Part 8#Pengawasan

Suara kehebohan kembali terdengar tetapi Lee tak peduli dan memilih membawa Ameera ke tempat yang seharusnya. Pengawal itu mengajak sang nona ke rumah singgah yang ada di belakang. Niat awal ingin menggunakan jalur rahasia tetapi ia tak berani sebelum izin kepada tuan muda.

Rumah singgah yang merupakan sepetak tanah dengan bangunan minimalis bergaya vintage merupakan tempat bersantai setelah acara berkebun, atau disebut sebagai rumah bersantai menikmati sisa waktu untuk beristirahat sambil melihat pemandangan alami deretan pepohonan dari berbagai jenis buah.

"Nona tetaplah disini dan bisa istirahat di dalam jika lelah. Saya harus permisi ke rumah utama untuk menemui tamu tak diundang." Lee membiarkan Ameera masuk sendirian, lalu ia bergegas pergi dengan langkah kakinya yang panjang.

Niat hati ingin duduk bersantai menikmati pemandangan tetapi apa dayanya rasa penasaran datang melanda. Sebenarnya ia tahu bahwa Lee tengah menyembunyikan sesuatu. Jadi tanpa menunda ia berjalan menyusul kepergian sang pengawal yang sudah melewati tembok bagian belakang rumah utama.

Langkah kaki berjalan lebih cepat tapi tiba-tiba ponsel yang dia genggam berdering mengejutkannya. "Panggilan dari Mas Ryan, halo, assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam, jangan membantah apapun yang dikatakan Lee. Semua sudah sesuai perintah dariku. Tetaplah di rumah singgah sampai aku datang menjemputmu." jawab Ryan dari seberang, dimana ia mengawasi semua yang terjadi di mansion melalui camera CCTV di ruangan rahasia.

Setelah mendapatkan hak dari sang istri pertama. Ryan sengaja tetap di dalam kamar menemani sang pemilik hati yang masih terlelap pulas disisinya. Akan tetapi ia tak melepaskan pengawasan dari semua penghuni mansion termasuk Ameera.

Percakapan di taman sudah menunjukkan kemajuan yang harus segera diatasi hanya saja rencana yang baru setengah jalan bisa berubah karena kedatangan pria yang kini duduk di ruang tamu membuat semua pelayan kelimpungan. Si sepupu yang merupakan biang onar di dalam kehidupannya.

Panggilan di akhiri tanpa menunggu jawaban. Setelah mengenal setahun lebih, ia memahami bagaimana karakter Ameera yang menjunjung tinggi sebuah hubungan sakral. Meski sebagai wanita malam, tak membuat istri mudanya bersikap tanpa aturan. Apalagi setelah sah menyandang status wanita bersuami.

Namun apapun itu, ia tak peduli karena jika Ameera bertemu dengan Arvind. Bisa saja jalan permainan yang sudah dirancangnya berakhir sebelum mendapatkan tujuan. Penting untuk mendapatkan hak tanpa harus memaksakan tapi bukan berarti santai untuk meraih keinginan. Kini yang perlu dilakukan adalah membawa Ameera ke dokter kandungan.

"Hubby, sampai kapan suara berisik adik sepupu mu itu bergema di rumah kita? Suruh Lee untuk mengeluarkan pemuda berandalan itu!" cetus wanita yang terbangun mendengar keheno6 dari CCTV, lalu menyibak selimut dari wajahnya.

Suara yang selalu menjadi alarm ketidaknyamanannya benar-benar mengusik hidup tentram yang sudah dijaga selama berhari-hari. Seperti biasa, kepulangan Ryan menjadi awal dari drama keluarga. Jangan berpikir keegoisan ketika seorang manusia tidak mengenal tipu muslihat keluarga berada.

"Sabar, Ratuku. Arvind pasti mendapatkan informasi dari orang yang bekerja di kediaman kita. Siapapun pengkhianat itu, kita harus membuatnya melakukan seperti rencanaku. Jadi kamu cukup diam menonton saja. Paham?" Tangannya mengusap kepala wanita yang kini berada dipangkuan mencari kenyamanan tanpa berlebihan.

Obrolan pasutri itu hanya di dengar oleh keduanya saja, sedangkan di lantai bawah Arvind masih saja mencari tahu dimana keberadaan kakak ipar barunya. Pemuda itu terlalu frontal dan tidak tahu aturan membuat Lee yang masih menahan diri mulai habis kesabaran.