setiap sudut ruangan yang terlihat kosong, tetapi tak lupa menajamkan pendengaran hingga mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi. "Kebiasaan mandi berendam terlalu lama, coba ku lihat."
Pria itu berjalan menghampiri kamar mandi yang pintunya setengah terbuka hingga langkah semakin dekat, barulah ia melihat apa yang membuat wanitanya tidak menyahut. Dibiarkannya sang istri sibuk bermain busa dan gelembung sabun menikmati aroma terapi nan menenangkan.
Damai rasanya ketika melihat ratu hatinya selalu dalam baik dan bahagia. Apalagi yang ia harapkan? Semua sudah menjadi miliknya tanpa harus memberikan pengorbanan yang besar hanya saja sampai kapan menyembunyikan wanita yang menjadi dunianya itu dari pandangan orang-orang.
Ingin rasanya menikmati liburan keliling dunia bersama dengan agenda honeymoon, tapi situasi tidak memungkinkan karena sekali saja ratu hatinya menampakkan diri. Maka dunia akan heboh dengan hubungan mereka. Meski ia bisa membungkam media, lalu bagaimana dengan masyarakat?
"Hubby, ajak aku keluar." pinta Wanita yang sebenarnya menyadari kedatangan Ryan tetapi tetap sibuk melakukan hal yang bisa dimainkan.
Dihampirinya sang istri yang tengah merajuk menatap kearahnya melalui pantulan cermin dari dalam kamar mandi. "Ratuku mau kemana? Pergi liburan atau hanya jalan-jalan."
Tawaran yang menggiurkan dari suaminya sangat menyenangkan hati karena setelah semedi sejak menikah dengan Ryan. Wanita itu benar-benar hanya menetap di dalam rumah tetapi sejak kedatangan Ameera. Dunianya semakin sempit dan tidak bebas berkeliaran meski hanya untuk duduk di bangku taman menikmati senja yang temaram.
"Bagaimana jika ngopi di cafe tempat kita bertemu pertama kali?" tanyanya menyambut sentuhan hangat Ryan yang memijat kepalanya dengan penuh kasih sayang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments