Bab 20 - Selamat Tinggal

Alvin baru kembali ke dekat gerbang setelah ia juga melakukan penambangan kristal sihir dan memasukkan semua mayat monster, yang sebelumnya ia tinggalkan karena terburu-buru, ke inventory.

.........

Saat Alvin sudah agak dekat dengan gerbang Dungeon, Sistem Pemburu meminta Rimi, Sistem Kecerdasan, untuk menyamarkan energi Mana Alvin yang menanjak cukup drastis setelah ia melewati batas level 45 dan mendapatkan job baru sebagai Mage.

"Jadi Rimi bisa menyamarkan energi Mana juga?"

["Ya. Kau tinggal memintanya saja pada Rimi."]

"Kalian benar-benar hebat. Bukankah itu hanya skill yang dimiliki peringkat S dan SS?"

["Jika hanya menyembunyikan energi Mana, Rimi bisa membantu sejak kau level 21,"]

["Kau juga bisa melakukannya sendiri hanya dengan 'keinginan mu' saat sudah berada di level 71. Kau tidak memerlukan bantuan Rimi pada saat itu."]

......................

Beberapa menit kemudian, Alvin akhirnya tiba di dekat gerbang Dungeon, dimana Miranda dan para anak buahnya masih berada di sana.

Melihat kemunculan Alvin kembali, Miranda dan hunter-hunter yang sedang memakan bekal mereka sambil menunggu waktu berlalu beberapa jam lagi, tentu saja terkejut.

Terutama saat mereka melihat kondisi armor Alvin yang rusak parah seperti baru saja melalui pertempuran yang sangat berat. Saking rusaknya armor itu, mereka bahkan tidak menyadari bahwa itu adalah armor yang berbeda dari yang Alvin kenakan saat masuk ke dalam Dungeon tadi.

Mereka tadinya bermaksud untuk menunggu beberapa jam lagi sebelum keluar dari gerbang dan melaporkan bahwa Dungeon itu adalah Dungeon peringkat B dan akan melaporkan bahwa Alvin mati di sana karena ia terlalu lemah untuk menghadapi 1 monster saja.

.........

Hunter yang tadi sempat melakukan keributan kecil bersama Alvin di depan gerbang, berdiri lalu pergi menghampirinya.

Ia kemudian berbicara dengan tatapan tidak senang, “Apa yang kau lakukan? Kenapa kau kembali?"

“Kenapa jika aku kembali? Harusnya aku yang bertanya, kenapa kalian hanya duduk-duduk saja disini?"

"Kau!"

Hunter itu hendak maju untuk memukul Alvin, namun ia mengurungkan niatnya saat tatapan mereka saling bertemu.

Melihat tatapan tajam Alvin di balik wajahnya yang dipenuhi darah bercampur lumpur dan debu yang mengering, ia merasa agak ngeri juga melihatnya. Terutama pada aura Alvin yang terasa lebih mengerikan di bandingkan saat mereka berada di luar Dungeon tadi.

“Tatapannya dan auranya benar-benar mengerikan. Apa dia benar-benar peringkat F?" batinnya. Ia merasa sangat aneh karena aura yang ia rasakan sangat berbeda dengan energi Mana pada Alvin yang sangat rendah. Itu sangat tidak cocok.

Alvin berjalan melewati hunter itu dan pergi mendatangi Miranda.

Miranda juga berdiri sambil terus menatap Alvin dengan sangat marah.

“Aku tidak memintamu untuk kembali, kan? Kenapa kau kembali?”

“Bukankah kau meminta ku untuk melihat keadaan di dalam sana? Aku sudah melakukan perintah itu lalu kembali. Apa salahnya?"

“Apa?”

Miranda menatap sekujur tubuh Alvin. Armor nya memang dipenuhi banyak bekas robek seperti tertusuk senjata tajam, tapi ia tidak melihat Alvin mengalami luka apapun di lokasi kerusakan armor tersebut.

“Apa yang kau lakukan pada armor pinjaman ini? Apa kau ingin membuat sebuah drama seakan kau habis diserang monster ganas dan melarikan diri keluar Dungeon?"

Alvin terkejut saat mendengar ide itu. Namun, ia akhirnya tersenyum pahit saat melihat penampilan semua hunter yang kini sudah berdiri mengepungnya.

Dia menyadari bahwa semua hunter yang cukup kaya itu mengenakan armor pinjaman dari Asosiasi yang kualitasnya kurang baik, bukan armor mahal berstatus baik seperti yang biasanya hunter-hunter berpenghasilan baik kenakan.

Armor mereka juga terlihat sudah di sobek di sana sini agar terlihat seperti habis bertarung melawan monster.

"Hanya tinggal menambahkan luka-luka saja di tubuh, rencana sandiwara mereka pasti akan berhasil," pikir Alvin.

Alvin kembali menatap Miranda, “Ide mu benar-benar menarik. Aku juga akan mengatakan pada mereka bahwa kalian semua telah mati di sini, mengorbankan diri agar aku yang lemah ini bisa meloloskan diri."

Miranda dan beberapa hunter di sekitarnya tercengang, sebelum akhirnya tertawa terbahak.

"Apa kau sudah gila? Kau pikir aku akan mengizinkan mu keluar begitu saja?”

["Jika kau ingin menghajar mereka seperti yang kau inginkan, lakukan pertempuran gerilya di hutan. Banyak dari mereka yang berperingkat C. Kau akan kesulitan saat mereka mengeroyok mu,"] Sistem tiba-tiba berbicara, di sela-sela pembicaraan Alvin dan Miranda.

'Aku mengerti.'

["Pancing kemarahan mereka agar mengejar mu."]

'Kau ternyata licik juga.'

["Tsk..., lakukan saja."]

'Rimi, apa kau tahu berapa lama lagi sampai gerbangnya tertutup?'

<20 menit>

Setelah mendengar jawaban Rimi, Alvin akhirnya menanggapi ucapan Miranda.

“Aku tidak memerlukan izin mu," sahut Alvin. Ia kemudian menatap hunter-hunter di sekitarnya satu per satu dan melanjutkan, "Kalianlah yang memerlukan izin dari ku jika ingin selamat dari sini.” Ia kemudian menutup kalimatnya dengan seringai lebar.

Melihat seringai yang menunjukkan seakan pria itu benar-benar meyakini perkataannya, tentu saja membuat Miranda marah besar.

"Habisi dia!" Perintah Miranda pada anak buahnya.

Orang yang pertama menyerang Alvin tentu saja hunter peringkat D, yang tadi sempat ribut dengannya di luar gerbang.

Dari arah belakang, ia langsung menyerang Alvin dengan tendangannya.

Alvin sudah bisa menebak, hunter yang tampak sangat tidak menyukainya itu pasti akan menjadi orang pertama yang menyerangnya terlebih dahulu jika Miranda sudah memberikan perintah. Jadi, walaupun serangan datang dari arah belakang, ia sudah tahu dan langsung menghindarinya begitu saja.

Mengikuti saran Sistem, Alvin berlari menuju hutan yang berjarak tidak terlalu jauh dari tempat hunter-hunter itu berkumpul.

Karena marah dengan apa yang Alvin katakan tadi, tentu saja hunter-hunter itu langsung mengejarnya. Apalagi, Miranda juga sudah memberikan perintah untuk mengejar.

"Kejar dan bunuh dia!"

["Kekuatan dan kecepatan mu dengan job Warrior hanya sanggup untuk melawan empat dari mereka. Jangan terpancing untuk bertarung saat bertemu lebih dari empat pengeroyok."]

"Aku menger..."

"Apa?! Menghabisi?"

Alvin buru-buru memanggil jendela quest.

.........

...•••●●●•••...

...Subquest...

...Bunuh 20 hunter yang ingin mencelakai...

...••••••••••...

...Keberhasilan : 0/20...

...Waktu Yang Diberikan : 15 menit...

...••••••••••...

...Hadiah : ???...

...••••••••••...

...Hukuman Kegagalan :...

...- Penghapusan seluruh job hunter dan energi Mana...

...•••●●●•••...

.........

"Aku harus membunuh mereka semua?"

Alvin sangat terkejut melihat subquest itu, juga saat melihat hukuman jika ia gagal melakukannya.

Awalnya ia tidak berniat membunuh Miranda dan para pengikutnya. Ia sudah pernah membunuh hunter-hunter suruhan Brondy dan Lawrence di Dungeon lain. Berhari-hari setelahnya, ia mengalami mimpi buruk dan penyesalan mendalam.

Sistem tertawa. Suara tawanya sangat imut, seperti suara tawa gadis kecil.

["Sepertinya Rimi juga mulai menyukaimu. Dia tidak mau kau dicelakai mereka lagi di masa depan."]

Alvin mengangguk pelan. Dia juga tidak ingin kehilangan semua job dan energi Mana yang sudah didapatkannya dengan susah payah.

"Hanya ada waktu 15 menit. Aku akan menggunakan skill tersembunyi dari job Mage."

["Itu akan menghemat waktu. Kau hanya perlu mengumpulkan mereka di satu tempat. Mereka akan langsung mati."]

"..."

Alvin memperlambat larinya sampai hunter-hunter yang mengejarnya berada pada jarak yang cukup dekat, Alvin tiba-tiba berbalik dan menggunakan poison skill nya.

Wushhh...

Asap ungu gelap menyembul dari kedua telapak tangan Alvin.

Asap itu semakin lama semakin tebal dan menutupi area di sekitarnya hingga hunter-hunter yang mengejar terperangkap di dalamnya.

Selain menggunakan poison skill, Alvin juga menggunakan skill bawaan dari job Mage nya, sihir es, yang membekukan tubuh hunter-hunter tersebut.

["Intuisi mu makin bagus. Kau makin mahir."]

"Tsk..., kau banyak memuji ku hari ini. Aku hanya tidak ingin mereka melarikan diri dari sana. Radius pengaruh poison skill ku masih berada dalam jarak 10 meter saja, kan?" sahut Alvin, sembari menatap ke arah kabut ungu kehitaman yang berada di hadapannya.

Dari dalam kabut, ia mendengar suara rintihan pilu dari hunter-hunter yang sudah mulai merasakan reaksi poison skill.

"Skill ini terlalu sadis," ucap Alvin, bergidik ngeri saat mendengar rintihan pilu dari para hunter yang berada di dalam kabut asap.

Sistem tertawa.

["Mereka pantas mati. Mereka tak layak di sebut sebagai hunter."]

"Kau mengerikan."

Begitu mendengar notifikasi dari Rimi, Alvin langsung berbalik pergi, meninggalkan kabut tebal beracun di belakangnya.

Ia juga membuka kembali jendela subquest untuk mengecek kemajuan quest nya.

"Keberhasilan 19 dari 20. Gila, mereka mati dalam waktu tidak sampai 1 menit."

