Pertanyaan Ayesha sama sekali bukan masalah untuknya hanya saja hati yang mulai membaik karena sejenak melupakan pikiran kalut tentang sang kakak. Kini kembali menyergap merasuk mengusiknya tanpa permisi. Untung saja waktu cepat berlalu hingga perjalanan diberhentikan begitu mobil memasuki halaman parkir sebuah kedai rumah makan sederhana.
Banner penutup depan kedai bertuliskan kedai Cak Muji. Deretan menu juga tertulis rapi dengan font biasa yang ditebalkan. Ternyata tersedia menu makanan Indonesia yang merakyat. Ketiganya masuk ke dalam kedai dan yang memesan makanan adalah Mang Ucup.
"Sini duduk disebelahku." Ayesha menarik tangan Zoya hingga duduk di kursi dekat jendela yang menghadap samping kiri kedai. Dimana di luar merupakan tempat parkir motor dengan beberapa pohon sebagai atap alam sekedar meneduhkan pandangan.
Zoya sendiri mengalihkan perhatian dengan memeriksa gawai miliknya yang selalu dalam mode dering. Sebanyak apa ia harus menunggu? Kabar dari kakaknya tak kunjung dia dapatkan. Selain helaan napas yang tersisa hanya doa dari dalam hati berharap bisa segera bertemu dengan sang kakak yang entah kini ada dimana.
Sementara Ayesha sibuk membenarkan hijabnya yang terus saja tertiup angin, "Zoya, liburan mau kemana? Jalan-jalan di mall atau cari wahana permainan?" tanyanya tanpa menatap ke arah sang teman yang sedang melamun.
Pertanyaannya terabaikan tetapi kedatangan Mang Ucup yang membawa nampan berisi tiga porsi makanan mengalihkan perhatian. "Harum seperti biasa, makasih, Mang."
Seporsi makanan untuknya, seporsi lagi untuk Zoya dan seporsi terakhir pasti milik Mang Ucup. Ayah dan bunda selalu mengajarkan padanya untuk menghargai orang tua meski itu seorang pelayan di rumah. Apalagi Mang Ucup bukan orang lain karena sejak bayi ikut merawat dan selalu menjaga setiap kali pergi bersama.
Secara tidak langsung, Mang Ucup orang tua kedua bagi Ayesha. Kehidupan memberikan kebahagiaan dan juga kesejahteraan serta cinta kasih yang selalu disyukuri sebagai manusia biasa. Tidak ada obrolan selain menikmati makanan yang terasa lezat dengan cita rasa khas orang Jawa.
Sementara itu, Ameera yang tidak tau mau melakukan apa sejak kepergian Lee hanya menyibukkan diri menghitung kelopak bunga mawar yang sengaja dikumpulkan ke dalam keranjang buah. Terlalu gabut dan bingung membuat waktu yang berlalu begitu lama. Satu pertanyaannya, kapan sang suami datang?
Ditengah lamunan tanpa arah tujuan, sayup-sayup terdengar suara langkah kaki yang berjalan mendekat. Tatapan mata tertuju memandang ke luar jendela. Dimana di depan sana adalah dinding belakang mansion. Jika dipikirkan, rumah singgah merupakan rumah di dalam rumah.
Senyum tersungging menghiasi wajahnya begitu mata melihat siluet bayangan sang kekasih hati. Mas Ryan berjalan begitu santai mendekati rumah singgah. Tentu ia tak ingin membuat suaminya menunggu sehingga memilih meninggalkan keranjang yang menjadi mainan, lalu beranjak dari tempat duduk menjemput masa depan.
"Sore, Mas." sambut Ameera begitu keluar dari rumah dan berdiri depan pintu. Pria yang menatapnya tak berkedip hanya tersenyum manis seolah dunia dipersembahkan hanya untuk dia seorang.
Langkah kaki terhenti, kemudian merentangkan kedua tangan membiarkan Ameera berlari menghamburkan diri memeluknya. Usapan lembut di kepala menambah suasana semakin romantis. Kedua insan itu melupakan tempat kemesraan berlangsung.
"Mas, kenapa pergi begitu lama? Aku kan belum hapal atau kenal siapapun." keluh Ameera yang terdengar lirih menyusup masuk ke gendang telinga sang pria.
Setiap pertanyaan berakhir tindakan. Dimana Ryan tetap diam tetapi tangannya merengkuh pinggang wanitanya hingga berayun bertemu pandangan mata yang saling menenggelamkan. Lagi-lagi menggendong tubuh yang beratnya tak seberapa, kemudian berbalik dengan langkah kaki maju meninggalkan rumah singgah.
Sementara itu, Lee yang mengawasi dari jauh harus menjaga jarak. Satu syarat dari sang majikan jika ia ingin tetap bekerja di mansion yaitu tidak berada di dekat Ameera ketika tuan mudanya masih bersama sang istri. Entah kenapa syarat terdengar ganjil tetapi kepercayaan tidak bisa diragukan lagi.
"Sebaiknya aku melanjutkan pekerjaan dibanding harus melihat pemandangan yang belum bisa kurasakan. Tuan pasti sudah memiliki rencana cadangan karena Arvind yang nekat menampakkan diri." Lee beranjak menjauh dari tempatnya mengawasi dan kembali ke kamar.
Waktu yang berlalu begitu cepat hingga tak terasa dua hari telah berlalu. Kehidupan baru dengan gaya hidup yang bertolak belakang membuat Ameera harus belajar banyak hal. Gadis itu hanya bisa mengandalkan Lee dan bukan Ryan karena sang suami sibuk bekerja dan tidak memiliki waktu luang untuk istrinya sendiri.
Seperti yang terjadi saat ini, dimana hati merasa bahagia karena Ryan bisa ikut sarapan bersama tetapi tiba-tiba gagal berkat panggilan darurat yang membuat suaminya pergi bekerja tanpa menikmati makan pagi seperti kebiasaan yang lalu. Melihat punggung kekar hilang dari pandangan, Ameera membalik piring seperti semula.
"Lee, siapkan mobil!" Ameera mendorong kursi beranjak dari tempat duduknya, tanpa menunggu jawaban sang pengawal gadis itu ikut meninggalkan ruang makan.
Kepergian Nona muda yang menaiki anak tangga, membuat Lee tidak lupa untuk mengirim pesan pada tuan muda. Posisinya memang serba salah karena harus mengimbangi dua perintah sekaligus dan tekanan pekerjaan yang di dapat tidak bisa dibagikan ke orang lain. Meskipun gaji yang di dapat sesuai dengan tanggung jawab pekerjaan yang berkali-kali lipat terasa berat menguras emosi hati dan pikiran.
Dua puluh menit masa penantian Lee di depan pintu utama berakhir begitu ia melihat kedatangan Ameera yang memakai outfit yang begitu berbeda dari biasanya. Nona muda memilih pakaian santai yang tidak menunjukkan sisi feminin selama ini. Meskipun begitu tetap terlihat mempesona dengan polesan make up sederhana.
"Nona mau diantar kemana?" tanya Lee seraya membukakan pintu mempersilahkan Ameera masuk ke kursi belakang tetapi gadis itu justru membuka pintu depan. "Non ...,"
"Aku lebih nyaman duduk di depan. Cepatlah, nanti ku katakan kita akan pergi kemana." tukas Ameera menyela suara protes yang hampir saja terdengar menambah suasana hatinya tak nyaman.
.
.
.
.
...Para tokoh pemeran Bewafa, Incorrect Marriage. ...
Ameera
. Ryan Mahendra
. Lee sang pengawal
.Istri pertama Ryan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments