Keraguan di mata Ameera membuat Ryan mengubah posisinya. Tatapan mata enggan berpaling tetapi dekapan hangat dilepaskan berganti rengkuhan wajah dalam kedekatan. Sadar akan ketidak sanggupan sang istri untuk mengutarakan isi hati.
"Katakan saja, Sayang. Apa yang menjadi kegundahan hatimu. Apa masih meragukan cintaku atau kamu khawatir akan masa depan kita?" tanya Ryan begitu lembut menyadarkan Ameera dari lamunan sesaat.
Wanita itu menghela napas pelan seraya melepaskan tangan suaminya. Lalu beranjak dari tempat ternyamannya. Tatapan mata memandang deburan ombak yang terlihat begitu indah tetapi tak menenangkan. Apakah kejujuran bisa menjadi jawaban?
"Mas, sebenarnya aku memiliki keluarga yang harus selalu ku temui sebulan sekali. Maaf tapi bisakah kita kembali ke kota." ucapnya dengan perasaan berdebar.
Ia merasa pemberitahuan itu terlalu mendadak. Bagaimana jika Ryan tahu keluarga yang dimaksud adalah seorang anak yang tinggal di asrama. Apakah masih berpikir positif atau justru negatif. Kenyataan memang pahit karena meski sudah menikah, mereka tidak mengetahui dunia kehidupan masing-masing.
Ryan berjalan menghampiri Ameera tetapi tak memeluk istrinya. Ia hanya berdiri di sebelah kanan sang istri, "Aku tahu, dan sekretarisku selalu memantau perkembangan Zoya. Jadi apa kamu ingin tetap kembali ke kota?"
Zoya Claudia. Seorang gadis yang menginjak usia lima belas tahun dan selalu tinggal di asrama karena Ameera tidak bisa membiarkan adiknya tinggal di rumah seorang diri. Baginya kehidupan gadis itu harus lebih baik, maka ia menerima pekerjaan sebagai wanita malam.
Tak peduli sebanyak apa pria yang harus dilayaninya. Satu yang selalu memenuhi pikiran, membiayai semua kebutuhan Zoya. Gadis itu adalah sumber dari semangatnya dan tak semua orang tau karena ia sengaja menggunakan perantara ketika ingin melakukan pertemuan.
Hidup sebagai wanita malam tak selalu baik. Apalagi dikelilingi para pria yang bisa saja bertemu di jalanan. Tentu harus menjaga diri agar tidak salah jalan meski ia jatuh pada perasaan cinta yang kini mengubah kehidupannya secara drastis. Hanya saja Zoya masih menjadi tanggung jawab utamanya.
Pengakuan sekaligus pertanyaan Ryan seketika memudarkan rasa khawatirnya, "Aku mau kemana ke kota dan bisa membawa Zoya tinggal bersama kita. Apakah diizinkan, Mas?"
"Kenapa tidak tapi malam ini kita tetap disini dan besok pagi akan ada penjemputan. Ayo, kita balik ke villa." Ryan mengulurkan tangannya yang disambung hangat Ameera.
Pasutri itu tampak saling mencintai seolah dunia milik mereka berdua. Tak ada yang menyadari ketika semilir angin membawa perubahan. Sang waktu begitu cepat berpindah membawa harapan yang tersisa menjadi kenyataan masa depan. Seperti yang di janjikan sang suami. Keduanya kembali ke kota dengan penerbangan pribadi menggunakan heli pukul enam pagi.
Keramaian kota terlihat dari atas membuat Ameera menatap angkasa. Bagaimana rasanya terbang? Lihatlah burung di luar sana yang begitu bahagia mengepakkan sayap tanpa ada tali kekang. Bukan bermaksud tidak bersyukur hanya saja mengingat kehidupan lalu, ternyata masih membekas di hati serta ingatan.
Perjalanan udara selama satu jam setengah akhirnya berakhir ketika heli mulai melakukan pendaratan di atas sebuah gedung pencakar langit. Gedung yang dijaga begitu banyak pria kekar berseragam hitam. Apa ada tamu penting atau semua itu karena Ryan?
"Mereka pengawal pribadi saat berada di luar. Jangan canggung dan mulailah terbiasa." bisik Ryan memberitahu Ameera seraya mengusap punggung wanita itu agar merasa lebih tenang.
Seumur hidup baru kali ini melihat penjagaan seketat itu. Sebenarnya siapa Ryan? Kenapa seperti orang paling penting di negara tempat mereka tinggal. Meski dari villa tempat tinggal sebelumnya sudah menunjukkan kekayaan sang suami tapi jujur saja masih banyak tanya tanda yang tidak bisa dicerna akal.
Begitu heli mendarat, Ryan keluar terlebih dahulu. Lalu mengulurkan tangan membantu Ameera turun secara perlahan. Kedatangan pasutri itu mendapatkan sambutan hangat dari semua penjaga yang memberikan hormat. Tanpa basa-basi mereka berjalan menuju lift khusus yang sudah diamankan.
Lift kaca yang hanya menampung enam orang karena Ryan tak suka berdesak-desakan. Sehingga hanya membiarkan pengawal inti empat orang yang bisa masuk bersama. Lift terhenti di lantai dasar gedung, lalu berganti kendaraan darat yaitu sebuah mobil sport berwarna hitam yang terlihat begitu mulus.
"Masuklah!" titahnya membukakan pintu untuk Ameera, membuat istrinya kebingungan tetapi masih menurut. "Kalian amankan jalan!"
"Siap, Bos." jawab sang ketua pengawal dengan sigap.
Pawai jalanan itu membuat orang-orang penasaran. Deretan mobil mewah membuat kehebohan suasana kota pagi ini, bahkan berita di televisi langsung menyiarkan secara live. Para penonton terkagum melihat pemandangan langka tetapi tidak dengannya yang mengepalkan tangan melihat tontonan dari si benda pipih di atas meja.
"Rupanya kamu berani membawa gadis murahan itu memasuki kediaman kita. Baiklah, mari kita lihat. Dia atau aku yang akan menjadi ratu di rumah ini." ucapnya santai seraya melambaikan tangan membuat para pelayan datang mendekatinya.
Seulas senyum manis tersungging menghiasi wajah cantiknya, "Persiapkan kamar bulan madu dan hidangkan makanan sepesial untuk tamu rumah ini, pergilah!"
Satu isyarat saja sudah cukup menggerakkan semua manusia yang bekerja di mansionnya. Kini kehidupannya akan lebih berwarna. Semua itu karena sang tuan rumah dalam perjalanan pulang. Tak ingin berlama-lama, ia harus mempersiapkan diri menyambut tamu sebaik mungkin sebagai bentuk toleransinya.
Sementara Ameera yang sibuk menatap keluar jendela tiba-tiba merasa tidak enak hati. Entah kenapa ada perasaan takut di dalam hatinya. Apakah semua akan baik-baik saja? Setelah melihat kemewahan milik Ryan, ia tak berani berekspektasi sederhana dengan kehidupan normal.
Usapan lembut di kepala mengalihkan perhatiannya bersambut senyuman hangat yang selalu menjadi pelipur lara. "Mas, siapa saja yang tinggal dirumahmu?"
"Jangan sekarang, nanti kamu tahu dan akan kuperkenalkan satu per satu jika perlu. Tidurlah! Semalam pasti lelah." pintanya tak ingin memberi tekanan pada wanita yang masih berusaha adaptasi dengan kehidupan keduanya.
Ingin sekali terlelap menenggelamkan diri ke alam mimpi hanya saja mata enggan menurut dan terus saja mencari kedamaian di luar sana. "Apa perasaanku saja atau sesuatu akan terjadi?" gumamnya begitu lirih tetapi Ryan masih bisa mendengar.
Tak ada niat untuk menjawab atau menenangkan. Seulas senyum tipis dengan tatapan mata fokus terpatri pada jalanan. Biarlah waktu memberikan kepastian tanpa harus menjelaskan. Sekarang kehidupannya telah kembali dan tak seorangpun bisa menentang keinginannya.
Cinta itu indah hingga kenyataan bisa berubah menjadi bayangan semu. Aku melakukan semua ini demi dirimu, Sayang. Semoga kamu mau memaafkan keputusan sepihak dariku. You are mine, only mine.~ucap hati Ryan menambah laju kecepatan mobil karena tidak sabar ingin segera kembali pulang ke rumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
🍁𝐂LIFF❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ
sapa sih sebenarnya ryan
2023-05-18
0
❤️⃟WᵃfQueen Lee
ternyata Ameera rela menjadi wanita malam cuma karena Zoya
2023-05-18
0
𝓐𝔂⃝❥Etrama Di Raizel
Sebenarnya bisa kerja selain itu, tapi entah lah kadang karena suatu hal orang menjadi seperti itu
2023-05-18
0