["Itu karena mereka berada satu level di bawah mu. Waktu yang diperlukan akan lebih lama jika mereka berperingkat B, apalagi diatasnya. Kau juga harus menaikkan level poison skill. Karena pada level sekarang, racun nya masih bisa ditangkal jika ada Healer peringkat A disana."]

"Aku mengerti."

......................

Miranda sedikit kaget saat melihat Alvin keluar dari dalam hutan.

"Di mana mereka?" pikir Miranda, saat melihat tak satupun pengikutnya keluar dari hutan.

"Apa yang kau cari?"

"Kau berhasil meloloskan diri dari mereka?"

Alvin mengangkat kedua pundaknya, "Entahlah. Mati, mungkin?"

Miranda mengernyitkan alisnya. Ia menyadari ada sesuatu yang salah. Ia berpikir, Alvin pasti sudah mengecek lokasi para monster saat ia pergi tadi.

"Kau... Apa kau membawa mereka ke lokasi monster?"

"Kau mengkhawatirkan mereka?"

Miranda menyeringai. "Mana mungkin. Jika mereka mati, aku hanya tinggal mencari penggantinya."

Alvin mendengus.

"Mendengar apa yang baru saja kau katakan, ku rasa aku tidak akan terlalu menyesal saat sudah membunuhmu."

"Apa?" Miranda tertawa nyaring. "Kau pikir seorang Healer peringkat F bisa membunuh Assassin peringkat B seperti ku?"

Alvin hanya tersenyum tipis saat mendengar kalimat merendahkan itu, sebelum ia berbicara kembali.

"Ini agak aneh. Sebagai seorang hunter profesional apa kau tidak memiliki insting yang tajam? Apa kau tidak menyadari ada sesuatu yang salah disini?"

Miranda menatap tajam pada Alvin. Dia memang merasa ada hal yang salah, namun tidak tahu apa itu. Tak ingin memusingkan hal itu, ia kemudian mencabut belati dari belakang pinggangnya.

"Tsk... Kau akan lihat bagaimana insting seorang Assassin dalam menghabisi seseorang," ucap Miranda, sembari menjilat belatinya sebelum maju menyerang.

Kecepatan lari Miranda sebagai seorang Assassin peringkat B memang sangat bagus.

Namun, ia tidak tahu bahwa lawan yang ia hadapi saat ini adalah hunter peringkat B juga, yang memiliki daya tangkap pengelihatan cukup baik, walaupun Alvin hanya bisa melihat kelebat bayangan Miranda saja.

Tapi, itu sudah cukup.

Alvin melihat bayangan tubuh Miranda berlari memutarinya. Ia menajamkan indra nya, dan berbalik dengan cepat untuk menyambut serangan Miranda, yang sebelumnya bermaksud menyerang dari arah belakang.

Stab... Stab...!

Miranda mengarahkan dua belati di genggamannya pada punggung Alvin.

Namun, Alvin yang sudah bisa memperkirakan arah kedatangan lawannya itu, sudah berbalik dan berhasil menangkap kedua belati itu.

Walaupun Alvin tidak bisa menghindari serangan itu, namun Miranda terkejut saat Alvin bisa dengan cepat menangkap kedua belatinya.

Miranda menarik kembali belatinya dari genggaman kedua tangan Alvin, lalu melompat mundur.

'Sial, kenapa aku merasakan adanya bahaya dari pecundang ini?'

Miranda memasang kuda-kuda untuk menyerang kembali, sembari mengaktifkan skill terbaiknya.

Sambil menyeringai lebar, ia menjilat darah Alvin yang ada di belatinya dan berbicara kembali untuk memberi waktu pengerahan energi Mana pada skill nya.

"Kau melakukan kesalahan," ucap Alvin tiba-tiba, saat ia melihat Miranda menjilat darah di belatinya.

Alvin tadi melihat kebiasaan Miranda menjilat belatinya. Karena itu ia dengan sengaja menangkap belati, agar darahnya melekat disana.

Miranda tidak menggubris ucapan Alvin dan hendak kembali menyerang sebelum ia menyadari lidahnya tiba-tiba terasa panas.

Tak lama kemudian, rasa panas membakar itu menjalar ke tenggorokannya, juga merangsek turun ke dadanya.

"Ap...apa yang terjadi?" gumam Miranda. Ia merasa kepalanya juga mulai pusing dan pandangannya mulai kabur.

Tak lama kemudian, Miranda menjatuhkan kedua belatinya saat merasa lidahnya seakan mengerucut dan tertarik kedalam tenggorokannya. Merasakan sakit yang amat sangat disana, ia memegangi leher dengan kedua tangannya, lalu jatuh terduduk saat rasa panas juga sudah menghinggapi seluruh tubuhnya

"Aku akan mengambil ini untuk suvenir." ucap Alvin yang sudah berada di dekat Miranda untuk mengambil kedua belatinya.

"Akhh...!"

Miranda hendak mengumpat, namun ia sudah tidak bisa berbicara lagi akibat racun yang sudah mematikan lidahnya.

"Selamat tinggal," ucap Alvin yang kemudian menusukkan belati itu tepat ke jantung Miranda.

["Ayo keluar sekarang. Gerbangnya sudah mulai menutup."]

"Ya."

...****************...

