Part 7#Keluarga Mahendra

Pertanyaan sederhana dari Ameera mengalihkan fokus Lee. Sang pengawal berwajah tenang itu ikut memperhatikan sekitarnya. Taman yang memang di bangun untuk anak-anak keluarga majikannya nanti. Semua fasilitas memang lengkap termasuk ruangan khusus untuk belajar.

"Tuan muda sudah menunggu lama untuk mendapatkan momongan sebagai pewarisnya tapi seperti yang Nona lihat. Hubungan baru dimulai jadi harus bersabar." Lee hanya bisa menjawab tanpa harus menyebutkan nama atau status karena satu kata tambahan bisa saja mengubah keadaan.

Sebenarnya aneh ketika memiliki kehidupan yang mewah, kenapa justru memilih wanita sepertinya. Seorang wanita malam dengan kehidupan yang jauh dari kata normal. Meski tak memungkiri bahwa ia bebas dari sentuhan para pria sejak Ryan hadir dalam hidupnya.

Langkahnya mendekati ayunan, lalu duduk tanpa bantuan. "Bagaimana dengan anggota keluarga Mas Ryan. Apa mereka juga tinggal disini?" tatapan matanya tertuju pada deretan bunga di tepi taman yang mekar berwarna cerah alami.

"Tuan besar beserta anggota keluarga yang lain tinggal di mansion lain, sedangkan mansion ini memang milik Tuan muda sendiri. Sebelum itu aku akan jelaskan beberapa hal yang harus Nona ingat." Lee merogoh saku celananya, ia mengambil ponsel.

Benda pipih yang memiliki akses lebih luas dibandingkan ponsel milik Ameera. Lalu dibukanya gallery, beberapa saat sibuk mencari foto keluarga besar sang majikan. Ia hanya ingin mengantisipasi keadaan ketika takdir berkata lain. Tidak lucu juga, jika Nona muda terlalu polos.

"Keluarga Mahendra. Seorang pria dengan rambut beruban yang memegang tongkat di tangan kanan adalah kepala keluarga sekaligus kakek dari Tuan Muda. Beliau penyatu keluarga dan selama ini selalu berusaha meredam konflik di antara perang saudara. Sebagai orang yang paling dituakan serta memiliki pengaruh paling besar setelah Tuan muda.

"Di sebelah kanan adalah orang tua Tuan muda hanya saja sudah wafat sejak dua tahun yang lalu karena kecelakaan tunggal saat perjalanan pulang. Di sisi kiri tuan besar adalah adik sekaligus suami kedua yang baru saja menikah sepuluh tahun lalu. Paman dan bibi tuan muda yang memiliki dua anak yaitu Arvind Mahendra dan Yossi Angela.

"Jangan mencari dimana keberadaan tuan di dalam foto yang aku tunjukkan karena di saat pengambilan . Tuan masih dalam perjalanan bisnis, sedangkan sepupunya Arvind juga sibuk dengan dunia sendiri. Jadi gadis yang berusia lima belas tahun di foto adalah Nona muda Yossi Angela. Kesibukan remaja satu ini hanya mengejar cita-cita sehingga tinggal di luar negeri bersama pengawal.

"Secara keseluruhan keluarga Mahendra terlihat baik dari luar tapi jika di dekati akan ada percikan cemburu yang berubah menjadi dendam. Pria yang menikahi Nyonya Cassandra Mahendra merupakan mantan manager perusahaan keluarga Mahendra. Meski terlihat tidak terjadi apapun, fakta menunjukkan adanya konflik perebutan kekuasaan."

Sejenak Lee menghirup oksigen mengatur napas, pria itu baru menceritakan gambaran keluarga sang majikan secara garis besar agar Ameera tahu dan bisa mengingat siapa saja anggota keluarga yang kini menjadi bagian kehidupan barunya. Selain itu, badai bisa datang kapan saja.

"Kenapa suamiku memilih tinggal sendiri? Jika kakek menjadi kepala keluarga maka pasti ingin seluruh anggota keluarga berkumpul di bawah satu atap. Sebenarnya konflik apa yang membuat perpisahan terjadi di antara satu keluarga?" Ameera benar-benar merasa penasaran dengan kelanjutan cerita dari Lee.

Namun, belum sempat melanjutkan kisah yang masih panjang tiba-tiba terdengar suara heboh dari dalam mansion. Suara yang asing tetapi entah kenapa terasa begitu dekat di hati Ameera. Debaran jantung melonjak membuat wanita itu memejamkan mata mencoba mengingat siapa pemilik suara yang berhasil merenggut ketenangannya.

"Sebaiknya Nona kembali ke kamar! Demi kebaikan bersama dan jangan lewat pintu masuk, tapi lewat sisi samping taman. Mari saya antarkan." Lee mengulurkan tangan sekedar mempersilahkan Ameera untuk berjalan di depan.