Waktu berlalu begitu cepat mengakhiri pergulatan panjang yang melelahkan. Ryan beranjak dari ranjang meninggalkan Ameera. Wanita itu sudah lelah setelah melayaninya. Tak ingin mengganggu sehingga ia memilih untuk meninggalkan kamar.
Langkah kaki pasti menyusuri lantai atas mendekati rak buku yang ada di ujung sana. Lirikan mata kesana kemari memastikan tak seorangpun melihatnya seraya menggeser buku ensiklopedia. Lalu memasukkan password hingga rak itu bergeser membuatnya memasuki ruangan rahasia.
Aroma parfum blossom menyambut kedatangannya. Aroma yang selalu ia rindukan tetapi dimanakah sang pemilik aroma? Tatapan mata mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan tetapi tak kunjung menemukan siluet bayangan yang selalu dalam ingatan.
"Siapa yang kamu cari?" Bisiknya seraya melingkarkan tangan ke perut kekar yang ada di hadapannya, membuat Ryan menghela napas lega. "Senangnya punya istri baru, bagaimana pernikahan kalian?"
Suara lembut dengan aroma blossom menghantarkan kehangatan, ditariknya tangan sang ratu pemilik hati. Lalu menangkup wajah cantik dengan mata biru yang selalu menenggelamkan rasa. "Jangan ngambek, bukankah aku hanya menuruti keinginan permaisuriku? Jadi apa hadiahnya?"
"Hadiah? Setelah mengabaikanku selama sebulan dan menikmati honeymoon dengan istri baru. Are you sure, Hubby?" tanyanya mengingatkan Ryan akan posisi serta status yang sudah tidak dipenuhi bahkan kemewahan tak mengubah kesendiriannya.
Tangan dilepas, lalu ia berjalan mendekati kursi meja rias yang dipenuhi berbagai alat kosmetik. Caranya duduk begitu anggun, kemudian mulai melepaskan perhiasan yang melekat di tubuh. Tangan sibuk melakukan keinginan hati sedangkan Ryan memilih untuk berdiri menatapnya dari jarak dekat.
Tatapan mata sendu dengan bibir datar tanpa senyuman. Pria itu harus menikmati penyesalan yang menjadi titik balik kesadaran. Sekelebat ingatan menjadi pengakuan akan kehidupan tak berperasaan. Pertemuan pertama yang membawanya pada kehidupan kedua.
Ameera, si wanita malam yang menjadi jawaban atas kegelisahan hatinya. Wanita itu terpilih setelah melakukan banyak penyelidikan. Dimulai dari kehidupan termasuk sejarah keluarga yang cukup mengejutkan. Meski begitu, untuk mendapatkan kepercayaan ia berjuang dengan membayar setahun penuh pada mami yang memiliki kewenangan atas tubuh para pelanggan.
Siapa sangka membutuhkan waktu begitu lama hingga hari penerimaan datang membawa angin perubahan. Pernikahan pun akhirnya terjadi. Walau sederhana tetap saja sah di mata agama dan negara hingga harus mengasingkan diri untuk honeymoon. Setiap tindakan sudah diperhitungkan tanpa ingin mengalami kegagalan.
"Pergilah! Pikiranmu tidak disini, jadi untuk apa bersamaku? Percuma saja." Wanita itu beranjak dari tempat duduknya. Ia sengaja menyindir Ryan yang melamun dan pasti lamunan itu hanya tertuju pada istri barunya.
Sindiran yang langsung menohok hati, membuat Ryan tersenyum tipis. Lalu merentangkan tangan, "Kemarilah, Ratuku! Aku hanya milikmu, apa kamu meragukanku?"
"Ragu sih tidak tapi ketika memiliki suami yang berbuat curang. Maka seorang istri berhak memberikan hukuman pada suaminya. Iya 'kan?" ujar wanita itu mengabaikan Ryan dan justru berjalan mendekati ranjang.
Tanpa kata ia menarik resleting gaun sehingga jatuh meluncur bebas menampilkan tubuh polosnya yang membuat Ryan menelan saliva kasar. Kemudian ia berbaring, lalu melambaikan tangan memberi isyarat agar pria yang menatapnya dengan perasaan tidak sabar memberikan pijatan ringan.
Setiap kali melakukan kesalahan akan mendapatkan hukuman sama. Tentu saja sudah hapal sehingga langkah kakinya berjalan mendekati ranjang mengikuti permintaan ratu hatinya. Tak peduli apa yang akan terjadi, tangan siap melakukan kewajiban.
Sentuhan tangan kekar dengan tekanan yang penuh perasaan mulai terasa di pundaknya. Mata terpejam menikmati pijatan yang selalu terasa pas untuknya. "Bagaimana rasanya bermalam dengan istrimu? Berbagilah kebahagiaan kalian denganku."
"Tidak bisa kuceritakan, tapi hanya bisa dicontohkan. Apa bisa?" tanya balik Ryan dengan tangan nakal yang sengaja berkelana tak tentu arah membuat wanitanya menggeliat tetapi masih berusaha menahan diri.
"Pijat yang benar! Aku lelah menunggu suami ku pulang dan ternyata sekarang diriku punya madu wanita malam. Not bad hanya saja siapa aku bagimu? Simpanan atau perebut suami orang?" Tanpa peduli dengan tangan yang masih memijat punggungnya, ia menyampaikan semua keluhan tanpa rasa takut.
Sementara Ryan tak senang dengan pernyataan ratu hatinya. Sehingga tanpa kata, ia merengkuh tubuh ramping yang ada di depan mata membuat keduanya saling pandang. Pemilik netra biru yang tak gentar membalas tatapannya dengan tajam.
Pasrah akan keputusan bukan berarti siap menerima kenyataan tanpa keluhan. Alasannya Ryan memang jelas hanya saja istri mana yang rela melihat suami sendiri bermalam dengan wanita lain. Meski pernikahan itu atas persetujuannya.
"Kamu kenapa, Hubby. Apa aku salah bicara?" tanyanya sambil merangkul leher Ryan tanpa melepaskan tatapan mata mereka berdua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
🍁𝐂𝐚𝐧𝐝💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️
jd sebenarnya bgm ini..masih meraba2 apa yg terjadi
2023-05-18
0
❤️⃟WᵃfQueen Lee
wahh siapa sebenarnya yang di cari dan di rindukan Ryan bukannya dia juga udah nikah sama Ameera apa mungkin Ryan punya wanita simpanan 🤔
2023-05-18
0
𝓐𝔂⃝❥Etrama Di Raizel
Ngga akan rela pasti, hati manusia itu gampang sekali berubah.
2023-05-18
0