Terpopuler

Comments

CLEON

CLEON

aish kenapa scene terakhir simple sekali seperti hanya minum racun, ga dibuat kehabisan nafas karena racun atau tubuhnya dikoyak dengan pedang hingga beberapa bagian

2023-11-03

5

Harwi

Harwi

Ini semua ikut-ikutan psikopat semua sih?

2023-10-06

3

Faeryd D'Squidy

Faeryd D'Squidy

gelut tercepat😅

2023-09-28

5

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Alvin Rufino
2 Bab 2 - Di Dalam Dungeon
3 Bab 3 - Sekarat Dan Ditinggalkan
4 Bab 4 - Hunter System
5 Bab 5 - Quest Harian
6 Bab 6 - Quest Harian (2)
7 Bab 7 - Kau Ingin Mencelakai Ku?
8 Bab 8 - Perkelahian Di Gerbang Akademi
9 Bab 9 - Quest Mingguan
10 Bab 10 - Kembali Ke Dungeon
11 Bab 11 - Gerombolan Serigala
12 Bab 12 - Menaklukkan Dungeon
13 Bab 13 - Menaklukkan Dungeon (2)
14 Bab 14 - Penculikan Vina
15 Bab 15 - Quest Utama
16 Bab 16 - Bertambah Kuat
17 Bab 17 - Panggilan Dari Asosiasi
18 Bab 18 - Memasuki Jebakan Dengan Senang Hati
19 Bab 19 - Bertarung Di Dungeon Peringkat B
20 Bab 20 - Selamat Tinggal
21 Bab 21 - Penyintas Dungeon
22 Bab 22 - Pembalasan
23 Bab 23 - Pemboikotan Pada Alvin
24 Bab 24 - Memulai Sebuah Bisnis
25 Bab 25 - Memulai Sebuah Bisnis (2)
26 Bab 26 - Bergabung Dengan Tim Penjarah Kristal Sihir
27 Bab 27 - Berburu Di Dungeon Peringkat C
28 Bab 28 - Rekan Bisnis Kedua
29 Bab 29 - Insect Conqueror
30 Bab 30 - Tutorial Boss
31 Bab 31 - Peringkat E Yang Tangguh
32 Bab 32 - Aku Menyerah!
33 Bab 33 - Pusat Pengolahan
34 Bab 34 - Peta Lagi?!
35 Bab 35 - Hasil Penjualan
36 Bab 36 - Bertemu Hunter Peringkat A
37 Bab 37 - Mendirikan Perusahaan
38 Bab 38 - Perusahaan Rufino
39 Bab 39 - Diawasi Oleh Asosiasi Kota T
40 Bab 40 - Raid Guild Flames
41 Bab 41 - Raid Guild Flames (2)
42 Bab 42 - Pembalasan Pada Joey dan Edmund
43 Bab 43 - Batu Memang Seharusnya Keras
44 Bab 44 - Menjalin Persahabatan
45 Bab 45 - Kota T Dalam Ancaman Bahaya
46 Bab 46 - Melihat Peluang Bisnis Baru
47 Bab 47 - Informasi Dungeon Peringkat A
48 Bab 48 - 5 Pekerjaan Hunter
49 Bab 49 - 5 Pekerjaan Hunter (2)
50 Bab 50 - 5 Pekerjaan Hunter (3)
51 Bab 51 - 5 Pekerjaan Hunter (4)
52 Bab 52 - 5 Pekerjaan Hunter (5)
53 Bab 53 - 5 Pekerjaan Hunter (6)
54 Bab 54 - 5 Pekerjaan Hunter (7)
55 Bab 55 - 5 Pekerjaan Hunter (8)
56 Bab 56 - 5 Pekerjaan Hunter (9)
57 Bab 57 - Bisnis Baru. Lagi?
58 Bab 58 - Sepatu Pemburu
59 Bab 59 - Adanya Bakal Dungeon Peringkat A Lagi
60 Bab 60 - Pria Dari ZC Group
61 Bab 61 - Pria Dari ZC Group (2)
62 Bab 62 - Toko Perlengkapan Hunter
63 Bab 63 - Menyiksa Dengan Uang
64 Bab 64 - Kemarahan CEO ZC Group
65 Bab 65 - Permintaan Jack Dan Ivory
66 Bab 66 - CEO ZC Group
67 Bab 67 - Cara Menghina Yang Menyakitkan
68 Bab 68 - Berita Mengejutkan Bagi Keluarga Cruz
69 Bab 69 - Pertarungan Berat Melawan Assassin
70 Bab 70 - Penyesalan Zayn Cruz
71 Bab 71 - Gerbang Di Depan Mansion
72 Bab 72 - Apakah Aku Sudah Cukup Kuat?
73 Bab 73 - Lawan Yang Membuat Frustasi
74 Bab 74 - Lawan Yang Membuat Frustasi (2)
75 Bab 75 - Lawan Yang Membuat Frustasi (3)
76 Bab 76 - Airbender
77 Bab 77 - Tamu Tak Diundang
78 Bab 78 - Rimi Item
79 Bab 79 - Penolakan
80 Bab 80 - Pertemuan Dengan Duncan Lewis
81 Bab 81 - Penggertak Yang Ketakutan
82 Bab 82 - Gadis Manis Dari Masa Lalu
83 Bab 83 - Kastil Maximus
84 Bab 84 - Keluarga Maxwell
85 Bab 85 - Raid Pertama Bersama Cyntia
86 Bab 86 - Dimulainya Perseteruan
87 Bab 87 - Rencana Jahat George
88 Bab 88 - Pertemuan Di Depan Kastil
89 Bab 89 - Acara Penyambutan Cyntia
90 Bab 90 - Gerombolan Bertopeng
91 Bab 91 - Gerombolan Bertopeng (2)
92 Bab 92 - Gerombolan Bertopeng (3)
93 Bab 93 - The Destroyer
94 Bab 94 - Quest Level 91
95 Bab 95 - Membaca Gerak
96 Bab 96 - Kekuatan Tersembunyi Hunter Equipment
97 Bab 97 - Rencana Mark Friedl
98 Bab 98 - Item Yang Dibuang
99 Bab 99 - Dungeon Break Di Pusat Kota S
100 Thank You Guys
101 Bab 100 - Dungeon Break Di Pusat Kota S (2)
102 Bab 101 - Dungeon Break Di Pusat Kota S (3)
103 Bab 102 - Dungeon Break Di Pusat Kota S (4)
104 Bab 103 - Seseorang Yang Berbeda
105 Bab 104 - Mana Point Alvin
106 Bab 105 - Apa Lagu Favoritmu?
107 Bab 106 - Orang Yang Disukai
108 Bab 107 - Physical Education
109 Bab 108 - The Brain Dance
110 Bab 109 - Surat Ancaman
111 Bab 110 - Memutuskan Hubungan
112 Bab 111 - Hunter Kota T Yang Frustasi
113 Bab 112 - Gerbang Dungeon Peringkat S
114 Bab 113 - Dungeon Peringkat S
115 Bab 114 - Mempelajari Cara Memilah Sihir
116 Bab 115 - Bos Dungeon Yang Tak Terlihat
117 Bab 116 - Monster Magma
118 Bab 117 - Kembali
119 Bab 118 - Rasa Cemas Hunter Di Depan Gerbang
120 Bab 119 - Para Pembuat Dungeon
121 Bab 120 - Wanita Cantik Dan Pria Bermata Merah
122 Bab 121 - Pahlawan Tanpa Nama
123 Bab 122 - Penyergapan Di Kota S
124 Bab 123 - Para Perekrut Dari Guild Besar Kota T
125 Bab 124 - Benteng Keluarga Lewis
126 Bab 125 - Benteng Keluarga Lewis (2)
127 Bab 126 - Monster Berwujud Manusia
128 Bab 127 - Pembantaian
129 Bab 128 - Norman Yang Tak Kenal Takut
130 Bab 129 - Akhir Dari Kehidupan Sang Diktator
131 Bab 130 - Lowe Frostman
132 Bab 131 - Informasi Mengejutkan Dari Mina
133 Bab 132 - Pemilik Sistem Lain?
134 Bab 133 - Orang Yang Pantas Sebagai Ketua Asosiasi Baru
135 Bab 134 - Orang Yang Pantas Sebagai Ketua Asosiasi Baru (2)
136 Bab 135 - Kota S Yang Kacau Balau
137 Bab 136 - Para Pemburu Yang Terinfeksi
138 Bab 137 - Pasukan Selatan
139 Bab 138 - Serangan Di Benteng Maxwell
140 Bab 139 - Pinguin
141 Bab 140 - Akhir Kehidupan Dari Seluruh Hunter Selatan
142 Bab 141 - Kota C
143 Bab 142 - Makhluk Purba
144 Bab 143 - Tiga Pencipta Dungeon
145 Bab 144 - Wujud Asli Dua Pencipta Dungeon
146 Bab 145 - Makhluk Mitos
147 Bab 146 - Menggunakan 12% Dari Kapasitas Sihir
148 Bab 147 - Para Hunter Kota C
149 Bab 148 - Laboratorium Di Bawah Dasar Laut
150 Bab 149 - Scamra & Alcamtar
151 Bab 150 - Kekhawatiran Rimi
152 Bab 151 - Terdampar Di Planet Monster
153 Bab 152 - Kembali Ke Zaman Dahulu
154 Bab 153 - Dunia Para Dewa
155 Bab 154 - Dewi Ann
156 Bab 155 - Berpindah Planet
157 Bab 156 - Wanita Berambut Pirang-Platinum
158 Bab 157 - Pertemuan Dengan Dewi Ann
159 Bab 158 - Keadaan Darurat Di Depan Tembok
160 Bab 159 - Menyelamatkan Kota T Dalam Sekejap
161 Bab 160 - Menyelamatkan Kota S Dalam Sekejap
162 Bab 162 - Identitas Sistem
163 Bab 163 - Identitas Sistem (2)
164 Bab 164 - Identitas Sistem (3)
165 Bab 165 - Gerbang Raksasa Di 5 Kota
166 Bab 166 - Malaikat Dari Pusaran Ungu
167 Bab 167 - 50% Kekuatan
168 Bab 168 - Awal Dari Pertempuran Besar
169 Bab 169 - Berhadapan Langsung Dengan Sistem
170 Bab 170 - Ujian Terakhir
171 Bab 171 - Ujian Terakhir (2)
172 Bab 172 - Ujian Terakhir (3)
173 Bab 173 - Akhir Dari Ujian
174 Bab 174 - Masa Lalu Mina
175 Bab 175 - Masa Lalu Mina (2) - Sebuah Cerita
176 Bab 176 - Masa Lalu Mina (3) - Sebuah Cerita (2)
177 Bab 177 - Masa Lalu Mina (4) - Sebuah Cerita (3)
178 Bab 178 - Kristal Biru
179 Bab 179 - Inti Mana Lorelei
180 Bab 180 - Gerbang Cincin
181 Bab 181 - Pasukan Monster Merah
182 Bab 182 - Kemunculan Beelzebub
183 Bab 183 - Alvin Vs Beelzebub
184 Bab 184 - Alvin Vs Beelzebub (2)
185 Bab 185 - Alvin Vs Beelzebub (3)
186 Bab 186 - Gerbang Cincin Hitam
187 Bab 187 - Sang Pembuka Gerbang Hitam
188 Bab 188 - Dewa Perang Dari Pusaran Ungu
189 Bab 189 - Dewa Zei
190 Bab 190 - Dipermainkan Lawan
191 Bab 191 - Kemarahan Dewa Zei
192 Bab 192 - Pasukan Roh Monster
193 Bab 193 - Serangan Balik
194 Bab 194 - Misi Terakhir
195 Bab 195 - Janji Dewa Voxa
196 Bab 196 - Kembali Ke Planet Monster
197 Bab 197 - Dewan Pengawas Para Dewa : Re
198 Bab 198 - Alvin Vs Dewan Pengawas Re
199 Bab 199 - Reno Paul
200 Bab 200 - Kejutan Dari Rimi
201 Bab 201 - Akhir Pertarungan
202 Bab 202 - Akhir Pertarungan (2)
203 Bab 203 - Menjadi Seorang Penjahat?
204 Bab 204 - Hasil Pertarungan Di Area Bunker
205 Bab 205 - Kembali Ke Bumi
206 Bab 206 - Sesuatu Yang Belum Berubah
207 Bab 207 - Kehidupan Sang Pahlawan
208 Bab 208 - Raid Di Era Baru
209 Bab 209 - Cerita Yang Tidak Bermanfaat
210 Bab 210 - Planet Asing
211 Bab 211 - Desa Makhluk Campuran
212 Bab 212 - Tempat Semua Makhluk Ciptaan Berakhir
213 Bab 213 - Tempat Semua Makhluk Ciptaan Berakhir (2)
214 Bab 214 - Neraka
215 Bab 215 - Pertempuran Di Depan Benteng Desa
216 Bab 216 - Lari Dan Diburu
217 Bab 217 - Cara Bertarung Mina
218 Bab 218 - Mengambil Quest
219 Bab 219 - Rencana Mina
220 Bab 220 - Quest Pertama
221 Bab 221 - Quest Kedua
222 Bab 222 - Malaikat Penjaga
223 Bab 223 - Dewa Penguasa
224 Bab 224 - Rumah Sang Serafim
225 Bab 225 - Dewa Roa Bazlar
226 Bab 226 - Gerombolan Dewa Di Celah Dimensi
227 Bab 227 - Tanpa Perlawanan
228 Bab 228 - Menghilangnya Calon Pengantin
229 Bab 229 - Perpisahan
230 Bab 230 - Sampai Akhir
231 Thank You!!!
Episodes

Updated 231 Episodes

1
Bab 1 - Alvin Rufino
2
Bab 2 - Di Dalam Dungeon
3
Bab 3 - Sekarat Dan Ditinggalkan
4
Bab 4 - Hunter System
5
Bab 5 - Quest Harian
6
Bab 6 - Quest Harian (2)
7
Bab 7 - Kau Ingin Mencelakai Ku?
8
Bab 8 - Perkelahian Di Gerbang Akademi
9
Bab 9 - Quest Mingguan
10
Bab 10 - Kembali Ke Dungeon
11
Bab 11 - Gerombolan Serigala
12
Bab 12 - Menaklukkan Dungeon
13
Bab 13 - Menaklukkan Dungeon (2)
14
Bab 14 - Penculikan Vina
15
Bab 15 - Quest Utama
16
Bab 16 - Bertambah Kuat
17
Bab 17 - Panggilan Dari Asosiasi
18
Bab 18 - Memasuki Jebakan Dengan Senang Hati
19
Bab 19 - Bertarung Di Dungeon Peringkat B
20
Bab 20 - Selamat Tinggal
21
Bab 21 - Penyintas Dungeon
22
Bab 22 - Pembalasan
23
Bab 23 - Pemboikotan Pada Alvin
24
Bab 24 - Memulai Sebuah Bisnis
25
Bab 25 - Memulai Sebuah Bisnis (2)
26
Bab 26 - Bergabung Dengan Tim Penjarah Kristal Sihir
27
Bab 27 - Berburu Di Dungeon Peringkat C
28
Bab 28 - Rekan Bisnis Kedua
29
Bab 29 - Insect Conqueror
30
Bab 30 - Tutorial Boss
31
Bab 31 - Peringkat E Yang Tangguh
32
Bab 32 - Aku Menyerah!
33
Bab 33 - Pusat Pengolahan
34
Bab 34 - Peta Lagi?!
35
Bab 35 - Hasil Penjualan
36
Bab 36 - Bertemu Hunter Peringkat A
37
Bab 37 - Mendirikan Perusahaan
38
Bab 38 - Perusahaan Rufino
39
Bab 39 - Diawasi Oleh Asosiasi Kota T
40
Bab 40 - Raid Guild Flames
41
Bab 41 - Raid Guild Flames (2)
42
Bab 42 - Pembalasan Pada Joey dan Edmund
43
Bab 43 - Batu Memang Seharusnya Keras
44
Bab 44 - Menjalin Persahabatan
45
Bab 45 - Kota T Dalam Ancaman Bahaya
46
Bab 46 - Melihat Peluang Bisnis Baru
47
Bab 47 - Informasi Dungeon Peringkat A
48
Bab 48 - 5 Pekerjaan Hunter
49
Bab 49 - 5 Pekerjaan Hunter (2)
50
Bab 50 - 5 Pekerjaan Hunter (3)
51
Bab 51 - 5 Pekerjaan Hunter (4)
52
Bab 52 - 5 Pekerjaan Hunter (5)
53
Bab 53 - 5 Pekerjaan Hunter (6)
54
Bab 54 - 5 Pekerjaan Hunter (7)
55
Bab 55 - 5 Pekerjaan Hunter (8)
56
Bab 56 - 5 Pekerjaan Hunter (9)
57
Bab 57 - Bisnis Baru. Lagi?
58
Bab 58 - Sepatu Pemburu
59
Bab 59 - Adanya Bakal Dungeon Peringkat A Lagi
60
Bab 60 - Pria Dari ZC Group
61
Bab 61 - Pria Dari ZC Group (2)
62
Bab 62 - Toko Perlengkapan Hunter
63
Bab 63 - Menyiksa Dengan Uang
64
Bab 64 - Kemarahan CEO ZC Group
65
Bab 65 - Permintaan Jack Dan Ivory
66
Bab 66 - CEO ZC Group
67
Bab 67 - Cara Menghina Yang Menyakitkan
68
Bab 68 - Berita Mengejutkan Bagi Keluarga Cruz
69
Bab 69 - Pertarungan Berat Melawan Assassin
70
Bab 70 - Penyesalan Zayn Cruz
71
Bab 71 - Gerbang Di Depan Mansion
72
Bab 72 - Apakah Aku Sudah Cukup Kuat?
73
Bab 73 - Lawan Yang Membuat Frustasi
74
Bab 74 - Lawan Yang Membuat Frustasi (2)
75
Bab 75 - Lawan Yang Membuat Frustasi (3)
76
Bab 76 - Airbender
77
Bab 77 - Tamu Tak Diundang
78
Bab 78 - Rimi Item
79
Bab 79 - Penolakan
80
Bab 80 - Pertemuan Dengan Duncan Lewis
81
Bab 81 - Penggertak Yang Ketakutan
82
Bab 82 - Gadis Manis Dari Masa Lalu
83
Bab 83 - Kastil Maximus
84
Bab 84 - Keluarga Maxwell
85
Bab 85 - Raid Pertama Bersama Cyntia
86
Bab 86 - Dimulainya Perseteruan
87
Bab 87 - Rencana Jahat George
88
Bab 88 - Pertemuan Di Depan Kastil
89
Bab 89 - Acara Penyambutan Cyntia
90
Bab 90 - Gerombolan Bertopeng
91
Bab 91 - Gerombolan Bertopeng (2)
92
Bab 92 - Gerombolan Bertopeng (3)
93
Bab 93 - The Destroyer
94
Bab 94 - Quest Level 91
95
Bab 95 - Membaca Gerak
96
Bab 96 - Kekuatan Tersembunyi Hunter Equipment
97
Bab 97 - Rencana Mark Friedl
98
Bab 98 - Item Yang Dibuang
99
Bab 99 - Dungeon Break Di Pusat Kota S
100
Thank You Guys
101
Bab 100 - Dungeon Break Di Pusat Kota S (2)
102
Bab 101 - Dungeon Break Di Pusat Kota S (3)
103
Bab 102 - Dungeon Break Di Pusat Kota S (4)
104
Bab 103 - Seseorang Yang Berbeda
105
Bab 104 - Mana Point Alvin
106
Bab 105 - Apa Lagu Favoritmu?
107
Bab 106 - Orang Yang Disukai
108
Bab 107 - Physical Education
109
Bab 108 - The Brain Dance
110
Bab 109 - Surat Ancaman
111
Bab 110 - Memutuskan Hubungan
112
Bab 111 - Hunter Kota T Yang Frustasi
113
Bab 112 - Gerbang Dungeon Peringkat S
114
Bab 113 - Dungeon Peringkat S
115
Bab 114 - Mempelajari Cara Memilah Sihir
116
Bab 115 - Bos Dungeon Yang Tak Terlihat
117
Bab 116 - Monster Magma
118
Bab 117 - Kembali
119
Bab 118 - Rasa Cemas Hunter Di Depan Gerbang
120
Bab 119 - Para Pembuat Dungeon
121
Bab 120 - Wanita Cantik Dan Pria Bermata Merah
122
Bab 121 - Pahlawan Tanpa Nama
123
Bab 122 - Penyergapan Di Kota S
124
Bab 123 - Para Perekrut Dari Guild Besar Kota T
125
Bab 124 - Benteng Keluarga Lewis
126
Bab 125 - Benteng Keluarga Lewis (2)
127
Bab 126 - Monster Berwujud Manusia
128
Bab 127 - Pembantaian
129
Bab 128 - Norman Yang Tak Kenal Takut
130
Bab 129 - Akhir Dari Kehidupan Sang Diktator
131
Bab 130 - Lowe Frostman
132
Bab 131 - Informasi Mengejutkan Dari Mina
133
Bab 132 - Pemilik Sistem Lain?
134
Bab 133 - Orang Yang Pantas Sebagai Ketua Asosiasi Baru
135
Bab 134 - Orang Yang Pantas Sebagai Ketua Asosiasi Baru (2)
136
Bab 135 - Kota S Yang Kacau Balau
137
Bab 136 - Para Pemburu Yang Terinfeksi
138
Bab 137 - Pasukan Selatan
139
Bab 138 - Serangan Di Benteng Maxwell
140
Bab 139 - Pinguin
141
Bab 140 - Akhir Kehidupan Dari Seluruh Hunter Selatan
142
Bab 141 - Kota C
143
Bab 142 - Makhluk Purba
144
Bab 143 - Tiga Pencipta Dungeon
145
Bab 144 - Wujud Asli Dua Pencipta Dungeon
146
Bab 145 - Makhluk Mitos
147
Bab 146 - Menggunakan 12% Dari Kapasitas Sihir
148
Bab 147 - Para Hunter Kota C
149
Bab 148 - Laboratorium Di Bawah Dasar Laut
150
Bab 149 - Scamra & Alcamtar
151
Bab 150 - Kekhawatiran Rimi
152
Bab 151 - Terdampar Di Planet Monster
153
Bab 152 - Kembali Ke Zaman Dahulu
154
Bab 153 - Dunia Para Dewa
155
Bab 154 - Dewi Ann
156
Bab 155 - Berpindah Planet
157
Bab 156 - Wanita Berambut Pirang-Platinum
158
Bab 157 - Pertemuan Dengan Dewi Ann
159
Bab 158 - Keadaan Darurat Di Depan Tembok
160
Bab 159 - Menyelamatkan Kota T Dalam Sekejap
161
Bab 160 - Menyelamatkan Kota S Dalam Sekejap
162
Bab 162 - Identitas Sistem
163
Bab 163 - Identitas Sistem (2)
164
Bab 164 - Identitas Sistem (3)
165
Bab 165 - Gerbang Raksasa Di 5 Kota
166
Bab 166 - Malaikat Dari Pusaran Ungu
167
Bab 167 - 50% Kekuatan
168
Bab 168 - Awal Dari Pertempuran Besar
169
Bab 169 - Berhadapan Langsung Dengan Sistem
170
Bab 170 - Ujian Terakhir
171
Bab 171 - Ujian Terakhir (2)
172
Bab 172 - Ujian Terakhir (3)
173
Bab 173 - Akhir Dari Ujian
174
Bab 174 - Masa Lalu Mina
175
Bab 175 - Masa Lalu Mina (2) - Sebuah Cerita
176
Bab 176 - Masa Lalu Mina (3) - Sebuah Cerita (2)
177
Bab 177 - Masa Lalu Mina (4) - Sebuah Cerita (3)
178
Bab 178 - Kristal Biru
179
Bab 179 - Inti Mana Lorelei
180
Bab 180 - Gerbang Cincin
181
Bab 181 - Pasukan Monster Merah
182
Bab 182 - Kemunculan Beelzebub
183
Bab 183 - Alvin Vs Beelzebub
184
Bab 184 - Alvin Vs Beelzebub (2)
185
Bab 185 - Alvin Vs Beelzebub (3)
186
Bab 186 - Gerbang Cincin Hitam
187
Bab 187 - Sang Pembuka Gerbang Hitam
188
Bab 188 - Dewa Perang Dari Pusaran Ungu
189
Bab 189 - Dewa Zei
190
Bab 190 - Dipermainkan Lawan
191
Bab 191 - Kemarahan Dewa Zei
192
Bab 192 - Pasukan Roh Monster
193
Bab 193 - Serangan Balik
194
Bab 194 - Misi Terakhir
195
Bab 195 - Janji Dewa Voxa
196
Bab 196 - Kembali Ke Planet Monster
197
Bab 197 - Dewan Pengawas Para Dewa : Re
198
Bab 198 - Alvin Vs Dewan Pengawas Re
199
Bab 199 - Reno Paul
200
Bab 200 - Kejutan Dari Rimi
201
Bab 201 - Akhir Pertarungan
202
Bab 202 - Akhir Pertarungan (2)
203
Bab 203 - Menjadi Seorang Penjahat?
204
Bab 204 - Hasil Pertarungan Di Area Bunker
205
Bab 205 - Kembali Ke Bumi
206
Bab 206 - Sesuatu Yang Belum Berubah
207
Bab 207 - Kehidupan Sang Pahlawan
208
Bab 208 - Raid Di Era Baru
209
Bab 209 - Cerita Yang Tidak Bermanfaat
210
Bab 210 - Planet Asing
211
Bab 211 - Desa Makhluk Campuran
212
Bab 212 - Tempat Semua Makhluk Ciptaan Berakhir
213
Bab 213 - Tempat Semua Makhluk Ciptaan Berakhir (2)
214
Bab 214 - Neraka
215
Bab 215 - Pertempuran Di Depan Benteng Desa
216
Bab 216 - Lari Dan Diburu
217
Bab 217 - Cara Bertarung Mina
218
Bab 218 - Mengambil Quest
219
Bab 219 - Rencana Mina
220
Bab 220 - Quest Pertama
221
Bab 221 - Quest Kedua
222
Bab 222 - Malaikat Penjaga
223
Bab 223 - Dewa Penguasa
224
Bab 224 - Rumah Sang Serafim
225
Bab 225 - Dewa Roa Bazlar
226
Bab 226 - Gerombolan Dewa Di Celah Dimensi
227
Bab 227 - Tanpa Perlawanan
228
Bab 228 - Menghilangnya Calon Pengantin
229
Bab 229 - Perpisahan
230
Bab 230 - Sampai Akhir
231
Thank You!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!